Memahami Niat Sholat Witir: Fondasi Ibadah Penutup Malam
Sholat Witir adalah ibadah istimewa yang menjadi penutup rangkaian sholat malam seorang Muslim. Namanya, "Witir," berasal dari bahasa Arab yang berarti ganjil, merujuk pada jumlah rakaatnya yang selalu ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Kedudukannya sebagai sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) menjadikannya amalan yang hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu Witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil, maka lakukanlah sholat Witir, wahai ahli Al-Qur'an." (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).
Inti dari setiap ibadah adalah niat. Niat merupakan ruh yang membedakan satu amalan dengan amalan lainnya, dan membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Tanpa niat yang benar, sebuah gerakan sholat hanyalah senam tanpa makna spiritual. Oleh karena itu, memahami dan menghadirkan niat sholat witir secara tepat di dalam hati adalah langkah pertama dan paling krusial sebelum memulai ibadah penutup malam ini. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan niat sholat witir, mulai dari lafadznya dalam berbagai kondisi hingga pemahaman mendalam tentang esensi niat itu sendiri.
Hakikat Niat dalam Ibadah
Sebelum kita menyelami lafadz-lafadz niat sholat witir, penting untuk memahami apa itu niat. Dalam terminologi syariat, niat adalah 'azam (tekad) di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Niat adalah pekerjaan hati, bukan lisan. Tempatnya adalah di dalam kalbu, dan waktunya adalah saat hendak memulai ibadah, yaitu bersamaan dengan takbiratul ihram dalam sholat.
Para ulama, khususnya dari Mazhab Syafi'i, menganjurkan untuk melafadzkan (mengucapkan) niat sebelum takbir. Tujuannya bukan karena ucapan itu adalah rukun niat, melainkan sebagai alat bantu bagi lisan untuk menguatkan dan memfokuskan apa yang ada di dalam hati. Dengan melafadzkan niat, seseorang akan lebih mudah berkonsentrasi dan memastikan hatinya benar-benar tertuju pada ibadah yang akan ia kerjakan. Namun, yang menjadi patokan sah atau tidaknya ibadah tetaplah niat yang terlintas di dalam hati saat takbiratul ihram.
Niat sholat setidaknya harus mencakup tiga unsur penting:
- Qashdul Fi'li ( قصد الفعل ): Meniatkan perbuatan, yaitu "sengaja aku sholat".
- Ta'yin ( التعيين ): Menentukan jenis sholatnya, misalnya "sholat Witir".
- Fardhiyyah ( الفرضية ): Menentukan status sholatnya (jika sholat fardhu). Untuk sholat sunnah seperti Witir, unsur ini tidak wajib, namun cukup dengan menyengaja sholat sunnah Witir.
Dengan memahami konsep ini, kita akan lebih mudah meresapi makna dari setiap lafadz niat yang akan kita pelajari selanjutnya.
Kumpulan Lafadz Niat Sholat Witir Terlengkap
Sholat Witir dapat dilaksanakan dalam berbagai kondisi: sendirian (munfarid), menjadi imam, atau menjadi makmum. Jumlah rakaat yang paling umum adalah tiga rakaat, yang bisa dikerjakan dengan dua cara: dipisah (dua rakaat salam, lalu satu rakaat salam) atau digabung (tiga rakaat langsung dengan satu salam di akhir). Berikut adalah panduan lafadz niat sholat witir untuk setiap kondisi tersebut.
Niat Sholat Witir 3 Rakaat (Dengan 2 Kali Salam)
Ini adalah cara yang paling sering dipraktikkan, terutama di luar bulan Ramadhan atau saat sholat sendirian. Caranya adalah dengan mengerjakan sholat dua rakaat terlebih dahulu, lalu salam. Setelah itu, berdiri lagi untuk mengerjakan sholat satu rakaat, lalu salam.
