Panduan Lengkap Doa Ziarah Kubur Sesuai Sunnah

Ilustrasi ziarah kubur Siluet seseorang berdoa di dekat batu nisan dengan latar belakang pepohonan dan langit senja.

Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang memiliki kedudukan penting dalam ajaran Islam. Praktik ini bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan sebuah ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagai sarana untuk merefleksikan kehidupan, melembutkan hati, dan yang terpenting, mengingat kematian serta kehidupan akhirat. Pada awalnya, Rasulullah SAW sempat melarang umatnya untuk berziarah, namun larangan tersebut kemudian dicabut seiring dengan menguatnya akidah umat Islam.

Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mendoakan ampunan dan rahmat bagi para ahli kubur, khususnya keluarga dan kerabat yang telah mendahului kita. Selain itu, bagi peziarah, momen ini menjadi pengingat yang sangat kuat bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Dengan melihat deretan nisan yang membisu, kita disadarkan akan kefanaan diri dan didorong untuk mempersiapkan bekal terbaik sebelum tiba saatnya kembali kepada Allah SWT. Agar amalan ini bernilai ibadah dan sesuai dengan tuntunan syariat, penting bagi kita untuk memahami adab, urutan, serta bacaan doa yang benar ketika melaksanakannya.

Hukum dan Kedudukan Ziarah Kubur dalam Islam

Memahami dasar hukum dari suatu amalan adalah langkah awal untuk melaksanakannya dengan keyakinan. Hukum ziarah kubur telah melalui sebuah proses pensyariatan yang penuh hikmah. Awalnya, di masa-masa awal Islam, Nabi Muhammad SAW melarang ziarah kubur. Hal ini disebabkan kondisi keimanan umat yang masih baru dan rentan, dikhawatirkan mereka akan terjerumus kembali ke dalam praktik jahiliyah seperti mengagungkan kuburan, meminta-minta kepada penghuni kubur, atau melakukan perbuatan syirik lainnya.

Namun, setelah akidah umat Islam menjadi kokoh dan tauhid telah tertanam kuat di dalam hati mereka, Rasulullah SAW pun menganjurkan kembali amalan ini. Perubahan hukum ini didasarkan pada hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Buraidah bin Al-Hashib, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

"Kuntu nahaitukum 'an ziyaaratil qubuuri fazuuruuhaa." Artinya: "Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah." (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, ditambahkan pula hikmah dari anjuran tersebut, "...karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan pada kematian dan akhirat." Berdasarkan hadis ini, para ulama (Jumhur Ulama) sepakat bahwa hukum ziarah kubur bagi laki-laki adalah sunnah atau dianjurkan.

Bagaimana dengan Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita?

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum ziarah kubur bagi wanita. Sebagian ulama memakruhkannya, bahkan ada yang mengharamkan, dengan berlandaskan hadis yang melaknat wanita peziarah kubur. Namun, pendapat yang lebih kuat (rajih) adalah membolehkannya dengan beberapa syarat ketat. Pendapat ini didukung oleh beberapa dalil, di antaranya adalah keumuman perintah "berziarahlah" yang mencakup laki-laki dan perempuan. Selain itu, terdapat riwayat bahwa Aisyah RA pernah berziarah ke makam saudaranya, Abdurrahman bin Abi Bakar. Ketika ditanya tentang hal itu, beliau menjawab bahwa Rasulullah SAW telah memperbolehkannya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wanita agar ziarah kuburnya diperbolehkan antara lain:

Dengan demikian, selama adab-adab syar'i ini dijaga, ziarah kubur bagi wanita diperbolehkan dan dapat mendatangkan hikmah yang sama seperti bagi laki-laki.

Adab-Adab Penting Saat Melakukan Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah ibadah yang menuntut kekhusyukan dan penghormatan. Oleh karena itu, Islam telah menetapkan adab-adab yang harus diperhatikan agar ziarah kita diterima di sisi Allah SWT dan tidak jatuh ke dalam perbuatan yang sia-sia atau bahkan terlarang. Berikut adalah adab-adab yang perlu dijaga:

  1. Meluruskan Niat: Niat adalah pondasi dari setiap amalan. Niatkan ziarah kubur semata-mata karena Allah SWT, dengan tujuan untuk mengingat akhirat, mengambil pelajaran dari kematian, serta mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, bukan untuk meminta sesuatu kepada penghuni kubur.
  2. Berwudhu Sebelum Berangkat: Disunnahkan untuk berada dalam keadaan suci saat melakukan ibadah, termasuk ziarah kubur. Berwudhu sebelum berangkat ke pemakaman adalah salah satu bentuk pemuliaan terhadap amalan ini.
  3. Berpakaian Sopan dan Menutup Aurat: Kenakan pakaian yang rapi, bersih, sopan, dan menutup aurat dengan sempurna. Hindari pakaian yang mencolok atau berlebihan.
  4. Mengucapkan Salam Saat Memasuki Area Pemakaman: Ketika tiba di gerbang pemakaman, hendaknya mengucapkan salam yang ditujukan kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan kaum muslimin. Salam ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
  5. Tidak Menginjak atau Duduk di Atas Kuburan: Kuburan adalah tempat persemayaman jasad seorang muslim yang harus dihormati. Rasulullah SAW secara tegas melarang umatnya untuk duduk atau menginjak kuburan. Beliau bersabda, "Sungguh, jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api hingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan." (HR. Muslim). Berjalanlah di antara kuburan melalui jalan setapak yang telah disediakan.
  6. Menghadap ke Arah Wajah Jenazah Saat Berdoa: Saat berada di sisi makam yang dituju, posisi terbaik untuk berdoa adalah menghadap ke arah wajah jenazah (yang umumnya menghadap kiblat), sementara punggung peziarah membelakangi kiblat. Ini adalah bentuk penghormatan kepada ahli kubur.
  7. Tidak Melakukan Salat Menghadap Kuburan: Dilarang keras melaksanakan salat fardhu maupun sunnah dengan menghadap langsung ke arah kuburan. Hal ini untuk menghindari potensi pengagungan terhadap kubur yang dapat menjurus pada kesyirikan.
  8. Menjaga Ketenangan dan Kekhusyukan: Area pemakaman adalah tempat untuk merenung. Hindari berbicara tentang hal-hal duniawi, tertawa terbahak-bahak, atau melakukan aktivitas lain yang dapat mengganggu kekhusyukan dan tidak sesuai dengan suasana di pemakaman.
  9. Tidak Meratap Berlebihan (Niyahah): Kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang wajar dan manusiawi. Meneteskan air mata pun diperbolehkan. Namun, Islam melarang keras niyahah, yaitu meratap secara histeris, memukul-mukul pipi, merobek pakaian, atau mengucapkan kalimat-kalimat yang menunjukkan penyesalan atas takdir Allah.
  10. Mendoakan Ahli Kubur: Inti dari ziarah adalah mendoakan. Perbanyaklah doa memohon ampunan (istighfar) dan rahmat bagi si mayit serta seluruh kaum muslimin yang telah wafat.

Urutan Bacaan dan Doa Ketika Ziarah Kubur

Setelah memahami adabnya, berikut adalah urutan bacaan dan doa yang bisa diamalkan saat berziarah, mulai dari memasuki pemakaman hingga selesai berdoa di sisi makam.

1. Salam Saat Memasuki Pemakaman

Langkah pertama saat kaki kita menginjak area pemakaman adalah mengucapkan salam. Ini bukan salam biasa, melainkan salam yang mengandung doa bagi seluruh ahli kubur. Doa ini diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.

اَلسَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُوْنَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

"Assalaamu 'ala ahlid-diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa insyaa alloohu bikum lalaahiquun, as-alullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah." Artinya: "Salam sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian keselamatan (dari siksa)."

2. Membaca Istighfar

Sebelum mendoakan orang lain, hendaknya kita memohon ampunan terlebih dahulu untuk diri kita sendiri. Dengan hati yang bersih setelah beristighfar, diharapkan doa kita akan lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Bacalah istighfar sesering mungkin, misalnya dengan lafal:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

"Astaghfirullahal 'adziim." Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Dianjurkan untuk membacanya sebanyak tiga, tujuh, atau dalam hitungan lain semampunya dengan penuh penghayatan akan dosa-dosa yang telah diperbuat.

3. Membaca Ayat-Ayat dan Surat-Surat Al-Qur'an

Membaca Al-Qur'an di sisi kubur dan menghadiahkan pahalanya kepada si mayit merupakan amalan yang diyakini oleh mayoritas ulama akan sampai kepada ahli kubur dan bermanfaat bagi mereka. Beberapa bacaan yang sangat dianjurkan adalah:

a. Surat Al-Fatihah

Sebagai Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an), Al-Fatihah adalah surat yang agung dan penuh berkah. Dianjurkan membacanya satu kali atau tiga kali, diniatkan pahalanya untuk ahli kubur yang diziarahi.

b. Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Tiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat. Membacanya memiliki banyak keutamaan, termasuk perlindungan. Sangat dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, karena pahalanya disetarakan dengan mengkhatamkan Al-Qur'an. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing satu kali.

c. Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Membacanya memiliki keutamaan yang luar biasa untuk melindungi diri dari gangguan setan dan mendatangkan rahmat Allah. Menghadiahkan pahala bacaan Ayat Kursi kepada ahli kubur adalah perbuatan yang sangat baik.

d. Membaca Surat Yasin (jika memungkinkan)

Membaca Surat Yasin saat berziarah kubur adalah praktik yang sangat umum di kalangan masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Meskipun sebagian hadis tentang keutamaan khusus Surat Yasin untuk orang yang telah meninggal memiliki status yang diperdebatkan oleh para ahli hadis, banyak ulama yang tetap membolehkan dan menganjurkannya. Hal ini didasari oleh keumuman dalil tentang manfaat bacaan Al-Qur'an bagi mayit dan karena Surat Yasin sendiri mengandung banyak pelajaran tentang tauhid, hari kebangkitan, dan kekuasaan Allah, yang sangat relevan dengan konteks ziarah kubur. Jika memiliki waktu yang cukup, membaca Surat Yasin secara lengkap adalah pilihan yang sangat baik.

