Sholat adalah tiang agama dan merupakan ibadah paling fundamental bagi seorang Muslim. Melaksanakannya dengan benar, mulai dari niat yang tulus hingga bacaan yang fasih dan dipahami, adalah kunci untuk meraih kekhusyuan dan penerimaan di sisi Allah SWT. Artikel ini akan memandu Anda secara mendalam mengenai setiap aspek niat bacaan sholat, baik sholat fardhu maupun sunnah, agar ibadah kita menjadi lebih bermakna dan sempurna.
Memahami setiap kata yang kita ucapkan dalam sholat akan mengubah rutinitas menjadi sebuah dialog spiritual yang intim dengan Sang Pencipta. Ini bukan sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan ruhani untuk mendekatkan diri, memohon ampunan, dan mensyukuri segala nikmat-Nya.
Niat (النية) secara bahasa berarti keinginan atau tekad. Dalam terminologi syariat, niat adalah tekad di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kedudukannya sangat krusial, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim). Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan membedakan antara ibadah dengan kebiasaan sehari-hari.
Letak niat adalah di dalam hati. Melafalkan niat (talaffuzh binniyah) hukumnya sunnah menurut sebagian ulama mazhab Syafi'i, dengan tujuan untuk membantu memantapkan niat di dalam hati. Namun, yang menjadi rukun dan wajib adalah niat yang terlintas di dalam hati tepat saat melakukan takbiratul ihram.
Niat sholat fardhu harus mencakup tiga unsur utama:
Ketiga unsur ini harus hadir dalam hati saat mengucapkan "Allahu Akbar" di awal sholat.
Berikut adalah panduan lafal niat untuk sholat fardhu lima waktu, baik dikerjakan sendiri (munfarid), sebagai imam, maupun sebagai makmum.
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."
Setelah niat terpatri dalam hati, sholat dimulai dengan takbiratul ihram dan dilanjutkan dengan serangkaian bacaan dan gerakan. Memahami makna dari setiap bacaan adalah esensi untuk mencapai kekhusyuan.
Gerakan ini dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga (untuk laki-laki) atau dada (untuk perempuan) sambil mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."
Ucapan ini adalah gerbang memasuki sholat. Dengan mengagungkan Allah, kita menanggalkan segala urusan duniawi dan memfokuskan seluruh jiwa dan raga hanya kepada-Nya. Semua yang kita anggap besar di dunia ini menjadi kecil di hadapan kebesaran Allah.
Doa Iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Al-Fatihah. Terdapat beberapa versi doa iftitah yang diajarkan Rasulullah SAW. Berikut adalah dua di antaranya yang paling umum:
Versi Pertama (lebih panjang dan lengkap):اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw wa'ashilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna sholaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaatii lillahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang Muslim."
Versi Kedua (lebih ringkas):اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsilnii min khathaayaaya bits-tsalji wal maa-i wal barad.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun."
Membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun sholat. Sholat tidak sah tanpanya. Setiap ayatnya mengandung makna yang mendalam dan merupakan inti dari Al-Qur'an.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ (٧)
1. Bismillaahir rahmaanir rahiim.
2. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
3. Ar rahmaanir rahiim.
4. Maaliki yaumid diin.
5. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin.
6. Ihdinash shiraathal mustaqiim.
7. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin.
Artinya:
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
4. Pemilik hari pembalasan.
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan mengucapkan "Aamiin" (آمِيْن), yang berarti "Kabulkanlah, ya Allah."
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Ini biasanya dilakukan pada rakaat pertama dan kedua. Berikut contoh surat yang sering dibaca:
Surat Al-Ikhlasقُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ (١) اَللّٰهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (٤)
Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Setelah selesai membaca surat pendek, angkat kedua tangan seperti takbiratul ihram sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk rukuk. Punggung dan kepala lurus, dan kedua telapak tangan memegang lutut. Bacaan saat rukuk adalah:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih.
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali, lima kali, atau dalam bilangan ganjil lainnya. Gerakan ini melambangkan ketundukan dan pengagungan total seorang hamba kepada Rabb-nya.
Bangkit dari rukuk, kembali ke posisi berdiri tegak, sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allaahu liman hamidah.
Artinya: "Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak sempurna, lanjutkan dengan membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.
Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
I'tidal adalah momen untuk merenungi bahwa setiap pujian yang kita panjatkan didengar oleh Allah SWT, dan Dialah satu-satunya yang berhak atas segala pujian.
Turun untuk sujud dengan mengucapkan "Allahu Akbar". Sujud adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Tujuh anggota badan harus menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Bacaan saat sujud adalah:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih.
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali atau lebih dalam bilangan ganjil. Dalam sujud, kita mengakui kerendahan diri kita di hadapan ketinggian dan keagungan Allah SWT.
Bangkit dari sujud pertama dengan mengucapkan "Allahu Akbar", lalu duduk dengan posisi iftirasy (telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan ditegakkan). Dalam posisi ini, bacalah doa yang sangat sarat makna:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
Doa ini mencakup delapan permohonan fundamental dalam kehidupan seorang hamba: ampunan, kasih sayang, perbaikan keadaan, peninggian derajat, rezeki, hidayah, kesehatan, dan pemaafan. Ini adalah momen untuk memohon segala kebaikan dunia dan akhirat.
Setelah selesai, lakukan sujud kedua dengan bacaan yang sama seperti sujud pertama.
Pada rakaat kedua dalam sholat yang memiliki lebih dari dua rakaat (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya), kita melakukan tasyahud awal. Posisinya sama seperti duduk di antara dua sujud. Bacaannya adalah:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad.
Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad."
Setelah membaca sampai shalawat atas Nabi Muhammad, langsung berdiri untuk rakaat ketiga.
Pada rakaat terakhir, kita melakukan tasyahud akhir. Posisinya adalah duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacaannya adalah bacaan tasyahud awal yang dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyyah:
...وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
...wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: "...dan limpahkanlah rahmat kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Setelah tasyahud akhir dan sebelum salam, disunnahkan untuk membaca doa memohon perlindungan dari empat perkara:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qabri, wa min 'adzaabi jahannam, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka Jahannam, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
Sholat diakhiri dengan salam. Menoleh ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri, sambil mengucapkan:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah.
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah kepada kalian."
Salam ini adalah doa yang kita tujukan kepada malaikat pencatat amal dan sesama Muslim yang berada di sekitar kita, menandai berakhirnya ibadah sholat kita.
Setelah menyelesaikan sholat, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa, karena ini adalah waktu yang mustajab. Berikut adalah rangkaian dzikir yang umum dibaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya: "Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mulah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan."
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah (33x)
Artinya: "Maha Suci Allah"
الْحَمْدُ لِلهِ
Alhamdulillah (33x)
Artinya: "Segala puji bagi Allah"
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar (33x)
Artinya: "Allah Maha Besar"
Setelah itu, digenapkan menjadi seratus dengan membaca:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Membaca Ayat Kursi setelah sholat memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya setiap selesai sholat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Sholat adalah perjalanan spiritual harian kita. Dengan memahami setiap lafal niat dan meresapi setiap makna bacaan sholat, ibadah kita akan terasa lebih hidup, lebih khusyuk, dan insya Allah lebih diterima di sisi Allah SWT. Semoga panduan ini bermanfaat untuk menyempurnakan sholat kita setiap hari.