Panduan Lengkap Niat Sholat Hajat 2 Rakaat Sendiri
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memiliki keinginan, harapan, dan kebutuhan. Baik itu kebutuhan yang bersifat duniawi seperti kelancaran rezeki, kesuksesan dalam pekerjaan, kesembuhan dari penyakit, maupun kebutuhan ukhrawi seperti ketenangan batin dan ampunan dosa. Islam, sebagai agama yang paripurna, memberikan sebuah sarana spiritual yang luar biasa bagi umatnya untuk memohon dan berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Sarana tersebut adalah Sholat Hajat.
Sholat Hajat adalah sholat sunnah yang dikerjakan ketika seseorang memiliki suatu hajat atau keinginan tertentu dan berharap agar Allah SWT mengabulkannya. Sholat ini merupakan wujud nyata dari penghambaan, di mana seorang hamba mengakui kelemahannya dan menyandarkan segala harapannya hanya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa. Melaksanakannya secara sendiri memberikan ruang privasi dan kekhusyukan yang mendalam, memungkinkan kita untuk menumpahkan segala isi hati tanpa ada sekat.
Artikel ini akan menjadi panduan yang komprehensif, mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Sholat Hajat 2 rakaat yang dilakukan seorang diri, mulai dari pemahaman hakikatnya, niat yang benar, tata cara yang rinci, hingga doa-doa mustajab yang dapat dipanjatkan setelahnya.
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Hajat
Sebelum melangkah ke tata cara praktis, sangat penting bagi kita untuk memahami esensi dan kedudukan Sholat Hajat dalam ajaran Islam. Pemahaman yang mendalam akan melahirkan kekhusyukan dan keyakinan yang lebih kuat saat melaksanakannya.
1. Hakikat Sebuah "Hajat"
Kata "Hajat" (الحَاجَة) dalam bahasa Arab berarti kebutuhan, keperluan, atau keinginan. Dalam konteks ibadah, hajat adalah segala sesuatu yang kita butuhkan dan kita mohonkan kepada Allah SWT. Hajat ini bisa mencakup spektrum yang sangat luas, dari hal yang paling sederhana hingga hal yang terasa mustahil bagi akal manusia. Sholat Hajat mengajarkan kita bahwa tidak ada hajat yang terlalu kecil untuk dipanjatkan dan tidak ada hajat yang terlalu besar bagi Allah untuk dikabulkan.
2. Landasan Syariat
Pelaksanaan Sholat Hajat didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW. Meskipun terdapat beberapa perdebatan di kalangan ulama mengenai tingkat kekuatan haditsnya, mayoritas ulama memperbolehkan dan bahkan menganjurkannya sebagai salah satu bentuk ikhtiar batin dan pendekatan diri kepada Allah.
Salah satu hadits yang sering menjadi rujukan adalah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah: "Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau kepada salah seorang dari anak Adam, maka hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat dua rakaat, lalu memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi SAW, kemudian mengucapkan (doa tertentu)..."
Hadits ini secara jelas memberikan tuntunan untuk mendahulukan sholat dua rakaat sebelum memanjatkan doa dan permohonan spesifik. Ini menunjukkan adab seorang hamba: memuji dan mengagungkan Sang Pemberi terlebih dahulu sebelum meminta.
3. Sholat Hajat Sebagai Bentuk Ikhtiar Batin
Dalam Islam, usaha atau ikhtiar terbagi menjadi dua: ikhtiar lahiriah dan ikhtiar batiniah. Ikhtiar lahiriah adalah usaha fisik yang kita lakukan, seperti belajar untuk ujian, bekerja untuk mencari nafkah, atau berobat saat sakit. Namun, ikhtiar lahiriah saja tidak cukup. Islam mengajarkan kita untuk menyempurnakannya dengan ikhtiar batiniah, yaitu dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah. Sholat Hajat adalah puncak dari ikhtiar batin. Ia adalah pengakuan bahwa segala usaha kita tidak akan membuahkan hasil tanpa izin dan kehendak-Nya.
Niat Sholat Hajat 2 Rakaat Sendiri yang Benar
Niat adalah pilar utama dalam setiap ibadah. Ia adalah pembeda antara gerakan fisik yang kosong dengan ibadah yang bernilai di sisi Allah. Niat Sholat Hajat, sebagaimana niat sholat lainnya, tempatnya ada di dalam hati. Namun, melafadzkannya (talaffuzh) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati dan konsentrasi.
Berikut adalah lafadz niat Sholat Hajat 2 rakaat yang dilakukan secara sendiri (munfaridan):
Ushalli sunnatal haajati rak'ataini lillahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Membedah Makna di Balik Lafadz Niat
Mari kita pahami setiap kata dalam lafadz niat tersebut untuk memperdalam maknanya:
- Ushalli (أُصَلِّيْ): Berarti "Aku berniat sholat". Ini adalah pernyataan kesengajaan di dalam hati untuk memulai ibadah sholat.
- Sunnatal Haajati (سُنَّةَ الْحَاجَةِ): Berarti "sunnah Hajat". Ini menegaskan jenis sholat yang akan kita kerjakan, yaitu sholat sunnah yang spesifik untuk memohon suatu hajat.
- Rak'ataini (رَكْعَتَيْنِ): Berarti "dua rakaat". Ini menentukan jumlah rakaat yang akan dilaksanakan.
- Lillahi Ta'aala (لِلّٰهِ تَعَالَى): Berarti "karena Allah Ta'ala". Ini adalah komponen terpenting yang menandakan keikhlasan. Seluruh ibadah ini kita persembahkan semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan karena tujuan lain.
Ketika mengucapkan niat ini di dalam hati, bayangkanlah hajat spesifik yang ingin Anda mohonkan. Rasakan kehadiran Allah dan niatkan bahwa dua rakaat sholat ini adalah wasilah (perantara) Anda untuk 'berbicara' dan memohon kepada-Nya.
Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Sholat Hajat
Pada dasarnya, Sholat Hajat dapat dilaksanakan kapan saja, siang maupun malam, selama tidak berada pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat. Namun, terdapat waktu-waktu tertentu yang dianggap lebih utama (mustajab) karena memiliki keutamaan khusus.
1. Sepertiga Malam Terakhir
Waktu yang paling utama dan paling dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Hajat adalah di sepertiga malam terakhir, yaitu kira-kira antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang waktu Subuh. Mengapa waktu ini begitu istimewa? Karena pada waktu inilah Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.
Dalam sebuah hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda: "Tuhan kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Suasana malam yang hening, di saat kebanyakan orang terlelap, menjadikan ibadah terasa lebih khusyuk, fokus, dan intim. Komunikasi dengan Allah terasa lebih dekat tanpa adanya gangguan duniawi.
2. Setelah Sholat Fardhu
Waktu setelah menunaikan sholat fardhu juga merupakan waktu yang baik untuk berdoa dan melaksanakan sholat sunnah seperti Sholat Hajat. Setelah menunaikan kewajiban utama, hati seorang hamba berada dalam kondisi yang bersih dan dekat dengan Allah, sehingga ini menjadi momentum yang baik untuk menyampaikan hajat.
3. Di Antara Adzan dan Iqamah
Doa yang dipanjatkan di antara adzan dan iqamah adalah doa yang tidak akan ditolak. Melaksanakan Sholat Hajat pada waktu ini juga sangat dianjurkan, sembari menanti pelaksanaan sholat fardhu berjamaah.
Waktu yang Dilarang
Penting untuk diingat agar menghindari pelaksanaan Sholat Hajat pada waktu-waktu terlarang, yaitu:
- Setelah sholat Subuh hingga matahari terbit setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah terbit).
- Saat matahari tepat berada di tengah (istiwa'), hingga sedikit tergelincir ke arah barat (menjelang waktu Dzuhur).
- Setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam sempurna.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Hajat 2 Rakaat yang Rinci
Pelaksanaan Sholat Hajat pada dasarnya sama seperti sholat sunnah dua rakaat lainnya. Perbedaannya terletak pada niat dan doa khusus yang dibaca setelahnya. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang sangat rinci.
A. Persiapan Sebelum Sholat
Persiapan yang matang adalah kunci kekhusyukan. Lakukan hal-hal berikut:
- Berwudhu dengan Sempurna: Lakukan wudhu dengan tertib, tenang, dan menyempurnakan setiap basuhannya. Rasakan bahwa air wudhu tidak hanya membersihkan fisik, tetapi juga menggugurkan dosa-dosa kecil dan mempersiapkan jiwa untuk menghadap Allah.
- Memilih Tempat yang Bersih dan Tenang: Carilah sudut rumah atau ruangan yang paling tenang, bersih, dan bebas dari gangguan. Jauhkan ponsel dan hal-hal lain yang dapat mengalihkan perhatian.
- Mengenakan Pakaian yang Suci dan Rapi: Kenakan pakaian terbaik Anda, yang bersih dan menutup aurat dengan sempurna. Ini adalah bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Allah.
- Menghadap Kiblat: Pastikan Anda berdiri menghadap arah Kiblat dengan lurus dan mantap.
B. Pelaksanaan Rakaat Pertama
- Niat dalam Hati: Berdirilah dengan tegak, dan mantapkan niat di dalam hati untuk melaksanakan Sholat Sunnah Hajat 2 rakaat karena Allah Ta'ala, seraya mengingat hajat spesifik Anda.
- Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar" (اللهُ أَكْبَرُ). Saat takbir ini, tinggalkan semua urusan dunia di belakang Anda dan fokuskan seluruh jiwa raga hanya kepada Allah.
- Membaca Doa Iftitah: Setelah bersedekap, bacalah doa iftitah. Anda bisa membaca doa iftitah yang biasa Anda baca dalam sholat fardhu.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Bacalah Surat Al-Fatihah dengan tartil (perlahan dan jelas), resapi setiap ayatnya. Al-Fatihah adalah dialog antara hamba dengan Tuhannya.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surat atau ayat Al-Qur'an. Pada rakaat pertama, sangat dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) sekali. Atau jika tidak hafal, bisa membaca Surat Al-Kafirun. Namun, membaca surat apa pun yang Anda hafal tetap sah.
- Ruku': Lakukan ruku' dengan tuma'ninah (tenang sejenak), punggung lurus, sambil membaca tasbih ruku' "Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih" (سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ) sebanyak tiga kali atau lebih.
- I'tidal: Bangkit dari ruku' dan berdirilah tegak (i'tidal) dengan tuma'ninah, sambil membaca "Sami'allaahu liman hamidah" (سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ). Saat berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du" (رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ).
- Sujud Pertama: Turunlah untuk sujud. Pastikan tujuh anggota sujud (dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki) menempel di lantai. Bacalah tasbih sujud "Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih" (سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ) sebanyak tiga kali atau lebih. Inilah saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya, manfaatkan untuk berdoa dalam hati.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy dengan tuma'ninah. Bacalah doa: "Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii" (رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ). Resapi doa permohonan ampun, rahmat, dan pertolongan ini.
- Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan dan tuma'ninah yang sama.
C. Pelaksanaan Rakaat Kedua
- Berdiri untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud kedua untuk berdiri, langsung memulai rakaat kedua tanpa duduk istirahat sejenak.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Kembali membaca Surat Al-Fatihah dengan tartil dan penuh penghayatan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, pada rakaat kedua ini sangat dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas sekali. Surat ini mengandung esensi tauhid, yaitu mengesakan Allah, yang menjadi dasar diterimanya segala doa.
- Lanjutkan Gerakan Sholat: Lanjutkan gerakan sholat seperti pada rakaat pertama, yaitu ruku', i'tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, semuanya dengan tuma'ninah.
- Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua, duduklah tawarruk untuk membaca tasyahud (tahiyat) akhir. Bacalah bacaan tasyahud, shalawat Ibrahimiyyah, dan doa perlindungan dari empat perkara sebelum salam.
- Salam: Akhiri sholat dengan mengucapkan salam, menoleh ke kanan terlebih dahulu dengan ucapan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah" (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ), kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Kumpulan Doa dan Dzikir Mustajab Setelah Sholat Hajat
Inilah puncak dari Sholat Hajat. Setelah menyelesaikan sholat dua rakaat, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu yang cukup untuk berdzikir dan memanjatkan doa dengan penuh kerendahan hati. Inilah momen di mana Anda menumpahkan segala hajat dan harapan kepada Allah SWT.
Langkah 1: Membuka Sesi Doa dengan Dzikir
Mulailah dengan berdzikir untuk membersihkan hati dan mengagungkan Allah. Rangkaian ini akan menjadi pembuka pintu ijabah doa Anda.
- Istighfar (Memohon Ampunan): Bacalah istighfar sebanyak mungkin, minimal 33 atau 100 kali. Ucapkan dengan penuh penyesalan atas segala dosa yang pernah diperbuat.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
(Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih)Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
- Shalawat kepada Nabi SAW: Perbanyaklah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, minimal 33 atau 100 kali. Shalawat adalah salah satu kunci utama terkabulnya doa.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
(Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad)Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
- Tasbih, Tahmid, dan Tahlil: Lanjutkan dengan membaca dzikir-dzikir agung lainnya, seperti:
- Subhanallah (سُبْحَانَ اللهِ) 33 kali
- Alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلهِ) 33 kali
- Allahu Akbar (اللهُ أَكْبَرُ) 33 kali
- Laa ilaaha illallah (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ) 33 kali atau 100 kali
- Laa hawla wa laa quwwata illaa billahil 'aliyyil 'adziim (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ)
Langkah 2: Membaca Doa Khusus Sholat Hajat
Setelah hati tenang dengan berdzikir, panjatkanlah doa khusus Sholat Hajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa ini berisi pujian-pujian agung kepada Allah sebelum menyampaikan permohonan.
Laa ilaaha illallahul haliimul kariim. Subhaanallahi rabbil 'arsyil 'adziim. Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. As'aluka muujibaati rahmatik, wa 'azaa'ima maghfiratik, wal ghaniimata min kulli birrin, was salaamata min kulli itsmin. Laa tada' lii dzanban illaa ghafartah, wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa haajatan hiya laka ridhan illaa qadhaitahaa yaa arhamar raahimiin.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan Arsy yang Agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang mendatangkan ampunan-Mu, dan keuntungan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan padaku suatu dosa melainkan Engkau mengampuninya, dan tidak pula suatu kesusahan melainkan Engkau membukakannya, dan tidak pula suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau memenuhinya, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
Langkah 3: Menyampaikan Hajat Pribadi dengan Bahasa Sendiri
Setelah membaca doa di atas, inilah saatnya Anda 'curhat' kepada Allah. Sampaikanlah hajat Anda secara spesifik, rinci, dan dengan bahasa Anda sendiri. Gunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, atau bahasa apa pun yang membuat Anda paling nyaman untuk mengungkapkan isi hati.
Anggaplah Anda sedang berbicara dengan Dzat yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Pengasih. Ceritakan masalah Anda, utarakan keinginan Anda, dan bisikkan segala keluh kesah Anda. Lakukan dengan penuh adab, kerendahan hati, dan air mata penyesalan serta harapan. Semakin tulus dan jujur Anda dalam berdoa, semakin besar potensi doa itu untuk diijabah.
Contoh: "Ya Allah, Ya Rabb-ku, Engkau Maha Tahu kesulitan yang sedang hamba hadapi. Hamba memohon kepada-Mu, lancarkanlah urusan pekerjaan hamba. Bukakanlah pintu rezeki yang halal dan berkah dari arah yang tidak hamba sangka-sangka. Mudahkanlah hamba untuk melunasi hutang-hutang hamba. Ya Allah, hanya kepada-Mulah hamba memohon dan hanya kepada-Mulah hamba berserah diri..."
Langkah 4: Penutup Doa
Akhiri rangkaian doa Anda dengan kembali bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan ditutup dengan pujian kepada Allah SWT, misalnya dengan membaca:
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
(Wa shallallahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam, walhamdulillahi rabbil 'aalamiin)
Adab dan Kunci-Kunci Terkabulnya Doa
Melaksanakan Sholat Hajat bukan sekadar ritual mekanis. Agar hajat kita lebih berpeluang untuk dikabulkan, kita perlu melengkapinya dengan adab dan sikap batin yang benar.
- Ikhlas: Pastikan niat Anda murni hanya untuk Allah. Jangan melakukan sholat ini karena ingin dipuji atau tujuan duniawi semata.
- Yaqin (Keyakinan Penuh): Berdoalah dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan mengabulkan doa Anda. Jangan ada sedikit pun keraguan di dalam hati.
- Khusyuk dan Merendahkan Diri: Hadirkan hati Anda sepenuhnya dalam sholat dan doa. Rasakan kebesaran Allah dan kehinaan diri Anda di hadapan-Nya.
- Menjauhi Maksiat: Usahakan untuk menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Hati yang bersih lebih mudah terhubung dengan Allah.
- Mengkonsumsi yang Halal: Pastikan makanan, minuman, dan pakaian yang Anda gunakan berasal dari sumber yang halal, karena hal ini sangat berpengaruh pada terkabulnya doa.
- Sabar dan Tidak Tergesa-gesa: Jangan menuntut agar doa Anda segera dikabulkan. Allah lebih tahu waktu yang terbaik. Teruslah berdoa dan berprasangka baik kepada-Nya. Ingatlah, Allah bisa mengabulkan doa dengan tiga cara: memberikannya di dunia, menukarnya dengan menghindarkan musibah, atau menyimpannya sebagai pahala di akhirat.
- Bersedekah: Iringi ikhtiar batin Anda dengan amal shaleh seperti bersedekah. Sedekah dapat menolak bala dan menjadi wasilah terkabulnya hajat.
Kesimpulan
Sholat Hajat 2 rakaat yang dilaksanakan sendiri adalah sebuah senjata spiritual yang sangat ampuh bagi seorang mukmin. Ia adalah jembatan komunikasi langsung dengan Allah SWT, tempat kita menumpahkan segala harapan dan memohon pertolongan atas segala kesulitan. Dengan memahami hakikatnya, meluruskan niat, mengikuti tata cara yang benar, serta memanjatkan doa dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, kita telah melakukan ikhtiar batin yang terbaik.
Setelahnya, serahkan hasilnya kepada Allah SWT. Tawakkal sepenuhnya kepada-Nya, karena Dia-lah sebaik-baik perencana dan penolong. Teruslah berusaha secara lahiriah dan jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Semoga setiap hajat baik kita senantiasa didengar, diridhai, dan dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin.