Doa Mustajab Agar Dijauhkan dari Siksa Api Neraka
Setiap insan yang beriman kepada Allah dan hari akhir pasti mendambakan keselamatan abadi di surga-Nya. Sebaliknya, ada sebuah ketakutan yang fitrah tertanam dalam sanubari, yaitu ketakutan akan siksa api neraka. Ketakutan ini bukanlah tanda kelemahan iman, melainkan manifestasi dari keimanan itu sendiri. Ia adalah pengakuan akan kebenaran janji dan ancaman Allah, serta kesadaran akan kefanaan diri yang penuh dengan dosa dan kelalaian. Neraka bukanlah sebuah dongeng atau metafora, melainkan sebuah realitas yang hakiki, yang kengeriannya digambarkan dengan sangat jelas dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Namun, di tengah gambaran dahsyatnya siksa neraka, Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Rahmat-Nya yang tak terbatas, tidak membiarkan hamba-Nya dalam keputusasaan. Dia tidak hanya memerintahkan kita untuk takut, tetapi juga mengajarkan kita jalan untuk selamat. Salah satu jalan terpenting dan termudah adalah melalui doa. Doa adalah senjata orang beriman, inti dari ibadah, dan cara seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya. Rasulullah ﷺ, sebagai teladan terbaik, telah mengajarkan umatnya berbagai doa spesifik untuk memohon perlindungan dari api neraka. Doa-doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah pengakuan, permohonan, dan penyerahan diri secara total kepada satu-satunya Dzat yang mampu menyelamatkan, yaitu Allah 'Azza wa Jalla.
Memanjatkan doa dijauhkan dari api neraka adalah sebuah amalan yang menunjukkan kecerdasan spiritual. Seseorang yang memohon perlindungan dari neraka sejatinya sedang memohon agar hidupnya di dunia ini senantiasa berada dalam bimbingan, taufik, dan ampunan Allah. Karena tidak ada yang bisa menjerumuskan seseorang ke neraka kecuali dosa-dosa dan kesesatan, dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali rahmat dan pertolongan-Nya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang pentingnya berlindung dari neraka, doa-doa mustajab yang diajarkan, serta amalan-amalan yang menjadi perisai dari jilatan apinya.
Memahami Hakikat Neraka Sebagai Motivasi Berdoa
Untuk memahami betapa agungnya nikmat diselamatkan dari neraka, kita perlu merenungi sejenak hakikat tempat tersebut sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Neraka, atau Jahannam, bukanlah sekadar tempat panas biasa. Panasnya api dunia ini hanyalah satu dari tujuh puluh bagian panasnya api Jahannam. Setiap bagian darinya sepanas api dunia. Rasulullah ﷺ menggambarkan betapa dalamnya neraka ketika sebuah batu besar dilemparkan dari tepinya, ia akan terus meluncur selama tujuh puluh tahun sebelum mencapai dasarnya.
Allah menggambarkan bahan bakar neraka adalah manusia dan bebatuan. Para penghuninya diberi minum dari air yang mendidih laksana lelehan logam, yang ketika didekatkan ke wajah, akan menghanguskan kulit wajah mereka. Makanan mereka adalah pohon Zaqqum, yang buahnya seperti kepala setan, yang jika dimakan akan mendidih di dalam perut laksana mendidihnya air panas. Pakaian mereka terbuat dari api, dan mereka diselimuti oleh api dari atas dan dari bawah. Setiap kali kulit mereka hangus, Allah akan menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka senantiasa merasakan azab yang pedih tiada henti.
كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُم بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ
"Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab." (QS. An-Nisa: 56)
Rintihan, penyesalan, dan jeritan adalah suara yang terdengar di dalamnya. Mereka memohon untuk dimatikan atau diringankan siksanya walau hanya sehari, namun permohonan mereka tidak akan pernah dikabulkan. Ini adalah tempat kehinaan dan keputusasaan abadi bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berlaku zalim di muka bumi. Memahami kengerian ini bukan untuk membuat kita putus asa, melainkan untuk membangkitkan rasa takut yang produktif (khauf) yang mendorong kita untuk semakin mendekat kepada Allah. Rasa takut inilah yang membuat lisan kita basah dengan doa, memohon dengan kerendahan hati: "Ya Allah, selamatkanlah kami dari api neraka."
Kumpulan Doa Mustajab Memohon Perlindungan dari Api Neraka
Rasulullah ﷺ, yang paling takut kepada Allah dan paling tahu tentang dahsyatnya neraka, tidak pernah lelah memohon perlindungan darinya. Beliau mengajarkan kepada kita doa-doa yang sarat makna, yang mencakup permohonan keselamatan di dunia dan akhirat. Berikut adalah beberapa doa paling utama yang harus kita hafal, pahami, dan rutinkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Doa Sapu Jagat: Permohonan Terlengkap
Ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Nabi Muhammad ﷺ. Doa ini begitu agung karena mencakup seluruh kebaikan dunia dan akhirat, serta memohon perlindungan dari azab neraka secara spesifik. Doa ini terkandung dalam Al-Qur'an, menunjukkan betapa Allah mencintai hamba-Nya yang memohon dengan kalimat ini.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar.
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)
Penjelasan Makna:
- "Kebaikan di dunia" (fid-dunyaa hasanah): Ini mencakup segala bentuk kebaikan yang bisa diraih di dunia. Seperti kesehatan, rezeki yang halal dan berkah, rumah tangga yang sakinah, ilmu yang bermanfaat, anak-anak yang saleh, dan yang terpenting, taufik untuk selalu beribadah dan berada di jalan yang lurus.
- "Kebaikan di akhirat" (fil-aakhirati hasanah): Kebaikan tertinggi di akhirat adalah masuk surga, mendapatkan ampunan dari segala dosa, selamat dari hisab yang berat, kemudahan saat melewati shirat, dan puncaknya adalah kenikmatan melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- "Peliharalah kami dari siksa api neraka" (wa qinaa 'adzaaban-naar): Setelah memohon segala kebaikan, kita menutupnya dengan permohonan perlindungan dari keburukan terbesar. Ini adalah penegasan bahwa sebesar apapun kebaikan dunia dan akhirat yang kita raih, semuanya tidak akan berarti jika kita berakhir di neraka. Kalimat ini adalah puncak dari kesadaran seorang hamba akan pentingnya keselamatan hakiki. Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa doa inilah yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah ﷺ.
2. Doa Perlindungan Empat Perkara
Doa ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ untuk dibaca pada saat tasyahud akhir dalam shalat, sebelum salam. Ini menunjukkan betapa pentingnya doa ini, hingga ditempatkan pada salah satu momen paling mustajab dalam ibadah shalat. Doa ini memohon perlindungan dari empat fitnah dan azab terbesar yang bisa menimpa seorang manusia.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil-qabri, wa min fitnatil-mahyaa wal-mamaat, wa min syarri fitnatil-masiihid-dajjal.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." (HR. Muslim)
Penjelasan Makna:
- "Dari siksa neraka Jahannam" (min 'adzabi jahannam): Permohonan perlindungan dari neraka ditempatkan di urutan pertama. Ini menandakan bahwa azab neraka adalah puncak dari segala azab dan ketakutan terbesar bagi seorang mukmin.
- "Dari siksa kubur" (min 'adzabil-qabri): Siksa kubur adalah gerbang menuju siksa akhirat. Berlindung darinya berarti memohon keselamatan sejak fase pertama kehidupan setelah kematian. Keselamatan di alam kubur adalah pertanda baik untuk fase-fase berikutnya.
