Panduan Lengkap Dzikir Sesudah Sholat Maghrib

Ilustrasi dzikir di waktu senja
Dzikir di waktu maghrib membawa ketenangan di penghujung hari.

Sholat Maghrib memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ia menjadi penanda berakhirnya siang dan dimulainya malam. Waktu yang singkat antara adzan dan iqamah, serta suasana senja yang syahdu, menjadikannya momen yang tepat untuk berkontemplasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setelah menunaikan ibadah fardhu tiga rakaat ini, seorang muslim dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Ada sebuah amalan mulia yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa. Dzikir sesudah sholat maghrib bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kebutuhan rohani untuk mengisi kembali energi spiritual, memohon ampunan, dan memperkuat benteng pertahanan diri dari segala keburukan.

Amalan ini laksana oase di tengah padang pasir kesibukan dunia. Setelah seharian beraktivitas, pikiran dan hati seringkali lelah dan keruh. Dengan duduk tenang, merendahkan hati, dan melantunkan kalimat-kalimat thayyibah, kita seolah-olah sedang membersihkan jiwa dari noda-noda yang mungkin melekat sepanjang hari. Ini adalah waktu berkualitas antara seorang hamba dengan Rabb-nya, sebuah dialog sunyi yang penuh makna dan keberkahan.

Keutamaan dan Makna Mendalam Dzikir Setelah Sholat

Sebelum kita menyelami urutan bacaan dzikir, penting untuk memahami mengapa amalan ini begitu ditekankan. Dzikir, yang secara harfiah berarti 'mengingat', adalah inti dari ibadah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "...Ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingatmu..." (QS. Al-Baqarah: 152). Janji Allah ini adalah jaminan terbesar. Ketika kita mengingat-Nya dengan tasbih, tahmid, dan tahlil, Allah pun akan mengingat kita dengan rahmat, ampunan, dan pertolongan-Nya.

Beberapa keutamaan agung dari membiasakan dzikir sesudah sholat antara lain:

Oleh karena itu, memandang dzikir sesudah sholat maghrib sebagai beban atau sesuatu yang membuang waktu adalah sebuah kekeliruan besar. Justru, inilah investasi waktu yang paling menguntungkan, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.


Urutan Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Maghrib yang Dianjurkan

Berikut adalah susunan bacaan dzikir dan wirid sesudah sholat maghrib yang umum diamalkan, didasarkan pada hadits-hadits shahih. Urutan ini bisa sedikit bervariasi, namun esensinya tetap sama.

1. Istighfar (Memohon Ampunan) - Dibaca 3 Kali

Langkah pertama setelah salam adalah memohon ampunan kepada Allah. Ini adalah adab seorang hamba yang menyadari betapa banyak kekurangan dalam sholat dan kehidupannya. Kita mengakui kelemahan diri di hadapan keagungan Allah.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."

2. Pujian untuk Allah SWT

Setelah memohon ampun, kita memuji Allah sebagai Pemilik segala keselamatan dan keberkahan. Ini adalah pengakuan bahwa segala kebaikan dan kedamaian hanya bersumber dari-Nya.

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Sejahtera), dan dari-Mu lah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."

3. Kalimat Tauhid

Kalimat ini adalah pondasi akidah seorang muslim. Mengucapkannya kembali setelah sholat memperbarui dan memperkuat ikrar tauhid kita, menegaskan bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dia Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Khusus setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membaca kalimat ini sebanyak 10 kali. Keutamaannya sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa siapa yang membacanya akan dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapus sepuluh keburukan, diangkat sepuluh derajat, dan dilindungi dari syaitan hingga pagi (untuk dzikir Maghrib) atau hingga sore (untuk dzikir Subuh).

4. Doa Memohon Perlindungan dari Siksa Neraka

Setelah sholat Maghrib dan Subuh, juga dianjurkan membaca doa khusus untuk memohon perlindungan dari api neraka. Waktu peralihan dari siang ke malam (Maghrib) dan malam ke siang (Subuh) adalah saat yang krusial untuk memohon perlindungan.

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ

Allahumma ajirnii minan naar.

"Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka."

Doa singkat namun penuh makna ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak 7 kali.

5. Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 Kali)

Ini adalah bagian inti dari dzikir yang sering disebut sebagai "Tasbih Fatimah", karena Rasulullah mengajarkannya kepada putrinya, Fatimah RA. Rangkaian ini memiliki kekuatan luar biasa untuk mengampuni dosa dan memberatkan timbangan amal.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah (33x)

"Maha Suci Allah."

Makna Tasbih (Subhanallah) adalah menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, atau keserupaan dengan makhluk-Nya. Ketika kita mengucapkan Subhanallah, kita sedang mengakui kesempurnaan mutlak milik Allah. Kita melihat ciptaan-Nya yang luar biasa—dari galaksi di angkasa hingga sel terkecil dalam tubuh kita—dan kita sadar bahwa Sang Pencipta pastilah Maha Suci dari segala aib dan cela.

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah (33x)

"Segala puji bagi Allah."

Makna Tahmid (Alhamdulillah) adalah bentuk rasa syukur dan pujian tertinggi kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Nikmat yang terlihat maupun yang tersembunyi, yang kita sadari maupun yang kita lupakan. Dengan mengucap Alhamdulillah, kita melatih diri untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur. Kita mengakui bahwa setiap tarikan nafas, setiap detak jantung, kesehatan, keluarga, dan rezeki, semuanya berasal dari karunia-Nya semata.

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (33x)

"Allah Maha Besar."

Makna Takbir (Allahu Akbar) adalah pengakuan akan kebesaran Allah yang tiada tandingannya. Kalimat ini mengingatkan kita bahwa segala masalah, kekhawatiran, dan bahkan kehebatan dunia ini menjadi kecil dan tidak berarti jika dibandingkan dengan kebesaran Allah. Mengucapkan Allahu Akbar menanamkan rasa tawakal dan keberanian dalam hati, karena kita bersandar pada Dzat Yang Maha Besar.

6. Penggenap Seratus

Setelah menyelesaikan rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir yang berjumlah 99, dzikir ini disempurnakan dengan kalimat tauhid untuk menggenapkannya menjadi 100.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

7. Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa saja yang membacanya setelah sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Ini adalah amalan yang sangat ringan dengan ganjaran yang luar biasa besar. Ayat ini berisi penjelasan paling lengkap tentang sifat-sifat keagungan Allah.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

8. Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Tiga surah ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat atau surah-surah pelindung. Keistimewaan setelah sholat Maghrib dan Subuh adalah ketiganya dibaca sebanyak tiga kali, berbeda dengan sholat lainnya yang dibaca sekali. Ini karena waktu Maghrib dan Subuh adalah waktu peralihan yang rentan, sehingga kita membutuhkan perlindungan ekstra.

Surah Al-Ikhlas (3x)

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."

Membaca surah ini tiga kali setara dengan mengkhatamkan Al-Qur'an. Ia adalah murni tentang keesaan Allah, menolak segala bentuk syirik.

Surah Al-Falaq (3x)

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surah ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan yang datang dari luar diri kita.

Surah An-Nas (3x)

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ. مَلِكِ ٱلنَّاسِ. إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ. مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ. ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ. مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Surah ini adalah permohonan perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam diri, yaitu bisikan syaitan yang merusak hati.

9. Ditutup dengan Doa

Setelah selesai berdzikir, inilah saatnya untuk memanjatkan doa. Tidak ada doa khusus yang baku, setiap orang bisa berdoa sesuai dengan hajat dan kebutuhannya masing-masing menggunakan bahasa yang paling ia pahami. Namun, ada baiknya memulai doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut salah satu contoh doa yang komprehensif:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-Nya dan memadai dengan penambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, ruku' kami, sujud kami, duduk kami, kerendahan hati kami, kekhusyuan kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah mendidik kami di waktu kecil.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

Menjadikan Dzikir Sebagai Kebiasaan yang Menenangkan

Membaca seluruh rangkaian dzikir sesudah sholat maghrib mungkin terasa panjang bagi yang belum terbiasa. Namun, dengan niat yang ikhlas dan latihan yang konsisten, amalan ini akan menjadi sebuah kebutuhan yang dirindukan. Ia bukan lagi beban, melainkan momen istirahat bagi jiwa.

Mulailah secara bertahap. Jika belum mampu membaca semuanya, jangan ditinggalkan sama sekali. Bacalah bagian-bagian utamanya seperti istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir. Seiring berjalannya waktu, tambahkan bacaan lainnya hingga lengkap. Ingatlah bahwa kualitas lebih utama dari kuantitas. Membaca dzikir dengan penuh penghayatan dan pemahaman makna jauh lebih baik daripada membaca dengan cepat tanpa meresapi artinya.

Jadikanlah waktu setelah sholat maghrib sebagai momen emas untuk terhubung dengan Sang Pencipta. Matikan sejenak gangguan duniawi seperti ponsel dan televisi. Rasakan ketenangan yang mengalir saat lisan dan hati bersatu dalam mengingat-Nya. Insya Allah, kebiasaan mulia ini akan membawa keberkahan, ketenangan, dan perlindungan dalam hidup kita, serta menjadi bekal tak ternilai saat kita kembali kepada-Nya kelak.

🏠 Kembali ke Homepage