Sholat adalah tiang agama, sebuah momen sakral di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Tuhannya. Namun, hubungan spiritual ini tidak berhenti begitu saja setelah salam diucapkan. Justru, momen setelah sholat adalah salah satu waktu yang paling istimewa dan mustajab untuk memanjatkan doa, berdzikir, dan merenungi kebesaran Allah SWT. Meluangkan waktu sejenak untuk wirid dan doa setelah sholat fardhu adalah sebuah amalan yang sangat dianjurkan, dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, dan memiliki keutamaan yang luar biasa.
Berdzikir dan berdoa setelah sholat bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk penyempurnaan ibadah. Ia adalah jembatan yang menghubungkan kesempurnaan gerakan sholat dengan kekhusyukan hati dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keheningan setelah sholat, kita mengakui segala kekurangan dalam ibadah kita, memohon ampunan atas kelalaian, mensyukuri nikmat yang tak terhingga, dan menyerahkan segala urusan kita kepada Sang Maha Pengatur. Artikel ini akan memandu Anda secara rinci mengenai urutan bacaan dzikir dan doa setelah sholat, lengkap dengan tulisan Arab, transliterasi Latin, serta terjemahan dan makna mendalam di setiap lafaznya.
Mengapa Berdzikir dan Berdoa Setelah Sholat Sangat Penting?
Sebelum kita menyelami bacaan-bacaannya, penting untuk memahami fondasi spiritual di balik amalan ini. Mengapa kita tidak langsung beranjak pergi setelah sholat selesai? Jawabannya terletak pada beberapa hikmah dan keutamaan yang agung:
- Meneladani Sunnah Rasulullah SAW: Amalan terbaik adalah yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Terdapat banyak hadits shahih yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak langsung berdiri setelah sholat, melainkan beliau beristighfar, berdzikir, dan memuji Allah SWT. Mengikuti sunnah ini adalah wujud cinta kita kepada beliau dan jalan untuk meraih ridha Allah.
- Menambal Kekurangan Sholat: Sebagai manusia biasa, seringkali pikiran kita melayang saat sholat. Kekhusyukan kita mungkin tidak sempurna. Dzikir dan doa setelah sholat berfungsi layaknya penambal, memohon kepada Allah agar menerima ibadah kita yang penuh kekurangan dan menyempurnakannya dengan rahmat-Nya.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Salah satu waktu di mana doa seorang hamba paling didengar adalah setelah menunaikan sholat fardhu. Ini adalah kesempatan emas untuk mencurahkan isi hati, memohon hajat dunia dan akhirat, serta mencari solusi atas segala permasalahan hidup kepada Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
- Menenangkan Hati dan Jiwa: "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Lafaz-lafaz dzikir seperti tasbih, tahmid, dan takbir memiliki kekuatan luar biasa untuk membersihkan hati dari kegelisahan, menyingkirkan kecemasan, dan mendatangkan ketenangan jiwa yang hakiki.
Dengan memahami pentingnya amalan ini, marilah kita melangkah ke dalam rangkaian dzikir dan doa yang diajarkan, dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Urutan Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat Fardhu
Berikut adalah urutan dzikir yang umum diamalkan berdasarkan dalil-dalil yang shahih, yang bisa menjadi panduan bagi kita semua. Urutan ini bersifat fleksibel, namun mengikuti susunan ini akan membantu kita untuk berdzikir dengan lebih teratur dan khusyuk.
1. Membaca Istighfar (3 Kali)
Langkah pertama yang dicontohkan Rasulullah SAW setelah salam adalah memohon ampunan. Ini adalah bentuk kerendahan hati kita, mengakui bahwa sehebat apapun ibadah kita, pasti ada cela dan kekurangan. Kita memulainya dengan istighfar.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adziim.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Dibaca sebanyak tiga kali. Dengan mengucapkannya, kita seolah berkata, "Ya Allah, ampuni segala kelalaian pikiranku, kekurangan gerakan sholatku, dan segala dosa yang masih melekat pada diriku saat aku menghadap-Mu." Ini adalah gerbang pembuka untuk dzikir-dzikir selanjutnya.
2. Pujian Pembuka dan Permohonan Keselamatan
Setelah memohon ampun, kita memuji Allah sebagai sumber segala kedamaian dan keberkahan. Doa ini menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan sejati hanya datang dari-Nya.
اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu-lah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."
Dalam doa ini, kita mengakui salah satu Asmaul Husna, yaitu As-Salaam. Kita mengakui bahwa Allah adalah esensi dari kedamaian itu sendiri, dan setiap ketenangan yang kita rasakan di dunia ini adalah pantulan dari sifat-Nya. Kita juga memuji-Nya sebagai Dzal Jalaali wal Ikraam, Pemilik segala Keagungan yang membuat kita tunduk dan Kemuliaan yang membuat kita berharap.
3. Membaca Kalimat Tauhid
Selanjutnya, kita memperbarui ikrar tauhid kita. Kalimat ini adalah inti dari ajaran Islam, sebuah deklarasi agung yang memisahkan antara keimanan dan kekufuran. Mengucapkannya setelah sholat akan semakin mengokohkan fondasi akidah kita.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Lafaz ini mengandung penegasan yang luar biasa. "Laa ilaaha illallaah" adalah penafian terhadap segala bentuk sesembahan selain Allah dan penetapan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang berhak disembah. "Lahul mulku" menegaskan bahwa kekuasaan absolut di langit dan di bumi hanyalah milik-Nya. "Wa lahul hamdu" menyatakan bahwa segala bentuk pujian yang sempurna hanya pantas ditujukan kepada-Nya. Dan "'alaa kulli syai-in qadiir" adalah pengakuan total atas kemahakuasaan Allah yang tak terbatas.
4. Doa Mohon Perlindungan dan Penyerahan Diri
Doa ini adalah bentuk tawakal yang mendalam, di mana kita memohon perlindungan dari segala keburukan dan mengakui bahwa tidak ada kekuatan yang bisa menghalangi kehendak Allah.
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Allahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.
"Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Dan tidaklah bermanfaat kekayaan dan kedudukan bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu."
Makna doa ini sangat dalam. Kita mengakui jika Allah berkehendak memberi kita nikmat, seluruh makhluk di alam semesta tidak akan bisa mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah menahan sesuatu dari kita, tidak ada seorang pun yang mampu memberikannya. Bagian akhir doa ini adalah pengingat bahwa kekayaan, pangkat, jabatan, atau status sosial tidak akan berguna di hadapan Allah. Satu-satunya yang bermanfaat adalah ketakwaan dan amal shalih.
5. Wirid Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 Kali)
Ini adalah bagian dzikir yang paling dikenal dan memiliki fadhilah atau keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menghapuskan dosa-dosa meskipun sebanyak buih di lautan. Wirid ini terdiri dari tiga kalimat agung:
Subhanallah (سُبْحَانَ اللهِ) - Maha Suci Allah (33x)
Tasbih adalah bentuk penyucian. Saat kita mengucapkan "Subhanallah", kita sedang menyatakan bahwa Allah Maha Suci dari segala kekurangan, dari segala sifat yang tidak pantas bagi-Nya, dan dari segala persekutuan. Kita membersihkan pikiran kita dari gambaran-gambaran yang salah tentang Tuhan. Ini adalah pengakuan atas kesempurnaan mutlak Allah SWT.
Alhamdulillah (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - Segala Puji Bagi Allah (33x)
Tahmid adalah bentuk syukur. Setelah menyucikan Allah, kita memuji-Nya. "Alhamdulillah" bukan sekadar "terima kasih", melainkan sebuah pengakuan bahwa *semua* bentuk pujian, dari manapun datangnya dan kepada siapapun ditujukan, pada hakikatnya kembali kepada Allah. Nikmat nafas, kesehatan, iman, dan kesempatan untuk sholat itu sendiri adalah anugerah yang wajib disyukuri dengan pujian tiada henti.
Allahu Akbar (اَللهُ أَكْبَرُ) - Allah Maha Besar (33x)
Takbir adalah bentuk pengagungan. Setelah menyucikan dan memuji, kita mengagungkan-Nya. "Allahu Akbar" adalah pernyataan bahwa Allah lebih besar dari segala masalah kita, lebih besar dari segala kekhawatiran kita, lebih besar dari segala pencapaian kita, dan lebih besar dari apapun yang dapat kita bayangkan. Kalimat ini mengembalikan segala urusan kepada kebesaran-Nya dan membuat diri kita terasa kecil di hadapan-Nya.
Setelah selesai membaca ketiganya sebanyak 33 kali, maka disempurnakan menjadi 100 dengan membaca kalimat tauhid sekali lagi:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
6. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Keutamaannya yang luar biasa ini disebabkan oleh kandungan maknanya yang begitu padat menjelaskan tentang keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah SWT yang meliputi langit dan bumi.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Merenungkan setiap frasa dalam Ayat Kursi akan memperkuat iman kita. Dari penegasan sifat Allah Yang Maha Hidup (Al-Hayyu) dan Maha Mandiri (Al-Qayyum), hingga pengakuan atas ilmu-Nya yang tak terbatas dan kekuasaan-Nya yang meliputi segala sesuatu, ayat ini adalah benteng spiritual yang sangat kokoh bagi seorang mukmin.
7. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Ketiga surat pendek ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surat-surat perlindungan). Membacanya setelah sholat adalah sunnah yang berfungsi sebagai perisai dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Biasanya dibaca masing-masing satu kali, kecuali setelah sholat Subuh dan Maghrib dianjurkan dibaca tiga kali.
Surat Al-Ikhlas (Keesaan Allah)
Surat ini adalah intisari dari tauhid, menjelaskan siapa Allah dengan cara yang paling murni dan ringkas. Nilainya setara dengan sepertiga Al-Qur'an.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.'"
Surat Al-Falaq (Perlindungan dari Kejahatan Makhluk)
Surat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Tuhan Penguasa waktu subuh dari berbagai kejahatan yang muncul di kegelapan.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.'"
Surat An-Nas (Perlindungan dari Bisikan Setan)
Surat terakhir dalam Al-Qur'an ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari musuh terbesar manusia, yaitu bisikan jahat dari setan, baik dari golongan jin maupun manusia.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النَّاسِ ﴿٢﴾ إِلَٰهِ النَّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ﴿٦﴾
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
8. Mengangkat Tangan dan Memanjatkan Doa Penutup
Setelah serangkaian dzikir dan pujian, inilah saatnya kita mengangkat tangan, merendahkan hati, dan memanjatkan doa pribadi kita. Tidak ada bacaan yang baku di sini; setiap orang boleh berdoa sesuai dengan hajat dan kebutuhannya masing-masing dalam bahasa yang dipahaminya. Namun, ada beberapa contoh doa ma'tsur (doa yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits) yang sangat baik untuk dijadikan pembuka dan bagian dari doa kita.
Berikut adalah contoh rangkaian doa penutup yang komprehensif:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal kariimi wa 'azhiimi sulthaanik.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu."
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.
"Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا.
Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil."
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
"Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka."
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
"Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Adab dalam Berdzikir dan Berdoa
Untuk menyempurnakan amalan ini, penting juga untuk memperhatikan adab atau etiketnya. Adab adalah cerminan dari kesungguhan dan rasa hormat kita kepada Allah SWT.
- Ikhlas: Niatkan dzikir dan doa semata-mata karena Allah, bukan untuk pamer atau tujuan duniawi lainnya.
- Khusyuk dan Hadir Hati: Usahakan untuk memahami makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Jangan biarkan lisan bergerak tanpa diikuti oleh perenungan hati.
- Merendahkan Suara: Berdzikirlah dengan suara yang lirih, cukup terdengar oleh diri sendiri, agar tidak mengganggu orang lain dan lebih membantu untuk fokus.
- Menghadap Kiblat: Meskipun tidak wajib, melanjutkan duduk menghadap kiblat setelah sholat adalah adab yang baik.
- Yakin Akan Dikabulkan: Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Buang jauh-jauh keraguan dari dalam hati.
Membiasakan diri dengan rangkaian dzikir dan doa setelah sholat ini mungkin terasa berat pada awalnya. Namun, dengan konsistensi dan niat yang kuat, amalan ini akan menjadi sebuah kebutuhan spiritual yang menenangkan dan kebiasaan yang mencerahkan. Ia adalah waktu berkualitas kita bersama Sang Pencipta, sebuah momen untuk mengisi ulang energi iman sebelum kembali menghadapi hiruk pikuk kehidupan dunia. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk dapat mengamalkannya dengan istiqamah dan menerima setiap ibadah serta doa yang kita panjatkan.