Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Panduannya
Bulan suci Ramadan adalah momen yang paling dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Salah satu ibadah malam yang menjadi ciri khas Ramadan adalah Sholat Tarawih. Dilaksanakan setelah Sholat Isya, Tarawih menjadi kesempatan emas untuk meraih pahala, ampunan, dan keberkahan yang melimpah.
Meskipun Sholat Tarawih sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushola, ada kalanya kondisi tidak memungkinkan kita untuk hadir. Mungkin karena kesibukan pekerjaan, kondisi kesehatan, jarak yang jauh, atau alasan syar'i lainnya. Namun, hal ini bukanlah penghalang untuk tetap meraih keutamaannya. Islam memberikan kemudahan bagi umatnya untuk tetap bisa melaksanakan Sholat Tarawih secara sendiri atau munfarid di rumah. Justru, melaksanakannya di rumah dengan khusyuk bisa menjadi pilihan yang sangat baik, terutama bagi mereka yang ingin menjaga fokus dan kekhusyukan ibadah.
Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai segala hal yang perlu Anda ketahui tentang pelaksanaan Sholat Tarawih sendiri, mulai dari pondasi utamanya yaitu niat, hingga tata cara pelaksanaannya yang benar, jumlah rakaat, dan diakhiri dengan Sholat Witir sebagai penutupnya. Tujuannya adalah agar setiap muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan tenang, mantap, dan penuh keyakinan, di mana pun mereka berada.
Memahami Hakikat Niat dalam Ibadah
Sebelum kita melangkah lebih jauh ke lafaz niat Sholat Tarawih, sangat penting untuk memahami kedudukan niat dalam syariat Islam. Niat adalah ruh dari setiap amalan. Sebuah perbuatan bisa bernilai ibadah atau sekadar aktivitas biasa, tergantung pada niat yang terpatri di dalam hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis yang sangat populer:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa niat adalah penentu kualitas dan diterimanya suatu amalan di sisi Allah SWT. Niat bukanlah sekadar ucapan di lisan, melainkan sebuah kehendak atau tekad kuat di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah semata-mata karena Allah Ta'ala. Melafazkan niat (talaffuzh binniyyah) hukumnya dianjurkan oleh sebagian ulama Syafi'iyah dengan tujuan untuk membantu memantapkan hati dan menguatkan konsentrasi agar lisan sejalan dengan hati. Namun, yang menjadi rukun utama adalah niat yang ada di dalam hati saat takbiratul ihram.
Dalam konteks Sholat Tarawih sendiri, niat di dalam hati harus secara spesifik menentukan tiga hal:
- Fi'lu Ash-Shalah: Meniatkan perbuatan sholat (Aku sengaja sholat).
- Ta'yin Ash-Shalah: Menentukan jenis sholatnya (Sholat sunnah Tarawih).
- Al-Qashdu: Meniatkan tujuan sholat tersebut (karena Allah Ta'ala).
Lafaz Niat Sholat Tarawih Sendiri (Munfarid)
Sholat Tarawih dapat dikerjakan dengan formasi 2 rakaat salam atau 4 rakaat salam (meskipun yang lebih umum adalah 2 rakaat salam). Berikut adalah lafaz niat untuk keduanya saat dilaksanakan sendiri di rumah.
1. Niat Sholat Tarawih 2 Rakaat Sendiri
Ini adalah niat yang paling umum digunakan. Anda bisa melafazkannya sebelum takbir untuk memantapkan hati.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah Tarawih dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Penjelasan Detail Lafaz Niat:
- أُصَلِّى (Ushalli): Artinya "Aku sengaja sholat". Ini menunjukkan tekad untuk melakukan perbuatan sholat.
- سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ (Sunnatat Tarāwīhi): Artinya "sunnah Tarawih". Ini adalah penentuan jenis sholat yang spesifik, membedakannya dari sholat sunnah lainnya seperti Tahajud atau Hajat.