1. Niat Sholat 2 Rakaat (Bagian Pertama dari Witir)
Saat Sholat Sendiri (Munfarid):
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatan minal witri rak'ataini lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah bagian dari Witir dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Imam:
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatan minal witri rak'ataini imāman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah bagian dari Witir dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Makmum:
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatan minal witri rak'ataini ma'mūman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah bagian dari Witir dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
2. Niat Sholat 1 Rakaat (Bagian Penutup Witir)
Setelah menyelesaikan dua rakaat di atas dan salam, Anda berdiri kembali untuk melaksanakan satu rakaat penutup.
Saat Sholat Sendiri (Munfarid):
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri rak'atan lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir satu rakaat karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Imam:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri rak'atan imāman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir satu rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Makmum:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri rak'atan ma'mūman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir satu rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Witir 3 Rakaat (Dengan 1 Kali Salam)
Cara ini juga sah dan sering dipraktikkan, terutama saat sholat tarawih berjamaah di bulan Ramadhan. Pelaksanaannya mirip sholat Maghrib, tetapi tanpa tasyahud awal. Jadi, setelah sujud kedua di rakaat kedua, langsung berdiri untuk rakaat ketiga.
Saat Sholat Sendiri (Munfarid):
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka'ātin lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Imam:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka'ātin imāman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Saat Menjadi Makmum:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka'ātin ma'mūman lillāhi ta'ālā. Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Panduan Tata Cara Sholat Witir
Setelah memahami niatnya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan sholat witir dengan tata cara yang benar (sesuai sunnah). Gerakan dan bacaan sholat Witir pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya, namun ada beberapa anjuran khusus terkait surat yang dibaca dan doa yang dipanjatkan.
Tata Cara Witir 3 Rakaat (2 Salam)
- Sholat Dua Rakaat Pertama:
- Berdiri tegak menghadap kiblat, kemudian melafadzkan niat untuk sholat dua rakaat bagian dari witir.
- Mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan takbiratul ihram "Allāhu Akbar". Hati menghadirkan niat sholat.
- Membaca doa iftitah.
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca surat pendek. Dianjurkan pada rakaat pertama membaca Surat Al-A'la (Sabbihisma rabbikal a'lā).
- Ruku' dengan tuma'ninah, membaca tasbih ruku'.
- I'tidal dengan tuma'ninah, membaca bacaan i'tidal.
- Sujud dua kali dengan tuma'ninah, membaca tasbih sujud.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah, membaca doanya.
- Berdiri untuk rakaat kedua, mengulang urutan seperti rakaat pertama.
- Pada rakaat kedua, setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun.
- Setelah sujud kedua di rakaat kedua, lakukan duduk tasyahud akhir, membaca bacaan tasyahud, shalawat Ibrahimiyah, dan doa setelahnya.
- Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
- Sholat Satu Rakaat Penutup:
- Segera berdiri kembali, menghadap kiblat, dan berniat untuk sholat satu rakaat witir.
- Takbiratul ihram.
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca tiga surat sekaligus: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
- Ruku', i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti biasa.
- Pada rakaat ini, setelah ruku' (saat i'tidal), disunnahkan untuk membaca Doa Qunut.
- Setelah sujud kedua, duduk tasyahud akhir.
- Mengucapkan salam untuk mengakhiri sholat.
Tata Cara Witir 3 Rakaat (1 Salam)
- Berdiri tegak menghadap kiblat, kemudian melafadzkan niat untuk sholat witir tiga rakaat sekaligus.
- Takbiratul ihram, diiringi niat dalam hati.
- Membaca doa iftitah, Al-Fatihah, dan dianjurkan membaca Surat Al-A'la pada rakaat pertama.
- Melakukan ruku', i'tidal, dan sujud seperti biasa.
- Berdiri untuk rakaat kedua, membaca Al-Fatihah dan dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun.
- Melakukan ruku', i'tidal, dan sujud. PENTING: Setelah sujud kedua di rakaat ini, jangan duduk tasyahud awal. Langsung berdiri tegak untuk rakaat ketiga. Hal ini untuk membedakannya dengan sholat Maghrib.
- Pada rakaat ketiga, membaca Al-Fatihah dan dianjurkan membaca Surat Al-Ikhlas (atau Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas).
- Ruku' dan kemudian i'tidal. Saat i'tidal inilah waktu untuk membaca Doa Qunut.
- Melanjutkan dengan sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.
- Duduk tasyahud akhir, membaca bacaan lengkap hingga selesai.
- Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Witir
Setelah menyelesaikan sholat witir, terdapat beberapa doa dan dzikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Doa Qunut Witir
Doa Qunut sunnah dibaca pada rakaat terakhir sholat Witir, yaitu setelah ruku' saat i'tidal. Terutama sangat ditekankan pada separuh akhir bulan Ramadhan.
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ Allahummahdinī fī man hadait, wa 'āfinī fī man 'āfait, wa tawallanī fī man tawallait, wa bārik lī fī mā a'thait, wa qinī syarra mā qadhait, fa innaka taqdhī wa lā yuqdhā 'alaik, wa innahū lā yażillu man wālait, wa lā ya'izzu man 'ādait, tabārakta rabbanā wa ta'ālait, fa lakal-hamdu 'alā mā qadhait, wa astagfiruka wa atūbu ilaik, wa shallallāhu 'alā sayyidinā muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa 'alā ālihī wa shahbihī wa sallam. Artinya: "Ya Allah, berikanlah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menjatuhkan hukum, bukan yang dijatuhi hukum. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala puji atas apa yang Engkau takdirkan. Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya."
Dzikir Setelah Salam
Setelah salam, disunnahkan untuk tidak langsung beranjak, tetapi berdzikir terlebih dahulu. Dzikir yang paling utama adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ Subhānal malikil quddūs. Artinya: "Maha Suci Allah, Raja Yang Maha Suci."
Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali. Pada bacaan yang ketiga, dianjurkan untuk memanjangkan dan mengeraskan suara sedikit, lalu dilanjutkan dengan bacaan:
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ Rabbil malā'ikati war rūh. Artinya: "Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."
Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan doa-doa pribadi lainnya memohon ampunan dan kebaikan dunia akhirat.
Waktu Terbaik dan Hukum Melaksanakan Sholat Witir
Waktu Pelaksanaan
Waktu untuk melaksanakan sholat witir terbentang luas, yaitu dimulai setelah selesai sholat Isya' hingga terbit fajar (masuk waktu Subuh). Ini memberikan fleksibilitas yang luar biasa bagi umat Islam. Namun, ada waktu-waktu yang dianggap lebih utama (afdhal) daripada yang lain:
- Bagi yang yakin akan bangun malam: Waktu terbaik adalah di sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa dan beribadah, setelah melaksanakan sholat Tahajud. Menjadikan Witir sebagai penutup sholat malam adalah yang paling utama, sesuai sabda Nabi ﷺ: "Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah Witir." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Bagi yang khawatir tidak bisa bangun malam: Waktu terbaik adalah melaksanakannya sebelum tidur, setelah sholat Isya' dan sholat sunnah ba'diyah Isya'. Ini adalah bentuk kehati-hatian agar tidak terlewat sama sekali dari keutamaan sholat Witir. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaklah ia melakukan witir di awal malam. Dan barangsiapa yang berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka hendaklah ia melakukan witir di akhir malam, karena sesungguhnya sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu adalah lebih utama." (HR. Muslim).
Hukum Sholat Witir
Jumhur (mayoritas) ulama dari mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum sholat witir adalah Sunnah Mu'akkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Artinya, ini adalah amalan yang sangat dianjurkan dan sebaiknya tidak ditinggalkan, namun tidak sampai pada tingkat wajib. Dalil mereka adalah hadits tentang seorang Arab Badui yang bertanya kepada Nabi ﷺ tentang kewajiban sholat, dan Nabi ﷺ hanya menyebutkan sholat lima waktu.
Sementara itu, ulama dari mazhab Hanafi berpendapat bahwa hukum sholat witir adalah Wajib. Pendapat ini didasarkan pada hadits seperti "Witir itu adalah haq (benar/wajib), barangsiapa tidak berwitir, maka ia bukan dari golongan kami." Meskipun hadits ini statusnya diperselisihkan, ia menunjukkan betapa pentingnya sholat Witir di mata para ulama. Terlepas dari perbedaan pendapat ini, semua ulama sepakat bahwa sholat Witir memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan merupakan amalan yang sangat dicintai Allah.
Keutamaan Sholat Witir
Melaksanakan sholat witir dengan niat yang ikhlas dan tata cara yang benar akan mendatangkan banyak keutamaan dan fadhilah. Di antaranya adalah:
- Dicintai oleh Allah SWT: Sebagaimana disebutkan dalam hadits, "Sesungguhnya Allah itu Witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil." Melaksanakan amalan yang disukai Allah adalah jalan untuk meraih cinta-Nya.
- Lebih Baik dari Unta Merah: Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memberi kalian tambahan sholat, yaitu sholat Witir, yang Allah jadikan bagi kalian di antara sholat Isya' hingga terbit fajar. Sholat itu lebih baik bagi kalian daripada unta merah." (HR. Abu Daud). Unta merah pada zaman itu adalah simbol kekayaan yang paling berharga. Ini menunjukkan betapa tingginya nilai sholat Witir di sisi Allah.
- Penyempurna Ibadah Malam: Sholat Witir berfungsi sebagai penutup dan penyempurna dari ibadah-ibadah yang dilakukan pada malam hari. Ia mengganjili jumlah rakaat sholat sunnah malam sehingga menjadi sempurna.
- Menjadi Saksi di Hari Kiamat: Sholat yang dilakukan di akhir malam akan disaksikan oleh para malaikat. Ibadah yang tulus di saat kebanyakan orang terlelap akan menjadi saksi dan pemberat timbangan kebaikan di akhirat kelak.
Jawaban Atas Pertanyaan Umum Seputar Sholat Witir
Bolehkah sholat witir hanya satu rakaat saja?
Ya, sangat boleh. Jumlah rakaat minimal untuk sholat witir adalah satu rakaat. Ini didasarkan pada hadits, "Sholat Witir itu adalah haq, barangsiapa yang mau maka berwitirlah lima rakaat, barangsiapa yang mau maka berwitirlah tiga rakaat, dan barangsiapa yang mau maka berwitirlah satu rakaat." (HR. Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah). Melakukan satu rakaat saja sudah cukup untuk menggugurkan anjuran dan mendapatkan pahala Witir.
Saya sudah sholat witir sebelum tidur, lalu saya terbangun di tengah malam dan ingin sholat tahajud. Apa yang harus saya lakukan?
Anda tetap boleh melaksanakan sholat tahajud atau sholat sunnah lainnya. Namun, Anda tidak perlu mengulang sholat witir lagi. Cukupkan dengan witir yang sudah Anda lakukan di awal malam. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ, "Tidak ada dua witir dalam satu malam." (HR. Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa'i). Jadikan sholat tahajud Anda sebagai ibadah tambahan, dan witir yang pertama sudah sah sebagai penutup ibadah malam Anda.
Apakah doa qunut wajib dibaca setiap sholat witir?
Hukum membaca doa qunut pada sholat witir adalah sunnah. Tidak membacanya tidak membatalkan sholat, namun meninggalkannya berarti kehilangan sebuah keutamaan. Anjuran membacanya menjadi lebih kuat pada separuh akhir bulan Ramadhan.
Kesimpulannya, memahami dan mengamalkan niat sholat witir adalah kunci untuk membuka gerbang ibadah malam yang penuh berkah ini. Dengan niat yang lurus, tata cara yang sesuai sunnah, serta diakhiri dengan doa dan dzikir, sholat Witir akan menjadi penutup hari yang sempurna, mendekatkan diri kita kepada Allah, dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan di akhirat. Semoga kita semua dimudahkan untuk senantiasa istiqamah dalam menjalankannya.