Panduan Lengkap Niat Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri
Sholat Witir merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ia disebut sebagai penutup sholat malam, penyempurna ibadah, dan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Banyak umat Muslim yang berusaha untuk tidak meninggalkannya, bahkan dalam kondisi sesibuk apapun. Fleksibilitas dalam jumlah rakaatnya, yang bisa dikerjakan mulai dari satu rakaat, menjadikannya amalan yang sangat ringan namun berbobot pahala yang besar. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan terperinci segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Sholat Witir, dengan fokus utama pada niat sholat witir 1 rakaat sendiri, tata cara, hingga keutamaan-keutamaannya.
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Witir
Secara etimologis, kata "witir" (الوِتْرُ) dalam bahasa Arab berarti ganjil. Penamaan ini merujuk pada jumlah rakaat sholat ini yang selalu ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Sholat ini dilaksanakan sebagai penutup dari rangkaian ibadah sholat sunnah di malam hari, seperti sholat tahajud, sholat hajat, atau sholat tarawih di bulan Ramadhan. Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat beliau sedang di rumah (mukim) maupun dalam perjalanan (safar). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan sholat witir.
Hukum melaksanakan Sholat Witir adalah sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib. Sebagian besar ulama dari berbagai mazhab sepakat dengan status hukum ini, berdasarkan banyaknya hadits yang memerintahkan dan mencontohkan pelaksanaannya. Imam Ahmad bahkan memiliki pandangan yang lebih tegas, menganggap orang yang sengaja meninggalkan sholat witir sebagai orang yang tidak baik persaksiannya. Ini menandakan betapa sholat ini dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas seorang muslim yang taat.
"Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat witir." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut merupakan perintah yang jelas dari Rasulullah SAW untuk menjadikan witir sebagai pamungkas ibadah di malam hari. Ia berfungsi layaknya segel yang mengunci semua amalan malam, mempersembahkannya kepada Allah dalam keadaan yang paling sempurna.
Dasar Hukum Pelaksanaan Sholat Witir
Kuatnya anjuran untuk melaksanakan sholat witir didasarkan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Meskipun Al-Qur'an tidak menyebutkannya secara eksplisit dengan nama "witir", para ulama tafsir mengaitkan beberapa ayat dengan anjuran sholat malam yang diakhiri dengan sholat ganjil.
Salah satu dalil yang sering dirujuk adalah firman Allah dalam Surat Al-Muzzammil ayat 20, yang meringankan kewajiban sholat malam namun tetap menganjurkannya. Selain itu, banyak sekali hadits shahih yang menjadi landasan utama. Di antaranya:
- Hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu: Rasulullah SAW bersabda, "Wahai ahli Al-Qur'an, laksanakanlah sholat witir, karena sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan Dia mencintai yang ganjil." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Hadits ini secara tegas menyatakan kecintaan Allah terhadap amalan yang ganjil, dan sholat witir adalah manifestasi dari kecintaan tersebut.
- Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku mati: (1) puasa tiga hari setiap bulan, (2) sholat Dhuha, dan (3) sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim). Wasiat langsung kepada salah seorang sahabat terdekat menunjukkan urgensi dan keutamaan amalan ini.
- Hadits dari Kharijah bin Hudzafah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah SAW keluar menemui kami dan bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menambahkan untuk kalian satu sholat, yang ia lebih baik bagi kalian daripada unta merah, yaitu sholat witir. Allah menjadikannya untuk kalian di antara sholat Isya hingga terbit fajar." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Perumpamaan "unta merah" pada zaman itu adalah simbol kekayaan yang paling berharga. Artinya, nilai satu sholat witir di sisi Allah jauh melampaui harta dunia yang paling mahal sekalipun.
Keutamaan dan Manfaat Sholat Witir
Melaksanakan sholat witir secara rutin akan mendatangkan banyak sekali keutamaan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Dicintai oleh Allah SWT: Sebagaimana disebutkan dalam hadits, "Allah itu ganjil dan mencintai yang ganjil." Dengan melaksanakan sholat witir, seorang hamba sedang melakukan amalan yang dicintai oleh Rabb-nya. Dan tidak ada pencapaian yang lebih tinggi bagi seorang hamba selain meraih cinta dari Sang Pencipta.