- "Dari fitnah kehidupan dan kematian" (min fitnatil-mahyaa wal-mamaat): Fitnah kehidupan mencakup segala ujian yang bisa menyesatkan, seperti godaan syahwat, harta, tahta, dan keraguan terhadap agama. Fitnah kematian adalah ujian berat di saat sakaratul maut, di mana setan datang menggoda untuk merusak iman seseorang di akhir hayatnya.
- "Dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (min syarri fitnatil-masiihid-dajjal): Ini adalah fitnah terbesar yang akan terjadi di akhir zaman. Nabi ﷺ bersabda tidak ada fitnah yang lebih besar sejak diciptakannya Adam hingga hari kiamat selain fitnah Dajjal. Berlindung darinya adalah sebuah keharusan.
Dengan merutinkan doa ini di setiap shalat, kita secara konsisten memprogram diri kita untuk selalu waspada terhadap bahaya-bahaya terbesar dalam perjalanan menuju Allah, dengan neraka sebagai muara keburukan yang paling utama.
3. Doa Singkat Setelah Shalat Maghrib dan Subuh
Terdapat sebuah doa yang sangat singkat, ringan di lisan, namun memiliki keutamaan yang luar biasa. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak tujuh kali setelah shalat Maghrib dan Subuh, sebelum berbicara dengan orang lain.
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ
Allahumma ajirni minan-naar.
Artinya: "Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka."
Keutamaannya: Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Al-Harits bin Muslim, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku, "Jika engkau shalat Subuh, maka ucapkanlah sebelum engkau berbicara dengan seorang pun: 'Allahumma ajirni minan-nar' tujuh kali. Sungguh, jika engkau meninggal pada harimu itu, niscaya Allah akan mencatat bagimu perlindungan dari api neraka. Dan jika engkau shalat Maghrib, maka ucapkanlah sebelum engkau berbicara dengan seorang pun: 'Allahumma ajirni minan-nar' tujuh kali. Sungguh, jika engkau meninggal pada malammu itu, niscaya Allah akan mencatat bagimu perlindungan dari api neraka." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i, hadits ini memiliki beberapa perbincangan di kalangan ulama mengenai sanadnya, namun banyak yang membolehkan untuk mengamalkannya dalam konteks fadha'il a'mal atau keutamaan amal).
Terlepas dari status haditsnya, makna doa ini sangatlah agung. Kata "ajirni" berasal dari akar kata yang sama dengan "jar" (tetangga), yang bermakna memberikan perlindungan dan keamanan penuh, seolah-olah kita memohon kepada Allah untuk menjadi "tetangga" yang melindungi kita dari bahaya api neraka. Mengucapkannya di waktu Subuh berarti kita memulai hari dengan memohon perlindungan, dan di waktu Maghrib kita memulai malam dengan permohonan yang sama.
4. Doa Para 'Ibadurrahman (Hamba-hamba Pilihan Allah)
Dalam Surah Al-Furqan, Allah memuji hamba-hamba pilihan-Nya yang disebut sebagai 'Ibadurrahman. Salah satu sifat dan doa utama mereka adalah senantiasa memohon agar dijauhkan dari azab Jahannam. Ini menunjukkan bahwa salah satu karakter orang saleh adalah selalu memiliki kekhawatiran terhadap siksa neraka.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
Walladziina yaquuluuna rabbanash-rif 'annaa 'adzaaba jahannama inna 'adzaabahaa kaana gharaamaa.
Artinya: "Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.'" (QS. Al-Furqan: 65)
Penjelasan Makna:
- "Jauhkanlah dari kami" (ishrif 'annaa): Kata "ishrif" memiliki makna memalingkan atau membelokkan sesuatu. Ini adalah permohonan yang sangat mendalam. Kita tidak hanya meminta untuk tidak dimasukkan ke dalamnya, tetapi kita memohon agar jalan hidup kita, pikiran kita, dan perbuatan kita "dipalingkan" dari segala sesuatu yang bisa mengarah ke neraka.
- "Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal" (inna 'adzaabahaa kaana gharaamaa): Kata "gharam" dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang melekat erat, tidak bisa lepas, seperti hutang yang terus membebani. Artinya, azab neraka bukanlah siksaan sementara, melainkan kebinasaan yang mengikat dan abadi. Pengakuan ini adalah alasan mengapa kita begitu bersungguh-sungguh memohon untuk dijauhkan darinya. Ini adalah doa yang lahir dari pemahaman yang mendalam tentang sifat azab Jahannam.
Amalan Nyata Sebagai Perisai dari Api Neraka
Doa adalah permintaan, dan permintaan yang terbaik adalah yang diiringi dengan usaha. Allah memerintahkan kita untuk berdoa, sekaligus memerintahkan kita untuk beramal. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dalam perjalanan seorang hamba. Selain memanjatkan doa, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan banyak amalan yang secara spesifik disebutkan dapat menjadi perisai dan benteng yang melindungi seseorang dari jilatan api neraka. Mengamalkannya adalah bentuk nyata dari keseriusan kita dalam berdoa.
1. Menjaga Shalat Subuh dan Ashar
Dua shalat ini memiliki keistimewaan khusus. Shalat Subuh dilaksanakan di waktu kebanyakan orang masih terlelap, dan shalat Ashar di waktu kesibukan dunia sedang memuncak. Menjaga keduanya membutuhkan perjuangan dan keimanan yang kuat. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
"Tidak akan masuk neraka seorang pun yang mengerjakan shalat sebelum terbit matahari (shalat Subuh) dan sebelum terbenamnya (shalat Ashar)." (HR. Muslim)
Hadits ini memberikan jaminan yang luar biasa. Tentu saja, jaminan ini berlaku bagi mereka yang melaksanakannya dengan ikhlas, sesuai tuntunan, serta menjaga shalat-shalat wajib lainnya dan menjauhi dosa-dosa besar. Menjaga dua shalat ini adalah bukti komitmen seorang hamba kepada Rabb-nya di waktu-waktu yang paling menantang.
2. Puasa: Perisai yang Kokoh
Puasa, baik yang wajib maupun sunnah, disebut oleh Nabi ﷺ sebagai junnah, yaitu perisai atau tameng. Sebagaimana seorang prajurit menggunakan perisai untuk melindungi diri dari serangan musuh di medan perang, seorang mukmin menggunakan puasa untuk melindungi dirinya dari serangan syahwat yang menjerumuskan dan dari siksa api neraka di akhirat kelak.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka." (HR. Ahmad, shahih). Dalam riwayat lain, beliau bersabda, "Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun." (HR. Bukhari dan Muslim). Bayangkan keutamaan yang didapat dari puasa satu hari saja, apalagi jika seseorang merutinkan puasa Ramadhan, puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa-puasa sunnah lainnya.
3. Sedekah: Pemadam Api Kemurkaan Allah
Sedekah memiliki kekuatan yang dahsyat untuk memadamkan dosa dan murka Allah, sebagaimana air memadamkan api. Sekecil apapun sedekah yang diberikan dengan ikhlas, ia bisa menjadi pelindung yang luar biasa di hari kiamat. Jangan pernah meremehkan nilai sedekah, bahkan jika itu hanya sebiji kurma.
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
"Jagalah diri kalian dari api neraka, walaupun hanya dengan (sedekah) separuh biji kurma." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika separuh biji kurma saja bisa menjadi penghalang dari neraka, bagaimana dengan sedekah yang lebih besar? Sedekah membersihkan harta, menyucikan jiwa dari sifat kikir, dan membuktikan kebenaran iman seseorang. Di hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya, salah satu golongan yang akan mendapat naungan adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui, sebuah kiasan untuk keikhlasan yang puncak.
4. Akhlak Mulia: Melembutkan Hati dan Mengharamkan Neraka
Islam bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang interaksi sosial dan karakter pribadi. Memiliki akhlak yang mulia adalah salah satu jalan termudah menuju surga dan perisai terkuat dari neraka. Rasulullah ﷺ memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Beliau bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan orang yang diharamkan (tersentuh) api neraka? Yaitu setiap orang yang hayyin, layyin, qarib, sahl." (HR. Tirmidzi). Apa makna keempat sifat ini?
- Hayyin: Tenang dan berwibawa. Tidak grusa-grusu, tidak mudah marah, dan memiliki ketenangan jiwa.
- Layyin: Lemah lembut dan santun. Baik dalam perkataan maupun perbuatan, tidak kasar dan tidak menyakiti orang lain.
- Qarib: Akrab dan mudah bergaul. Supel, ramah, dan tidak menjaga jarak dengan orang lain karena kesombongan.
- Sahl: Mudah dan tidak mempersulit. Memberikan kemudahan bagi orang lain, tidak kaku, dan tidak menyusahkan dalam urusan muamalah.
Memiliki keempat sifat ini dalam diri kita akan menjadikan kita pribadi yang dicintai Allah dan dicintai sesama manusia, dan sebagai ganjarannya, Allah mengharamkan jasadnya dari sentuhan api neraka. Ini adalah bukti betapa Islam sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah.
5. Menangis Karena Takut Kepada Allah
Air mata yang tumpah karena penyesalan atas dosa dan rasa takut akan azab Allah adalah air mata yang sangat berharga. Ia adalah tanda kelembutan hati dan kejujuran iman. Air mata ini memiliki kekuatan untuk memadamkan api neraka. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللهِ
"Ada dua pasang mata yang tidak akan disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang begadang (tidak tidur) untuk berjaga di jalan Allah." (HR. Tirmidzi)
Menangis karena takut kepada Allah bukan berarti cengeng, melainkan sebuah puncak penghayatan spiritual. Hal ini seringkali terjadi saat seseorang shalat malam, membaca Al-Qur'an dan merenungi maknanya, atau ketika ia menyendiri dan bertaubat kepada Allah atas segala dosa yang telah diperbuat. Air mata taubat inilah yang akan menjadi saksi dan penyelamat di hari akhir.
Menyeimbangkan Antara Harapan (Raja') dan Ketakutan (Khauf)
Membicarakan tentang neraka dan berdoa untuk dijauhkan darinya adalah bagian dari pilar keimanan yang disebut khauf (rasa takut). Namun, iman seorang mukmin harus seimbang, seperti dua sayap seekor burung. Satu sayap adalah khauf, dan sayap lainnya adalah raja' (harapan). Terlalu dominan rasa takut tanpa harapan akan menjerumuskan pada keputusasaan. Sebaliknya, terlalu dominan harapan tanpa rasa takut akan membuat seseorang meremehkan dosa dan merasa aman dari azab Allah.
Setelah kita merenungi dahsyatnya neraka dan bersungguh-sungguh memohon perlindungan darinya, kita harus mengiringinya dengan keyakinan penuh akan luasnya rahmat Allah. Allah berfirman dalam hadits qudsi, "Rahmat-Ku mendahului murka-Ku." Nama-nama-Nya yang paling agung adalah Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). Dia adalah Al-Ghafur (Maha Pengampun) dan Al-'Afuww (Maha Pemaaf).
Pintu taubat senantiasa terbuka lebar selama nyawa belum sampai di kerongkongan dan matahari belum terbit dari barat. Sebesar apapun dosa seorang hamba, ampunan Allah jauh lebih besar. Karena itu, doa memohon perlindungan dari neraka harus dipanjatkan dengan spirit optimisme. Kita berdoa karena kita tahu bahwa hanya Allah yang bisa menyelamatkan, dan kita yakin Dia Maha Mampu dan Maha Berkehendak untuk menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang tulus memohon kepada-Nya. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Teruslah berdoa, teruslah beramal, dan teruslah berharap akan ampunan dan surga-Nya.