Kumpulan Doa Sholat Sunnah Lengkap dan Artinya
Sholat sunnah merupakan pilar penyempurna ibadah wajib seorang muslim. Ia adalah wujud cinta dan kerinduan seorang hamba untuk senantiasa terhubung dengan Rabb-nya di luar waktu-waktu sholat fardhu. Setiap sholat sunnah memiliki keutamaan, waktu, dan tujuan yang spesifik, mulai dari memohon kelancaran rezeki, meminta ampunan, hingga mencari petunjuk atas pilihan hidup. Namun, inti dari setiap ibadah adalah munajat dan doa yang dipanjatkan setelahnya. Doa setelah sholat sunnah adalah momen emas di mana seorang hamba menumpahkan segala harap, syukur, dan permohonannya kepada Allah SWT.
Memahami bacaan dan makna doa-doa ini tidak hanya akan membuat ibadah kita lebih khusyuk, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa setiap gerakan dan ucapan kita memiliki arti yang mendalam. Artikel ini akan mengupas secara tuntas berbagai doa setelah sholat sunnah yang paling sering diamalkan, lengkap dengan niat, keutamaan, serta penjelasan maknanya agar kita dapat meresapinya dalam setiap lantunan doa.
1. Doa Setelah Sholat Dhuha
Sholat Dhuha dikenal sebagai sholat pembuka pintu rezeki dan penggugur dosa. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur, sholat ini menjadi amalan istimewa bagi mereka yang ingin memulai hari dengan keberkahan. Keutamaannya sangat besar, salah satunya adalah dianggap telah menunaikan sedekah untuk seluruh sendi di dalam tubuh. Setelah menunaikan sholat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa khusus yang penuh dengan pengakuan atas kekuasaan Allah.
Niat Sholat Dhuha
Niat adalah fondasi dari setiap amalan. Berikut adalah lafal niat sholat Dhuha dua rakaat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa Sholat Dhuha
Doa ini merupakan sebuah ikrar agung tentang kepemilikan mutlak Allah atas segala sesuatu. Setiap kalimatnya menegaskan bahwa segala keindahan, kekuatan, dan penjagaan hanyalah milik-Nya.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَآءَ بَهَآؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَآئِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duha'a duha'uka, wal-baha'a baha'uka, wal-jamala jamaluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-'ismata 'ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis-sama'i fa anzilhu, wa in kana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kana mu'assaran fa yassirhu, wa in kana haraman fa tahhirhu, wa in kana ba'idan fa qarribhu, bi haqqi duha'ika wa baha'ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika, atini ma ataita 'ibadakas-salihin.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Membedah Makna Doa Dhuha
Doa ini diawali dengan pengakuan total. Kita menegaskan bahwa Dhuha (cahaya pagi), Baha' (keagungan), Jamal (keindahan), Quwwah (kekuatan), Qudrah (kekuasaan), dan 'Ismah (penjagaan) adalah sepenuhnya milik Allah. Ini adalah bentuk tauhid yang mendalam, membersihkan hati dari keyakinan bahwa kita memiliki kekuatan atau keindahan dari diri sendiri. Semua adalah titipan dan manifestasi dari sifat-sifat Allah.
Kemudian, doa beralih ke permohonan spesifik tentang rezeki. Permohonan ini sangat komprehensif, mencakup segala kemungkinan di mana rezeki kita berada. "Jika di langit, turunkanlah," ini bisa berarti rezeki yang belum menjadi takdir kita, kita memohon agar Allah menurunkannya. "Jika di bumi, keluarkanlah," ini bisa merujuk pada rezeki yang tersembunyi atau butuh usaha untuk didapatkan, seperti hasil panen, barang tambang, atau peluang bisnis. "Jika sukar, mudahkanlah," ini adalah permohonan agar Allah menghilangkan segala rintangan dan kesulitan dalam mencari nafkah. "Jika haram, sucikanlah," ini adalah permintaan yang sangat penting, agar kita dijauhkan dari rezeki yang tidak berkah dan dibimbing menuju yang halal. "Jika jauh, dekatkanlah," memohon agar peluang-peluang rezeki yang tampaknya mustahil untuk diraih menjadi mudah dijangkau.