- Penyempurna Ibadah Malam: Sholat witir menjadi penutup yang sempurna bagi ibadah malam. Ia melengkapi dan menyempurnakan sholat-sholat sunnah yang telah dikerjakan sebelumnya, seperti tahajud atau tarawih.
- Lebih Baik dari Harta Dunia: Hadits tentang "unta merah" menegaskan bahwa nilai spiritual sholat witir tidak dapat ditandingi oleh kekayaan materi apapun. Ini adalah investasi akhirat yang paling menguntungkan.
- Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah: Sholat di keheningan malam adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan bermunajat. Sholat witir menjadi puncak dari komunikasi spiritual seorang hamba dengan Tuhannya di waktu yang penuh berkah tersebut.
- Mendapat Kesaksian dari Malaikat: Sholat yang dikerjakan di akhir malam akan disaksikan oleh para malaikat, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain. Ini menambah kemuliaan ibadah tersebut.
Waktu Pelaksanaan Sholat Witir
Waktu untuk melaksanakan sholat witir sangat fleksibel, terbentang sejak selesainya sholat Isya hingga sebelum masuk waktu sholat Subuh (terbit fajar shadiq). Rentang waktu yang panjang ini merupakan sebuah kemudahan dari Allah agar hamba-Nya dapat melaksanakannya sesuai dengan kemampuannya.
Para ulama membagi waktu pelaksanaan witir menjadi tiga kategori berdasarkan keutamaannya:
- Waktu yang Diperbolehkan (Jaiz): Dimulai setelah sholat Isya dan sholat sunnah ba'diyah Isya, hingga terbit fajar.
- Waktu yang Dianjurkan (Mustahab): Dilaksanakan di akhir malam atau sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang paling utama bagi mereka yang yakin bisa bangun sebelum Subuh. Waktu ini sangat istimewa karena merupakan saat Allah turun ke langit dunia, mengabulkan doa, dan mengampuni dosa.
- Waktu untuk Orang yang Khawatir Tidak Bangun: Bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, lebih baik mengerjakan sholat witir di awal waktu, yaitu setelah sholat Isya dan sebelum tidur. Ini sesuai dengan wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah. Prinsipnya adalah lebih baik mengerjakannya di awal waktu daripada melewatkannya sama sekali.
Jika seseorang telah melaksanakan sholat witir di awal malam lalu kemudian terbangun dan ingin melaksanakan sholat tahajud, maka ia diperbolehkan sholat tahajud tanpa perlu mengulang sholat witirnya. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW, "Tidak ada dua witir dalam satu malam." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan An-Nasa'i).
Jumlah Rakaat Sholat Witir
Sholat witir dapat dilaksanakan dalam beberapa pilihan jumlah rakaat, asalkan ganjil. Jumlah minimalnya adalah satu rakaat, dan jumlah maksimal yang umum dicontohkan adalah sebelas rakaat. Berikut rinciannya:
- Satu Rakaat: Ini adalah jumlah paling minimal dan sah. Pelaksanaannya sangat mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kondisi fisik.
- Tiga Rakaat: Ini adalah jumlah yang paling umum dikerjakan. Pelaksanaannya bisa dengan dua cara: (a) Mengerjakan dua rakaat lalu salam, kemudian berdiri lagi untuk mengerjakan satu rakaat. (b) Mengerjakan tiga rakaat sekaligus dengan satu kali salam di akhir, dan hanya melakukan satu tasyahud di rakaat ketiga (tanpa tasyahud awal di rakaat kedua, untuk membedakannya dengan sholat Maghrib).
- Lima, Tujuh, Sembilan, atau Sebelas Rakaat: Jumlah ini juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW, biasanya dikerjakan dengan satu kali salam di akhir, dengan tasyahud hanya pada rakaat terakhir (atau pada rakaat kedua terakhir dan rakaat terakhir untuk witir sembilan rakaat).
