Sujud adalah esensi dari penghambaan. Ia adalah momen di mana seorang hamba meletakkan bagian tubuhnya yang paling mulia, yaitu dahi, di tempat yang paling rendah, yaitu tanah. Gerakan ini bukan sekadar rutinitas fisik dalam shalat, melainkan sebuah pernyataan agung tentang kerendahan diri, kepasrahan total, dan pengakuan mutlak akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam posisi inilah, seorang hamba berada pada titik terdekat dengan Rabb-nya, sebuah kesempatan emas untuk memanjatkan doa, mengutarakan keluh kesah, dan menumpahkan segala harapan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah doa." (HR. Muslim). Hadis ini menjadi landasan betapa istimewanya sujud sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Pintu-pintu langit seakan terbuka lebar, dan setiap bisikan hati didengar dengan saksama oleh Yang Maha Mendengar. Oleh karena itu, memahami dan menghayati doa-doa yang dibaca saat sujud menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas shalat dan mempererat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Makna Filosofis di Balik Gerakan Sujud
Sebelum kita menyelami lautan doa-doa yang diajarkan, penting untuk merenungkan makna mendalam di balik gerakan sujud itu sendiri. Sujud adalah antitesis dari sifat sombong. Iblis diusir dari surga karena kesombongannya, menolak untuk sujud kepada Adam. Manusia, dengan bersujud, secara sadar menanggalkan jubah keangkuhan dan egonya. Ia mengakui bahwa segala kekuatan, kecerdasan, dan kedudukan yang dimilikinya adalah fana dan berasal dari Allah semata.
Secara fisik, sujud melibatkan tujuh anggota badan yang menyentuh bumi: dahi (beserta hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Penyatuan tujuh titik ini dengan bumi melambangkan penyerahan diri yang total. Kepala, yang merupakan pusat akal dan logika, ditundukkan. Tangan, yang merupakan simbol kekuatan dan kerja, diletakkan dalam posisi pasrah. Kaki, yang menjadi tumpuan untuk berdiri tegak, ditekuk dalam kerendahan. Ini adalah bahasa tubuh yang paling fasih dalam menyatakan, "Ya Allah, aku adalah hamba-Mu yang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku Yang Maha Perkasa."
Doa-Doa Pokok dalam Sujud Shalat Fardhu dan Sunnah
Terdapat beberapa bacaan doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dibaca ketika sujud dalam shalat. Membaca salah satunya sudah dianggap cukup, namun menggabungkan atau membacanya secara bergantian dalam sujud yang berbeda akan menambah kekayaan spiritual dalam shalat kita.
1. Doa Sujud yang Paling Umum
Ini adalah bacaan yang paling sering kita dengar dan lafalkan. Kesederhanaannya menyimpan makna pengagungan yang luar biasa.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى
Subhaana robbiyal a'laa.
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi."
Penjabaran Makna: Kalimat ini dibaca minimal tiga kali. Kata "Subhaana" berarti menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, dan segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. "Robbi" berarti Tuhanku, Pemeliharaku, Pendidikku, yang menunjukkan hubungan personal yang erat. "Al-A'laa" berarti Yang Maha Tinggi, baik secara Dzat, sifat, maupun kekuasaan-Nya. Ketika kita menempatkan dahi di tempat terendah, kita secara bersamaan mengakui ketinggian Allah yang tiada batas. Ini adalah paradoks yang indah: semakin kita merendah, semakin kita mengakui ketinggian-Nya.
2. Doa Sujud Tambahan (Versi Pertama)
Rasulullah juga mengajarkan variasi doa lain yang menggabungkan tasbih (penyucian) dan tahmid (pujian).
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhaanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii.
"Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan pujian kepada-Mu. Ya Allah, ampunilah aku."
