Mutiara Jiwa: Panduan Dzikir Setelah Sholat Fardhu

Ilustrasi tangan berdoa dengan tasbih Ilustrasi tangan berdoa dengan tasbih, simbol dzikir setelah sholat fardhu.

Sholat fardhu adalah tiang agama, sebuah momen suci di mana seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya. Namun, ibadah agung ini tidak berakhir begitu saja setelah salam. Terdapat sebuah amalan penyempurna yang penuh berkah, yaitu dzikir sholat fardhu. Ia adalah jembatan yang menghubungkan ketenangan sholat dengan hiruk pikuk kehidupan, menjadi oase bagi jiwa yang merindukan kedamaian dan ampunan.

Meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir setelah sholat bukanlah sekadar rutinitas tanpa makna. Ia adalah manifestasi rasa syukur, pengakuan atas kelemahan diri, dan permohonan tiada henti kepada Yang Maha Kuasa. Dalam setiap lafaz yang terucap, terkandung kekuatan untuk menenangkan hati, menghapus dosa, dan meninggikan derajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Artikel ini akan memandu Anda secara mendalam, menyelami lautan makna dan keutamaan dari setiap bacaan dzikir setelah sholat fardhu.

Langkah Awal: Memohon Ampunan (Istighfar)

Langkah pertama setelah menyelesaikan sholat adalah merendahkan diri di hadapan Allah dengan memohon ampunan. Meskipun kita baru saja menyelesaikan ibadah besar, istighfar mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa cukup atau sombong dengan amalan kita. Kita memohon ampun atas segala kekurangan dalam sholat, kekhilafan pikiran, dan dosa-dosa yang mungkin kita lakukan sebelumnya. Bacaan yang dianjurkan adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."

Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali. Setiap kali mengucapkannya, kita merenungkan makna di baliknya. "Astaghfirullahal 'adziim" bukan sekadar kata, melainkan pengakuan tulus dari lubuk hati terdalam akan keagungan Allah dan kekecilan diri kita. "Alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum," kita menegaskan kembali pilar tauhid, bahwa hanya Dia yang berhak disembah, Sang Pemilik Kehidupan Abadi dan Pengatur seluruh alam semesta. Dan puncaknya adalah "wa atuubu ilaih," sebuah janji untuk kembali kepada-Nya, meninggalkan kesalahan, dan memulai lembaran baru yang lebih bersih.

Raja Istighfar (Sayyidul Istighfar)

Meskipun tidak menjadi bagian dari rangkaian dzikir sholat fardhu yang paling umum, membaca Sayyidul Istighfar (Raja Istighfar) pada waktu pagi atau petang memiliki keutamaan luar biasa. Menghafal dan merenungkannya dapat menjadi tambahan amalan yang sangat bernilai. Doa ini mengandung pengakuan total seorang hamba atas nikmat, dosa, dan kepasrahan mutlak kepada Tuhannya.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bidzanbii faghfir lii, fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."

Pujian Tauhid dan Permohonan Keselamatan

Setelah membasuh diri dengan istighfar, lisan kita beralih memuji keesaan dan keagungan Allah. Pujian ini adalah inti dari akidah seorang muslim, sebuah deklarasi yang menggetarkan Arsy.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Bacaan ini dianjurkan dibaca beberapa kali, terutama setelah sholat Subuh dan Maghrib, karena keutamaannya yang sangat besar. Kalimat ini merangkum seluruh esensi tauhid: pengakuan keesaan Allah (Laa ilaaha illallah), penafian segala bentuk sekutu (wahdahu laa syariika lah), pengakuan atas kekuasaan mutlak-Nya (lahul mulku), pengakuan bahwa segala puji hanya pantas untuk-Nya (wa lahul hamdu), dan keyakinan akan kuasa-Nya atas kehidupan dan kematian (yuhyii wa yumiit... qadiir).

Selanjutnya, kita memohon perlindungan dan keselamatan, dimulai dengan doa untuk dijauhkan dari api neraka, kemudian memohon kedamaian dari Sang Maha Pemberi Kedamaian.

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ

Allahumma ajirnii minan naar.

"Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka."

Doa singkat namun penuh makna ini dianjurkan dibaca tujuh kali setelah sholat Maghrib dan Subuh. Ini adalah permohonan yang paling fundamental bagi seorang mukmin: keselamatan di akhirat.

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

"Ya Allah, Engkau adalah As-Salam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."

Doa ini langsung menghubungkan kita dengan salah satu Asmaul Husna, yaitu As-Salam. Kita mengakui bahwa sumber segala kedamaian, ketenangan, dan keselamatan hanyalah Allah. Kita tidak mencarinya pada harta, tahta, atau manusia, melainkan langsung dari sumbernya. Kalimat "tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam" adalah pujian agung, mengakui kebesaran dan kemurahan Allah yang tiada tara.

Trio Dzikir Agung: Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Inilah bagian inti dari rangkaian dzikir sholat fardhu yang paling dikenal dan diamalkan, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Rangkaian ini terdiri dari tiga kalimat agung: Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar, yang masing-masing dibaca sebanyak 33 kali.

1. Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - Mensucikan Allah

Bacaan: Subhanallah (33 kali)

Makna "Subhanallah" adalah "Maha Suci Allah". Lebih dari sekadar ucapan, ini adalah sebuah pernyataan akidah yang mendalam. Dengan mengucap tasbih, kita sedang melakukan tanzih, yaitu mensucikan dan membersihkan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, dan dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Kita menyatakan bahwa Allah suci dari sifat-sifat makhluk, seperti butuh, lelah, tidur, memiliki anak, atau memiliki sekutu. Saat lisan kita bergetar dengan "Subhanallah", hati kita seharusnya merenung betapa sempurnanya Allah dan betapa penuh kekurangannya diri kita. Ini adalah dzikir yang menumbuhkan rasa takjub dan pengagungan kepada Sang Pencipta.

2. Tahmid (الْحَمْدُ لِلهِ) - Memuji Allah

Bacaan: Alhamdulillah (33 kali)

Makna "Alhamdulillah" adalah "Segala puji bagi Allah". Kata "Al" di awal menunjukkan makna "seluruh" atau "segala". Jadi, ini bukan sekadar ucapan terima kasih atas satu nikmat tertentu. Tahmid adalah pengakuan bahwa segala bentuk pujian yang ada di alam semesta, baik yang terucap maupun yang tidak, pada hakikatnya kembali kepada Allah. Pujian atas keindahan alam, pujian atas kecerdasan manusia, pujian atas kesehatan; semuanya bermuara kepada Sang Pemberi keindahan, kecerdasan, dan kesehatan itu sendiri. Dengan bertahmid, kita melatih diri menjadi hamba yang pandai bersyukur, yang melihat jejak kebaikan Allah dalam setiap detail kehidupan, dari helaan napas hingga detak jantung.

3. Takbir (اللهُ أَكْبَرُ) - Mengagungkan Allah

Bacaan: Allahu Akbar (33 kali)

"Allahu Akbar" berarti "Allah Maha Besar". Ini adalah kalimat yang kita ucapkan di awal sholat untuk membuka gerbang komunikasi dengan-Nya. Setelah sholat, kita mengucapkannya kembali untuk menegaskan maknanya dalam konteks kehidupan. Dengan takbir, kita mendeklarasikan bahwa Allah lebih besar dari segala urusan dunia kita, lebih besar dari masalah yang kita hadapi, lebih besar dari kekhawatiran kita tentang masa depan, dan lebih besar dari kesombongan kita atas pencapaian yang diraih. Takbir adalah pengingat untuk meletakkan Allah di atas segalanya, sebagai prioritas utama dalam hidup. Ia memberikan kekuatan dan ketenangan, karena kita menyandarkan diri pada Dzat Yang Maha Besar, yang tidak ada satu pun yang dapat menandingi kebesaran-Nya.

Penyempurna Seratus Dzikir

Setelah menyelesaikan rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir sebanyak 99 kali, rangkaian ini disempurnakan menjadi seratus dengan membaca kalimat tauhid berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Keutamaan rangkaian ini sangat luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang berdzikir setelah setiap sholat dengan Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, itu berjumlah 99, lalu ia menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan (tersebut di atas), maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan."

Bacaan Ayat dan Surah Pilihan

Amalan dzikir sholat fardhu tidak hanya terbatas pada kalimat-kalimat thayyibah, tetapi juga dianjurkan untuk membaca beberapa ayat dan surah dari Al-Qur'an yang memiliki fadhilah khusus.

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) - Ayat Teragung

Membaca Ayat Kursi setelah sholat fardhu adalah amalan yang sangat dianjurkan. Ayat ini disebut sebagai "ayat yang paling agung" dalam Al-Qur'an karena kandungannya yang luar biasa, menjelaskan tentang keesaan dan kekuasaan mutlak Allah Subhanahu wa Ta'ala.

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Keutamaannya dijelaskan dalam sebuah hadits, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." Ini menunjukkan betapa besar ganjaran bagi mereka yang merutinkannya.

Tiga Surah Pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)

Membaca tiga surah terakhir dalam Al-Qur'an ini juga merupakan bagian dari sunnah dzikir setelah sholat. Ketiganya dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, atau surah-surah perlindungan.

Dianjurkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Adapun setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali. Ini menjadi benteng spiritual yang menjaga seorang hamba dari berbagai keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Penutup Dzikir dengan Doa

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian dzikir, inilah saatnya untuk memanjatkan doa pribadi. Ini adalah momen intim di mana kita bisa mencurahkan segala isi hati, harapan, dan keluh kesah kepada Allah. Tidak ada batasan dalam berdoa, kita bisa memohon apa saja selama itu baik. Namun, ada baiknya memulai dan mengakhiri doa dengan adab yang benar.

Berikut adalah contoh doa penutup yang komprehensif yang bisa dipanjatkan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami di waktu kecil. Dan bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, kesehatan pada tubuh, tambahan dalam ilmu, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum mati, rahmat ketika mati, dan ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, selamatkanlah dari api neraka, dan berikanlah ampunan pada saat hisab (perhitungan).

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

Hikmah dan Keutamaan Merutinkan Dzikir

Mendedikasikan beberapa menit untuk dzikir sholat fardhu adalah sebuah investasi spiritual yang hasilnya akan kita rasakan di dunia dan di akhirat. Beberapa hikmah dan keutamaannya antara lain:

Pada akhirnya, dzikir sholat fardhu adalah sebuah hadiah. Hadiah dari Allah yang diberikan melalui lisan Rasul-Nya, agar kita tidak tergesa-gesa kembali ke dalam kesibukan dunia setelah sholat. Ia adalah jeda spiritual, waktu untuk mengisi ulang energi iman, merenung, bersyukur, dan memohon. Jadikanlah amalan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari sholat kita, sebagai mutiara yang menghiasi ibadah kita, dan sebagai bekal yang akan memberatkan timbangan kebaikan kita di yaumul hisab kelak. Semoga kita semua dimudahkan untuk senantiasa melisankan dan menghayati setiap kalimat dzikir yang kita ucapkan.

🏠 Kembali ke Homepage