Istilah "Mormonisme" sering digunakan secara luas untuk merujuk pada kepercayaan dan praktik Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Gereja OSZA). Meskipun para anggota Gereja lebih suka disebut sebagai "Orang Suci Zaman Akhir" atau "anggota Gereja Yesus Kristus," dan baru-baru ini Gereja telah menekankan pentingnya menggunakan nama lengkapnya, yaitu "Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir" untuk menekankan fokus pada Yesus Kristus, istilah "Mormon" masih tetap populer di kalangan masyarakat umum. Artikel ini akan menggunakan kedua istilah tersebut untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang agama ini, menjelajahi sejarahnya yang kaya, doktrin-doktrin utamanya yang unik, struktur organisasinya, budaya dan gaya hidup para anggotanya, serta perannya di dunia modern.
Berawal dari sebuah gerakan restorasionis di Amerika Serikat pada awal abad ke-19, Mormonisme telah berkembang menjadi agama global dengan jutaan pengikut. Inti dari kepercayaan ini adalah keyakinan akan pemulihan gereja Kristen mula-mula yang dipimpin oleh Yesus Kristus, melalui seorang nabi modern bernama Joseph Smith. Kitab Mormon, yang dianggap sebagai kitab suci tambahan di samping Alkitab, memegang peranan sentral dalam doktrin mereka, memberikan perspektif tambahan tentang rencana Allah bagi umat manusia.
Melampaui sekadar serangkaian kepercayaan, Mormonisme adalah cara hidup yang memengaruhi setiap aspek kehidupan para anggotanya, mulai dari keluarga dan komunitas hingga keputusan pribadi dan partisipasi dalam masyarakat. Ini adalah agama yang menekankan pelayanan, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan yang berpusat pada Kristus. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan Mormonisme, bagaimana ia terbentuk, apa yang diajarkan, dan bagaimana ia memengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.
Sejarah Awal dan Restorasi Gereja Yesus Kristus
Sejarah Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah narasi yang penuh dengan wahyu, pengorbanan, penganiayaan, dan ketahanan. Ini dimulai dengan pengalaman spiritual yang mendalam dari seorang pemuda, Joseph Smith, di Amerika Serikat bagian barat, pada awal abad ke-19, di tengah-tengah kebangunan rohani yang dikenal sebagai Kebangkitan Besar Kedua.
Pengalaman Joseph Smith dan Penglihatan Pertama
Joseph Smith, lahir pada Desember 1805 di Sharon, Vermont, tumbuh besar di sebuah era yang ditandai oleh kebingungan agama. Keluarganya, seperti banyak keluarga lainnya, berpindah-pindah dan mencari kebenaran rohani di tengah berbagai denominasi Kristen yang saling bersaing. Pada usia 14 tahun, Joseph bingung mengenai gereja mana yang harus dia ikuti. Terinspirasi oleh sebuah ayat dalam Yakobus 1:5 di Alkitab ("Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit — maka hal itu akan diberikan kepadanya."), Joseph memutuskan untuk berdoa kepada Allah untuk bimbingan.
Pada musim semi, tepatnya pada tahun 1820, Joseph pergi ke hutan dekat rumahnya di Palmyra, New York, dan berlutut dalam doa. Di sana, ia mengalami sebuah penglihatan yang luar biasa, yang kemudian dikenal sebagai Penglihatan Pertama. Ia melihat dua Pribadi terang yang tak terlukiskan, berdiri di atasnya di udara. Salah seorang dari mereka berfirman, memanggilnya dengan nama, dan menunjuk kepada yang lain serta berfirman: "Ini Putra-Ku yang Kukasihi. Dengarkanlah Dia!" Dalam penglihatan itu, Joseph bertanya gereja mana yang harus dia ikuti, dan dia diberitahu untuk tidak bergabung dengan salah satu dari gereja-gereja yang ada, karena "mereka mendekat kepada-Ku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku; mereka mengajarkan ajaran-ajaran sebagai perintah-perintah manusia, memiliki bentuk ketakwaan, tetapi menyangkal kuasa-Nya." Penglihatan ini menandai awal dari pemulihan Injil Yesus Kristus di bumi.
Kitab Mormon: Sebuah Kesaksian Lain tentang Yesus Kristus
Beberapa tahun setelah Penglihatan Pertama, pada tahun 1823, Joseph Smith dikunjungi oleh seorang utusan surgawi bernama Moroni, yang menyatakan dirinya sebagai seorang nabi kuno yang dulunya hidup di benua Amerika. Moroni memberi tahu Joseph tentang sebuah catatan kuno yang ditulis pada lempengan-lempengan emas, yang berisi sejarah umat manusia di benua Amerika kuno dan tentang interaksi Allah dengan mereka, termasuk kunjungan Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya.
Pada tahun 1827, Joseph Smith diperkenankan untuk mengambil lempengan-lempengan itu. Dengan bantuan ilahi dan menggunakan alat penerjemah yang disebut Urim dan Tumim, Joseph mulai menerjemahkan catatan tersebut dari bahasa Mesir yang direformasi. Pekerjaan penerjemahan ini membutuhkan waktu sekitar dua tahun dan menghasilkan Kitab Mormon, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1830. Kitab Mormon tidak dimaksudkan untuk menggantikan Alkitab, melainkan untuk meneguhkan kebenaran Alkitab dan memberikan "kesaksian lain tentang Yesus Kristus." Kitab ini menceritakan kisah-kisah tentang para nabi, pertempuran, dan kehidupan rohani masyarakat kuno, dengan pesan sentral tentang pentingnya Yesus Kristus sebagai Juruselamat dunia.
Pembentukan dan Pertumbuhan Awal Gereja
Pada tanggal 6 April 1830, di Fayette, New York, Joseph Smith secara resmi mengorganisasi Gereja Kristus, dengan enam orang anggota. Nama Gereja kemudian diubah menjadi "Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir" pada tahun 1838. Gereja ini dibentuk atas dasar keyakinan bahwa wewenang imamat, yang hilang setelah kematian para rasul Yesus Kristus, telah dipulihkan melalui penampakan makhluk surgawi seperti Yohanes Pembaptis (memulihkan Imamat Harun) serta Petrus, Yakobus, dan Yohanes (memulihkan Imamat Melkisedek).
Dalam waktu singkat, Gereja mulai tumbuh pesat, menarik banyak orang yang mencari kebenaran rohani dan rasa komunitas yang kuat. Namun, pertumbuhan ini juga membawa tantangan dan penganiayaan. Para anggota Gereja sering menghadapi ketidakpercayaan, permusuhan, dan kekerasan dari tetangga mereka karena kepercayaan dan praktik unik mereka, seperti berkumpul bersama dan kepercayaan akan nabi yang hidup.
Perpindahan ke Barat dan Penganiayaan
Akibat penganiayaan yang terus-menerus, para anggota Gereja terpaksa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka pertama kali berkumpul di Kirtland, Ohio, dan di Jackson County, Missouri, di mana Joseph Smith berencana untuk membangun Sion, sebuah kota kudus. Namun, mereka diusir dari Missouri dengan kekerasan dan berpindah ke Nauvoo, Illinois, sebuah kota yang mereka bangun dari rawa-rawa di tepi Sungai Mississippi. Nauvoo tumbuh menjadi salah satu kota terbesar di Illinois pada saat itu, menjadi pusat kekuatan dan budaya bagi Gereja.
Meskipun demikian, ketegangan tetap ada. Joseph Smith dan saudaranya, Hyrum Smith, dipenjara di Carthage, Illinois, atas tuduhan makar. Pada tanggal 27 Juni, para perusuh menyerbu penjara dan membunuh Joseph dan Hyrum. Kematian Joseph Smith pada usia 38 tahun merupakan pukulan telak bagi Gereja, tetapi juga memicu ketahanan dan tekad para anggotanya.
Brigham Young dan Migrasi ke Lembah Salt Lake
Setelah kematian Joseph Smith, Gereja menghadapi krisis kepemimpinan. Brigham Young, seorang anggota Dua Belas Rasul yang karismatik dan cakap, muncul sebagai pemimpin. Dalam menghadapi ancaman yang terus-menerus di Nauvoo, Brigham Young memimpin eksodus para Orang Suci Zaman Akhir dalam salah satu migrasi agama terbesar dalam sejarah Amerika. Ribuan anggota Gereja melakukan perjalanan berbahaya sejauh lebih dari 1.300 mil melintasi dataran liar menuju Lembah Salt Lake, di tempat yang sekarang menjadi Utah, pada tahun 1847.
Migrasi ini adalah bukti luar biasa akan iman, ketahanan, dan organisasi. Para pionir ini menghadapi kelaparan, penyakit, dan cuaca ekstrem, tetapi mereka didorong oleh keyakinan mereka untuk menemukan tempat di mana mereka bisa menyembah Allah dengan bebas dan membangun Sion di padang gurun. Di Lembah Salt Lake, mereka mulai mengubah lanskap yang gersang menjadi tanah yang subur, membangun komunitas, kanal irigasi, dan kemudian, Bait Suci Salt Lake yang ikonik.
Sejak pendiriannya yang sederhana di New York, Gereja telah berkembang menjadi organisasi global dengan jutaan anggota. Sejarah ini membentuk dasar identitas dan keyakinan para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir hingga saat ini, menekankan pentingnya wahyu modern, Kitab Mormon, kepemimpinan nubuat, dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
Keyakinan Utama dan Doktrin Mormonisme
Doktrin Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sistem keyakinan yang kaya dan komprehensif, berakar pada Alkitab namun diperluas dan diperjelas melalui wahyu modern, termasuk Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, serta Mutiara yang Sangat Berharga. Ini memberikan pandangan yang unik tentang sifat Allah, tujuan kehidupan, dan masa depan umat manusia.
Sifat Allah (Allah Tritunggal)
Salah satu perbedaan paling signifikan antara Mormonisme dan kekristenan tradisional terletak pada pemahaman tentang Allah Tritunggal. Orang Suci Zaman Akhir percaya pada Allah Tritunggal (Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus), tetapi mereka memandang ketiganya sebagai tiga Pribadi yang berbeda dan terpisah yang sepenuhnya bersatu dalam tujuan, kehendak, dan kasih. Mereka percaya bahwa Allah Bapa adalah Bapa Harfiah dari roh kita, Yesus Kristus adalah Putra Tunggal Bapa secara harfiah dalam daging dan juga roh kita yang pertama dan utama, dan Roh Kudus adalah Pribadi roh tanpa tubuh yang bersaksi tentang Bapa dan Putra.
Konsep ini sering disebut sebagai "Allah Tritunggal" tetapi dengan penekanan pada individualitas setiap Pribadi ilahi. Joseph Smith mengajarkan bahwa Allah Bapa memiliki tubuh dari daging dan tulang yang telah dimuliakan, seperti halnya Yesus Kristus, sedangkan Roh Kudus adalah Pribadi roh. Pemahaman ini menekankan hubungan pribadi dan kekeluargaan dengan Allah, memandang Allah sebagai Bapa Surgawi yang peduli dan Yesus Kristus sebagai kakak rohani kita yang telah menjadi Juruselamat dan Penebus kita.
Rencana Keselamatan (Rencana Kebahagiaan)
Inti dari teologi Mormon adalah "Rencana Keselamatan" atau "Rencana Kebahagiaan" yang dipersiapkan oleh Allah Bapa. Rencana ini menjelaskan asal-usul, tujuan, dan takdir abadi manusia. Ini dimulai dengan kehidupan prafana, di mana semua manusia hidup sebagai roh bersama Allah Bapa. Di sana, sebuah dewan besar diadakan, dan rencana Allah Bapa untuk kemajuan kita, yang meliputi menerima tubuh fisik, mengalami kefanaan, dan kembali kepada-Nya, disajikan.