Penjabaran Makna: Doa ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, sering dibaca oleh Nabi di akhir hayat beliau. Bagian pertama, "Subhaanakallahumma robbanaa wa bihamdika," adalah kombinasi sempurna antara penyucian dan pujian. Kita tidak hanya menyatakan Allah suci, tetapi kita juga menyatakan bahwa kesucian-Nya layak untuk dipuji. Bagian kedua, "Allahummaghfir-lii," adalah permohonan ampun. Ini mengajarkan kita bahwa setelah mengagungkan Allah, hal pertama yang paling pantas kita minta adalah ampunan. Pengakuan akan keagungan-Nya secara otomatis melahirkan kesadaran akan kekurangan dan dosa diri sendiri.
3. Doa Sujud Tambahan (Versi Kedua)
Doa ini lebih panjang dan mencakup spektrum penyucian yang lebih luas, baik dari aspek lahiriah maupun batiniah.
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbuuhun qudduusun, robbul-malaa-ikati warruuh.
"Maha Suci, Maha Qudus, Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."
Penjabaran Makna: "Subbuuhun" dan "Qudduusun" memiliki makna yang berdekatan, yaitu Maha Suci. Pengulangan dengan kata yang berbeda ini memberikan penekanan yang sangat kuat (mubalaghah) akan kesucian Allah yang absolut. "Robbul-malaa-ikati warruuh" menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan bagi makhluk-makhluk suci seperti para malaikat dan Jibril ('Ar-Ruh'). Jika Tuhan bagi para makhluk suci saja begitu diagungkan oleh mereka, apalagi oleh kita, manusia yang penuh dengan kesalahan. Doa ini mengangkat kesadaran kita tentang keagungan Allah di seluruh alam semesta.
4. Doa Sujud yang Komprehensif
Ini adalah doa yang sangat indah, mencakup pengakuan total atas penyerahan diri seorang hamba.
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu. Sajada wajhii lilladzii kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam'ahu, wa bashorohu. Tabaarakallahu ahsanul khooliqiin.
"Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bersujud, hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, yang membuka pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."
Penjabaran Makna: Doa ini adalah deklarasi iman yang lengkap dalam posisi sujud.
- "Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu": Tiga pilar utama seorang muslim. Sujud (amal), Iman (keyakinan), dan Islam (penyerahan diri). Semuanya ditujukan hanya untuk Allah.
- "Sajada wajhii lilladzii kholaqohu...": Ini adalah pengakuan yang mendalam. Wajah yang kita miliki, dengan segala detailnya, adalah ciptaan-Nya. Dia yang membentuk rupanya, dan Dia pula yang memberinya fungsi pendengaran dan penglihatan. Saat bersujud, kita seolah-olah mengembalikan wajah ini kepada Sang Pemilik Sejati sebagai bentuk syukur.
- "Tabaarakallahu ahsanul khooliqiin": Sebuah penutup yang mengagungkan Allah sebagai Pencipta terbaik. Tidak ada yang mampu menandingi kesempurnaan ciptaan-Nya.
Kebebasan Memanjatkan Doa Pribadi Setelah Bacaan Wajib
Setelah membaca salah satu dari doa-doa di atas, sujud menjadi ruang terbuka bagi setiap hamba untuk berkeluh kesah. Inilah saatnya untuk memohon segala hajat, baik urusan dunia maupun akhirat. Boleh berdoa dengan bahasa Arab, atau jika tidak mampu, jumhur ulama memperbolehkan berdoa dengan bahasa sendiri di dalam hati atau dengan suara lirih agar tidak mengganggu orang lain, terutama dalam shalat sunnah atau saat shalat sendirian.
Apa saja yang bisa kita minta? Langit adalah batasnya. Berikut adalah beberapa contoh kategori doa yang bisa dipanjatkan:
1. Memohon Ampunan (Istighfar)
Ini adalah permohonan yang paling utama. Mengakui dosa dan memohon ampunan adalah inti dari penghambaan. Contoh doa: "Ya Allah, ampunilah segala dosaku, yang kecil maupun yang besar, yang terdahulu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan maupun yang aku tampakkan. Sungguh tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."
2. Memohon Keteguhan Iman dan Ketaqwaan
Hati manusia mudah berbolak-balik. Memohon agar ditetapkan di atas jalan kebenaran adalah sebuah keharusan. Contoh doa: "Ya Rabb, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu." Doa ini juga merupakan doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah.
3. Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
Doa sapu jagat yang masyhur sangat relevan untuk dibaca saat sujud.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
Kebaikan di dunia mencakup rezeki yang halal, kesehatan, keluarga yang sakinah, ilmu yang bermanfaat, dan lain-lain. Kebaikan di akhirat adalah ampunan Allah, kemudahan di hari hisab, dan puncaknya adalah surga.
4. Doa untuk Orang Tua dan Keluarga
Mendoakan orang yang kita cintai adalah bentuk kasih sayang yang paling tulus. Contoh doa: "Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil. Ya Allah, jadikanlah pasangan dan keturunanku sebagai penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
5. Memohon Solusi atas Masalah yang Dihadapi
Baik itu masalah pekerjaan, hutang, penyakit, atau konflik pribadi, sujud adalah tempat terbaik untuk mengadukannya. Contoh doa: "Ya Allah Yang Maha Memudahkan, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki, menjadi mudah. Mudahkanlah urusanku ini, ya Rabb."
6. Memohon Ilmu yang Bermanfaat dan Rezeki yang Halal
Ilmu adalah cahaya dan rezeki adalah penopang kehidupan. Memohon keduanya agar diberkahi adalah hal yang sangat penting. Contoh doa: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (halal), dan amal yang diterima."
Doa dalam Sujud-Sujud Khusus
Selain sujud dalam shalat, ada beberapa jenis sujud lain dalam Islam yang memiliki bacaan dan konteksnya masing-masing. Memahaminya akan menyempurnakan praktik ibadah kita.
1. Doa Sujud Sahwi (Sujud karena Lupa)
Sujud Sahwi dilakukan dua kali sebelum salam ketika seseorang ragu atau lupa dalam gerakan atau rakaat shalatnya. Tujuannya adalah untuk menambal kekurangan yang terjadi karena kelalaian. Doa yang dibaca bisa sama dengan doa sujud biasa. Namun, ada doa yang sering dianjurkan oleh sebagian ulama, meskipun tidak ada dalil khusus yang mengikatnya hanya untuk sujud sahwi:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
Subhana man laa yanaamu wa laa yashuu.
"Maha Suci Dzat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa."
Penjabaran Makna: Doa ini adalah pengakuan kontras antara sifat manusia yang pelupa dan sifat Allah yang Maha Sempurna. Ketika kita melakukan kesalahan karena lupa, kita segera mengingat Allah yang tidak pernah lupa sedikit pun. Ini adalah bentuk kerendahan hati dan pengagungan yang indah. Meskipun demikian, membaca doa sujud biasa seperti "Subhaana robbiyal a'laa" juga sah dan cukup.
2. Doa Sujud Tilawah (Sujud karena Bacaan)
Sujud Tilawah dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat-ayat Sajdah dalam Al-Qur'an. Ini adalah bentuk pengagungan dan respons langsung terhadap firman Allah yang menyeru untuk bersujud. Doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ، فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Sajada wajhiya lilladzii kholaqohu, wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu, bihaulihi wa quwwatihi. Fatabaarokallahu ahsanul khooliqiin.
"Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."
Penjabaran Makna: Doa ini sangat mirip dengan salah satu doa sujud dalam shalat. Penekanannya adalah pada pengakuan bahwa kemampuan kita untuk mendengar firman-Nya (ayat sajdah) dan melihat tulisan-Nya adalah berkat daya dan kekuatan dari Allah semata. Sujud ini adalah respons syukur dan pengagungan atas hidayah yang diberikan melalui Al-Qur'an.
3. Doa Sujud Syukur (Sujud karena Syukur)
Sujud Syukur dilakukan di luar shalat ketika seseorang mendapatkan nikmat besar yang tak terduga (seperti kelahiran anak, kesembuhan dari sakit parah, lulus ujian) atau terhindar dari musibah besar. Ini adalah ekspresi terima kasih yang spontan dan mendalam kepada Allah. Tidak ada bacaan khusus yang wajib, namun dianjurkan untuk memuji Allah dan bersyukur. Seseorang bisa membaca:
- Tasbih (Subhanallah)
- Tahmid (Alhamdulillah)
- Tahlil (Laa ilaha illallah)
- Takbir (Allahu Akbar)
- Atau membaca doa sujud tilawah seperti di atas.
Inti dari sujud syukur adalah mengekspresikan rasa terima kasih yang meluap-luap dengan cara yang paling agung, yaitu merendahkan diri di hadapan Sang Pemberi Nikmat. Mengucapkan doa seperti, "Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush shalihat" (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan) sambil bersujud adalah amalan yang sangat baik.
Adab dan Kekhusyukan dalam Sujud
Menghafal doa saja tidak cukup. Untuk merasakan manisnya sujud, kita perlu memperhatikan adab dan berusaha mencapai kekhusyukan (khusyu').
- Tuma'ninah (Tenang): Lakukan sujud dengan tenang, tidak tergesa-gesa. Beri jeda sejenak setelah turun sujud sebelum mulai membaca doa. Rasakan setiap detik dahi menempel di bumi. Ketenangan fisik membantu menghadirkan ketenangan batin.
- Menghadirkan Hati: Sadari sepenuhnya bahwa Anda sedang berhadapan dengan Penguasa alam semesta. Bayangkan keagungan-Nya dan kehinaan diri Anda. Lupakan sejenak segala urusan duniawi yang membebani pikiran.
- Memahami Makna Doa: Renungkan setiap kata yang Anda ucapkan. Jangan biarkan lisan bergerak tanpa diikuti oleh hati. Ketika mengucapkan "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi", rasakanlah ketinggian Allah dan kerendahan Anda.
- Menjaga Posisi Sempurna: Pastikan ketujuh anggota sujud menempel dengan baik. Rapatkan jari-jari tangan dan hadapkan ke arah kiblat. Renggangkan lengan dari lambung (bagi laki-laki) dan hadapkan ujung jari kaki ke arah kiblat. Posisi yang benar membantu konsentrasi.
- Menutup Mata: Sebagian ulama menyarankan untuk menutup mata saat sujud agar lebih fokus dan terhindar dari gangguan visual, membantu hati untuk lebih khusyu' dalam bermunajat.
Penutup: Sujud Sebagai Oase Spiritual
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang seringkali memaksa kita untuk "tampil", menjadi kuat, dan menonjolkan diri, sujud adalah oase spiritual. Ia adalah momen privat dan intim di mana kita diizinkan untuk menjadi lemah, rapuh, dan menumpahkan segala beban di hadapan Dzat Yang Maha Kuat. Sujud adalah terapi jiwa, pengisi daya spiritual, dan jangkar yang menjaga kita tetap membumi dalam penghambaan.
Maka, jangan pernah sia-siakan setiap kesempatan sujud. Panjangkanlah sujudmu, terutama dalam shalat-shalat sunnah di keheningan malam. Perbanyaklah doa di dalamnya, karena saat itulah ijabah begitu dekat. Jadikanlah sujud bukan hanya sebagai gerakan penutup dalam satu rakaat, tetapi sebagai puncak dari perjalanan menghadap Allah dalam shalat. Dengan menghayati setiap doa yang terpanjat, semoga sujud kita menjadi lebih bermakna, shalat kita lebih berkualitas, dan hidup kita lebih dekat dengan keridhaan-Nya.