Fokus Utama: Niat Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri
Setelah memahami konsep dasar sholat witir, kini kita akan fokus pada inti pembahasan, yaitu cara melaksanakan sholat witir satu rakaat saat mengerjakannya sendirian (munfarid). Pelaksanaan satu rakaat adalah rukhsah (keringanan) yang menunjukkan betapa mudahnya Islam, sehingga tidak ada alasan untuk meninggalkannya.
Lafaz Niat Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri
Niat adalah rukun sholat yang letaknya di dalam hati. Niat menentukan sah atau tidaknya suatu ibadah. Melafazkan niat (mengucapkannya dengan lisan) hukumnya sunnah menurut sebagian ulama (seperti mazhab Syafi'i) dengan tujuan untuk membantu hati lebih fokus dan memantapkan apa yang diniatkan. Namun, yang menjadi patokan utama tetaplah niat di dalam hati.
Berikut adalah lafaz niat untuk sholat witir satu rakaat yang dikerjakan sendiri:
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal witri rak'atan mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
Membedah Makna dalam Lafaz Niat
Mari kita pahami setiap kata dalam lafaz niat tersebut untuk memperdalam penghayatan kita:
- أُصَلِّى (Ushalli): Aku berniat sholat. Ini adalah pernyataan tekad di dalam hati untuk memulai ibadah sholat.
- سُنَّةً (Sunnatan): Sebagai sholat sunnah. Ini menegaskan status hukum dari sholat yang akan dikerjakan, membedakannya dari sholat fardhu.
- مِنَ الْوِتْرِ (Minal witri): Dari (bagian) sholat witir. Ini menspesifikkan jenis sholat sunnah yang dikerjakan.
- رَكْعَةً (Rak'atan): Satu rakaat. Ini menyatakan jumlah rakaat yang akan dilakukan.
- مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (Mustaqbilal qiblati): Dengan menghadap kiblat. Ini adalah syarat sah sholat.
- لِلّٰهِ تَعَالَى (Lillāhi ta'ālā): Karena Allah Ta'ala. Ini adalah inti dari segala ibadah, yaitu ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah, bukan karena tujuan lain.
Niat ini dibaca di dalam hati bersamaan dengan gerakan Takbiratul Ihram (mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar"). Lafaz lisan diucapkan sesaat sebelumnya untuk membantu konsentrasi.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Witir 1 Rakaat Sendiri
Pelaksanaan sholat witir satu rakaat sangatlah sederhana. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang rinci agar mudah diikuti:
1. Berdiri Tegak dan Niat
Berdirilah tegak menghadap kiblat. Sucikan hati dan pikiran dari urusan duniawi. Hadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah. Anda bisa melafazkan niat seperti yang telah dijelaskan di atas.
2. Takbiratul Ihram
Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (untuk laki-laki) atau dada (untuk perempuan) sambil mengucapkan takbir:
اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu Akbar
"Allah Maha Besar"
Setelah itu, sedekapkan tangan di antara dada dan pusar (ada perbedaan pendapat di antara ulama mengenai posisi yang paling afdhal), dengan tangan kanan di atas tangan kiri.
3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
Membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Anda bisa memilih salah satu dari banyak versi doa iftitah yang diajarkan Rasulullah SAW. Salah satu yang paling populer adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا...
Allāhu akbar kabīran, walhamdu lillāhi kathīran, wa subhānallāhi bukratan wa aṣīlā...
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang..."
4. Membaca Surat Al-Fatihah (Rukun)
Membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca di setiap rakaat. Bacalah dengan tartil, jelas, dan penuh penghayatan.
5. Membaca Surat Pendek (Sunnah)
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Dalam sholat witir, terutama jika tiga rakaat, dianjurkan membaca surat-surat tertentu. Namun untuk satu rakaat, Anda bisa memilih surat apa saja. Yang paling dianjurkan adalah membaca tiga surat mu'awwidzatain sekaligus (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas), atau cukup salah satunya.