Melalui rencana ini, kita belajar bahwa hidup di bumi adalah kesempatan untuk memperoleh tubuh, belajar melalui pengalaman, dan memilih antara yang baik dan yang jahat (prinsip keagenan moral). Kejatuhan Adam dan Hawa adalah langkah penting dalam rencana ini, memungkinkan mereka dan keturunan mereka untuk mengalami kefanaan dan memiliki anak. Karena tidak ada seorang pun yang sempurna, Yesus Kristus adalah bagian sentral dari rencana ini, melalui Kurban Tebusan-Nya yang memungkinkan pengampunan dosa, kebangkitan universal, dan kesempatan untuk kembali hidup bersama Allah. Setelah kehidupan ini, akan ada kehidupan pascafana di mana semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi sesuai dengan perbuatan mereka dan keinginan hati mereka, dengan potensi untuk maju menuju kemuliaan kekal (eksaltasi) bersama Allah.
Kitab-kitab Suci
Gereja OSZA menerima empat kitab suci standar:
- Alkitab: Mereka menghormati Alkitab sebagai firman Allah "sejauh diterjemahkan dengan benar." Mereka membaca dan mempelajari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetapi juga percaya bahwa Alkitab telah kehilangan beberapa bagian yang jelas dan berharga sepanjang sejarah.
- Kitab Mormon: Disebut sebagai "kesaksian lain tentang Yesus Kristus," Kitab Mormon adalah catatan kuno tentang interaksi Allah dengan orang-orang di benua Amerika dari sekitar 600 SM hingga 400 M. Ini menegaskan banyak kebenaran Alkitab dan memberikan kesaksian yang kuat tentang Yesus Kristus.
- Ajaran dan Perjanjian: Kumpulan wahyu yang diberikan kepada Joseph Smith dan para nabi berikutnya, yang memberikan wawasan tentang organisasi Gereja, doktrin-doktrin penting, dan perintah-perintah ilahi.
- Mutiara yang Sangat Berharga: Ini berisi tulisan-tulisan Joseph Smith, termasuk Kitab Musa dan Kitab Abraham (bagian dari wahyu Joseph Smith tentang kitab-kitab suci kuno), Joseph Smith—Matius (revisi terilhami dari Matius 24), Joseph Smith—Sejarah (bagian dari autobiografi Joseph Smith), dan Pasal-Pasal Kepercayaan (ringkasan 13 keyakinan dasar Gereja).
Imamat dan Wewenang
Para Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa wewenang imamat — kuasa dan wewenang Allah untuk bertindak atas nama-Nya — dipulihkan di bumi melalui Joseph Smith. Imamat ini diyakini sama dengan wewenang yang dipegang oleh para rasul Yesus Kristus di zaman kuno. Ada dua Imamat utama:
- Imamat Harun: Dipegang oleh pemuda dan pria dewasa, ini mencakup wewenang untuk melaksanakan tata cara baptisan dan sakramen (perjamuan kudus).
- Imamat Melkisedek: Dipegang oleh pria dewasa yang layak, ini adalah imamat yang lebih tinggi dan mencakup wewenang untuk memberkati, menyembuhkan, dan membimbing Gereja.
Bait Suci dan Tata Cara
Bait Suci adalah tempat-tempat yang sangat sakral bagi Orang Suci Zaman Akhir. Berbeda dengan gedung pertemuan biasa di mana ibadah mingguan diadakan, Bait Suci adalah tempat di mana tata cara yang lebih tinggi dan perjanjian kekal dibuat dengan Allah. Tata cara ini mencakup:
- Endowmen: Sebuah serangkaian instruksi, janji-janji, dan perjanjian yang membantu anggota memahami rencana keselamatan dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke hadirat Allah.
- Pemeteraian: Tata cara di mana keluarga dapat disatukan untuk kekekalan, bukan hanya "sampai maut memisahkan." Ini memungkinkan hubungan suami-istri dan orang tua-anak untuk berlanjut setelah kematian.
Keluarga Kekal
Doktrin keluarga kekal adalah salah satu ajaran yang paling disayangi dalam Mormonisme. Ini adalah keyakinan bahwa keluarga dapat berlanjut sebagai unit di alam baka jika disatukan melalui perjanjian suci di Bait Suci. Ini menekankan pentingnya pernikahan yang sakral, membesarkan anak dalam kebenaran, dan menciptakan hubungan keluarga yang kuat. Pandangan ini memberikan harapan dan tujuan yang mendalam bagi kehidupan keluarga, memotivasi anggota untuk memupuk kasih dan kesetiaan dalam hubungan keluarga mereka.
Firman Kebijaksanaan
Firman Kebijaksanaan adalah hukum kesehatan yang diberikan melalui wahyu modern kepada Joseph Smith. Ini termasuk larangan terhadap:
- Minuman beralkohol
- Tembakau dalam bentuk apa pun
- Kopi dan teh (stimulan panas)
Persepuluhan
Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir percaya pada hukum persepuluhan, yaitu menyumbangkan sepersepuluh dari pendapatan mereka kepada Gereja. Ini adalah praktik alkitabiah yang dipandang sebagai perintah ilahi dan tanda iman serta pengabdian. Dana persepuluhan digunakan untuk membangun dan memelihara Bait Suci dan gedung pertemuan, mendukung pekerjaan misionaris, dan memajukan pekerjaan Gereja di seluruh dunia, bukan untuk membayar pemimpin Gereja, yang melayani tanpa dibayar.
Pekerjaan Misionaris
Pekerjaan misionaris adalah ciri khas Gereja OSZA. Ribuan pemuda dan pemudi, serta pasangan lansia, melayani sebagai misionaris penuh waktu di seluruh dunia, mengajarkan Injil Yesus Kristus. Mereka secara sukarela meluangkan waktu antara 18 bulan hingga dua tahun, dengan biaya sendiri atau keluarga mereka, untuk menyebarkan pesan tentang Pemulihan Injil dan Kitab Mormon. Pekerjaan misionaris ini didasarkan pada perintah Kristus untuk "pergi ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
Nabi Modern dan Wahyu Berkelanjutan
Salah satu doktrin paling khas dalam Mormonisme adalah keyakinan akan nabi yang hidup. Sama seperti Allah berbicara kepada para nabi di zaman kuno, Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa Dia terus berbicara melalui seorang nabi modern saat ini. Nabi tersebut, yang adalah Presiden Gereja, menerima wahyu dan arahan dari Allah untuk membimbing Gereja dan seluruh dunia. Para penasihatnya dan Dua Belas Rasul juga dianggap sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu. Ini menekankan gagasan wahyu berkelanjutan, di mana Allah tidak berhenti berbicara kepada anak-anak-Nya.
Keyakinan-keyakinan ini membentuk landasan spiritual bagi para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, membimbing tindakan, keputusan, dan pandangan mereka tentang dunia dan kehidupan abadi.
Organisasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir diorganisasi dengan cara yang unik, mencerminkan pola yang diyakini sebagai gereja Kristus mula-mula. Struktur ini bersifat hierarkis tetapi juga sangat berpusat pada jemaat, dengan penekanan kuat pada pelayanan sukarela dan kepemimpinan awam.
Kepemimpinan Umum: Presidensi Utama dan Dua Belas Rasul
Di tingkat global, Gereja dipimpin oleh seorang Presiden Gereja, yang diyakini sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu Allah yang hidup. Presiden ini dibantu oleh dua penasihat, yang bersama-sama membentuk Presidensi Utama. Presidensi Utama adalah badan kepemimpinan tertinggi dalam Gereja, bertanggung jawab atas semua masalah administratif dan doktrinal.
Di bawah Presidensi Utama adalah Kuorum Dua Belas Rasul. Setiap anggota kuorum ini juga dipertahankan sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu. Tugas utama mereka adalah menjadi saksi-saksi istimewa Yesus Kristus kepada seluruh dunia dan mengelola urusan Gereja di bawah arahan Presidensi Utama. Ketika Presiden Gereja meninggal, jabatan kepemimpinan senior secara otomatis beralih kepada anggota Kuorum Dua Belas Rasul yang paling senior, yang kemudian menjadi Presiden Gereja berikutnya.
Selain Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul, ada juga Otoritas Umum lainnya, seperti Presidensi Tujuh Puluh dan Presidensi Uskup Ketua, yang membantu mengelola berbagai aspek pekerjaan Gereja di seluruh dunia. Otoritas Umum ini melayani secara penuh waktu dan seringkali melakukan perjalanan ekstensif untuk mengunjungi dan membimbing para anggota Gereja di berbagai belahan dunia.
Unit Lokal: Pasak, Lingkungan, dan Cabang
Gereja diorganisasi menjadi unit-unit lokal untuk mengelola dan melayani para anggotanya. Struktur ini didasarkan pada geografi:
- Pasak: Sebuah "pasak Sion" adalah unit geografis yang lebih besar, setara dengan keuskupan atau distrik dalam agama lain. Sebuah pasak biasanya terdiri dari lima hingga dua belas lingkungan atau cabang. Pasak dipimpin oleh Presidensi Pasak, yang terdiri dari seorang presiden dan dua penasihat.
- Lingkungan: Lingkungan adalah unit lokal dasar Gereja, yang biasanya mencakup beberapa ratus anggota yang tinggal di area geografis tertentu. Setiap lingkungan dipimpin oleh seorang uskup, yang dibantu oleh dua penasihat. Uskup dan penasihatnya adalah pemimpin awam yang melayani secara sukarela dan tanpa bayaran, memiliki tanggung jawab pastoral untuk kesejahteraan rohani dan jasmani para anggota lingkungan mereka.
- Cabang: Cabang adalah unit yang lebih kecil dari lingkungan, seringkali dibentuk di daerah di mana jumlah anggota masih sedikit atau di daerah terpencil. Cabang dipimpin oleh seorang presiden cabang dan dua penasiasa.
Organisasi Tambahan: Kuorum dan Organisasi Pelengkap
Selain struktur kepemimpinan utama, Gereja juga memiliki berbagai kuorum dan organisasi pelengkap yang mendukung pekerjaan Gereja:
- Kuorum Imamat: Pria anggota Gereja diorganisasi ke dalam kuorum-kuorum berdasarkan Imamat yang mereka pegang (Imamat Harun atau Imamat Melkisedek) dan usia mereka. Kuorum-kuorum ini menyediakan persaudaraan, instruksi Injil, dan kesempatan untuk melayani. Misalnya, ada Kuorum Penatua dan Kuorum Imam.
- Perkumpulan Pertolongan (Relief Society): Ini adalah salah satu organisasi wanita terbesar di dunia, didirikan oleh Joseph Smith. Perkumpulan Pertolongan membantu para wanita untuk meningkatkan iman dan kesalehan pribadi, memperkuat keluarga dan rumah tangga, serta memberikan pelayanan kepada sesama. Setiap wanita dewasa di Gereja adalah anggota Perkumpulan Pertolongan.
- Remaja Putri (Young Women): Organisasi untuk gadis-gadis berusia 12 hingga 18 tahun, yang bertujuan untuk membantu mereka membangun kesaksian tentang Yesus Kristus, mengembangkan nilai-nilai Injil, dan mempersiapkan diri untuk membuat perjanjian kudus.
- Remaja Putra (Young Men): Organisasi untuk anak laki-laki berusia 12 hingga 18 tahun, yang membantu mereka mempersiapkan diri untuk melayani misi, menaati perintah-perintah, dan menjadi pemimpin yang benar.
- Pratama (Primary): Organisasi untuk anak-anak berusia 18 bulan hingga 11 tahun, yang mengajarkan Injil kepada mereka dalam suasana yang menyenangkan dan mendidik.
- Sekolah Minggu (Sunday School): Organisasi untuk pengajaran Injil kepada semua anggota Gereja dari segala usia.
Struktur organisasi ini dirancang untuk memastikan bahwa pesan Injil disampaikan, tata cara-tata cara suci dilaksanakan, dan para anggota didukung dalam perjalanan rohani mereka, dari tingkat global hingga komunitas lokal terkecil.
