Di antara hamparan keheningan malam dan terbitnya fajar, terdapat satu waktu yang penuh dengan keberkahan. Sebuah momen singkat namun bernilai agung, di mana pintu-pintu langit terbuka lebar dan rahmat Allah SWT turun melimpah. Pada waktu inilah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sebuah amalan ringan yang pahalanya sungguh luar biasa: Sholat Sunnah Fajar atau yang lebih dikenal sebagai Sholat Sunnah Qobliyah Subuh.
Amalan ini, meskipun hanya terdiri dari dua rakaat ringan, memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi oleh amalan sunnah lainnya. Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat beliau berada di rumah maupun dalam perjalanan. Ini menunjukkan betapa penting dan mulianya ibadah ini di sisi Allah dan Rasul-Nya. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan sholat sunnah sebelum Subuh, mulai dari pengertian, keutamaan, tata cara pelaksanaan, hingga doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca setelahnya.
Mengenal Sholat Sunnah Sebelum Subuh: Nama dan Hukumnya
Sholat sunnah ini memiliki beberapa nama yang sering digunakan dalam literatur fiqih maupun dalam percakapan sehari-hari. Memahami nama-nama ini membantu kita untuk tidak bingung ketika menemukannya dalam berbagai sumber. Nama-nama tersebut antara lain:
- Sholat Sunnah Fajar: Nama ini merujuk pada waktu pelaksanaannya, yaitu setelah terbitnya fajar shadiq (waktu Subuh masuk) dan sebelum pelaksanaan sholat fardhu Subuh.
- Sholat Qobliyah Subuh: "Qobliyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti 'sebelum'. Jadi, Qobliyah Subuh secara harfiah berarti sholat sunnah yang dikerjakan sebelum sholat Subuh.
- Sholat Rawatib Subuh: Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah rawatib, yaitu sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu lima waktu.
Dari segi hukum, para ulama sepakat bahwa Sholat Sunnah Fajar hukumnya adalah Sunnah Mu'akkadah, yang berarti sunnah yang sangat ditekankan atau sangat dianjurkan. Dasarnya adalah konsistensi Rasulullah SAW dalam mengerjakannya. Beliau tidak pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih beliau perhatikan daripada dua rakaat fajar." (HR. Bukhari no. 1169 dan Muslim no. 724)
Hadis ini menjadi bukti yang sangat kuat tentang betapa istimewanya dua rakaat ini di mata Rasulullah SAW. Perhatian beliau yang luar biasa terhadap amalan ini seharusnya menjadi motivasi terbesar bagi kita untuk senantiasa menjaganya.
Keutamaan yang Mengguncang Jiwa: Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Daya tarik utama dari sholat sunnah sebelum Subuh terletak pada keutamaannya yang tak ternilai harganya. Sebuah ganjaran yang jika kita renungkan secara mendalam, akan membuat kita merasa sangat rugi jika melewatkannya. Keutamaan ini terangkum dalam sebuah hadis yang sangat masyhur.
1. Nilai yang Melampaui Dunia dan Segala Isinya
Inilah keutamaan paling agung yang menjadi ciri khas sholat sunnah fajar. Bayangkan, segala kemewahan dunia—emas, perak, properti, jabatan, kendaraan mewah, dan semua kenikmatan materi yang bisa dibayangkan—semuanya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan nilai dua rakaat ringan sebelum Subuh.
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Rak'atal fajri khairun minad-dunya wa ma fiha."
Artinya: "Dua rakaat fajar (sholat sunnah sebelum subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim no. 725)
Dalam riwayat lain, redaksinya sedikit berbeda namun maknanya serupa:
“Sungguh, dua rakaat tersebut lebih aku cintai daripada dunia seluruhnya.”
Subhanallah. Jika dunia dan seisinya kita kumpulkan, nilainya tetap tidak akan bisa menandingi pahala dari dua rakaat ini. Ini bukanlah perbandingan materi, melainkan perbandingan nilai di sisi Allah SWT. Nilai akhirat adalah nilai yang kekal, sedangkan dunia dan isinya bersifat fana dan akan hancur. Ganjaran ini menunjukkan betapa Allah memuliakan hamba-Nya yang rela mengorbankan sedikit waktu tidurnya untuk beribadah di waktu fajar.
2. Amalan yang Paling Dicintai Rasulullah SAW
Kecintaan Rasulullah SAW terhadap suatu amalan adalah indikator betapa mulianya amalan tersebut. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadis dari 'Aisyah RA, beliau tidak pernah memberikan perhatian lebih pada sholat sunnah manapun melebihi perhatiannya pada dua rakaat fajar. Konsistensi beliau adalah teladan terbaik bagi kita.
3. Menambal Kekurangan Sholat Wajib
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dalam sholat fardhunya. Terkadang pikiran kita melayang, bacaan kurang fasih, atau gerakan kurang sempurna. Sholat-sholat sunnah, termasuk sholat sunnah fajar, berfungsi sebagai penambal dan penyempurna kekurangan tersebut di hari kiamat kelak. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka ia telah beruntung dan selamat. Namun jika sholatnya rusak, maka ia telah merugi. Jika ada kekurangan dari sholat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah?’ Maka amalan sunnah tersebut akan menyempurnakan kekurangan sholat wajibnya. Kemudian, seluruh amalannya akan dihisab seperti itu.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh
Pelaksanaan sholat sunnah fajar sangatlah mudah dan ringan. Justru, salah satu sunnahnya adalah dengan mengerjakannya secara ringkas agar tidak berlama-lama dan segera bersiap untuk sholat fardhu Subuh. Berikut adalah panduan langkah demi langkahnya.
1. Niat
Niat adalah rukun pertama dan terpenting yang letaknya di dalam hati. Niat dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun melafalkan niat tidak diwajibkan, sebagian ulama membolehkannya untuk membantu memantapkan hati. Berikut adalah lafaz niatnya:
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini qobliyatan lillaahi ta'aala."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Penting untuk diingat bahwa yang utama adalah niat di dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah sebelum Subuh.
2. Rakaat Pertama
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Membaca Doa Iftitah: Dianjurkan membaca doa iftitah yang ringkas.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah secara lengkap.
- Membaca Surat Pendek: Inilah salah satu kekhususan sholat sunnah fajar. Rasulullah SAW biasanya membaca surat-surat tertentu yang ringkas namun sarat makna tauhid.
Menurut sunnah, surat yang paling utama dibaca adalah:- Pada rakaat pertama: Surat Al-Kafirun (Qul ya ayyuhal kafirun...).
- Pada rakaat kedua: Surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu ahad...).
Alternatif lain yang juga diriwayatkan adalah membaca ayat-ayat tertentu:- Rakaat pertama: Ayat 136 dari Surat Al-Baqarah.
- Rakaat kedua: Ayat 64 dari Surat Ali 'Imran.
- Melanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti sholat pada umumnya.
3. Rakaat Kedua
- Bangkit dari sujud untuk berdiri di rakaat kedua.
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Al-Ikhlas (jika pada rakaat pertama membaca Al-Kafirun), atau surat/ayat lainnya.
- Melanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, dan seterusnya hingga duduk tasyahud akhir.
- Membaca bacaan tasyahud akhir secara lengkap.
- Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
Anjuran untuk Meringankan Sholat
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah anjuran untuk melaksanakan sholat ini dengan ringkas. 'Aisyah radhiyallahu 'anha menggambarkan betapa ringkasnya sholat sunnah fajar yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW:
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meringankan dua rakaat sebelum sholat Subuh, sampai-sampai aku bertanya-tanya, 'Apakah beliau membaca Al-Fatihah?'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Hikmah dari anjuran ini adalah agar kita tidak berlama-lama dalam sholat sunnah sehingga menunda atau bahkan terlambat melaksanakan sholat fardhu Subuh yang hukumnya wajib. Selain itu, ini juga untuk menjaga energi agar tetap fokus dan khusyuk saat sholat Subuh berjamaah.
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Sunnah Sebelum Subuh
Setelah menyelesaikan sholat sunnah dua rakaat, terdapat waktu jeda sebelum iqamah sholat Subuh dikumandangkan. Waktu singkat ini sangat berharga dan dianjurkan untuk diisi dengan doa dan dzikir. Ada beberapa amalan yang diajarkan, termasuk doa khusus yang bisa dipanjatkan.
Doa Khusus yang Dianjurkan
Salah satu doa yang masyhur dan dianjurkan untuk dibaca setelah sholat sunnah fajar adalah doa yang memohon rahmat dan petunjuk dari Allah SWT. Berikut adalah salah satu versi doanya:
اَللّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ وَرَبَّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَجِرْنِيْ مِنَ النَّارِ
"Allahumma Robba Jibrooiila wa Miikaaiila wa Isroofiila wa 'Izrooiila, wa Robba Muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, ajirnii minan naar."
Artinya: "Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail, dan Tuhannya Muhammad SAW, selamatkanlah aku dari api neraka."
Doa ini dibaca sebanyak tiga kali. Dengan menyebut para malaikat agung dan Nabi Muhammad SAW, kita bertawassul dengan kedudukan mereka di sisi Allah, memohon perlindungan yang paling utama, yaitu diselamatkan dari siksa api neraka. Memulai hari dengan permohonan ini adalah awal yang sangat baik.
Ada juga doa lain yang lebih panjang dan komprehensif yang bisa dibaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي، وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي، وَتَلُمُّ بِهَا شَعَثِي، وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي، وَتُصْلِحُ بِهَا دِينِي، وَتَحْفَظُ بِهَا غَائِبِي، وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي، وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي، وَتُبَيِّضُ بِهَا وَجْهِي، وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي، وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ.
"Allahumma inni as-aluka rahmatan min 'indika tahdi biha qalbi, wa tajma'u biha syamli, wa talummu biha sya'atsi, wa taruddu biha ulfati, wa tushlihu biha dini, wa tahfadzu biha gha-ibi, wa tarfa'u biha syahidi, wa tuzakki biha 'amali, wa tubayyidhu biha wajhi, wa tulhimuni biha rusydi, wa ta'shimuni biha min kulli suu-in."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya Engkau menunjuki hatiku, mengumpulkan yang tercerai-berai dariku, memperbaiki kesemrawutan urusanku, mengembalikan keharmonisan, memperbaiki agamaku, menjaga yang gaib dariku, mengangkat yang nampak padaku, menyucikan amalku, memutihkan wajahku, memberiku ilham kepada kebenaranku, dan melindungiku dari segala keburukan."
Dzikir dan Amalan Sunnah Lainnya
Selain doa di atas, ada beberapa amalan lain yang juga disunnahkan untuk dilakukan di antara sholat sunnah fajar dan sholat fardhu Subuh:
1. Berbaring Miring ke Kanan
Ini adalah sunnah yang unik dan seringkali dilupakan. Setelah selesai sholat sunnah, Rasulullah SAW biasa berbaring sejenak pada sisi tubuh beliau yang kanan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari sholat (sunnah) dua rakaat fajar, beliau berbaring pada sisi kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama menjelaskan beberapa hikmah dari amalan ini. Di antaranya adalah untuk membedakan antara ibadah malam (tahajud) dengan ibadah siang hari, serta untuk mengistirahatkan tubuh sejenak setelah bangun malam sebelum melaksanakan sholat Subuh yang membutuhkan kekhusyukan penuh. Amalan ini hukumnya sunnah, bukan wajib.
2. Memperbanyak Dzikir
Waktu antara adzan dan iqamah adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mengisinya dengan dzikir dan istighfar. Salah satu dzikir yang dianjurkan adalah:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ
"Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil 'adzim, Astaghfirullah."
Artinya: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampun kepada Allah."
Dianjurkan membacanya sebanyak seratus kali. Amalan ini akan mendatangkan rezeki dan keberkahan dengan izin Allah.
Hikmah dan Pelajaran Berharga
Di balik setiap syariat, pasti terkandung hikmah dan pelajaran yang mendalam. Menjaga rutinitas sholat sunnah sebelum Subuh bukan hanya tentang mengejar pahala, tetapi juga tentang membentuk karakter dan spiritualitas seorang muslim.
Membangun Disiplin Diri dan Konsistensi
Bangun lebih awal dari orang lain, melawan rasa kantuk, dan bergegas mengambil air wudhu adalah sebuah bentuk perjuangan (jihad) melawan hawa nafsu. Melakukannya setiap hari akan membentuk pribadi yang disiplin, kuat, dan konsisten. Karakter ini tidak hanya bermanfaat untuk urusan ibadah, tetapi juga untuk segala aspek kehidupan lainnya, seperti pekerjaan, studi, dan hubungan sosial.
Memulai Hari dengan Kemenangan Spiritual
Hari seseorang seringkali ditentukan oleh bagaimana ia memulainya. Dengan mengawali hari melalui sujud kepada Sang Pencipta, kita telah meraih kemenangan pertama atas godaan setan dan kemalasan. Hati menjadi lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan jiwa lebih siap menghadapi tantangan hari itu. Kita memulai hari bukan dengan berita dunia, tetapi dengan berkomunikasi langsung dengan Pemilik dunia.
Menyambut Keberkahan Waktu Pagi
Waktu fajar adalah waktu yang penuh berkah. Rasulullah SAW mendoakan umatnya agar diberkahi di waktu paginya. Dengan bangun dan beribadah pada waktu tersebut, kita secara aktif "menjemput" keberkahan yang telah Allah sediakan. Keberkahan ini bisa berupa kelancaran rezeki, kemudahan urusan, kesehatan, atau ilmu yang bermanfaat.
Meneguhkan Prinsip Tauhid
Pemilihan surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam sholat sunnah fajar bukanlah tanpa sebab. Kedua surat ini adalah inti dari ajaran tauhid. Surat Al-Kafirun menegaskan pemisahan (bara'ah) dari segala bentuk kesyirikan, sementara surat Al-Ikhlas mengukuhkan keesaan Allah yang mutlak. Membaca kedua surat ini di awal hari seolah menjadi deklarasi iman kita: "Ya Allah, hari ini aku mulai dengan menegaskan bahwa hanya Engkau yang berhak disembah dan aku berlepas diri dari segala sesuatu selain Engkau."
Kesimpulan: Permata di Ambang Fajar
Sholat sunnah sebelum Subuh adalah sebuah hadiah istimewa dari Allah SWT. Ia adalah amalan yang ringan di lisan dan perbuatan, namun sangat berat timbangannya di sisi Allah. Keutamaannya yang "lebih baik dari dunia dan seisinya" seharusnya cukup untuk menggerakkan hati setiap muslim untuk tidak pernah lagi meremehkannya.
Ia bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah investasi akhirat yang paling menguntungkan. Ia adalah perisai dari api neraka, penambal kekurangan ibadah wajib, dan kunci untuk membuka pintu keberkahan di pagi hari. Doa dan dzikir yang dipanjatkan setelahnya adalah momen intim bersama Sang Khalik di salah satu waktu yang paling mustajab.
Marilah kita bersama-sama bertekad untuk menghidupkan sunnah yang mulia ini. Pasang alarm lebih awal, niatkan dengan tulus, dan rasakan sendiri ketenangan serta keberkahan yang mengalir dalam hidup kita. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk senantiasa menjaga permata berharga di ambang fajar ini. Aamiin.