- رَكْعَتَيْنِ (Rak'ataini): Artinya "dua rakaat". Ini menegaskan jumlah rakaat yang akan dikerjakan dalam satu kali salam.
- مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (Mustaqbilal Qiblati): Artinya "menghadap kiblat". Meskipun ini adalah syarat sah sholat, menyertakannya dalam lafaz niat membantu menegaskan kesempurnaan posisi kita.
- لِلهِ تَعَالَى (Lillāhi Ta'ālā): Artinya "karena Allah Ta'ala". Ini adalah inti dari keikhlasan, menegaskan bahwa ibadah ini kita lakukan murni untuk mencari ridha Allah, bukan karena tujuan duniawi.
2. Niat Sholat Tarawih 4 Rakaat Sendiri
Beberapa mazhab memperbolehkan mengerjakan sholat Tarawih dengan 4 rakaat sekali salam, berdasarkan riwayat dari Aisyah radhiyallahu 'anha tentang sholat malam Nabi. Jika Anda mengikuti pendapat ini, berikut adalah niatnya.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi arba'a raka'ātin mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah Tarawih empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Perbedaan utamanya hanya pada kata أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ (Arba'a raka'ātin) yang berarti "empat rakaat". Tata caranya pun sama, hanya saja setelah rakaat kedua Anda melakukan tahiyat awal, kemudian berdiri lagi untuk rakaat ketiga dan keempat, lalu diakhiri dengan tahiyat akhir dan salam.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tarawih Sendiri Secara Rinci
Setelah memahami dan memantapkan niat, langkah selanjutnya adalah melaksanakan sholat itu sendiri. Tata cara Sholat Tarawih pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang sangat rinci untuk formasi 2 rakaat salam.
-
Berdiri Tegak Menghadap Kiblat dan Membaca Niat
Posisikan diri Anda dengan benar, menghadap kiblat. Tenangkan hati dan pikiran, fokuskan niat hanya kepada Allah SWT. Ucapkan lafaz niat di atas (jika terbiasa) atau cukup hadirkan niat tersebut di dalam hati. -
Takbiratul Ihram
Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (untuk laki-laki) atau dada (untuk perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Saat inilah niat di dalam hati harus benar-benar terpasang dengan mantap. Setelah itu, sedekapkan tangan di antara dada dan pusar. -
Membaca Doa Iftitah
Sunnah untuk membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram. Anda bisa membaca doa iftitah yang biasa Anda hafal, seperti "Allahu akbar kabira..." atau "Wajjahtu wajhiya...". -
Membaca Surat Al-Fatihah
Bacalah surat Al-Fatihah dengan tartil, jelas, dan penuh penghayatan. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan di setiap rakaat. -
Membaca Surat Pendek dari Al-Qur'an
Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an yang Anda hafal. Tidak ada ketentuan surat khusus yang wajib dibaca. Anda bebas memilih surat apa saja. Keutamaan sholat Tarawih juga terletak pada panjangnya bacaan. Jika Anda seorang penghafal Al-Qur'an, ini adalah kesempatan untuk mengulang hafalan. Jika tidak, bacalah surat-surat pendek yang Anda kuasai. Bahkan membaca surat Al-Ikhlas di setiap rakaat setelah Al-Fatihah pun sudah sah. -
Ruku' dengan Tuma'ninah
Angkat tangan untuk takbir, lalu membungkuklah untuk ruku'. Posisikan punggung lurus sejajar dengan kepala. Letakkan telapak tangan di lutut. Bacalah tasbih ruku', "Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya) minimal tiga kali. Lakukan ruku' dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa). -
I'tidal dengan Tuma'ninah
Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan mengucapkan "Sami'allaahu liman hamidah" (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya). Setelah berdiri tegak, bacalah "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du" (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu). -
Sujud Pertama dengan Tuma'ninah
Ucapkan "Allahu Akbar" lalu turunlah untuk sujud. Pastikan tujuh anggota sujud menempel di lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Bacalah tasbih sujud, "Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya) minimal tiga kali. Perbanyak doa di dalam sujud, karena saat itu adalah momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. -
Duduk di Antara Dua Sujud dengan Tuma'ninah
Bangkit dari sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduklah iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Bacalah doa, "Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii" (Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku). -
Sujud Kedua dengan Tuma'ninah
Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama. -
Berdiri untuk Rakaat Kedua
Bangkit dari sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar" untuk memulai rakaat kedua. Lakukan semua gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua. -
Tasyahud (Tahiyat) Akhir
Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduklah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacalah doa tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah. -
Salam
Akhiri sholat dengan mengucapkan salam, menoleh ke kanan terlebih dahulu dengan ucapan "Assalaamu'alaikum wa rahmatullah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Setelah selesai dua rakaat, Anda bisa beristirahat sejenak, berzikir, atau berdoa, lalu berdiri kembali untuk mengerjakan dua rakaat berikutnya dengan tata cara yang sama persis, hingga mencapai jumlah rakaat yang Anda inginkan (misalnya 8 atau 20 rakaat).
Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat Sholat Tarawih. Namun, dua pendapat yang paling populer dan banyak diamalkan adalah 8 rakaat (ditambah 3 witir) dan 20 rakaat (ditambah 3 witir).
1. Pendapat 8 Rakaat
Pendapat ini didasarkan pada hadis dari Aisyah radhiyallahu 'anha yang menjelaskan tentang sholat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah (sholat malam) di bulan Ramadan atau di luar Ramadan lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat, jangan tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau sholat lagi empat rakaat, jangan tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau sholat tiga rakaat (witir)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis ini, banyak yang memahami bahwa Sholat Tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat (dengan format 4 rakaat salam, 4 rakaat salam atau 2 rakaat salam sebanyak 4 kali), kemudian ditutup dengan 3 rakaat witir, sehingga totalnya menjadi 11 rakaat. Saat sholat sendiri, Anda bisa memilih format 2 rakaat salam sebanyak 4 kali, karena lebih ringan dan lebih umum dipraktikkan.
2. Pendapat 20 Rakaat
Pendapat ini didasarkan pada praktik yang dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Beliau mengumpulkan kaum muslimin untuk sholat Tarawih berjamaah dengan imam Ubay bin Ka'ab sebanyak 20 rakaat. Praktik ini kemudian diikuti oleh para sahabat dan generasi setelahnya, dan menjadi amalan yang jamak dilakukan di Makkah dan Madinah selama berabad-abad. Para ulama dari mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali umumnya menganjurkan 20 rakaat. Mereka berpendapat bahwa apa yang disepakati dan dijalankan oleh para sahabat di masa Khulafaur Rasyidin memiliki landasan yang kuat.
Mana yang Harus Dipilih?
Kedua pendapat ini memiliki dalil dan landasan yang kuat. Masalah jumlah rakaat Tarawih termasuk dalam ranah khilafiyah (perbedaan pendapat yang diperbolehkan). Sikap terbaik adalah saling menghormati dan tidak menyalahkan satu sama lain. Saat melaksanakan Sholat Tarawih sendiri di rumah, pilihlah jumlah rakaat yang paling membuat Anda nyaman, khusyuk, dan sesuai dengan kemampuan fisik Anda. Apakah 8 rakaat atau 20 rakaat, yang terpenting adalah keikhlasan dan kualitas sholat yang kita kerjakan, bukan sekadar kuantitasnya.
Sholat Witir sebagai Penutup Sholat Malam
Sholat Tarawih tidaklah lengkap tanpa ditutup dengan Sholat Witir. Witir berarti ganjil. Sholat ini berfungsi sebagai penutup bagi seluruh sholat malam yang kita kerjakan. Hukumnya adalah sunnah mu'akkadah (sangat dianjurkan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat witir." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jumlah rakaat Sholat Witir minimal adalah satu rakaat, dan umumnya dikerjakan sebanyak tiga rakaat. Saat dilakukan sendiri, ada dua cara untuk mengerjakan Sholat Witir 3 rakaat:
- Dua rakaat lalu salam, kemudian satu rakaat salam. Ini adalah cara yang paling utama dan sering dipraktikkan.
- Tiga rakaat langsung dengan satu kali salam di akhir, tanpa duduk tasyahud awal. Ini dilakukan agar tidak menyerupai Sholat Maghrib.
Niat Sholat Witir
1. Niat Sholat Witir 2 Rakaat (sebagai bagian dari 3 rakaat)
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal witri rak'ataini lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah bagian dari witir dua rakaat karena Allah Ta'ala."
2. Niat Sholat Witir 1 Rakaat (sebagai penutup)
أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri rak'atan lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala."
3. Niat Sholat Witir 3 Rakaat Langsung
أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka'ātin lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat karena Allah Ta'ala."
Tata cara sholat witir sama seperti sholat sunnah biasa. Pada sholat witir 3 rakaat, dianjurkan (sunnah) untuk membaca surat Al-A'la pada rakaat pertama, Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan Al-Ikhlas, Al-Falaq, serta An-Nas pada rakaat ketiga (atau rakaat terakhir yang satu rakaat).
Doa Setelah Sholat Witir
Setelah selesai melaksanakan sholat witir, disunnahkan untuk membaca zikir dan doa. Salah satu zikir yang dianjurkan adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhānal malikil quddūs. (dibaca 3 kali, pada yang ketiga suara dipanjangkan dan ditinggikan)
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa witir yang ma'tsur (berasal dari ajaran Rasulullah). Doa ini sangat indah dan penuh makna:
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ. اَللّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang langgeng, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas nikmat afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, wahai Allah, wahai Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pengasih. Semoga shalawat Allah tercurahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Keutamaan dan Manfaat Sholat Tarawih
Melaksanakan Sholat Tarawih, baik berjamaah maupun sendiri, memiliki keutamaan yang sangat besar. Memahaminya akan menambah semangat kita untuk tidak pernah meninggalkannya selama bulan Ramadan.
- Pengampunan Dosa yang Telah Lalu: Ini adalah keutamaan terbesar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang sholat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Janji ini berlaku bagi siapa saja yang menegakkan malam Ramadan dengan ibadah, termasuk Sholat Tarawih.
- Pahala Sholat Semalam Penuh: Meskipun hadis ini lebih spesifik untuk sholat berjamaah bersama imam, ruhnya bisa kita ambil bahwa Allah akan memberikan pahala yang sangat besar bagi mereka yang menghidupkan malam-malam Ramadan.
- Meningkatkan Ketaqwaan: Sholat Tarawih adalah latihan (riyadhah) spiritual. Dengan rutin melaksanakannya, kita melatih diri untuk disiplin dalam beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan pada akhirnya meningkatkan derajat ketaqwaan kita, yang merupakan tujuan utama dari ibadah puasa.
- Menjaga Kesehatan Fisik: Gerakan-gerakan sholat yang teratur merupakan bentuk olahraga ringan yang sangat baik untuk melancarkan peredaran darah, meregangkan otot, dan menjaga kebugaran tubuh setelah seharian berpuasa.
- Mendatangkan Ketenangan Jiwa: Di tengah kesibukan dunia, Sholat Tarawih adalah waktu berkualitas untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Bacaan Al-Qur'an, zikir, dan doa yang kita panjatkan akan memberikan ketenangan, kedamaian, dan kekuatan bagi jiwa.
Melaksanakan Sholat Tarawih sendiri di rumah bukanlah sebuah kekurangan, melainkan sebuah pilihan yang memiliki keistimewaannya tersendiri. Ia membuka pintu bagi kita untuk beribadah dengan lebih intim, lebih fokus, dan lebih personal dengan Allah SWT. Yang terpenting dari semuanya adalah niat yang lurus, tata cara yang benar, dan hati yang khusyuk. Semoga Allah SWT menerima setiap amal ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini dan menggolongkan kita ke dalam hamba-hamba-Nya yang bertaqwa.