Panduan Lengkap Niat Sholat Tasbih 4 Rakaat

Ilustrasi Sholat Tasbih, menunjukkan sajadah dan tasbih sebagai simbol ibadah. Sholat Tasbih Ilustrasi Sholat Tasbih, menunjukkan sajadah dan tasbih sebagai simbol ibadah.

Sholat Tasbih adalah salah satu sholat sunnah yang memiliki keistimewaan luar biasa. Dinamakan Sholat Tasbih karena di dalamnya terdapat banyak sekali bacaan tasbih yang diulang-ulang, mencapai 300 kali dalam empat rakaat. Ibadah ini menjadi jembatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, dan menenggelamkan diri dalam lautan zikir.

Meskipun bukan termasuk sholat sunnah rawatib yang rutin dikerjakan, Sholat Tasbih memiliki dasar anjuran dari hadis yang diriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas. Rasulullah SAW mengajarkan sholat ini kepada pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib, sebagai sebuah 'hadiah' yang dapat menghapus dosa-dosa, baik yang lalu maupun yang akan datang, yang disengaja maupun tidak, yang kecil maupun yang besar. Keutamaan inilah yang membuat banyak umat Islam bersemangat untuk melaksanakannya, terutama di waktu-waktu yang mustajab.

Pelaksanaan Sholat Tasbih yang terdiri dari empat rakaat membutuhkan pemahaman yang baik mengenai niat, tata cara, dan jumlah bacaan tasbih di setiap gerakannya. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang perlu Anda ketahui, dimulai dari yang paling fundamental, yaitu niat Sholat Tasbih 4 rakaat.

Memahami Makna dan Lafal Niat Sholat Tasbih 4 Rakaat

Niat adalah rukun pertama dan terpenting dalam setiap ibadah. Ia adalah penentu sah atau tidaknya suatu amalan dan menjadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah lainnya. Niat Sholat Tasbih, sebagaimana ibadah lainnya, letaknya ada di dalam hati. Namun, melafalkannya (talaffuz) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati dan konsentrasi.

Sholat Tasbih 4 rakaat dapat dikerjakan dengan dua cara utama:

  1. Empat rakaat dengan satu kali salam di akhir sholat (seperti sholat fardhu Zuhur atau Ashar).
  2. Empat rakaat dengan dua kali salam, yaitu dikerjakan dua rakaat lalu salam, kemudian dilanjutkan dua rakaat lagi lalu salam.

Kedua cara ini memiliki lafal niat yang sedikit berbeda. Memilih cara mana yang akan digunakan bergantung pada waktu pelaksanaannya. Jika dikerjakan pada siang hari, lebih dianjurkan untuk melakukannya dengan satu kali salam. Jika dikerjakan pada malam hari, lebih utama untuk melakukannya dengan dua kali salam, mengikuti kebiasaan sholat malam Rasulullah SAW yang seringkali dilakukan dua rakaat demi dua rakaat.

1. Niat Sholat Tasbih 4 Rakaat dengan Satu Salam (Siang Hari)

Ini adalah niat yang diucapkan jika Anda hendak melaksanakan Sholat Tasbih empat rakaat secara langsung tanpa dipisah dengan salam di rakaat kedua.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tasbiihi arba'a raka'aatin lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Tasbih empat rakaat karena Allah Ta'ala."

2. Niat Sholat Tasbih 4 Rakaat dengan Dua Salam (Malam Hari)

Jika Anda memilih untuk mengerjakannya dalam format 2 rakaat + 2 rakaat, maka niatnya diucapkan di awal setiap dua rakaat. Niatnya menjadi sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tasbiihi rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Tasbih dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Niat ini dibaca pada saat akan memulai dua rakaat pertama, dan dibaca kembali saat akan memulai dua rakaat kedua setelah salam pertama.

Bacaan Tasbih yang Diucapkan dalam Sholat

Inti dari sholat ini adalah pengulangan kalimat-kalimat zikir yang mulia. Bacaan tasbih yang diulang sebanyak 300 kali dalam sholat ini adalah:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhaanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."

