Doa Nurbuat dan Artinya: Cahaya Kenabian yang Agung
نور النبوة - Ilustrasi kaligrafi Islam dengan cahaya sebagai simbol Doa Nurbuat.
Di antara khazanah doa dalam Islam, terdapat satu doa yang memiliki kedudukan istimewa dan dikenal luas karena keagungan makna serta fadhilahnya yang luar biasa. Doa ini dikenal dengan nama Doa Nurbuat. Nama "Nurbuat" sendiri berasal dari dua kata, "Nur" yang berarti cahaya, dan "Nubuwwah" yang berarti kenabian. Maka, secara harfiah, Doa Nurbuat dapat diartikan sebagai "Doa Cahaya Kenabian".
Doa ini mengandung pujian-pujian agung kepada Allah SWT, pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya, serta tawasul (menjadikan perantara) dengan para nabi dan rasul yang mulia. Setiap kalimatnya sarat dengan makna tauhid yang mendalam, mengingatkan kita akan sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Keindahan susunan katanya, ditambah dengan sejarah dan keutamaan yang menyertainya, membuat doa ini menjadi amalan yang dijaga oleh banyak umat Muslim dari generasi ke generasi.
Bacaan Lengkap Doa Nurbuat: Arab, Latin, dan Artinya
Berikut adalah bacaan lengkap Doa Nurbuat yang agung, disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan pelafalan, serta terjemahan dalam Bahasa Indonesia agar kita dapat meresapi setiap maknanya.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ وَمَا هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ اَجْسَادِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَBismillâhir rahmânir rahîm.
Allâhumma dzis sulthânil ‘azhîm, wa dzil mannil qadîm, wa dzil wajhil karîm, wa waliyyil kalimâtit tâmmâti wad da‘awâtil mustajabât, ‘âqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi, ‘ainil qudrati wan nâzhirîn, wa ‘ainil insi wal jinn.
Wa in yakâdul ladzîna kafarû la yuzliqûnaka bi abshârihim lammâ sami‘udz dzikra wa yaqûlûna innahû la majnûn, wa mâ huwa illâ dzikrul lil ‘âlamîn.
Wa mustajâbu luqmânil hakîm, wa waritsa sulaimânu dâwûda ‘alaihimas salâm, al-wadûd, dzul ‘arsyil majîd.
Thawwil ‘umrî, wa shahhih ajsâdî, waqdhi hâjatî, wa aktsir amwâlî wa aulâdî, wa habbib lin nâsi ajma‘în.
Wa tabâ ‘adil ‘adâwata kullahâ min banî âdama ‘alaihis salâm, man kâna hayyaw wa yahiqqal qaulu ‘alal kâfirîn.
Wa qul jâ’al haqqu wa zahaqal bâthil, innal bâthila kâna zahûqâ.
Wa nunazzilu minal qur’âni mâ huwa syifâ’uw wa rahmatul lil mu’minîn, wa lâ yazîduzh zhâlimîna illâ khasârâ.
Subhâna rabbika rabbil ‘izzati ‘ammâ yashifûn, wa salâmun ‘alal mursalîn, wal hamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn.Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, Pemilik kekuasaan yang agung, Pemilik anugerah yang terdahulu, Pemilik wajah yang mulia, Penguasa kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab. Pelindung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang hak, mata kekuasaan dan orang-orang yang melihat, serta mata jin dan manusia.
Sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata, "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang gila." Padahal, Al-Qur'an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam.
Dan (doa ini) yang diijabah oleh Luqman Al-Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud, semoga keselamatan tercurah atas mereka berdua. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Pemilik Arsy yang mulia.
Panjangkanlah umurku, sehatkanlah jasadku, kabulkanlah hajatku, perbanyaklah harta dan anakku, dan jadikanlah aku dicintai oleh semua manusia.
Jauhkanlah segala permusuhan dari anak cucu Adam, bagi yang masih hidup, dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir.
Katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan semoga keselamatan terlimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Menggali Makna Mendalam Setiap Kalimat Doa Nurbuat
Doa Nurbuat bukan sekadar rangkaian kata, melainkan samudra makna yang dalam. Memahaminya kalimat per kalimat akan meningkatkan kekhusyukan dan keyakinan kita saat mengamalkannya.
