Dzikir Pagi Sesuai Sunnah: Perisai Seorang Muslim

Ilustrasi matahari terbit sebagai simbol dzikir pagi.
Mengawali hari dengan dzikir adalah laksana menyalakan pelita di dalam hati.

Setiap pagi adalah anugerah baru, lembaran putih yang Allah Ta'ala berikan kepada hamba-Nya. Cara terbaik untuk memulai hari dan mensyukuri nikmat ini adalah dengan berdzikir, mengingat dan memuji-Nya. Dzikir pagi bukan sekadar rangkaian kata, melainkan perisai, sumber ketenangan, pembuka pintu rezeki, dan kunci keberkahan sepanjang hari.

Rasulullah ﷺ telah mengajarkan kepada kita amalan-amalan lisan yang ringan namun sangat berat timbangannya di sisi Allah. Beliau tidak pernah meninggalkan dzikir di waktu pagi dan petang. Mengamalkannya secara rutin berarti kita meneladani sunnah beliau, membentengi diri dari segala keburukan, dan menyerahkan segala urusan kita kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Waktu utama untuk membacanya adalah setelah shalat Subuh hingga matahari terbit. Mari kita selami bersama lafaz-lafaz mulia ini, beserta makna dan keutamaannya.


1. Membaca Ayat Kursi (1 kali)

Ayat Kursi, yang merupakan ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah, adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Keagungannya terletak pada kandungan maknanya yang luar biasa, yaitu penjelasan tentang keesaan, kekuasaan, ilmu, dan kebesaran Allah Ta'ala yang tiada tandingannya.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung."

Keutamaan: Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Siapa yang membacanya ketika sore, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari. (HR. Al-Hakim 1/562, Shahih)

Penjelasan Mendalam: Membaca Ayat Kursi di pagi hari adalah seperti membangun sebuah benteng tak kasat mata di sekeliling kita. Ayat ini dimulai dengan penegasan tauhid paling murni, "Allah, tidak ada tuhan selain Dia". Ini adalah fondasi iman kita. Kemudian dilanjutkan dengan dua nama-Nya yang agung, "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) dan "Al-Qayyum" (Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya). Al-Hayyu berarti kehidupan-Nya sempurna, tidak berawal dan tidak berakhir, serta menjadi sumber kehidupan bagi segala sesuatu. Al-Qayyum berarti Dia berdiri sendiri dan segala sesuatu bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dengan merenungi dua nama ini, hati menjadi tenang karena menyadari bahwa urusan kita diurus oleh Dzat Yang Maha Sempurna.

Selanjutnya, ayat ini menafikan segala bentuk kekurangan dari Allah, "tidak mengantuk dan tidak tidur". Ini menunjukkan kesempurnaan pengawasan-Nya yang tiada henti. Milik-Nya segala yang ada di langit dan bumi, menunjukkan kekuasaan-Nya yang mutlak. Tak ada satu pun yang bisa memberi syafaat tanpa izin-Nya, menunjukkan keagungan-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang telah, sedang, dan akan terjadi, sementara ilmu makhluk sangat terbatas. "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi" adalah gambaran betapa agung dan luasnya kekuasaan Allah. Dan Dia tidak merasa lelah sedikit pun dalam menjaga alam semesta ini. Dengan memahami makna ini, kita menyerahkan perlindungan diri kita kepada Dzat yang paling kuat, paling mengetahui, dan paling berkuasa. Maka, wajar jika ayat ini menjadi pelindung terkuat dari gangguan makhluk-makhluk ghaib seperti jin dan setan.


2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (masing-masing 3 kali)

Tiga surat terakhir dalam Al-Qur'an ini, yang dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surat-surat perlindungan), adalah bacaan esensial dalam dzikir pagi. Rasulullah ﷺ sangat menekankan pembacaannya untuk memohon perlindungan dari segala jenis keburukan.

Surat Al-Ikhlas (3 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

Surat Al-Falaq (3 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (pagi), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"

Surat An-Nas (3 kali)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ. مَلِكِ النَّاسِۙ. اِلٰهِ النَّاسِۙ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"

Keutamaan: Siapa yang membacanya masing-masing tiga kali pada pagi dan sore hari, maka (bacaan) itu akan mencukupinya dari segala sesuatu. (HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575, Shahih)

Penjelasan Mendalam: Apa makna "mencukupinya dari segala sesuatu"? Para ulama menjelaskan bahwa ini mencakup perlindungan dari segala hal yang dapat membahayakan, baik urusan dunia maupun akhirat, baik keburukan yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Dengan menggabungkan ketiganya, kita telah meminta perlindungan yang komprehensif, dari luar dan dalam, dari keburukan fisik dan spiritual, dari gangguan manusia, jin, dan setan.


3. Dzikir Pembuka Hari (1 kali)

Ini adalah doa yang sarat dengan pengakuan total akan kekuasaan Allah di awal hari. Kita mengikrarkan bahwa segala pujian dan kerajaan hanyalah milik-Nya semata.

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal-hamdu lillaah, laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzal yaumi wa khaira maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba'dahu. Rabbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qabri.

"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."

(HR. Muslim no. 2723)

Penjelasan Mendalam: Dzikir ini adalah sebuah paket lengkap permohonan seorang hamba di pagi hari.


4. Sayyidul Istighfar (1 kali)

Disebut sebagai "Raja dari segala Istighfar" (Sayyidul Istighfar) karena kandungan maknanya yang sangat dalam, mencakup pengakuan, pujian, penyesalan, dan komitmen.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fa-innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu dengan segenap kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sungguh tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."

Keutamaan: Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal pada hari itu sebelum sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (HR. Bukhari no. 6306)

Penjelasan Mendalam: Keutamaan yang luar biasa ini sepadan dengan kedalaman maknanya. Mari kita bedah kalimat per kalimat:

Membaca dzikir ini setiap pagi adalah seperti memulai hari dengan jiwa yang bersih, hati yang lapang, dan harapan besar akan ampunan serta jaminan surga dari Allah Ta'ala.


5. Dzikir Tawakal dan Perlindungan (1 kali)

Dzikir ini adalah bentuk penyerahan diri yang total kepada Allah, memohon perlindungan-Nya dalam segala aspek kehidupan.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ وَمِنْ فَوْقِيْ وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal 'afwa wal 'aafiyah fid-dunyaa wal aakhirah. Allahumma innii as-alukal 'afwa wal 'aafiyah fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allahummastur 'auraatii wa aamin rau'aatii. Allahummah-fazhnii min baini yadayya wa min khalfii wa 'an yamiinii wa 'an syimaalii wa min fauqii wa a'uudzu bi'azhamatika an-ughtaala min tahtii.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aib-aibku dan tenangkanlah rasa takutku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu dari (bahaya) yang datang dari bawahku (seperti dibenamkan ke dalam bumi)."

(HR. Abu Daud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871, Shahih)

Penjelasan Mendalam: Doa ini adalah permohonan keselamatan yang sangat lengkap.


6. Dzikir Syukur Nikmat Sehat (3 kali)

Dzikir ini adalah pengakuan bahwa nikmat kesehatan fisik, pendengaran, dan penglihatan, semuanya berasal dari Allah dan kita memohon agar terus diberikan.

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma 'aafinii fii badanii, allahumma 'aafinii fii sam'ii, allahumma 'aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta. Allahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqri, wa a'uudzu bika min 'adzaabil qabri, laa ilaaha illaa anta.

"Ya Allah, berikanlah aku keselamatan pada badanku. Ya Allah, berikanlah aku keselamatan pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah aku keselamatan pada penglihatanku. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau."

(HR. Abu Daud no. 5090, Ahmad 5/42, Hasan)

Penjelasan Mendalam: Dzikir ini mengajarkan kita untuk tidak pernah meremehkan nikmat kesehatan. Kita secara spesifik menyebut badan, pendengaran, dan penglihatan, karena ketiganya adalah pintu utama bagi kita untuk beribadah dan menjalani kehidupan. Badan yang sehat memungkinkan kita shalat, puasa, dan bekerja. Pendengaran yang sehat memungkinkan kita mendengar ayat Al-Qur'an dan ilmu. Penglihatan yang sehat memungkinkan kita membaca Al-Qur'an dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah.

Setelah bersyukur atas nikmat fisik, kita langsung memohon perlindungan dari tiga hal yang sangat berbahaya: kekufuran (bahaya terbesar bagi agama), kefakiran (bahaya yang bisa mendekatkan kepada kekufuran dan kejahatan), dan siksa kubur (azab pertama yang dihadapi setelah kematian). Pengulangan kalimat tauhid "laa ilaaha illaa anta" di antara permohonan ini menekankan bahwa segala permintaan dan perlindungan hanya bersumber dari Allah semata.


7. Dzikir Tauhid dengan Keutamaan Luar Biasa (10 atau 100 kali)

Ini adalah kalimat tauhid yang paling agung. Mengucapkannya dengan penuh penghayatan akan mendatangkan pahala yang sangat besar.

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Keutamaan (jika dibaca 100 kali): Barangsiapa yang mengucapkannya seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, dicatat baginya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, dan menjadi pelindung baginya dari setan pada hari itu hingga sore. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan (amalan) yang lebih baik darinya kecuali orang yang mengamalkan lebih banyak dari itu. (HR. Bukhari no. 3293, Muslim no. 2691)
Keutamaan (jika dibaca 10 kali): Barangsiapa yang mengucapkannya sepuluh kali di waktu pagi, maka akan dicatat baginya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, dan (pahalanya) seperti memerdekakan seorang budak, serta ia akan dilindungi pada hari itu hingga sore. (HR. An-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah, Shahih)

Penjelasan Mendalam: Dzikir ini adalah inti dari ajaran Islam. Di dalamnya terkandung penafian (laa ilaaha) dan penetapan (illallah), yaitu menafikan segala bentuk sesembahan selain Allah dan menetapkan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah. Kalimat "wahdahu laa syariika lah" mempertegas keesaan-Nya. Kemudian "lahul mulku wa lahul hamdu" adalah pengakuan bahwa seluruh kekuasaan dan pujian yang sempurna hanya milik-Nya. Ditutup dengan "wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir" yang menegaskan kemahakuasaan-Nya atas segala sesuatu.

Pahalanya yang sangat besar—setara memerdekakan budak, ratusan kebaikan dicatat, ratusan dosa dihapus, dan perlindungan dari setan—menunjukkan betapa Allah mencintai kalimat tauhid ini. Mengucapkannya 10 kali adalah pilihan yang lebih ringan dan tetap memiliki keutamaan besar. Bagi yang memiliki kelapangan waktu, menggenapkannya menjadi 100 kali akan mendatangkan fadhilah yang lebih sempurna. Ini adalah investasi akhirat yang sangat menguntungkan dengan modal yang sangat ringan.


Penutup: Jadikan Dzikir Pagi Sebagai Kebiasaan

Membiasakan diri dengan dzikir pagi adalah salah satu bentuk investasi terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Ia bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kebutuhan jiwa. Sebagaimana tubuh membutuhkan sarapan untuk energi, maka ruh membutuhkan dzikir untuk kekuatan, ketenangan, dan perlindungan.

Dengan merutinkan amalan ini, kita memulai hari dengan kesadaran penuh akan kehadiran Allah. Hati menjadi lebih tenang dalam menghadapi segala problematika, langkah menjadi lebih mantap dalam mencari rezeki yang halal, dan diri senantiasa berada dalam penjagaan-Nya dari segala marabahaya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Semoga Allah Ta'ala memberikan kita taufik dan keistiqomahan untuk senantiasa membasahi lisan kita dengan dzikir kepada-Nya di setiap pagi, sehingga hari-hari yang kita lalui senantiasa penuh dengan berkah, rahmat, dan perlindungan-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage