Doa Setelah Sholat Hajat: Panduan Lengkap dan Makna Mendalam
Setiap manusia pasti memiliki keinginan, harapan, dan kebutuhan dalam hidupnya. Sebagai seorang hamba yang beriman, tempat terbaik untuk menumpahkan segala hajat adalah kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Salah satu cara paling istimewa untuk berkomunikasi dan memohon kepada-Nya adalah melalui sholat sunnah hajat, sebuah ibadah yang dianjurkan ketika kita memiliki keinginan mendesak atau menghadapi kesulitan. Puncak dari sholat ini adalah momen setelah salam, di mana kita memanjatkan doa dengan penuh kerendahan hati. Artikel ini akan membahas secara tuntas dan mendalam mengenai doa setelah sholat hajat, artinya, serta seluruh panduan yang menyertainya.
Menengadahkan tangan adalah simbol kerendahan hamba di hadapan Rabb-nya.
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Hajat
Sebelum melangkah ke bacaan doa, penting bagi kita untuk memahami esensi dari sholat hajat itu sendiri. Sholat hajat bukanlah sekadar ritual meminta, melainkan sebuah bentuk pengakuan total atas kelemahan diri dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Ini adalah ibadah yang menunjukkan betapa seorang hamba sangat bergantung kepada Tuhannya.
1. Pengertian Hajat Secara Luas
Kata "hajat" (الحاجة) dalam bahasa Arab berarti kebutuhan, keinginan, atau keperluan. Hajat ini bisa mencakup spektrum yang sangat luas, mulai dari urusan duniawi hingga urusan akhirat. Hajat bisa berupa:
- Kebutuhan Duniawi: Memohon kelancaran rezeki, mencari pekerjaan yang halal, meminta kesembuhan dari penyakit, berharap lulus ujian, menginginkan jodoh yang shalih/shalihah, atau menyelesaikan masalah utang-piutang.
- Kebutuhan Ukhrawi: Memohon ampunan atas dosa-dosa, meminta keteguhan iman (istiqomah), berharap meninggal dalam keadaan husnul khatimah, atau memohon derajat yang tinggi di surga.
- Perlindungan dari Kesulitan: Meminta dijauhkan dari marabahaya, dilindungi dari fitnah, atau diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup yang berat.
Dengan melaksanakan sholat hajat, kita secara sadar menyerahkan segala urusan tersebut ke dalam genggaman Allah, karena hanya Dia-lah yang Maha Mampu untuk mengabulkan dan memberikan solusi terbaik.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Sholat Hajat
Sholat hajat termasuk dalam kategori sholat sunnah muakkadah, yaitu sholat sunnah yang dianjurkan. Landasannya dapat ditemukan dalam beberapa hadits, salah satunya yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah:
Dari Abdullah bin Abi Aufa, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau kepada salah seorang dari anak Adam, maka hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian sholat dua rakaat, lalu hendaklah ia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi SAW, kemudian mengucapkan (doa hajat)..." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Hadits ini, meskipun statusnya diperbincangkan oleh para ulama hadits, secara umum diterima sebagai landasan untuk melaksanakan sholat hajat. Para ulama dari berbagai mazhab, seperti Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali, memandang positif pelaksanaan sholat ini sebagai salah satu pintu untuk memohon pertolongan Allah SWT.
3. Keutamaan dan Manfaat Sholat Hajat
Melaksanakan sholat hajat secara rutin dan penuh keyakinan membawa banyak sekali manfaat spiritual dan psikologis. Ini bukan hanya tentang terkabulnya permintaan, tetapi juga tentang proses transformasi diri seorang hamba.
- Meningkatkan Kualitas Tawakal: Sholat hajat mengajarkan kita untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan ikhtiar maksimal. Ini adalah wujud tawakal yang sesungguhnya.
- Memberikan Ketenangan Jiwa: Ketika kita menumpahkan segala keluh kesah dan harapan kepada Allah, hati akan merasakan kelapangan dan ketenangan yang luar biasa. Beban yang terasa berat di pundak seakan terangkat.
- Mendekatkan Diri kepada Allah: Ibadah di waktu-waktu khusus, terutama di sepertiga malam terakhir, adalah cara efektif untuk membangun hubungan yang lebih intim dan dekat dengan Sang Khaliq.
- Membuka Pintu-Pintu Kemudahan: Allah berjanji akan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertakwa. Sholat hajat adalah salah satu bentuk ketakwaan yang dapat menjadi kunci terbukanya pintu-pintu pertolongan dan kemudahan dari arah yang tidak disangka-sangka.
- Menjadi Pengingat untuk Selalu Bersyukur: Proses meminta ini juga menyadarkan kita akan nikmat-nikmat yang telah ada, sehingga mendorong kita untuk lebih banyak bersyukur, baik saat hajat kita terkabul maupun saat kita diajarkan untuk bersabar.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Hajat
Untuk meraih kekhusyuan dan kesempurnaan dalam sholat hajat, penting untuk mengikuti tata cara yang benar, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.
1. Waktu Terbaik untuk Melaksanakan
Sholat hajat dapat dilaksanakan kapan saja, siang maupun malam, selama tidak pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat (setelah sholat Subuh hingga matahari terbit, saat matahari tepat di atas kepala, dan setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam).
Namun, waktu yang paling mustajab dan utama adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang waktu Subuh. Pada waktu ini, suasana hening dan Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih.
2. Persiapan Sebelum Sholat
- Niat yang Tulus: Luruskan niat semata-mata karena Allah SWT. Niatkan dalam hati bahwa Anda akan melaksanakan sholat hajat untuk memohon pertolongan-Nya atas hajat spesifik Anda.
- Berwudhu dengan Sempurna: Lakukan wudhu dengan tenang, tertib, dan menyempurnakan setiap gerakannya. Wudhu yang baik adalah kunci untuk memasuki ibadah dengan suci lahir dan batin.
- Pakaian yang Bersih dan Tempat yang Suci: Kenakan pakaian yang bersih dan suci, lalu carilah tempat yang tenang dan jauh dari gangguan agar sholat bisa lebih khusyuk.
3. Niat Sholat Hajat
Niat dilafalkan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Namun, jika ingin melafalkannya lisan untuk memantapkan hati, bacaannya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal haajati rok'ataini lillahi ta'aala.
"Aku berniat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
4. Jumlah Rakaat
Sholat hajat umumnya dilaksanakan sebanyak 2 rakaat dengan satu kali salam. Namun, boleh juga dilaksanakan hingga 12 rakaat, dengan salam setiap dua rakaat. Panduan ini akan fokus pada pelaksanaan 2 rakaat yang paling umum.
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Sholat (2 Rakaat)
Rakaat Pertama:
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan meniatkan sholat hajat di dalam hati.
- Membaca Doa Iftitah: Membaca doa iftitah seperti pada sholat fardhu.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah dengan tartil dan penuh penghayatan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, sangat dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) satu kali. Sebagian ulama lain menyarankan membaca surat Al-Kafirun. Keutamaan Ayat Kursi sebagai "pemimpin" ayat Al-Qur'an menjadikannya bacaan yang sangat baik dalam sholat ini.
- Ruku': Ruku' dengan tuma'ninah (tenang sejenak) sambil membaca tasbih ruku'.
- I'tidal: Bangkit dari ruku' dengan tuma'ninah sambil membaca bacaan i'tidal.
- Sujud Pertama: Sujud dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud. Perbanyaklah doa di dalam hati saat sujud, karena ini adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk dengan tuma'ninah sambil membaca doanya.
- Sujud Kedua: Sujud kembali dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud.
- Bangkit untuk berdiri melanjutkan rakaat kedua.
Rakaat Kedua:
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, sangat dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas. Surat ini mengandung esensi tauhid dan pengakuan atas keesaan Allah, yang sangat relevan ketika kita memohon kepada-Nya.
- Ruku', I'tidal, Sujud: Melakukan gerakan selanjutnya sama seperti pada rakaat pertama, dengan tuma'ninah.
- Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua, duduk untuk tasyahud akhir. Bacalah bacaan tasyahud, shalawat Ibrahimiyah, dan doa perlindungan sebelum salam.
- Salam: Menutup sholat dengan mengucap salam ke kanan dan ke kiri.
Inti Pembahasan: Doa Mustajab Setelah Sholat Hajat dan Artinya
Inilah momen puncak dari ibadah sholat hajat. Setelah menyelesaikan sholat dua rakaat, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu untuk berdzikir dan memanjatkan doa dengan sepenuh hati. Inilah saatnya Anda mencurahkan segala isi hati dan hajat Anda kepada Allah Yang Maha Mendengar.
1. Adab dan Urutan Berdoa
Agar doa lebih sempurna dan berpotensi besar untuk diijabah, perhatikan adab-adab berikut:
- Memulai dengan Istighfar: Mulailah dengan memohon ampunan kepada Allah. Dosa adalah salah satu penghalang terkabulnya doa. Beristighfarlah dengan tulus. Sangat dianjurkan membaca istighfar sebanyak 100 kali.
"Astaghfirullahal 'adzim" (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung). - Memuji Allah SWT: Agungkan Allah dengan kalimat-kalimat pujian, seperti "Alhamdulillahirobbil 'alamin". Mengakui kebesaran-Nya sebelum meminta adalah bentuk adab yang mulia.
- Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW: Shalawat adalah kunci pembuka pintu langit. Doa yang tidak diiringi shalawat akan tertahan. Bacalah shalawat sebanyak 100 kali.
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad". - Membaca Dzikir Lainnya: Lanjutkan dengan dzikir tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Bacaan Doa Utama Setelah Sholat Hajat
Setelah melakukan dzikir pembuka, bacalah doa khusus sholat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa ini mengandung pujian agung kepada Allah dan permohonan yang komprehensif, mencakup ampunan dosa, kelegaan dari kesusahan, dan pemenuhan segala kebutuhan.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Laa ilaaha illallahul haliimul kariim. Subhaanallahi rabbil 'arsyil 'azhiim. Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. As'aluka muujibaati rahmatik, wa 'azaa'ima maghfiratik, wal ghaniimata min kulli birrin, was salaamata min kulli itsmin. Laa tada' lii dzanban illaa ghafartah, wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa haajatan hiya laka ridhan illaa qadhaitahaa yaa arhamar raahimiin.
“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan Pemilik Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, dan rampasan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau ampuni, dan tidak ada suatu kesusahan melainkan Engkau lapangkan, dan tidak ada suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau kabulkan, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”
3. Penjelasan dan Makna Mendalam Setiap Kalimat Doa
Untuk meningkatkan kekhusyuan, mari kita selami makna dari setiap kalimat dalam doa agung ini:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Lembut (Al-Halim) dan Maha Mulia (Al-Karim)."
Kita memulai dengan kalimat tauhid, fondasi iman. Kemudian kita memanggil dua Asmaul Husna yang sangat relevan. Al-Halim (Maha Lembut/Penyantun) berarti Allah tidak tergesa-gesa menghukum kita atas dosa-dosa kita. Dia memberi kita waktu untuk bertaubat. Ini menumbuhkan harapan. Al-Karim (Maha Mulia/Dermawan) berarti Allah memberi tanpa diminta dan tanpa mengharap balasan. Dia memberi dengan cara yang terbaik. Memanggil dua nama ini adalah pengakuan bahwa kita adalah pendosa yang mengharapkan kelembutan-Nya dan peminta yang mengharapkan kedermawanan-Nya.
سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
"Maha Suci Allah, Tuhan Pemilik Arsy yang agung."
Setelah mengakui keesaan-Nya, kita menyucikan-Nya dari segala kekurangan. Penyebutan 'Arsy (singgasana) yang agung adalah untuk menegaskan kekuasaan dan kebesaran Allah yang tak terbatas. 'Arsy adalah makhluk terbesar ciptaan-Nya. Jika Tuhan pemilik 'Arsy begitu agung, maka betapa kecilnya hajat kita di hadapan-Nya. Ini membangun keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Ini adalah kalimat pembuka Al-Fatihah, sebuah pujian yang universal dan lengkap. Sebelum meminta, kita memuji-Nya. Ini adalah adab tertinggi seorang hamba. Kita mengakui bahwa segala nikmat, baik yang kita sadari maupun tidak, berasal dari-Nya.
أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ
"Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu."
Ini adalah permohonan yang sangat cerdas. Kita tidak hanya meminta rahmat dan ampunan secara langsung, tetapi kita meminta penyebab yang mendatangkan keduanya. "Mujibati rahmatik" berarti kita memohon agar diberi taufiq untuk melakukan amalan-amalan yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah. "Azaa'ima maghfiratik" berarti kita memohon kekuatan dan tekad untuk melakukan perbuatan yang pasti mendatangkan ampunan-Nya, seperti taubat nasuha.
وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ
"...dan rampasan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa."
Al-Ghanimah min kulli birr adalah ungkapan indah yang berarti "memperoleh bagian dari setiap kebaikan". Seolah-olah setiap kebaikan adalah medan pertempuran yang menghasilkan 'ghanimah' (harta rampasan perang) berupa pahala, dan kita memohon agar tidak ketinggalan satu pun. As-Salamah min kulli itsm adalah permohonan perlindungan. Kita meminta dijaga dan diselamatkan dari terjerumus ke dalam segala bentuk dosa, baik kecil maupun besar. Ini adalah doa preventif yang luar biasa.
لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ
"Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau ampuni, dan tidak ada suatu kesusahan melainkan Engkau lapangkan."
Setelah permohonan umum, kita masuk ke permohonan yang lebih spesifik. Prioritas pertama adalah urusan spiritual: memohon ampunan atas semua dosa tanpa terkecuali. Prioritas kedua adalah urusan mental dan emosional: memohon kelegaan dari segala kesedihan, kegelisahan, dan kekhawatiran (hamm).
وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا
"...dan tidak ada suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau kabulkan."
Inilah puncak dari permohonan hajat kita. Kalimat ini menunjukkan adab yang sangat tinggi. Kita tidak meminta hajat kita dikabulkan secara membabi buta. Kita menyandarkan permintaan kita pada ridha Allah. Artinya, "Ya Allah, kabulkanlah hajatku ini (sebutkan hajatnya dalam hati atau lisan) jika hal itu memang baik untukku dan Engkau ridhai." Ini adalah bentuk kepasrahan total, bahwa kita percaya pilihan Allah adalah yang terbaik.
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"...wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
Doa ditutup dengan memanggil sifat Allah yang paling agung: Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Ini adalah cara bertawassul (mengambil perantara) dengan nama dan sifat-Nya yang mulia, sebagai penutup yang menyentuh hati dan penuh pengharapan.
4. Menyebutkan Hajat Pribadi
Setelah membaca doa di atas, inilah saatnya Anda menyampaikan hajat spesifik Anda. Bicaralah kepada Allah dengan bahasa Anda sendiri, seolah-olah Anda sedang bercerita kepada sahabat yang paling Anda percayai. Sampaikan dengan detail, penuh kerendahan hati, dan jangan ragu untuk menangis di hadapan-Nya. Ungkapkan semua keinginan dan kesulitan Anda, lalu pasrahkan hasilnya kepada-Nya.
Menyempurnakan Ikhtiar Setelah Berdoa
Sholat hajat dan doa bukanlah mantra sihir. Ia adalah pembuka pintu pertolongan Allah yang harus diiringi dengan usaha nyata (ikhtiar). Doa adalah ruh, dan ikhtiar adalah jasadnya. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
1. Konsep Tawakal yang Benar
Tawakal bukan berarti diam pasrah tanpa berusaha. Tawakal yang benar adalah menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah kita melakukan usaha terbaik yang bisa kita lakukan. Jika hajat Anda adalah pekerjaan, maka setelah sholat hajat, pergilah mencari informasi lowongan, perbaiki CV, dan lamar pekerjaan. Jika hajat Anda adalah kesembuhan, maka setelah sholat hajat, pergilah ke dokter dan ikuti pengobatannya. Sholat hajat memberikan kekuatan spiritual agar ikhtiar kita diberkahi.
2. Sabar dan Husnudzon (Berbaik Sangka)
Jawaban dari Allah bisa datang dalam tiga bentuk:
- Dikabulkan Segera: Allah langsung memberikan apa yang Anda minta.
- Ditunda atau Diganti: Allah menunda pemberiannya karena Dia tahu itu waktu yang lebih baik, atau menggantinya dengan sesuatu yang lain yang lebih baik bagi Anda, yang mungkin tidak Anda sadari.
- Disimpan sebagai Pahala: Allah tidak memberikannya di dunia, tetapi menyimpannya sebagai pahala dan penghapus dosa untuk kebaikan Anda di akhirat.
Apapun bentuk jawabannya, yakinlah itu yang terbaik. Teruslah berbaik sangka (husnudzon) kepada Allah. Jangan pernah putus asa dari rahmat-Nya hanya karena doa seolah belum terjawab.
3. Istiqomah dalam Ibadah
Jangan menjadikan sholat hajat sebagai "ibadah musiman" yang hanya dilakukan saat butuh. Jadikan ia sebagai bagian dari rutinitas ibadah Anda. Istiqomah atau konsisten dalam beribadah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, akan membuat doa-doa kita lebih didengar oleh Allah SWT.