4. Membaca Dzikir (Tahlil, Tasbih, Tahmid, Takbir)

Setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an, lanjutkan dengan berdzikir untuk melengkapi amalan. Dzikir ini juga diniatkan agar pahalanya sampai kepada ahli kubur.

Tasbih, tahmid, dan takbir bisa dibaca masing-masing sebanyak 33 kali.

5. Membaca Shalawat Nabi

Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah kunci terkabulnya sebuah doa. Sebelum memanjatkan doa utama untuk ahli kubur, sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalawat. Bacaan shalawat yang paling sederhana adalah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad." Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

Atau bisa juga membaca Shalawat Ibrahimiyah yang dibaca saat tasyahud akhir dalam salat, karena itu adalah bentuk shalawat yang paling sempurna.

6. Doa Khusus untuk Ahli Kubur

Ini adalah puncak dari ziarah, yaitu memanjatkan doa secara khusus untuk memohonkan ampunan dan rahmat bagi si mayit. Berikut adalah doa yang paling masyhur dan diajarkan oleh Rasulullah SAW. Perhatikan perubahan akhir katanya (dhamir) sesuai dengan jenis kelamin jenazah.

Doa untuk Jenazah Laki-laki (Tunggal)

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

"Allaahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkholahu, waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barod, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzaabil qobri wa 'adzaabin naar." Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya (kuburnya), mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."

Doa untuk Jenazah Perempuan (Tunggal)

Doanya sama, hanya mengganti kata ganti "-hu" menjadi "-ha".

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا...

"Allaahummaghfir lahaa warhamhaa wa 'aafihaa wa'fu 'anhaa..." (dan seterusnya). Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (perempuan), rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya..." (dan seterusnya).

Doa untuk Banyak Jenazah (Jamak)

Jika berziarah ke makam keluarga atau mendoakan seluruh ahli kubur di pemakaman tersebut, gunakan kata ganti jamak "-hum".

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ...

"Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum..." (dan seterusnya). Artinya: "Ya Allah, ampunilah mereka (jamak), rahmatilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah kesalahan mereka..." (dan seterusnya).

Setelah membaca doa berbahasa Arab ini, sangat baik untuk melanjutkan dengan doa menggunakan bahasa Indonesia. Ungkapkan permohonan dari lubuk hati yang paling dalam, memohon kepada Allah agar melapangkan kubur almarhum/almarhumah, menerangi kuburnya, menjadikannya taman di antara taman-taman surga, dan mengumpulkannya kelak di surga Firdaus bersama para nabi dan orang-orang saleh.

Perkara yang Harus Dihindari Saat Ziarah Kubur

Selain adab yang dianjurkan, ada pula beberapa perbuatan yang statusnya dilarang, baik itu makruh (dibenci) maupun haram, yang harus dihindari saat berziarah agar tidak merusak pahala ibadah kita.

Hikmah dan Manfaat Ziarah Kubur

Ziarah kubur yang dilakukan sesuai sunnah akan mendatangkan banyak sekali hikmah dan manfaat, baik bagi peziarah maupun bagi ahli kubur.

  1. Mengingatkan pada Kematian: Manfaat terbesar adalah sebagai pengingat (tazkirah) akan kematian. Melihat kuburan menyadarkan kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati, sehingga mendorong kita untuk tidak lalai dan terus memperbaiki diri.
  2. Melembutkan Hati yang Keras: Kehidupan dunia yang penuh gemerlap seringkali membuat hati menjadi keras dan lupa akan akhirat. Dengan berziarah, hati akan melunak, rasa sombong terkikis, dan keinsafan akan tumbuh.
  3. Menumbuhkan Sikap Zuhud: Zuhud adalah tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Ziarah kubur membantu kita menyadari betapa tidak berartinya harta, pangkat, dan jabatan ketika ajal telah tiba. Yang akan dibawa hanyalah amal saleh.
  4. Bakti kepada Orang Tua yang Telah Wafat: Bagi seorang anak, mendoakan orang tua yang telah meninggal adalah salah satu bentuk bakti (birrul walidain) yang tidak akan pernah terputus. Ziarah menjadi sarana untuk menunjukkan cinta dan mengirimkan doa terbaik bagi mereka.
  5. Menyambung Silaturahmi Doa: Ziarah tidak hanya untuk keluarga, tapi juga untuk sahabat, guru, dan kaum muslimin secara umum. Ini adalah cara kita menyambung hubungan baik dengan mereka melalui untaian doa.

Sebagai penutup, ziarah kubur adalah sebuah ibadah agung yang sarat akan makna dan hikmah. Laksanakanlah dengan niat yang ikhlas, adab yang mulia, dan doa yang tulus. Semoga setiap langkah kita menuju pemakaman dicatat sebagai amal saleh, setiap doa yang kita panjatkan diijabah oleh Allah SWT, dan semoga kita semua dikumpulkan kembali bersama orang-orang yang kita cintai di dalam Jannah-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage