Ilustrasi seseorang sedang bersujud dalam sholat
Dalam setiap rakaat sholat, ada satu gerakan yang memiliki makna terdalam dan posisi paling istimewa: sujud. Sujud adalah manifestasi puncak dari penghambaan, kerendahan diri, dan kepasrahan total seorang makhluk kepada Sang Khaliq. Saat dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung kedua kaki menyentuh bumi, seorang hamba sedang berada pada titik terendahnya secara fisik, namun pada saat yang sama, ia berada pada titik tertingginya secara spiritual. Ini adalah momen di mana jarak antara hamba dan Allah terasa begitu dekat, seolah tiada sekat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Momen terdekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi landasan betapa berharganya setiap detik dalam sujud. Di antara semua sujud dalam sholat, sujud terakhir memegang sebuah tempat yang unik di hati banyak muslim. Meskipun tidak ada dalil khusus yang mengistimewakan sujud terakhir dibandingkan sujud lainnya, banyak ulama memandangnya sebagai kesempatan emas. Ini adalah momen penutup, gerbang terakhir sebelum salam, di mana seorang hamba bisa menumpahkan segala isi hatinya, memohon ampunan, dan memanjatkan segala harapannya sebelum mengakhiri dialog sucinya dengan Allah dalam sholat tersebut.
Keutamaan dan Kedudukan Sujud dalam Islam
Sujud bukan sekadar gerakan fisik. Ia adalah bahasa universal kepasrahan yang dipahami di seluruh alam semesta. Iblis dilaknat karena kesombongannya menolak untuk bersujud kepada Adam atas perintah Allah. Para malaikat menunjukkan ketaatannya dengan bersujud. Seluruh alam, dari pepohonan hingga bintang gemintang, tunduk dan bersujud kepada-Nya dengan cara mereka masing-masing.
Bagi seorang muslim, sujud adalah inti dari ibadah. Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan bersujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)." (QS. Al-'Alaq: 19)
Ayat ini secara eksplisit mengaitkan antara perintah sujud dengan upaya mendekatkan diri kepada Allah. Semakin banyak dan khusyuk sujud seseorang, semakin besar pula peluangnya untuk meraih kedekatan dan cinta dari Allah. Inilah sebabnya memperbanyak sholat sunnah, yang berarti memperbanyak rukuk dan sujud, sangat dianjurkan sebagai cara untuk meninggikan derajat di sisi Allah dan menghapus dosa-dosa.
Mengapa Sujud Terakhir Terasa Begitu Spesial?
Secara psikologis dan spiritual, sujud terakhir seringkali menjadi klimaks dari kekhusyukan dalam sholat. Setelah melalui serangkaian gerakan dan bacaan, sujud terakhir menjadi kesempatan pamungkas untuk "berlama-lama" dalam keintiman dengan Allah. Ada rasa enggan untuk bangkit, seolah ingin menahan momen berharga itu selama mungkin. Ini adalah waktu di mana kita bisa benar-benar fokus memohon, tanpa terburu-buru untuk melanjutkan ke gerakan berikutnya. Di sinilah tempat untuk menumpahkan segala keluh kesah, memohon petunjuk atas kebimbangan, meminta kekuatan dalam menghadapi ujian, dan mengutarakan harapan-harapan yang terpendam.
Hukum Memperpanjang dan Berdoa di Sujud Terakhir
Para ulama sepakat bahwa berdoa saat sujud adalah amalan yang disyariatkan (sunnah), berdasarkan hadis yang telah disebutkan sebelumnya. Doa yang dipanjatkan bisa berupa doa-doa yang ma'tsur (berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah) maupun doa-doa lain yang berisi kebaikan dunia dan akhirat, selama tidak mengandung unsur dosa atau pemutusan silaturahmi.
Mengenai praktiknya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Dalam Sholat Sendirian (Munfarid): Seseorang yang sholat sendirian (baik sholat fardhu maupun sunnah) diperbolehkan untuk memperpanjang sujudnya, termasuk sujud terakhir, untuk memperbanyak doa. Ia bisa berdoa sekehendak hatinya selama ia mampu menjaga kekhusyukan dan tidak berlebihan.
- Dalam Sholat Berjamaah (Sebagai Imam): Seorang imam hendaknya tidak memperpanjang sujud terakhir secara signifikan dibandingkan rukun-rukun lainnya. Imam memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan kondisi makmum di belakangnya, yang mungkin terdiri dari orang tua, anak-anak, atau orang yang memiliki keperluan mendesak. Keseimbangan dalam gerakan sholat adalah kunci. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sholat mengimami orang lain, hendaklah ia meringankannya." (HR. Bukhari & Muslim).
- Dalam Sholat Berjamaah (Sebagai Makmum): Seorang makmum wajib mengikuti gerakan imam. Ia tidak boleh mendahului atau tertinggal terlalu jauh dari imam. Jika imam sudah bangkit dari sujud, makmum pun harus segera bangkit. Memperpanjang sujud sendiri sementara imam sudah duduk di antara dua sujud atau bahkan tasyahud adalah perbuatan yang keliru dan dapat merusak sholat.
Kesimpulannya, memperpanjang sujud terakhir untuk berdoa sangat dianjurkan, terutama dalam sholat sunnah dan sholat fardhu yang dikerjakan sendirian. Ini adalah waktu pribadi yang sangat berharga antara seorang hamba dengan Penciptanya.
Kumpulan Doa-Doa Pilihan di Sujud Terakhir
Berikut adalah kumpulan doa yang bisa dipanjatkan saat sujud terakhir, mencakup permohonan ampunan, permintaan kebaikan dunia dan akhirat, serta perlindungan dari segala keburukan. Anda bisa memilih beberapa di antaranya atau bahkan menggabungkannya dalam sujud Anda.
1. Doa Memohon Wafat dalam Keadaan Husnul Khatimah
Ini adalah salah satu permohonan terpenting dalam hidup seorang mukmin. Husnul khatimah, atau akhir yang baik, adalah puncak dari segala harapan. Kematian adalah gerbang menuju kehidupan abadi, dan cara kita melewatinya akan menentukan nasib kita selamanya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاتِمَةِ
Allahumma inni as'aluka husnal khatimah.
Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu husnul khatimah (akhir yang baik)."
Anda juga bisa melengkapinya dengan permohonan yang lebih detail:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي تَوْبَةً نَصُوحًا قَبْلَ الْمَوْتِ
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut.
Artinya: "Ya Allah, berilah aku rezeki taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya) sebelum wafat."
2. Doa Memohon Keteguhan Hati di Atas Agama-Nya
Hati manusia sangat mudah berbolak-balik. Hari ini ia bisa begitu taat, esok hari bisa tergelincir dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, memohon keteguhan (istiqamah) adalah hal yang krusial agar kita senantiasa berada di jalan yang lurus hingga akhir hayat.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi 'ala dinik.
Artinya: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
3. Doa Sapu Jagat: Meminta Kebaikan Dunia dan Akhirat
Ini adalah doa yang sangat komprehensif dan sering dibaca oleh Rasulullah. Doa ini mencakup seluruh aspek kebaikan, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita ketahui, di dunia ini maupun di kehidupan setelahnya.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana atina fid-dunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qina 'adzaban-nar.
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
4. Doa Nabi Yunus: Doa Saat Menghadapi Kesulitan
Ketika merasa terjebak dalam masalah yang pelik, seolah tiada jalan keluar, doa Nabi Yunus 'alaihissalam adalah senjata yang ampuh. Doa ini mengandung pengakuan akan keesaan Allah, penyucian-Nya dari segala kekurangan, dan pengakuan atas kesalahan diri sendiri.
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin.
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim."
5. Doa Memohon Ampunan untuk Diri Sendiri dan Orang Tua
Berbakti kepada orang tua tidak berhenti saat mereka masih hidup. Mendoakan mereka adalah salah satu bentuk bakti yang paling mulia, terutama setelah mereka tiada. Doa ini adalah wujud cinta dan terima kasih kita kepada mereka.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil."
6. Doa Memohon Keturunan yang Saleh
Bagi yang mendambakan keturunan atau ingin anak-anaknya menjadi penyejuk hati, doa Nabi Zakaria ini sangat indah untuk dipanjatkan. Keturunan yang saleh adalah investasi terbaik untuk dunia dan akhirat.
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Rabbi hab li min ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka sami'ud-du'a.
Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."
7. Doa Perlindungan dari Segala Keburukan
Doa ini adalah doa yang sangat lengkap, memohon perlindungan dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Dari penyakit, fitnah, hingga azab kubur.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil-qabri, wa min fitnatil-mahya wal-mamat, wa min syarri fitnatil-masihid-dajjal.
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
8. Doa Memohon Ilmu yang Bermanfaat, Rezeki yang Halal, dan Amal yang Diterima
Tiga pilar kebahagiaan seorang muslim: ilmu yang membawa kebaikan, rezeki yang berkah dan halal, serta setiap amalan ibadah yang diterima di sisi Allah. Doa ini merangkum ketiganya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma inni as'aluka 'ilman nafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
Adab dan Etika Saat Berdoa di Sujud Terakhir
Agar doa kita lebih berkualitas dan berpeluang besar untuk diijabah, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:
- Ikhlas: Niatkan doa semata-mata karena Allah. Bersihkan hati dari riya' atau keinginan untuk dipuji orang lain.
- Yakin dan Husnudzan: Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Jangan pernah ragu atau berputus asa dari rahmat-Nya.
- Merendahkan Diri: Rasakan sepenuhnya posisi kita sebagai hamba yang fakir dan hina di hadapan Rabb yang Maha Agung. Buang jauh-jauh rasa sombong dan merasa diri sudah baik.
- Mengawali dengan Pujian dan Shalawat: Meskipun dalam sujud, esensi dari adab berdoa adalah memulai dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini bisa dilakukan di dalam hati atau dengan lafaz yang ringkas.
- Fokus dan Khusyuk: Usahakan untuk memusatkan pikiran dan hati pada doa yang dipanjatkan. Hindari pikiran yang melayang ke urusan duniawi. Rasakan setiap kata yang terucap.
- Menggunakan Bahasa yang Baik: Utamakan doa-doa dari Al-Qur'an dan Sunnah karena lafaznya pasti yang terbaik. Namun, para ulama juga memperbolehkan berdoa dengan bahasa sendiri untuk hajat-hajat pribadi, terutama dalam sholat sunnah, selama isinya adalah kebaikan.
Manfaat Spiritual dan Psikologis dari Membiasakan Doa di Sujud Terakhir
Membiasakan diri untuk "curhat" kepada Allah di sujud terakhir membawa dampak yang luar biasa bagi kejiwaan seorang muslim. Praktik ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan sebuah terapi spiritual yang mendalam.
Pertama, ia menumbuhkan rasa tawakal yang kuat. Dengan menyerahkan segala urusan, kekhawatiran, dan harapan kepada Allah, hati menjadi lebih tenang. Beban yang terasa berat di pundak seolah terangkat karena kita telah menitipkannya kepada Dzat yang Maha Kuat dan Maha Mengatur.
Kedua, ia menjadi sarana pelepasan stres dan kecemasan. Di saat kita tidak tahu harus bercerita kepada siapa, sujud terakhir adalah tempat terbaik untuk menumpahkan segalanya tanpa takut dihakimi. Allah adalah sebaik-baik pendengar. Kejujuran di hadapan Allah dalam sujud membawa kelegaan yang tidak bisa diberikan oleh manusia.
Ketiga, ia memperkuat ikatan cinta antara hamba dengan Rabb-nya. Semakin sering kita berkomunikasi dan memohon kepada Allah, semakin kita merasa dekat dengan-Nya. Keintiman ini akan melahirkan rasa cinta, takut, dan harap yang seimbang, yang merupakan pilar-pilar utama keimanan.
Keempat, ia mengajarkan tentang arti kerendahan hati. Dalam dunia yang seringkali menuntut kita untuk tampil kuat dan sempurna, sujud mengingatkan kita akan hakikat diri yang lemah dan penuh ketergantungan kepada Allah. Kesadaran ini menjauhkan kita dari sifat sombong dan angkuh.
Kesimpulan: Manfaatkan Momen Emas Itu
Sujud terakhir adalah hadiah, sebuah kesempatan emas yang Allah berikan dalam setiap sholat untuk kita berdialog secara intim dengan-Nya. Ini adalah waktu di mana langit terasa begitu dekat, dan pintu-pintu rahmat terbuka lebar. Jangan sia-siakan momen berharga ini dengan tergesa-gesa bangkit. Luangkanlah waktu sejenak, meski hanya untuk satu atau dua doa singkat.
Jadikan sujud terakhir sebagai puncak munajat, tempat di mana segala asa dilangitkan dan segala dosa ditangiskan. Mulailah dari sholat Anda berikutnya. Rasakan sensasi kedekatan itu, nikmati setiap detiknya, dan tumpahkan seluruh isi hati Anda. Sebab di sanalah, di titik terendah dahi menyentuh bumi, ruh seorang hamba sedang membumbung tinggi menuju Arsy-Nya. Di sanalah kekuatan, ketenangan, dan jawaban atas segala persoalan menanti untuk diraih.