Contohnya membaca Surat Al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
6. Ruku' dengan Tuma'ninah
Angkat kedua tangan, bertakbir, lalu membungkuk untuk ruku'. Pastikan punggung lurus sejajar dengan kepala. Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut. Lakukan dengan tuma'ninah (tenang sejenak). Baca tasbih ruku' minimal tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiyal 'aẓīmi wa biḥamdih.
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
7. I'tidal dengan Tuma'ninah
Bangun dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allāhu liman ḥamidah.
"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak (i'tidal), bacalah:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanā lakal ḥamdu mil'as-samāwāti wa mil'al-arḍi wa mil'a mā syi'ta min syai'in ba'du.
"Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
8. Sujud Pertama dengan Tuma'ninah
Bertakbir lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud minimal tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiyal a'lā wa biḥamdih.
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
9. Duduk di Antara Dua Sujud dengan Tuma'ninah
Bertakbir, lalu bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Baca doa berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbighfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.
"Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
10. Sujud Kedua dengan Tuma'ninah
Bertakbir, lalu kembali melakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan membaca tasbih yang sama.
11. Duduk Tasyahud Akhir
Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir, lalu langsung duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Ini adalah posisi duduk untuk tasyahud akhir. Bacalah bacaan tasyahud akhir secara lengkap:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
"Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
12. Salam
Terakhir, akhiri sholat dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan, kemudian ke kiri.
Saat menoleh ke kanan, ucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalāmu 'alaikum wa raḥmatullāh.
"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu."
Lalu, ulangi ucapan yang sama sambil menoleh ke kiri. Dengan demikian, selesailah sholat witir satu rakaat Anda.
Dzikir dan Doa Setelah Sholat Witir
Setelah menyelesaikan sholat witir, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak, melainkan menyempatkan diri untuk berdzikir dan berdoa. Terdapat beberapa amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW setelah beliau selesai sholat witir.
1. Membaca Tasbih Khusus
Dianjurkan untuk membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali, dan pada bacaan ketiga, suara sedikit dikeraskan dan dipanjangkan.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subḥānal malikil quddūs.
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
2. Membaca Doa Setelah Witir
Terdapat doa ma'tsur (berasal dari ajaran Nabi) yang sangat baik untuk dibaca setelah sholat witir. Doa ini berisi permohonan perlindungan dan pujian yang agung kepada Allah SWT.
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allāhumma innī a'ūdzu biridhāka min sakhathik, wa bimu'āfātika min 'uqūbatik, wa a'ūdzu bika minka, lā uḥṣī thanā'an 'alaik, anta kamā athnaita 'alā nafsik.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (azab)-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian untuk-Mu, Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri."
Di Indonesia, juga populer sebuah doa panjang yang biasa dibaca setelah sholat witir, terutama saat bulan Ramadhan. Doa ini juga sangat baik untuk diamalkan:
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan kesehatan, kami memohon kepada-Mu rasa syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu kekayaan dari selain manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami sholat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, wahai Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Semoga shalawat Allah tercurah kepada junjungan kami Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Kesimpulan: Kemudahan dalam Meraih Keutamaan
Sholat Witir adalah permata di malam hari, sebuah amalan ringan yang sarat dengan keutamaan dan cinta dari Allah SWT. Adanya pilihan untuk melaksanakannya hanya dalam satu rakaat adalah bukti nyata dari kasih sayang Allah dan kemudahan syariat Islam. Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk merasa berat atau meninggalkannya karena kesibukan atau kelelahan.
Dengan memahami secara mendalam niat sholat witir 1 rakaat sendiri, tata caranya yang sederhana, serta bacaan-bacaan di dalamnya, kita dapat menjadikan ibadah ini sebagai kebiasaan harian yang tak terpisahkan. Jadikanlah sholat witir sebagai penutup hari yang indah, sebagai momen untuk menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta, dan sebagai bekal terbaik untuk perjalanan menuju keabadian. Semoga kita semua dimudahkan untuk senantiasa istiqamah dalam mengamalkannya.