Beberapa riwayat dan ulama menyarankan untuk menambahkan lafal "Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'azhiim" setelahnya, sehingga bacaan lengkapnya menjadi:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Subhaanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'azhiim.

Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

Kedua versi bacaan ini sah untuk digunakan. Anda bisa memilih mana yang lebih mudah dihafal dan diresapi maknanya.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tasbih 4 Rakaat Secara Detail

Memahami tata cara sholat ini sangat penting karena ada penambahan bacaan tasbih di setiap gerakannya. Kunci utamanya adalah mengingat bahwa setiap rakaat terdiri dari 75 kali bacaan tasbih, sehingga total dalam empat rakaat menjadi 300 kali.

Rincian Bacaan Tasbih per Rakaat: Total: 15 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 75 kali per rakaat.

Langkah-langkah Sholat Tasbih 4 Rakaat (dengan 1 atau 2 salam)

Rakaat Pertama

  1. Niat: Berdiri tegap menghadap kiblat dan bacalah niat Sholat Tasbih di dalam hati (sesuai pilihan 1 salam atau 2 salam).
  2. Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
  3. Membaca Doa Iftitah dan Al-Fatihah: Membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.
  4. Membaca Surah Pendek: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca surah pendek dari Al-Qur'an. Para ulama menyarankan untuk membaca surah At-Takatsur, Al-Ashr, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas pada masing-masing rakaat.
  5. Membaca Tasbih 15 kali: SEBELUM rukuk, dalam posisi masih berdiri, bacalah kalimat tasbih sebanyak 15 kali.
  6. Rukuk: Lakukan rukuk sambil membaca "Allahu Akbar". Baca doa rukuk yang biasa dibaca (misalnya "Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih" 3x), lalu setelah itu bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
  7. I'tidal: Bangkit dari rukuk (i'tidal) sambil membaca "Sami'allaahu liman hamidah". Ketika sudah berdiri tegak, baca "Robbanaa lakal hamdu", lalu setelah itu bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
  8. Sujud Pertama: Turun untuk sujud sambil membaca "Allahu Akbar". Baca doa sujud yang biasa dibaca (misalnya "Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih" 3x), lalu setelah itu bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
  9. Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy sambil membaca "Allahu Akbar". Baca doa "Robbighfirlii warhamnii wajburnii...", lalu setelah itu bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
  10. Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua sambil membaca "Allahu Akbar". Baca doa sujud yang biasa dibaca, lalu setelah itu bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
  11. Duduk Istirahah: Bangkit dari sujud kedua, dan sebelum berdiri untuk rakaat kedua, duduklah sejenak (duduk istirahah). Dalam posisi ini, bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali. Setelah selesai, barulah bangkit untuk rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Kedua

Pelaksanaan rakaat kedua sama persis dengan rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah hingga duduk istirahah setelah sujud kedua. Total bacaan tasbih pada rakaat ini juga 75 kali.

Jika Anda memilih metode 2 rakaat + 2 rakaat: Setelah membaca tasyahud akhir di rakaat kedua, akhiri dengan salam. Kemudian berdiri lagi, niat kembali untuk dua rakaat, dan ulangi proses yang sama untuk rakaat ketiga dan keempat.

Jika Anda memilih metode 4 rakaat langsung: Di akhir rakaat kedua, Anda membaca tasyahud awal. Setelah selesai membaca tasyahud awal (sampai "wa asyhadu anna muhammadar rasulullah" atau sampai selawat kepada Nabi), langsung berdiri untuk rakaat ketiga tanpa salam.

Rakaat Ketiga dan Keempat

Prosedur pada rakaat ketiga dan keempat sama persis dengan rakaat pertama dan kedua. Setiap rakaat memiliki 75 kali bacaan tasbih.

Di akhir rakaat keempat, setelah sujud kedua, duduklah untuk tasyahud akhir. Sama seperti rakaat kedua, bacalah terlebih dahulu tasbih sebanyak 10 kali, baru kemudian lanjutkan dengan membaca doa tasyahud akhir secara lengkap hingga selesai. Akhiri sholat dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.

Keutamaan dan Manfaat Spiritual Sholat Tasbih

Dasar utama anjuran Sholat Tasbih adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda kepada pamannya, Al-Abbas bin Abdul Muthalib:

"Wahai Abbas, pamanku, maukah engkau aku beri? Maukah engkau aku kasih? Maukah engkau aku beri sebuah hadiah? Maukah engkau aku ajarkan sepuluh sifat (pekerti) yang jika engkau melakukannya, maka Allah akan mengampuni dosamu, baik yang awal maupun yang akhir, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan..."

Kemudian Rasulullah SAW mengajarkan tata cara Sholat Tasbih. Di akhir hadis, beliau bersabda:

"Jika engkau mampu untuk melakukannya setiap hari, maka lakukanlah. Jika tidak mampu, maka lakukanlah setiap Jumat. Jika tidak mampu, maka lakukanlah setiap bulan. Jika tidak mampu, maka lakukanlah setiap tahun. Dan jika tidak mampu juga, maka lakukanlah sekali seumur hidupmu."

Dari hadis ini, kita dapat memetik beberapa keutamaan agung dari Sholat Tasbih:

Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Sholat Tasbih

Sholat Tasbih dapat dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam hari, selama tidak berada pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat. Waktu yang dilarang untuk sholat sunnah adalah:

Di luar waktu-waktu tersebut, Sholat Tasbih boleh dikerjakan. Namun, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama (afdhal) untuk melaksanakannya, di antaranya:

Pandangan Ulama Mengenai Sholat Tasbih

Penting untuk diketahui bahwa di kalangan para ulama, terdapat perbedaan pendapat mengenai status hadis yang menjadi landasan Sholat Tasbih. Sebagian ulama menganggap hadis tersebut shahih (valid) atau hasan (baik), sehingga mereka menganjurkan pelaksanaannya. Di antara mereka adalah Imam Tirmidzi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Imam As-Suyuthi.

Di sisi lain, ada sebagian ulama yang menilai hadis tersebut dha'if (lemah) atau bahkan lebih rendah dari itu. Di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnul Jauzi. Alasan mereka adalah adanya kejanggalan dalam tata cara sholat yang tidak biasa dan adanya perawi dalam sanad hadis yang diperbincangkan kredibilitasnya.

Namun, mayoritas ulama, terutama dari kalangan mazhab Syafi'i, memandang bahwa hadis ini dapat diamalkan, khususnya dalam konteks fadha'ilul a'mal (amalan-amalan yang memiliki keutamaan). Selama amalan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip dasar syariat, mendorong kepada kebaikan (zikir dan sholat), dan memiliki dasar riwayat meskipun diperselisihkan, maka boleh untuk diamalkan tanpa meyakininya sebagai sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan).

Penutup: Sebuah Panggilan untuk Merenung

Sholat Tasbih adalah sebuah permata ibadah. Ia bukan sekadar rangkaian gerakan dan ucapan, melainkan sebuah perjalanan spiritual singkat untuk menenggelamkan diri dalam samudra pengagungan kepada Allah SWT. Dengan niat yang lurus, tata cara yang benar, dan hati yang khusyuk, sholat ini menjadi sarana yang sangat efektif untuk memohon ampunan, menenangkan jiwa, dan mempererat ikatan cinta seorang hamba dengan Rabb-nya.

Terlepas dari perbedaan pandangan ulama, keindahan bacaan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir yang diulang ratusan kali tidak dapat dimungkiri. Ia adalah ekspresi ketundukan, pengakuan atas kelemahan diri, dan penyandaran segala kekuatan hanya kepada Allah Yang Maha Agung. Semoga kita semua diberi taufik dan kemudahan untuk dapat melaksanakannya, setidaknya sekali seumur hidup, sebagai bekal dan pemberat timbangan amal di akhirat kelak.

🏠 Kembali ke Homepage