Kehidupan Sehari-hari dan Budaya Orang Suci Zaman Akhir
Kehidupan sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir melibatkan komitmen yang mendalam terhadap prinsip-prinsip Injil yang memengaruhi hampir setiap aspek keberadaan seseorang. Ini bukan hanya tentang keyakinan, tetapi juga tentang cara hidup yang berpusat pada nilai-nilai keluarga, komunitas, pelayanan, dan pengembangan pribadi.
Nilai-Nilai Keluarga yang Kuat
Keluarga adalah unit dasar dalam Gereja OSZA, dan ajaran tentang keluarga kekal membentuk fondasi budaya mereka. Para anggota didorong untuk:
- Memprioritaskan Keluarga: Kehidupan keluarga dianggap sebagai hal yang sakral dan esensial untuk kebahagiaan abadi. Para orang tua didorong untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak mereka, mengajarkan nilai-nilai Injil, dan menciptakan lingkungan rumah tangga yang penuh kasih.
- Malam Keluarga (Family Home Evening): Setiap Senin malam biasanya dikhususkan untuk Malam Keluarga, di mana keluarga berkumpul untuk belajar Injil, bermain game, melakukan aktivitas bersama, atau sekadar berbincang. Ini adalah tradisi yang dirancang untuk memperkuat ikatan keluarga.
- Pernikahan yang Dipermanenkan: Pernikahan di Bait Suci adalah perjanjian suci yang diyakini menyatukan pasangan tidak hanya "sampai maut memisahkan" tetapi juga untuk kekekalan. Hal ini menekankan kesetiaan, komitmen, dan kerja sama dalam pernikahan.
Komunitas dan Pelayanan
Rasa komunitas yang kuat adalah ciri khas kehidupan Gereja OSZA. Karena semua pemimpin dan pengajar melayani secara sukarela, ada banyak kesempatan bagi anggota untuk melayani satu sama lain dan masyarakat luas. Ini menciptakan lingkungan di mana setiap orang memiliki peran dan merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan bersama:
- Pelayanan Lingkungan/Cabang: Para anggota sering ditugaskan dalam berbagai posisi layanan, mulai dari mengajar kelas hingga membantu dalam administrasi Gereja, atau mengunjungi dan melayani keluarga lain (pelayanan).
- Pelayanan Misionaris: Seperti yang disebutkan sebelumnya, ribuan pemuda dan lansia melayani misi penuh waktu, mendedikasikan sebagian besar hidup mereka untuk pelayanan kepada orang lain.
- Pelayanan Komunitas: Selain pelayanan internal Gereja, para anggota juga didorong untuk terlibat dalam pelayanan masyarakat, baik melalui program Gereja seperti 'Mormon Helping Hands' atau melalui organisasi sukarela lainnya.
Patuhi Hari Sabat
Hari Sabat adalah hari istirahat dan penyembahan yang sangat dihormati oleh Orang Suci Zaman Akhir. Pada hari Minggu, para anggota:
- Menghadiri Ibadah: Mereka berkumpul di gedung pertemuan untuk kebaktian sakramen, di mana mereka mengambil sakramen (komuni) untuk memperingati Kurban Tebusan Yesus Kristus. Ini diikuti dengan kelas-kelas Injil untuk semua usia.
- Fokus pada Hal-hal Rohani: Anggota didorong untuk menghindari pekerjaan duniawi dan kegiatan rekreasi pada hari Minggu, melainkan berfokus pada kegiatan yang memperkuat iman, seperti belajar kitab suci, menulis jurnal, mengunjungi orang sakit atau lansia, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kesederhanaan dan Standar Pakaian
Meskipun tidak ada aturan berpakaian yang ketat yang berlaku untuk semua situasi, para anggota Gereja didorong untuk mengenakan pakaian yang sederhana dan sopan. Ini mencerminkan keyakinan akan rasa hormat terhadap tubuh sebagai bait suci. Bagi para misionaris, standar berpakaian lebih formal dan spesifik. Untuk menghadiri Bait Suci, ada persyaratan pakaian khusus untuk menjaga kekudusan tempat tersebut.
Pendidikan dan Pembelajaran Berkelanjutan
Pendidikan sangat dihargai dalam budaya Orang Suci Zaman Akhir. Para anggota didorong untuk mencari pengetahuan baik rohani maupun sekuler. Gereja mendukung sistem pendidikan yang luas, termasuk:
- Sekolah Minggu dan Seminari/Institut: Program-program ini menyediakan pendidikan agama bagi anak-anak dan remaja di luar kurikulum sekolah umum.
- Universitas yang Didukung Gereja: Gereja memiliki dan mengoperasikan beberapa universitas, seperti Universitas Brigham Young (BYU), BYU-Idaho, BYU-Hawaii, dan Ensign College, yang menawarkan pendidikan berkualitas tinggi yang diperkaya dengan nilai-nilai Injil.
Musik dan Seni
Musik memainkan peran penting dalam ibadah dan kehidupan Orang Suci Zaman Akhir. Himne-himne dan nyanyian anak-anak sering digunakan untuk mengajarkan doktrin dan mengundang Roh Kudus. Paduan Suara Tabernakel di Temple Square adalah simbol global dari tradisi musik Gereja. Seni rupa juga dihargai sebagai cara untuk mengungkapkan keindahan dan kebenaran rohani, dengan banyak seniman anggota Gereja yang berkreasi dalam berbagai media.
Gaya Hidup Sehat dan Disiplin Diri
Ketaatan pada Firman Kebijaksanaan (hukum kesehatan) mendorong gaya hidup yang bersih dan sehat. Ini termasuk berpantang dari alkohol, tembakau, kopi, dan teh. Disiplin diri ini meluas ke aspek lain dalam kehidupan, seperti manajemen keuangan yang bijaksana dan kehati-hatian dalam hiburan dan media. Anggota didorong untuk hidup secara sederhana dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, kehidupan Orang Suci Zaman Akhir adalah kehidupan yang berpusat pada Injil, keluarga, dan pelayanan. Ini adalah budaya yang mempromosikan nilai-nilai moral yang kuat, pengembangan pribadi, dan rasa kepemilikan yang mendalam dalam komunitas global yang bersatu.
Kesalahpahaman Umum dan Klarifikasi Mengenai Mormonisme
Karena sifatnya yang unik dan sejarahnya yang berbeda dari denominasi Kristen arus utama, Mormonisme seringkali menjadi subjek berbagai kesalahpahaman. Penting untuk mengklarifikasi poin-poin ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih akurat tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
1. Poligami: Sejarah vs. Praktik Saat Ini
Salah satu kesalahpahaman paling umum adalah bahwa "Mormon" masih mempraktikkan poligami (pernikahan jamak). Ini adalah isu yang kompleks dan perlu dijelaskan dengan hati-hati.
Sejarah: Poligami, atau yang disebut "pernikahan jamak," memang pernah dipraktikkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk periode waktu tertentu pada abad ke-19, dimulai dengan Joseph Smith dan berlanjut di bawah Brigham Young. Praktik ini diperkenalkan sebagai wahyu ilahi dan dipandang sebagai ujian iman dan cara untuk membesarkan keluarga besar dalam komunitas Gereja yang baru. Poligami sangat kontroversial pada saat itu dan menjadi salah satu alasan utama penganiayaan yang dihadapi oleh para Orang Suci Zaman Akhir.
Praktik Saat Ini: Namun, Gereja secara resmi menghentikan praktik pernikahan jamak pada tahun 1890, ketika Presiden Wilford Woodruff mengeluarkan sebuah manifesto yang dikenal sebagai "Manifesto Besar." Ini adalah hasil dari tekanan politik dan hukum yang intens dari pemerintah Amerika Serikat, yang mengancam untuk membubarkan Gereja dan menyita propertinya. Setelah manifesto ini, Gereja secara bertahap menindak para anggota yang masih mempraktikkan poligami, dan pada awal abad ke-20, Gereja mulai mengekskomunikasi siapa pun yang memasuki atau melanjutkan pernikahan jamak.
Klarifikasi: Saat ini, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir secara tegas melarang poligami. Siapa pun yang mempraktikkan poligami tidak dapat menjadi anggota Gereja. Kelompok-kelompok kecil di Amerika Serikat bagian barat yang masih mempraktikkan poligami, seperti "Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (FLDS)," adalah sekte-sekte yang tidak terafiliasi dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan telah dipecat olehnya. Penting untuk membedakan antara Gereja arus utama dan kelompok-kelompok fundamentalis ini.
2. "Mormon" vs. "Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir"
Istilah "Mormon" awalnya adalah julukan yang diberikan oleh orang luar, seringkali dengan maksud mengejek, karena kepercayaan Gereja pada Kitab Mormon. Meskipun Gereja telah lama menggunakan istilah "Mormon" (misalnya, Kampanye "I'm a Mormon") untuk memudahkan identifikasi dan menghilangkan stigma, dalam beberapa waktu terakhir, Gereja telah secara aktif meminta media dan publik untuk menggunakan nama resminya, "Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir."
Alasan di Balik Penekanan Nama: Penekanan pada nama lengkap ini didasarkan pada keinginan untuk lebih fokus pada Yesus Kristus sebagai pusat iman. Nabi Joseph Smith sendiri menyatakan bahwa nama Gereja datang melalui wahyu. Dengan menggunakan nama lengkap, para anggota berharap untuk lebih jelas mengidentifikasi diri sebagai pengikut Kristus dan bukan pengikut Joseph Smith atau Kitab Mormon.
3. Apakah Orang Suci Zaman Akhir Adalah Kristen?
Pertanyaan ini sering muncul karena perbedaan doktrinal antara Gereja OSZA dan kekristenan tradisional. Jawabannya tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan "Kristen."
Argumen Mereka Adalah Kristen:
- Penyembah Yesus Kristus: Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dengan tegas menyatakan diri sebagai pengikut Yesus Kristus. Mereka menyembah-Nya sebagai Putra Allah, Juruselamat dan Penebus dunia.
- Alkitab sebagai Kitab Suci: Mereka menerima Alkitab sebagai firman Allah dan mempelajarinya dengan cermat.
- Ajaran Sentral Kristus: Ajaran-ajaran tentang kasih Kristus, Kurban Tebusan-Nya, Kebangkitan-Nya, dan misi ilahi-Nya adalah inti dari doktrin mereka.
Argumen Mengapa Beberapa Tidak Menganggap Mereka Kristen Tradisional:
- Sifat Allah: Pemahaman mereka tentang Allah Tritunggal (sebagai tiga Pribadi yang terpisah) berbeda dari doktrin Tritunggal tradisional yang dipegang oleh sebagian besar denominasi Kristen.
- Kitab Suci Tambahan: Penerimaan Kitab Mormon dan kitab suci lainnya sebagai kanon tambahan di samping Alkitab.
- Pemulihan: Keyakinan bahwa ada kemurtadan total dari gereja mula-mula setelah kematian para rasul dan bahwa Injil serta imamat harus dipulihkan melalui Joseph Smith.
Kesimpulan: Para Orang Suci Zaman Akhir mengidentifikasi diri mereka sebagai Kristen, tetapi dengan teologi dan sejarah yang unik yang membedakan mereka dari banyak gereja Kristen lainnya. Mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari restorasi kekristenan mula-mula.
4. Aspek Lain yang Sering Disalahpahami:
- Upacara Rahasia di Bait Suci: Upacara di Bait Suci sering disebut "rahasia." Sebenarnya, itu "sakral dan pribadi" (sacred and not secret). Para anggota tidak membicarakannya di luar Bait Suci karena sifatnya yang kudus dan perjanjian pribadi yang dibuat dengan Allah, bukan karena ada sesuatu yang disembunyikan. Siapa pun yang memenuhi syarat dan layak dapat masuk ke Bait Suci.
- Joseph Smith Sebagai Tuhan: Beberapa orang keliru percaya bahwa Joseph Smith disembah sebagai Tuhan. Ini sama sekali tidak benar. Joseph Smith dihormati sebagai nabi Allah yang berperan penting dalam Pemulihan Injil, tetapi penyembahan hanya ditujukan kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus.
- Minum Alkohol, Kopi, dan Teh: Seperti yang dijelaskan dalam Firman Kebijaksanaan, para anggota Gereja menghindari minuman beralkohol, kopi, teh hitam, dan tembakau. Ini bukan sekadar larangan, melainkan prinsip kesehatan yang diyakini membawa berkat-berkat rohani dan jasmani.
- Kekayaan Gereja: Gereja memiliki aset yang signifikan, tetapi sebagian besar dialokasikan untuk misi, pendidikan, pembangunan Bait Suci, program kemanusiaan, dan pemeliharaan properti. Para pemimpin Gereja melayani tanpa dibayar dan semua sumbangan digunakan untuk pekerjaan Tuhan.
Dengan memahami klarifikasi ini, kita dapat menghargai keragaman kepercayaan agama dan menghindari penilaian berdasarkan informasi yang tidak akurat.
Jangkauan Global dan Dampak Mormonisme di Dunia Modern
Dari permulaannya yang sederhana di Amerika Serikat, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir telah berkembang menjadi agama global yang dinamis, dengan dampak yang signifikan di seluruh dunia. Pertumbuhan ini merupakan bukti dari kekuatan misi mereka dan daya tarik pesan Injil yang dipulihkan.
Pertumbuhan dan Kehadiran di Seluruh Dunia
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir kini memiliki lebih dari 17 juta anggota di lebih dari 190 negara dan wilayah. Pertumbuhan yang pesat ini adalah salah satu kisah sukses agama yang paling menonjol dalam beberapa dekade terakhir. Kehadiran Gereja terlihat jelas dengan ribuan gedung pertemuan lokal dan lebih dari 170 Bait Suci yang beroperasi di seluruh dunia, dengan puluhan lainnya dalam pembangunan atau telah diumumkan.
Pekerjaan misionaris adalah pendorong utama di balik ekspansi global ini. Ribuan misionaris muda melayani di seluruh dunia, mengajarkan Injil dalam ratusan bahasa. Ini telah menghasilkan komunitas anggota yang beragam secara budaya dan geografis, yang semuanya dipersatukan oleh keyakinan mereka yang sama terhadap Yesus Kristus dan Injil yang dipulihkan.
Di banyak negara, khususnya di Amerika Latin, Afrika, dan Asia, Gereja telah mengalami pertumbuhan eksplosif, membawa harapan dan tujuan baru bagi banyak individu dan keluarga. Kehadiran Gereja membawa serta pendidikan, pelatihan kepemimpinan, dan jaringan dukungan sosial yang kuat.
Upaya Kemanusiaan dan Pelayanan
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir terkenal dengan program kemanusiaan dan pelayanan sosialnya yang ekstensif. Bantuan kemanusiaan diberikan kepada orang-orang dari semua latar belakang dan agama, tanpa memandang afiliasi Gereja mereka. Upaya ini diorganisir melalui program bantuan kemanusiaan Gereja, yang didanai oleh sumbangan sukarela dari para anggota.
Beberapa area fokus utama dari upaya kemanusiaan ini meliputi:
- Bantuan Bencana: Gereja adalah salah satu organisasi pertama yang merespons bencana alam di seluruh dunia, menyediakan makanan, tempat berlindung, air bersih, dan pasokan medis. Tim "Mormon Helping Hands" yang terdiri dari relawan sering terlihat di lokasi bencana, mengenakan rompi kuning khas mereka.
- Penyediaan Air Bersih: Gereja telah mendanai proyek-proyek air bersih di banyak negara berkembang, memberikan akses ke air minum yang aman bagi jutaan orang.
- Kesehatan dan Imunisasi: Program-program kesehatan, termasuk kampanye imunisasi dan pelatihan tenaga kesehatan, didukung untuk memerangi penyakit dan meningkatkan kesejahteraan.
- Bantuan Pengungsi: Gereja memberikan bantuan signifikan kepada para pengungsi di seluruh dunia, membantu mereka dengan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan sumber daya lainnya.
- Produksi Makanan dan Pertanian: Gereja memiliki peternakan dan fasilitas produksi makanan untuk menyediakan makanan bagi yang membutuhkan dan untuk program kesejahteraan.
- Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan: Selain pendidikan formal, Gereja juga mendukung program pelatihan kejuruan dan pengembangan keterampilan untuk membantu individu menjadi mandiri.
Keterlibatan Masyarakat dan Kontribusi Sipil
Selain upaya kemanusiaan, Gereja juga mendorong para anggotanya untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan aktif dalam komunitas mereka. Ini termasuk partisipasi dalam proses politik (tanpa mendukung partai politik tertentu), keterlibatan dalam proyek-proyek masyarakat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam kehidupan publik. Para pemimpin Gereja seringkali menekankan pentingnya kerja sama dengan orang lain dari berbagai latar belakang agama dan sosial untuk membangun komunitas yang lebih baik.
Gereja juga menempatkan nilai tinggi pada kebebasan beragama dan bekerja untuk melestarikan dan melindunginya di seluruh dunia. Mereka terlibat dalam dialog antaragama dan berupaya untuk membangun jembatan pemahaman dengan kepercayaan lain.
Pengaruh Budaya
Dampak Mormonisme juga terlihat dalam budaya populer, meskipun seringkali dengan penggambaran yang disederhanakan atau salah. Namun, kontribusi anggota Gereja dalam bidang seni, musik, olahraga, sains, dan bisnis semakin diakui. Nilai-nilai seperti kerja keras, integritas, dan pengabdian keluarga yang kuat seringkali terlihat pada individu-individu yang merupakan anggota Gereja, yang membawa dampak positif ke dalam bidang profesional dan pribadi mereka.
Secara keseluruhan, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir telah tumbuh melampaui akar geografisnya untuk menjadi kekuatan global untuk kebaikan, mempromosikan perdamaian, pelayanan, dan kehidupan yang berpusat pada Kristus kepada jutaan orang di setiap sudut dunia.
Tantangan dan Adaptasi di Dunia Modern
Seperti halnya agama besar lainnya, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir menghadapi serangkaian tantangan yang terus-menerus di dunia modern yang terus berubah. Namun, melalui kepemimpinan yang berkesinambungan dan adaptasi yang bijaksana, Gereja terus berupaya untuk tetap relevan dan efektif dalam misinya.
Menjaga Identitas di Tengah Sekularisme
Salah satu tantangan terbesar adalah pertumbuhan sekularisme dan skeptisisme agama di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara Barat. Para anggota Gereja didorong untuk berpegang teguh pada standar Injil mereka yang berbeda, seperti Firman Kebijaksanaan, standar kesopanan, dan kepatuhan pada hari Sabat, yang seringkali bertentangan dengan norma-norma sosial arus utama. Menjaga identitas iman yang kuat di tengah masyarakat yang semakin pluralistik dan sekuler membutuhkan komitmen dan pengajaran yang konsisten.
Mengatasi Isu Sosial dan Etika Kontemporer
Dunia modern terus-menerus menghadirkan isu-isu sosial dan etika baru yang menantang doktrin dan praktik agama mana pun. Gereja menghadapi pertanyaan-pertanyaan seputar kesetaraan gender, hak-hak LGBTQ+, keadilan sosial, dan peran agama dalam politik. Meskipun Gereja memegang teguh ajaran-ajaran doktrinalnya mengenai pernikahan dan keluarga, ia juga berusaha untuk memupuk kasih dan pengertian di antara semua anak Allah, termasuk mereka yang memiliki pandangan atau gaya hidup yang berbeda. Kepemimpinan Gereja seringkali memberikan panduan yang berhati-hati, mendorong anggota untuk hidup sesuai dengan iman mereka sambil menunjukkan kasih sayang kepada semua orang.
Pertumbuhan yang Cepat dan Kebutuhan akan Sumber Daya
Pertumbuhan Gereja yang pesat di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, membawa serta tantangan logistik dan sumber daya. Ini termasuk kebutuhan untuk membangun lebih banyak gedung pertemuan dan Bait Suci, mencetak kitab suci dalam berbagai bahasa, melatih pemimpin lokal yang cakap, dan menyediakan program pendidikan dan kesejahteraan yang memadai. Meskipun Gereja memiliki sumber daya yang besar dari persepuluhan anggota, pengelolaan pertumbuhan ini secara efektif tetap menjadi tugas yang monumental.
Teknologi dan Komunikasi
Teknologi telah mengubah cara orang berinteraksi dengan agama dan satu sama lain. Gereja telah merangkul teknologi untuk menyebarkan Injil, seperti melalui situs web resmi, media sosial, dan aplikasi pembelajaran Injil. Namun, ini juga berarti menghadapi tantangan informasi yang salah, kritik, dan perlunya memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang membangun dan bermanfaat. Gereja berusaha untuk menggunakan platform digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, memberikan akses informasi yang akurat, dan memperkuat komunitas globalnya.
Mempertahankan Persatuan di Tengah Keberagaman Budaya
Dengan jutaan anggota di berbagai negara dan budaya, Gereja menghadapi tantangan untuk mempertahankan persatuan doktrinal dan spiritual sambil menghargai keragaman budaya. Injil mengajarkan prinsip-prinsip universal, tetapi penerapannya dapat berbeda dalam konteks budaya yang berbeda. Kepemimpinan Gereja bekerja untuk memastikan bahwa Injil disampaikan dengan cara yang relevan secara budaya, dan bahwa tradisi lokal yang positif diintegrasikan ke dalam kehidupan Gereja tanpa mengorbankan ajaran-ajaran inti.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir terus maju dengan misi globalnya. Dengan kepemimpinan yang berpusat pada wahyu, fondasi doktrinal yang kuat, dan komitmen yang teguh dari para anggotanya, Gereja beradaptasi dan berkembang, berupaya untuk membawa pesan harapan dan Injil yang dipulihkan kepada semakin banyak orang di seluruh dunia.
Kesimpulan
Mormonisme, atau lebih tepatnya Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, adalah sebuah gerakan agama yang kaya dan kompleks dengan sejarah yang mendalam dan keyakinan yang unik. Berawal dari visi Joseph Smith di Amerika Serikat, ia telah berkembang menjadi agama global yang memengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Intinya, Gereja mengajarkan tentang pemulihan gereja Kristus mula-mula, dengan Kitab Mormon sebagai kesaksian tambahan tentang Yesus Kristus, dan seorang nabi yang hidup untuk membimbing para pengikutnya di zaman modern.
Keyakinan inti Gereja berputar pada rencana keselamatan Allah, yang menekankan kehidupan prafana, tujuan fana, pentingnya Kurban Tebusan Yesus Kristus, dan potensi bagi keluarga untuk bersatu selamanya. Para anggotanya hidup dengan seperangkat standar moral yang kuat, termasuk kepatuhan pada Firman Kebijaksanaan, penyerahan persepuluhan, dan komitmen pada pelayanan. Kehidupan Orang Suci Zaman Akhir dicirikan oleh penekanan kuat pada keluarga, komunitas, pendidikan, dan pekerjaan misionaris.
Meskipun sering disalahpahami, terutama mengenai poligami (yang telah lama dihentikan) dan identitas Kristen mereka (yang mereka tegaskan), Gereja terus berupaya untuk menjembatani kesenjangan dan berbagi pesan mereka tentang kedamaian dan Injil yang dipulihkan. Dengan jangkauan global yang terus meluas dan upaya kemanusiaan yang signifikan, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir merupakan kekuatan yang relevan dan berpengaruh di dunia.
Pada akhirnya, Mormonisme adalah undangan untuk mengikuti Yesus Kristus, untuk belajar dari wahyu modern, dan untuk membangun kehidupan yang berpusat pada Injil, dengan harapan kebahagiaan di kehidupan ini dan janji kehidupan kekal dalam kehadiran Allah. Ini adalah perjalanan iman yang terus berkembang, beradaptasi dengan dunia yang berubah, tetapi tetap teguh pada prinsip-prinsip abadi yang diyakini berasal dari Allah.