Penutup doa ini adalah wasilah (perantara), di mana kita memohon dengan hak sifat-sifat Allah yang telah kita sebutkan di awal. Ini menunjukkan adab berdoa, yaitu memuji Allah terlebih dahulu sebelum meminta. Kita meminta agar diberikan apa yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang saleh, yang berarti kita tidak hanya meminta rezeki materi, tetapi juga rezeki berupa keimanan, ketaatan, dan kebahagiaan hakiki.
2. Doa Setelah Sholat Tahajud
Sholat Tahajud adalah sholat sunnah yang paling utama. Dilaksanakan di sepertiga malam terakhir, saat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya. Inilah waktu yang paling mustajab untuk berdoa, di mana Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni." Doa setelah Tahajud yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sebuah munajat yang sarat dengan pujian dan pengagungan kepada Allah.
Niat Sholat Tahajud
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa Sholat Tahajud
Doa ini diriwayatkan dalam banyak hadis shahih, menunjukkan betapa penting dan utamanya doa ini untuk dipanjatkan di keheningan malam.
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Allahumma lakal-hamdu anta qayyimus-samawati wal-ardhi wa man fihinna, wa lakal-hamdu anta malikus-samawati wal-ardhi wa man fihinna, wa lakal-hamdu anta nurus-samawati wal-ardhi wa man fihinna, wa lakal-hamdu antal-haqqu, wa wa'dukal-haqqu, wa liqa'uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal-jannatu haqqun, wan-naru haqqun, wan-nabiyyuna haqqun, wa muhammadun shallallahu 'alaihi wa sallama haqqun, was-sa'atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika amantu, wa 'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khashamtu, wa ilaika hakamtu, faghfirli ma qaddamtu wa ma akhkhartu wa ma asrartu wa ma a'lantu wa ma anta a'lamu bihi minni. Antal-muqaddimu wa antal-mu'akhkhiru, la ilaha illa anta, wa la hawla wa la quwwata illa billah.
Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah raja langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Yang Hak (benar), janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad SAW itu benar, dan hari kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya dengan-Mu aku berdebat, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang Maha Mengakhirkan. Tidak ada tuhan selain Engkau, dan tidak ada daya upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Membedah Makna Doa Tahajud
Doa ini terbagi menjadi dua bagian utama: pujian dan pengakuan kebenaran (ikrar keimanan), serta penyerahan diri dan permohonan ampunan.
Pada bagian pertama, kita memuji Allah sebagai Qayyim (Penegak/Pengurus), Malik (Raja), dan Nur (Cahaya) langit dan bumi. Ini adalah pengakuan akan rububiyah Allah yang absolut. Dia bukan hanya Pencipta, tetapi juga yang terus-menerus mengurus, menguasai, dan memberi petunjuk bagi seluruh alam semesta. Setelah itu, kita mengikrarkan keyakinan kita pada pilar-pilar keimanan: Allah adalah Al-Haq (Kebenaran Mutlak), janji-Nya (termasuk pahala dan siksa) adalah benar, pertemuan dengan-Nya (kematian dan hari kebangkitan) adalah benar, firman-Nya (Al-Qur'an) adalah benar, surga dan neraka adalah benar, kenabian adalah benar, khususnya Nabi Muhammad SAW adalah benar, dan hari kiamat pasti akan terjadi. Ikrar ini memperbaharui dan memperkokoh fondasi iman kita di waktu yang sunyi.
Pada bagian kedua, kita menyatakan totalitas penyerahan diri. "Laka aslamtu" (hanya kepada-Mu aku berserah diri), "bika amantu" (hanya kepada-Mu aku beriman), "'alaika tawakkaltu" (hanya kepada-Mu aku bertawakal). Penggunaan kata "hanya" (diwakili oleh didahulukannya objek seperti 'laka', 'bika', 'alaika') menunjukkan pembatasan, artinya tidak ada tempat lain untuk berserah diri, beriman, dan bertawakal selain Allah. Ini adalah puncak dari tauhid. Setelah penyerahan diri yang total, barulah kita memohon ampunan. Permohonan ampunan ini sangat luas, mencakup dosa masa lalu dan masa depan, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, bahkan dosa yang kita sendiri tidak menyadarinya tetapi Allah mengetahuinya. Ini adalah bentuk pengakuan atas kelemahan diri dan kesempurnaan ilmu Allah. Doa ditutup dengan penegasan nama-nama Allah (Al-Muqaddim, Al-Mu'akhkhir) dan kalimat hauqalah, "La hawla wa la quwwata illa billah," yang merupakan pengakuan final bahwa tidak ada daya dan kekuatan apa pun selain dari Allah.
3. Doa Setelah Sholat Hajat
Sholat Hajat adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika seseorang memiliki keinginan, kebutuhan, atau hajat tertentu yang ingin dikabulkan oleh Allah SWT. Sholat ini adalah sarana untuk mendekatkan diri dan memohon secara khusus kepada Sang Maha Pemberi. Ia mengajarkan kita bahwa tempat pertama dan utama untuk meminta pertolongan adalah Allah, sebelum berusaha melalui perantara makhluk-Nya.
Niat Sholat Hajat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal haajati rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa Sholat Hajat
Setelah selesai sholat, dianjurkan untuk beristighfar, membaca shalawat, dan kemudian memanjatkan doa hajat. Doa ini mengandung pujian agung kepada Allah dan permohonan yang beradab.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Laa ilaaha illallahul-haliimul-kariim, subhaanallahi rabbil-'arsyil-'azhiim. Alhamdulillahi rabbil-'aalamiin. As'aluka muujibaati rahmatik, wa 'azaa'ima maghfiratik, wal-ghaniimata min kulli birrin, was-salaamata min kulli itsmin. Laa tada' lii dzanban illaa ghafartah, wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa haajatan hiya laka ridhan illaa qadhaitahaa, yaa arhamar-raahimiin.
Artinya: "Tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik 'Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, dan keuntungan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan padaku suatu dosa pun melainkan Engkau mengampuninya, dan tidak pula suatu kesusahan melainkan Engkau membukakannya, dan tidak pula suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau memenuhinya, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
Membedah Makna Doa Hajat
Doa ini adalah contoh adab tertinggi dalam meminta. Sebelum menyebutkan hajatnya, seorang hamba memulainya dengan pujian yang luar biasa. Pertama, tahlil yang diiringi dengan dua nama Allah yang indah: Al-Halim (Maha Penyantun) dan Al-Karim (Maha Mulia). Menyebut Allah sebagai Al-Halim adalah pengakuan bahwa meskipun kita banyak berbuat dosa, Allah tidak segera menghukum kita. Menyebut-Nya Al-Karim adalah keyakinan bahwa Allah Maha Pemurah dan suka memberi tanpa diminta sekalipun. Dilanjutkan dengan tasbih, mensucikan Allah sebagai Rabb pemilik 'Arsy yang agung, dan tahmid, pujian kepada-Nya sebagai Penguasa alam semesta.
Setelah memuji, barulah kita mengajukan permohonan. Namun, permohonan yang pertama bukanlah hajat duniawi, melainkan permohonan ukhrawi yang fundamental. Kita meminta "mujibati rahmatik" (penyebab datangnya rahmat-Mu) dan "'aza'ima maghfiratik" (kepastian ampunan-Mu). Ini menunjukkan prioritas seorang mukmin, bahwa rahmat dan ampunan Allah jauh lebih berharga daripada hajat duniawi mana pun. Kita juga meminta "al-ghanimata min kulli birrin" (keuntungan dari setiap kebaikan) dan "as-salamata min kulli itsmin" (keselamatan dari setiap dosa). Ini adalah doa sapu jagat untuk kebaikan dan perlindungan.
Baru pada bagian akhir, kita masuk ke permohonan yang lebih personal: ampunan atas semua dosa, kelegaan dari segala kesusahan, dan pemenuhan hajat. Namun, ada satu syarat yang sangat penting dalam permohonan hajat ini: "hiya laka ridhan" (yang Engkau ridhai). Ini adalah bentuk kepasrahan total. Kita tidak memaksa Allah, melainkan kita meminta agar hajat kita dikabulkan jika hajat tersebut memang baik dan diridhai oleh-Nya. Doa ditutup dengan menyeru nama Allah yang paling menyentuh hati: "Yaa Arhamar-raahimiin" (Wahai Yang Paling Penyayang), sebagai puncak harapan agar doa kita dikabulkan.
4. Doa Setelah Sholat Taubat
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Tidak ada seorang pun yang luput dari dosa. Namun, Allah dengan kasih sayang-Nya membuka pintu taubat selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang ingin kembali. Sholat Taubat adalah sholat sunnah yang dilakukan sebagai wujud penyesalan yang mendalam atas dosa-dosa yang telah diperbuat dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Puncak dari sholat ini adalah doa dan istighfar yang tulus dari lubuk hati.
Niat Sholat Taubat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa Sholat Taubat (Sayyidul Istighfar)
Doa terbaik setelah sholat taubat adalah membaca Sayyidul Istighfar (Raja dari segala Istighfar). Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa membacanya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di malam hari dengan keyakinan lalu ia meninggal, maka ia termasuk penghuni surga.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta, khalaqtani wa ana 'abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'udzu bika min syarri maa shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzanbi, faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka, ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
Membedah Makna Sayyidul Istighfar
Doa ini disebut sebagai "raja" karena strukturnya yang sempurna dalam merendahkan diri di hadapan Allah.
- Pengakuan Tauhid dan Penghambaan: "Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta, khalaqtani wa ana 'abduka." Kalimat pembuka ini adalah fondasi segalanya. Kita mengakui Allah sebagai satu-satunya Rabb (Tuhan yang Mencipta, Mengatur, dan Memelihara), dan kita memposisikan diri sebagai 'abd (hamba) yang diciptakan oleh-Nya. Ini adalah pengakuan akan hakikat diri kita yang paling mendasar.
- Komitmen dan Keterbatasan: "wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu." Kita menyatakan komitmen untuk setia pada perjanjian kita dengan Allah (untuk beribadah hanya kepada-Nya) dan meyakini janji-Nya (pahala dan surga), namun kita menyadari keterbatasan kita dengan menambahkan frasa "mastatha'tu" (semampuku). Ini adalah bentuk kejujuran, bahwa kita berusaha sekuat tenaga namun seringkali lalai dan tidak sempurna.
- Memohon Perlindungan: "A'udzu bika min syarri maa shana'tu." Setelah mengakui kelemahan, kita berlindung kepada Allah dari dampak buruk perbuatan dosa kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.
- Pengakuan Ganda (Nikmat dan Dosa): "abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzanbi." Inilah inti dari kerendahan hati. "Abuu'u" berarti aku mengakui dengan tulus. Kita melakukan dua pengakuan secara berdampingan: mengakui lautan nikmat Allah yang tak terhingga yang menutupi diri kita, dan pada saat yang sama mengakui tumpukan dosa yang telah kita lakukan. Pengakuan ini melahirkan rasa malu yang mendalam dan penyesalan yang tulus.
- Permohonan Ampunan dengan Alasan yang Kuat: "faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta." Setelah semua pengakuan itu, kita memohon, "maka, ampunilah aku." Permohonan ini diperkuat dengan alasan yang tak terbantahkan: "karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau." Ini adalah penegasan kembali bahwa hanya Allah, Sang Pemilik ampunan, yang menjadi satu-satunya harapan kita untuk terbebas dari dosa.
5. Doa Setelah Sholat Istikharah
Kehidupan seringkali menempatkan kita di persimpangan jalan, di mana kita harus membuat pilihan-pilihan penting. Sholat Istikharah adalah "senjata" seorang mukmin untuk memohon petunjuk kepada Allah Yang Maha Mengetahui atas pilihan terbaik. Inti dari istikharah bukanlah mencari mimpi atau isyarat magis, melainkan menyerahkan hasil pilihan kepada ilmu Allah dan memohon agar hati kita dimantapkan pada pilihan yang baik bagi dunia dan akhirat kita.
Niat Sholat Istikharah
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal istikhaarati rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa Sholat Istikharah
Doa ini adalah sebuah bentuk kepasrahan total, mengakui kebodohan diri dan keluasan ilmu Allah.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (...) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (...) شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
Allahumma inni astakhiruka bi 'ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as'aluka min fadhlikal-'azhim. Fa innaka taqdiru wa la aqdiru, wa ta'lamu wa la a'lamu, wa anta 'allamul-ghuyub. Allahumma in kunta ta'lamu anna hadzal-amra (...) khairun li fi dini wa ma'asyi wa 'aqibati amri, faqdurhu li wa yassirhu li tsumma barik li fih. Wa in kunta ta'lamu anna hadzal-amra (...) syarrun li fi dini wa ma'asyi wa 'aqibati amri, fashrifhu 'anni washrifni 'anhu, waqdur liyal-khaira haitsu kana tsumma ardhini bih.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu yang agung. Karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (...) lebih baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia bagiku, kemudian berkahilah aku di dalamnya. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (...) buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun ia berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya."
Catatan: Bagian (...) diisi dengan menyebutkan urusan atau pilihan yang sedang dihadapi.
Membedah Makna Doa Istikharah
Doa Istikharah adalah dialog penyerahan diri yang paling indah. Awal doa adalah pengakuan keterbatasan manusia. Kita meminta pilihan dengan "ilmu Allah" (bi 'ilmika) dan meminta kekuatan dengan "kekuasaan Allah" (bi qudratika). Ini adalah sebuah deklarasi, "Ya Allah, aku tidak tahu mana yang terbaik, tapi Engkau tahu. Aku tidak punya kekuatan untuk menjalaninya, tapi Engkau punya." Kita mengakui, "Engkau Maha Kuasa, aku tidak kuasa. Engkau Maha Tahu, aku tidak tahu." Ini menempatkan kita pada posisi yang benar sebagai hamba yang fakir di hadapan Tuhan Yang Maha Kaya.
Bagian selanjutnya adalah penyerahan dua skenario. Kita tidak mendikte Allah. Sebaliknya, kita mengajukan dua kemungkinan kepada-Nya. "Jika Engkau tahu urusan ini baik," dengan kriteria yang lengkap (baik untuk agama, kehidupan dunia, dan akibat di akhirat), maka kita meminta tiga hal: takdirkanlah, mudahkanlah, dan berkahilah. Ini adalah paket lengkap kesuksesan. Namun, "Jika Engkau tahu urusan ini buruk," dengan kriteria yang sama, kita juga meminta tiga hal: palingkan urusan itu dariku, palingkan aku darinya, dan takdirkan kebaikan lain untukku. Permintaan "palingkan aku darinya" sangat dalam, artinya kita meminta agar hati kita pun dijauhkan dari keinginan terhadap hal yang buruk tersebut. Puncak kepasrahan ada di kalimat terakhir: "tsumma ardhini bih" (kemudian jadikanlah aku ridha dengannya). Ini adalah permohonan agar apa pun takdir yang Allah pilihkan, hati kita diberi kelapangan dan keridhaan untuk menerimanya. Inilah kunci kebahagiaan sejati.
6. Doa Setelah Sholat Witir
Sholat Witir adalah sholat penutup malam yang jumlah rakaatnya ganjil. Ia berfungsi sebagai "segel" dari seluruh ibadah malam yang telah kita lakukan, baik itu sholat tahajud, hajat, maupun sholat sunnah lainnya. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat mukim maupun dalam perjalanan, menunjukkan betapa pentingnya sholat ini.
Niat Sholat Witir (Contoh 3 Rakaat)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalaatsa raka'aatin lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan Doa dan Dzikir Sholat Witir
Setelah salam, dianjurkan membaca serangkaian dzikir dan doa sebagai penutup yang sempurna.
Dzikir pertama (dibaca 3 kali, yang ketiga dengan suara lebih keras dan panjang):
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal malikil qudduus.
Artinya: "Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
Dilanjutkan dengan doa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allahumma inni a'udzu biridhaka min sakhatik, wa bimu'afatika min 'uqubatik, wa a'udzu bika minka, la uhshi tsana'an 'alaik, anta kama atsnaita 'ala nafsik.
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (azab)-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian untuk-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri."
Membedah Makna Doa Witir
Dzikir "Subhanal Malikil Quddus" adalah penegasan akan kesucian Allah yang absolut. Al-Malik berarti Raja yang memiliki kekuasaan mutlak, sementara Al-Quddus berarti Yang Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, cacat, atau keserupaan dengan makhluk. Mengulanginya tiga kali adalah bentuk penekanan atas keyakinan ini.
Doa setelahnya adalah puncak dari permohonan perlindungan. "Aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu." Ini adalah cara berlindung yang paling tinggi, yaitu berlindung kepada sifat Allah (ridha) dari sifat Allah yang lain (murka). Kalimat "wa a'udzu bika minka" (aku berlindung kepada-Mu dari-Mu) adalah ekspresi tauhid yang sangat mendalam. Ini berarti tidak ada tempat berlari dan berlindung dari takdir dan kuasa Allah kecuali kepada Allah sendiri, kepada rahmat-Nya dari murka-Nya. Puncaknya adalah pengakuan ketidakmampuan hamba untuk memuji Allah sebagaimana mestinya: "La uhshi tsana'an 'alaik" (Aku tidak mampu menghitung pujian untuk-Mu). Ini adalah pengakuan bahwa seberapa pun kita memuji Allah, pujian kita tidak akan pernah bisa setara dengan keagungan-Nya. Pujian terbaik adalah sebagaimana Allah memuji diri-Nya sendiri dalam Al-Qur'an dan melalui lisan Rasul-Nya.
7. Doa Setelah Sholat Sunnah Rawatib
Sholat Sunnah Rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, baik sebelum (qobliyah) maupun sesudah (ba'diyah). Keutamaannya sangat besar, di antaranya adalah menambal kekurangan dalam sholat fardhu dan, bagi yang rutin mengerjakan 12 rakaat dalam sehari, akan dibangunkan sebuah rumah di surga.
Sholat rawatib yang sangat dianjurkan (mu'akkad) adalah:
- 2 rakaat sebelum Subuh
- 4 rakaat sebelum Dzuhur (dengan 2 kali salam)
- 2 rakaat sesudah Dzuhur
- 2 rakaat sesudah Maghrib
- 2 rakaat sesudah Isya
Niat Sholat Rawatib (Contoh Qobliyah Subuh)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatas subhi rak'ataini qabliyyatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Doa Setelah Sholat Rawatib
Tidak ada doa yang dikhususkan secara spesifik setelah setiap sholat rawatib. Seorang muslim dapat membaca doa apa pun yang ia hafal dan butuhkan. Namun, sangat baik untuk mengisi waktu setelah sholat rawatib dengan dzikir-dzikir umum yang biasa dibaca setelah sholat fardhu atau doa-doa singkat yang penuh makna.
Salah satu doa yang bisa dipanjatkan adalah doa memohon keteguhan iman dan akhir yang baik (husnul khatimah).
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahab lana min ladunka rahmah, innaka antal-wahhab.
Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali 'Imran: 8)
Doa ini sangat penting karena hidayah adalah nikmat terbesar yang bisa terlepas jika tidak dijaga. Dengan memanjatkan doa ini, kita memohon agar Allah senantiasa mengunci hati kita di atas jalan kebenaran dan melimpahkan rahmat-Nya yang tak terbatas. Ini adalah permohonan yang relevan setiap saat, terutama setelah kita baru saja menyempurnakan ibadah wajib kita dengan amalan sunnah.
Penutup
Setiap sholat sunnah adalah sebuah kesempatan berharga untuk berdialog dengan Allah SWT. Doa-doa yang kita panjatkan setelahnya bukanlah sekadar rangkaian kata tanpa makna, melainkan jembatan yang menghubungkan hati kita dengan Arsy-Nya. Dengan memahami dan meresapi setiap kalimat doa, ibadah kita akan terasa lebih hidup, lebih khusyuk, dan lebih bermakna.
Membiasakan diri dengan sholat-sholat sunnah dan doa-doanya adalah investasi terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Ia akan menjadi cahaya di dalam hati, penenang di saat gundah, pembuka pintu rezeki, penghapus dosa, dan pemberat timbangan amal di hari perhitungan kelak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk menghidupkan sunnah-sunnah Nabi-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.