Pembukaan: Pengagungan Sifat-Sifat Allah
"Allâhumma dzis sulthânil ‘azhîm, wa dzil mannil qadîm, wa dzil wajhil karîm..."
Doa ini dibuka dengan pengakuan mutlak atas keagungan Allah. Kita menyebut-Nya sebagai "Pemilik kekuasaan yang agung", mengakui bahwa tidak ada kekuasaan hakiki di alam semesta ini selain kekuasaan-Nya. Semua raja, penguasa, dan kekuatan di dunia ini berada di bawah kendali-Nya. Kemudian, kita mengakui-Nya sebagai "Pemilik anugerah yang terdahulu". Ini adalah pengingat bahwa setiap nikmat yang kita terima, bahkan sebelum kita diciptakan, berasal dari-Nya. Anugerah-Nya bersifat qadim (terdahulu, abadi), tidak berawal dan tidak berakhir. Selanjutnya, pujian dilanjutkan dengan menyebut-Nya "Pemilik wajah yang mulia". Wajah di sini adalah representasi Dzat Allah yang Maha Mulia, yang tidak dapat diserupakan dengan makhluk-Nya.
Wali Kalimat Sempurna dan Doa Mustajab
"...wa waliyyil kalimâtit tâmmâti wad da‘awâtil mustajabât..."
Frasa ini berarti "Penguasa kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab". "Kalimat-kalimat yang sempurna" merujuk pada firman-firman Allah dalam Al-Qur'an dan kitab-kitab suci lainnya, serta takdir-Nya yang pasti terjadi. Allah adalah Wali (Penguasa, Pelindung) atas semua itu. Kita juga mengakui bahwa hanya Dia-lah yang memiliki kuasa untuk mengabulkan doa. Pengakuan ini menumbuhkan keyakinan bahwa saat kita memanjatkan doa ini, kita sedang memohon kepada Dzat yang memegang kunci segala ijabah.
Perlindungan Khusus dan Referensi Sejarah
"...‘âqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi, ‘ainil qudrati wan nâzhirîn, wa ‘ainil insi wal jinn."
Bagian ini sangat menarik karena mengandung referensi spesifik, yaitu perlindungan untuk Hasan dan Husain, cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan betapa agungnya doa ini, yang di dalamnya terdapat permohonan perlindungan bagi ahlul bait Nabi. Permohonan perlindungan ini mencakup dari "jiwa-jiwa yang hak" (bisa diartikan sebagai kebenaran yang mutlak), "mata kekuasaan" (penguasa zalim), "orang-orang yang melihat" (pandangan hasad atau ‘ain), serta "mata jin dan manusia". Ini menjadikan Doa Nurbuat sebagai benteng perlindungan yang komprehensif dari segala bentuk keburukan, baik yang terlihat maupun gaib.
Kutipan Al-Qur'an sebagai Benteng
"Wa in yakâdul ladzîna kafarû..."
Doa ini mengutip langsung Surah Al-Qalam ayat 51-52. Ayat ini menggambarkan betapa dahsyatnya kebencian orang-orang kafir terhadap Nabi Muhammad SAW, hingga pandangan mata mereka seolah bisa "menggelincirkan" beliau. Dengan menyertakan ayat ini, doa ini berfungsi sebagai tameng dari pandangan jahat, iri, dengki, dan segala niat buruk yang dilancarkan melalui pandangan ('ain).
Tawasul dengan Para Nabi dan Orang Saleh
"Wa mustajâbu luqmânil hakîm, wa waritsa sulaimânu dâwûda ‘alaihimas salâm..."
Di sini, kita bertawasul dengan terkabulnya doa orang-orang saleh terdahulu. Kita menyebut Luqman Al-Hakim, sosok bijaksana yang doanya diijabah Allah, serta Nabi Sulaiman AS yang mewarisi kebijaksanaan dan kerajaan dari ayahnya, Nabi Daud AS. Tawasul semacam ini adalah bentuk pengharapan agar Allah mengabulkan doa kita sebagaimana Dia telah mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang mulia terdahulu.
Inti Permohonan Dunia dan Akhirat
"Thawwil ‘umrî, wa shahhih ajsâdî, waqdhi hâjatî..."
Setelah rentetan pujian dan tawasul, barulah kita masuk ke bagian permohonan personal. Permohonan ini sangat lengkap, mencakup segala aspek kehidupan:
- Panjangkanlah umurku: Memohon umur yang panjang dan barokah untuk diisi dengan ibadah.
- Sehatkanlah jasadku: Memohon kesehatan fisik agar dapat menjalankan kewajiban dengan baik.
- Kabulkanlah hajatku: Permohonan agar segala kebutuhan dan keinginan yang baik dipenuhi.
- Perbanyaklah harta dan anakku: Meminta rezeki yang melimpah dan keturunan yang saleh.
- Jadikanlah aku dicintai oleh semua manusia: Memohon agar diberikan karisma dan diterima dengan baik dalam pergaulan sosial (mahabbah).
Penutup Doa dengan Ayat-Ayat Al-Qur'an
Doa Nurbuat ditutup dengan tiga rangkaian ayat Al-Qur'an yang sangat kuat maknanya:
- Surah Al-Isra' ayat 81: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Ini adalah deklarasi kemenangan kebenaran atas kebatilan.
- Surah Al-Isra' ayat 82: "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar (syifa) dan rahmat." Ini menegaskan fungsi Al-Qur'an sebagai penyembuh rohani dan jasmani.
- Surah As-Saffat ayat 180-182: Rangkaian ayat penutup tasbih yang sempurna, menyucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak, mengirimkan salam kepada para rasul, dan diakhiri dengan pujian kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Sejarah dan Asal-usul Doa Nurbuat
Kisah yang masyhur mengenai asal-usul Doa Nurbuat menceritakan bahwa doa ini diajarkan oleh Malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW. Dikisahkan pada suatu ketika, Rasulullah SAW sedang berkumpul bersama para sahabat di Masjid Nabawi setelah menunaikan shalat Subuh. Tiba-tiba, datanglah Malaikat Jibril AS dengan wujud yang sangat indah dan membawa wahyu berupa doa ini.
Jibril AS berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, aku diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan hadiah doa ini kepadamu dan umatmu." Jibril kemudian membacakan doa tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Doa Nurbuat. Diceritakan pula bahwa cahaya memancar saat doa ini disampaikan, yang mengilhami nama "Cahaya Kenabian".
Meskipun riwayat ini populer di kalangan ulama dan dalam kitab-kitab mujarabat (kumpulan amalan), penting untuk dipahami bahwa status hadisnya tidak sekuat hadis-hadis yang termaktub dalam kitab-kitab shahih seperti Bukhari dan Muslim. Namun, para ulama memperbolehkan pengamalan doa ini karena isinya tidak bertentangan dengan akidah Islam. Sebaliknya, kontennya justru sarat dengan pengagungan kepada Allah, tawasul yang diperbolehkan, dan kutipan ayat-ayat Al-Qur'an. Oleh karena itu, Doa Nurbuat dipandang sebagai salah satu doa agung yang fadhilahnya dapat diraih dengan izin Allah SWT.
Fadhilah dan Khasiat Mengamalkan Doa Nurbuat
Doa Nurbuat dikenal memiliki banyak sekali keutamaan (fadhilah) dan khasiat. Keyakinan akan fadhilah ini harus diiringi dengan keimanan penuh bahwa segala kekuatan dan pertolongan datangnya hanya dari Allah SWT. Doa ini hanyalah wasilah atau perantara.
Berikut adalah beberapa fadhilah yang diyakini terkandung dalam Doa Nurbuat:
- Perlindungan Diri yang Menyeluruh: Kandungan doanya secara eksplisit memohon perlindungan dari pandangan jahat manusia, jin, dan penguasa zalim. Mengamalkannya secara istiqamah diyakini dapat menjadi benteng gaib yang melindungi dari sihir, santet, guna-guna, dan penyakit 'ain (pengaruh buruk pandangan mata).
- Mendapatkan Pengampunan Dosa: Doa ini berisi pujian dan pengagungan kepada Allah. Berdoa dengan memuji-Nya adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan. Dianjurkan dibaca setelah shalat taubat untuk memohon maghfirah-Nya.
- Dimudahkan Segala Urusan dan Hajat: Terdapat permohonan "waqdhi hâjatî" (kabulkanlah hajatku) di dalamnya. Dengan izin Allah, membaca doa ini dengan niat yang tulus dapat membuka jalan dan memberikan solusi atas kesulitan hidup, baik urusan pekerjaan, keluarga, maupun masalah pribadi.
- Menyembuhkan Penyakit: Karena mengandung ayat-ayat syifa (penyembuhan) dari Al-Qur'an, Doa Nurbuat sering digunakan sebagai wasilah untuk memohon kesembuhan. Caranya bisa dengan membacakan doa ini pada segelas air, lalu air tersebut diminumkan kepada orang yang sakit dengan keyakinan penuh bahwa Allah-lah Sang Penyembuh.
- Mahabbah (Disukai Banyak Orang): Kalimat "wa habbib lin nâsi ajma‘în" (jadikanlah aku dicintai oleh semua manusia) adalah permohonan agar diberikan pancaran aura positif sehingga disegani kawan dan dihormati lawan. Ini sangat berguna dalam pergaulan, bisnis, dan kepemimpinan.
- Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga: Mengamalkan doa ini di dalam rumah dapat menciptakan suasana yang tenang dan damai, menjauhkan dari pertengkaran dan perselisihan antara suami, istri, dan anak-anak.
- Menemukan Barang yang Hilang: Sebagian ulama menyarankan untuk membaca Doa Nurbuat dengan niat khusus agar Allah memberikan petunjuk untuk menemukan barang yang hilang atau dicuri.
- Melancarkan Rezeki: Permohonan "wa aktsir amwâlî" (perbanyaklah hartaku) menjadi wasilah untuk memohon kelancaran dan keberkahan rezeki dari jalan yang halal dan tidak disangka-sangka.
- Keamanan dalam Perjalanan: Membaca doa ini sebelum memulai perjalanan, baik darat, laut, maupun udara, dapat menjadi pelindung dari segala marabahaya dan kecelakaan.
- Memperoleh Keturunan yang Saleh: Permohonan "wa aulâdî" (dan anak-anakku) bukan hanya berarti meminta jumlah anak yang banyak, tetapi juga memohon agar dikaruniai keturunan yang saleh, sehat, dan berbakti.
Adab dan Waktu Terbaik Mengamalkan Doa Nurbuat
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari sebuah doa, penting untuk memperhatikan adab dan waktu-waktu yang mustajab. Berikut adalah panduan dalam mengamalkan Doa Nurbuat:
Adab Mengamalkan Doa:
- Niat yang Ikhlas: Luruskan niat semata-mata untuk beribadah dan mengharap ridha Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi semata.
- Dalam Keadaan Suci: Dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca doa ini, sebagai bentuk penghormatan terhadap kalimat-kalimat suci yang terkandung di dalamnya.
- Menghadap Kiblat: Jika memungkinkan, bacalah doa dengan menghadap kiblat untuk menambah kekhusyukan.
- Memahami Maknanya: Berusahalah untuk meresapi arti dari setiap kalimat yang dibaca. Memahami makna akan membuat doa lebih merasuk ke dalam hati.
- Yakin Akan Dikabulkan: Milikilah keyakinan yang teguh bahwa Allah Maha Mendengar dan akan mengabulkan doa hamba-Nya pada waktu yang paling tepat.
Waktu-Waktu Mustajab:
Meskipun Doa Nurbuat dapat dibaca kapan saja, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama dan mustajab untuk berdoa:
- Setelah Shalat Fardhu: Waktu setelah menunaikan shalat lima waktu adalah momen yang sangat baik untuk berzikir dan berdoa. Membaca Doa Nurbuat sebagai bagian dari wirid harian akan sangat baik.
- Di Sepertiga Malam Terakhir: Waktu menjelang Subuh adalah saat Allah SWT turun ke langit dunia, dan doa-doa lebih mudah diijabah. Membaca doa ini setelah shalat Tahajud memiliki keutamaan yang luar biasa.
- Pada Hari Jumat: Hari Jumat adalah hari yang mulia. Terdapat waktu singkat di hari Jumat (ba'da Ashar menurut sebagian riwayat) di mana doa tidak akan ditolak.
- Saat Turun Hujan: Hujan adalah rahmat dari Allah. Waktu turunnya hujan adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa.
- Ketika Menghadapi Kesulitan: Saat sedang ditimpa musibah, penyakit, atau masalah yang berat, pasrahkan diri kepada Allah dengan memperbanyak membaca doa ini.