Panduan Lengkap Doa Witir Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Setiap malamnya adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui berbagai ibadah, terutama shalat malam atau qiyamul lail. Salah satu ibadah yang menjadi penutup rangkaian shalat malam di bulan suci ini adalah Shalat Witir. Ibadah ini memiliki kedudukan istimewa dan dianjurkan untuk diakhiri dengan lantunan doa witir yang sarat makna.
Doa setelah Shalat Witir bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah manifestasi penghambaan, permohonan, dan pujian kepada Allah SWT setelah menyelesaikan ibadah malam. Mengamalkan doa ini dengan penuh kekhusyukan dan pemahaman akan maknanya dapat menyempurnakan ibadah kita dan menambah keberkahan di malam-malam Ramadhan yang mulia.
Memahami Hakikat Shalat Witir
Sebelum mendalami bacaan doanya, penting bagi kita untuk memahami esensi dari Shalat Witir itu sendiri. Kata "witir" dalam bahasa Arab berarti ganjil. Sesuai dengan namanya, shalat ini dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Shalat Witir menjadi penutup dari rangkaian shalat sunnah malam, termasuk Shalat Tarawih yang identik dengan bulan Ramadhan.
Hukum dan Kedudukan Shalat Witir
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum Shalat Witir adalah sunnah mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Kedudukannya yang begitu kuat menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini dalam rutinitas seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil, maka lakukanlah shalat witir, wahai para ahli Al-Qur'an." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Hadits ini menjadi landasan kuat mengenai anjuran untuk melaksanakan Shalat Witir, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari ibadah malam, terlebih di bulan Ramadhan di mana setiap amalan dilipatgandakan pahalanya.
Waktu Pelaksanaan Shalat Witir
Waktu untuk melaksanakan Shalat Witir terbentang luas, yaitu dimulai setelah selesai Shalat Isya hingga terbit fajar (masuk waktu Subuh). Namun, terdapat waktu-waktu yang dianggap lebih utama (afdhal) untuk melaksanakannya.
- Di Awal Malam: Melaksanakan Witir setelah Shalat Tarawih berjamaah di masjid. Ini adalah pilihan yang paling umum dilakukan di Indonesia dan di banyak negara lain. Pilihan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang khawatir tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir.
- Di Akhir Malam: Melaksanakannya di sepertiga malam terakhir, setelah Shalat Tahajud. Waktu ini dianggap paling utama karena merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Pilihan ini lebih cocok bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat akan bangun sebelum fajar.
Rasulullah SAW memberikan panduan yang fleksibel mengenai hal ini. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaklah ia berwitir di awal malam. Dan barangsiapa yang berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka hendaklah ia berwitir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu lebih utama." (HR. Muslim).
Bacaan Doa Witir Ramadhan yang Lengkap
Setelah menyelesaikan Shalat Witir, kita dianjurkan untuk berdzikir dan membaca doa khusus. Doa ini merupakan inti dari permohonan kita kepada Allah SWT. Berikut adalah bacaan doa witir yang umum diamalkan, lengkap dengan tulisan Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya.
1. Dzikir Setelah Salam
Setelah salam, dianjurkan membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali, dengan suara yang sedikit dikeraskan pada bacaan ketiga.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal malikil qudduus.
"Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci."
Setelah itu, dilanjutkan dengan bacaan:
رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ
Rabbul malaa-ikati warruuh.
"Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."
2. Doa Witir Utama
Berikut adalah bacaan doa witir yang panjang dan komprehensif, yang sering dibaca oleh para imam setelah Shalat Witir berjamaah di bulan Ramadhan.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ.
Allahumma innaa nas'aluka iimaanan daa'iman, wanas'aluka qalban khaasyi'an, wanas'aluka 'ilman naafi'an, wanas'aluka yaqiinan shaadiqan, wanas'aluka 'amalan shaalihan, wanas'aluka diinan qayyiman, wanas'aluka khairan katsiiran, wanas'alukal 'afwa wal'aafiyah, wanas'aluka tamaamal 'aafiyah, wanas'alukasy syukra 'alal 'aafiyah, wanas'alukal ghinaa'a 'anin naas.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keimanan yang abadi, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia."
اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhasysyu'anaa watadharru'anaa wata'abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa arhamar raahimiin.
"Ya Allah, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّdٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Washallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihi ajma'iin, walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
"Semoga rahmat Allah tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Mendalami Makna dan Kandungan Doa Witir
Doa witir di atas bukanlah sekadar permohonan biasa. Setiap kalimatnya mengandung makna yang sangat dalam dan mencakup berbagai aspek kehidupan seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita bedah beberapa bagian penting dari doa tersebut.
Permohonan Iman, Hati, dan Ilmu
Doa ini diawali dengan permohonan tiga pilar utama seorang muslim:
- Iman yang Abadi (Iimaanan Daa'iman): Ini adalah permintaan paling fundamental. Kita memohon agar iman kita tidak goyah, tidak bersifat sementara, melainkan terus tertanam kokoh di dalam hati hingga akhir hayat. Di zaman yang penuh dengan fitnah dan godaan, memohon keteguhan iman adalah hal yang sangat vital.
- Hati yang Khusyuk (Qalban Khaasyi'an): Hati adalah pusat kendali amal. Hati yang khusyuk berarti hati yang tunduk, takut, dan penuh pengagungan kepada Allah. Dengan hati yang khusyuk, setiap ibadah akan terasa lebih bermakna dan tidak sekadar menjadi rutinitas fisik belaka.
- Ilmu yang Bermanfaat ('Ilman Naafi'an): Ilmu adalah cahaya yang menuntun. Kita tidak hanya memohon ilmu, tetapi ilmu yang bermanfaat—ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah, memperbaiki akhlak, dan memberikan maslahat bagi diri sendiri dan orang lain, bukan ilmu yang justru menjauhkan dari-Nya.
Permohonan Amal dan Agama yang Lurus
Setelah pilar batin, doa berlanjut ke pilar amalan lahiriah:
- Amal yang Saleh ('Amalan Shaalihan): Ini adalah buah dari iman dan ilmu. Kita memohon agar diberi taufik untuk senantiasa melakukan perbuatan baik yang diterima di sisi Allah SWT.
- Agama yang Lurus (Diinan Qayyiman): Kita memohon agar senantiasa berada di atas jalan Islam yang lurus, sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah, terhindar dari penyimpangan dan kesesatan.
Permohonan Kesejahteraan dan Syukur
Bagian selanjutnya dari doa ini menyentuh aspek kesejahteraan duniawi dan ukhrawi:
- Ampunan dan Afiat ('Afwa wal 'Aafiyah): 'Afwu adalah ampunan Allah atas dosa-dosa kita, sedangkan 'Aafiyah adalah keselamatan dan kesehatan dari segala macam penyakit, musibah, dan bala, baik yang menimpa fisik maupun batin. Permohonan ini mencakup perlindungan dunia dan akhirat.
- Syukur atas Afiat (Syukra 'alal 'Aafiyah): Tidak cukup hanya menerima nikmat, kita juga memohon agar diberi kemampuan untuk mensyukurinya. Syukur adalah kunci bertambahnya nikmat dan keberkahan.
- Kecukupan dari Manusia (Ghinaa'a 'anin Naas): Ini adalah permohonan untuk memiliki rasa cukup dan tidak bergantung kepada selain Allah. Ini adalah bentuk kemuliaan jiwa, di mana hati kita hanya berharap dan bersandar kepada Allah semata, bukan kepada makhluk-Nya.
Penutup yang Penuh Harap
Doa diakhiri dengan permohonan agar seluruh rangkaian ibadah Ramadhan kita, mulai dari shalat, puasa, hingga qiyamul lail, diterima oleh Allah SWT. Kita mengakui segala kekurangan dalam ibadah kita (taqshiiranaa) dan memohon agar Allah menyempurnakannya dengan rahmat-Nya. Ini adalah wujud kerendahan hati seorang hamba yang sadar bahwa ibadahnya tidak akan pernah sempurna tanpa kasih sayang dan penerimaan dari Allah, Sang Maha Penyayang.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Witir
Shalat Witir dapat dilakukan dalam beberapa format jumlah rakaat. Yang paling umum di bulan Ramadhan, terutama setelah Shalat Tarawih, adalah tiga rakaat. Terdapat dua cara utama untuk melaksanakannya:
1. Tiga Rakaat dengan Dua Kali Salam
Ini adalah cara yang paling sering dipraktikkan.
- Berniat shalat sunnah dua rakaat (sebagai bagian dari Witir).
- Melaksanakan shalat dua rakaat seperti biasa, lalu salam.
- Berdiri lagi dan berniat shalat sunnah Witir satu rakaat.
- Melaksanakan shalat satu rakaat, lalu salam.
2. Tiga Rakaat dengan Satu Kali Salam
Cara ini juga sah dan sesuai dengan tuntunan.
- Berniat shalat sunnah Witir tiga rakaat.
- Melaksanakan shalat tiga rakaat secara bersambung.
- Terdapat perbedaan pendapat mengenai tasyahud (tahiyat). Pendapat yang lebih kuat adalah melakukannya hanya pada rakaat terakhir (rakaat ketiga) untuk membedakannya dengan Shalat Maghrib.
- Salam pada rakaat ketiga.
Bacaan Surat dalam Shalat Witir
Untuk shalat witir tiga rakaat, dianjurkan (sunnah) untuk membaca surat-surat berikut setelah Al-Fatihah:
- Rakaat Pertama: Surat Al-A'la (Sabbihisma rabbikal a'laa).
- Rakaat Kedua: Surat Al-Kafirun (Qul yaa ayyuhal kaafiruun).
- Rakaat Ketiga: Surat Al-Ikhlas (Qul huwallaahu ahad), terkadang ditambah Al-Falaq dan An-Nas.
Doa Qunut dalam Shalat Witir
Membaca doa Qunut pada rakaat terakhir Shalat Witir, terutama pada separuh akhir bulan Ramadhan, adalah amalan yang dianjurkan menurut sebagian mazhab, seperti mazhab Syafi'i. Doa Qunut dibaca setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) pada rakaat terakhir sebelum sujud. Bacaannya sama dengan doa Qunut pada Shalat Subuh. Ini adalah kesempatan tambahan untuk memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah di dalam shalat.
Keutamaan Shalat Witir di Bulan Ramadhan
Melaksanakan Shalat Witir secara rutin, khususnya di bulan Ramadhan, mendatangkan banyak sekali keutamaan. Ibadah ini bukan hanya sekadar penutup, melainkan sebuah mahkota bagi ibadah malam kita.
- Dicintai oleh Allah SWT: Seperti yang telah disebutkan dalam hadits, "Sesungguhnya Allah itu Witir (Ganjil) dan Dia mencintai yang ganjil." Melakukan amalan yang dicintai Allah adalah salah satu jalan tercepat untuk meraih ridha-Nya.
- Penyempurna Ibadah Malam: Witir menyempurnakan rangkaian Shalat Tarawih dan Tahajud. Dengan menutup malam melalui Witir, ibadah kita menjadi lengkap dan paripurna.
- Mengikuti Sunnah Nabi SAW: Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan Shalat Witir, baik saat sedang di rumah (mukim) maupun dalam perjalanan (safar). Mengamalkannya berarti kita menghidupkan salah satu sunnah terpenting dari beliau.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Doa yang dipanjatkan setelah Shalat Witir, terutama jika dilaksanakan di akhir malam, memiliki potensi besar untuk diijabah oleh Allah SWT. Ini adalah momen intim antara hamba dengan Rabb-nya.
- Lebih Baik dari Unta Merah: Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa Shalat Witir lebih baik dari unta merah (HR. Abu Dawud). Unta merah pada zaman dahulu adalah simbol kekayaan yang paling berharga. Ini menunjukkan betapa tingginya nilai Shalat Witir di sisi Allah.
Pertanyaan Umum Seputar Shalat Witir
Bolehkah Shalat Sunnah Lagi Setelah Witir?
Terdapat hadits yang berbunyi, "Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah Witir." (HR. Bukhari dan Muslim). Sebagian orang memahami hadits ini secara harfiah, sehingga beranggapan tidak boleh lagi ada shalat setelah Witir. Namun, para ulama menjelaskan bahwa hadits ini bersifat anjuran (sunnah), bukan larangan yang mengharamkan. Tujuannya adalah agar Witir menjadi penutup. Jika seseorang telah melaksanakan Witir di awal malam (setelah Tarawih), kemudian ia terbangun di akhir malam dan ingin melaksanakan Shalat Tahajud, maka hal itu diperbolehkan. Ia tidak perlu mengulang Witir-nya, karena tidak ada dua witir dalam satu malam.
Bagaimana Jika Lupa atau Ketiduran?
Jika seseorang tertidur atau lupa sehingga tidak sempat melaksanakan Shalat Witir hingga terbit fajar, ia dianjurkan untuk meng-qadha (menggantinya) di waktu Dhuha. Cara meng-qadhanya adalah dengan mengerjakan shalat sejumlah rakaat genap. Misalnya, jika ia biasa witir tiga rakaat, maka ia meng-qadhanya dengan shalat empat rakaat. Jika biasa satu rakaat, ia qadha dua rakaat. Ini didasarkan pada kebiasaan Nabi SAW yang jika terlewat shalat malam, beliau menggantinya di siang hari dengan 12 rakaat.
Apakah Harus Hafal Doa Witir yang Panjang?
Menghafal doa witir yang panjang adalah hal yang sangat baik. Namun, jika belum hafal, jangan sampai hal itu menghalangi kita untuk berdoa. Seseorang boleh membaca teks doa dari buku atau ponsel. Yang terpenting adalah kekhusyukan dan kesungguhan hati saat memanjatkan doa. Jika itu pun tidak memungkinkan, berdoalah dengan bahasa sendiri, memohon apa pun kebaikan dunia dan akhirat yang diinginkan, karena Allah Maha Memahami semua bahasa dan isi hati hamba-Nya. Inti dari doa adalah komunikasi tulus seorang hamba kepada Penciptanya.
Sebagai penutup, Shalat Witir dan doa di dalamnya adalah permata berharga di malam-malam Ramadhan. Ia adalah momen refleksi, permohonan, dan penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. Mari manfaatkan setiap malam di bulan yang mulia ini untuk merutinkan Shalat Witir, melantunkan doanya dengan penuh penghayatan, dan berharap semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bertakwa.