Memahami Bacaan Al Syamsiyah: Aturan dan Contoh Lengkap
Simbol Matahari (Asy-Syams) yang merepresentasikan hukum bacaan Al Syamsiyah.
Dalam seni membaca Al-Qur'an yang dikenal sebagai ilmu tajwid, terdapat berbagai kaidah yang bertujuan untuk menyempurnakan pelafalan setiap huruf dan ayat. Salah satu kaidah fundamental yang sering ditemui adalah hukum bacaan Alif Lam Ta'rif, yang terbagi menjadi dua, yaitu Al Syamsiyah dan Al Qamariyah. Artikel ini akan mengupas tuntas secara mendalam mengenai Al Syamsiyah, mulai dari pengertian, huruf-hurufnya, hingga puluhan contoh penerapannya di dalam Al-Qur'an agar pemahaman kita semakin kokoh.
Hukum bacaan ini sangat penting karena memengaruhi kelancaran dan keindahan lantunan ayat suci. Kesalahan dalam menerapkannya dapat mengubah cara pengucapan sebuah kata, meskipun tidak selalu mengubah makna secara drastis. Oleh karena itu, menguasai kaidah Al Syamsiyah adalah langkah awal yang krusial bagi siapa saja yang ingin memperbaiki kualitas bacaan Al-Qur'an-nya.
Apa Itu Al Syamsiyah?
Al Syamsiyah (الشَّمْسِيَّة) secara harfiah berarti "yang bersifat matahari". Nama ini diambil dari kata "Asy-Syams" (الشَّمْسُ) yang berarti matahari. Kata ini menjadi contoh utama dari hukum bacaan ini, di mana huruf Lam (ل) pada Alif Lam (ال) tidak dibaca, melainkan langsung melebur (di-idgham-kan) ke huruf Syin (ش) yang mengikutinya. Fenomena peleburan inilah yang menjadi ciri khas utama dari Al Syamsiyah.
Aturan ini disebut juga dengan istilah Idgham Syamsiyah. Idgham berarti memasukkan atau meleburkan. Jadi, Idgham Syamsiyah adalah proses meleburkan bunyi huruf Lam (ل) pada Alif Lam (ال) ke dalam huruf syamsiyah yang berada setelahnya. Ciri penanda yang paling mudah dikenali dalam tulisan mushaf Al-Qur'an adalah adanya tanda tasydid (ّ) di atas huruf syamsiyah yang bertemu dengan Alif Lam. Tanda tasydid ini mengindikasikan bahwa huruf tersebut harus dibaca ganda atau ditekan, sebagai akibat dari peleburan huruf Lam sebelumnya.
Secara fonetik, peleburan ini terjadi karena titik artikulasi (makhraj) huruf Lam berdekatan dengan titik artikulasi huruf-huruf syamsiyah. Untuk mempermudah dan memperlancar pengucapan, lidah tidak perlu kembali ke posisi makhraj Lam, melainkan langsung berpindah ke makhraj huruf berikutnya dengan penekanan (tasydid).
Huruf-Huruf Al Syamsiyah
Terdapat 14 huruf hijaiyah yang tergolong sebagai huruf syamsiyah. Apabila Alif Lam (ال) bertemu dengan salah satu dari 14 huruf ini, maka hukum bacaan Al Syamsiyah berlaku. Ke-14 huruf tersebut adalah:
| ت (Ta) | ث (Tsa) | د (Dal) | ذ (Dzal) |
| ر (Ra) | ز (Zai) | س (Sin) | ش (Syin) |
| ص (Shad) | ض (Dhad) | ط (Tha) | ظ (Zha) |
| ل (Lam) | ن (Nun) | ||
Untuk mempermudah menghafalnya, para ulama tajwid sering merangkainya dalam sebuah bait syair. Salah satu yang populer adalah: طِبْ ثُمَّ صِلْ رَحْمًا تَفُزْ ضِفْ ذَا نِعَمْ * دَعْ سُوءَ ظَنٍّ زُرْ شَرِيفًا لِلْكَرَمْ (Ambillah huruf pertama dari setiap kata dalam bait ini).
Contoh Rinci Bacaan Al Syamsiyah untuk Setiap Huruf
Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah satu per satu contoh penerapan Al Syamsiyah untuk ke-14 huruf tersebut, lengkap dengan kutipan ayat Al-Qur'an, transliterasi, dan terjemahannya.
1. Huruf Ta' (ت)
Ketika Alif Lam bertemu dengan huruf Ta' (ت), Lam tidak diucapkan dan Ta' dibaca dengan tasydid. Contoh paling umum adalah dalam bacaan basmalah pada Surah At-Taubah.
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ...
At-tā'ibūnal-'ābidūnal-ḥāmidūnas-sā'iḥūnar-rāki'ūnas-sājidūn...
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud..." (QS. At-Taubah: 112)
Pada lafal التَّائِبُونَ (At-tā'ibūn), huruf Lam pada (ال) melebur ke dalam huruf Ta' (ت), sehingga dibaca dengan penekanan pada huruf Ta'.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Al-hākumut-takāṡur
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu." (QS. At-Takatsur: 1)
Pada kata التَّكَاثُرُ (At-takāṡur), Lam tidak dibaca dan langsung masuk ke huruf Ta' yang bertasydid.
2. Huruf Tsa' (ث)
Saat Alif Lam bertemu dengan Tsa' (ث), bunyi Lam hilang dan Tsa' diucapkan ganda. Huruf ini dilafalkan dengan ujung lidah menyentuh ujung gigi seri atas.
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ﴿٢٧﴾ فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿٢٨﴾ يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ ﴿٢٩﴾ فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿٣٠﴾ سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلَانِ
Sanafrug lakum ayyuhaṡ-ṡaqalān
"Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu, wahai (golongan) manusia dan jin!" (QS. Ar-Rahman: 31)
Pada frasa أَيُّهَ الثَّقَلَانِ (ayyuhaṡ-ṡaqalān), Lam pada (ال) lebur ke dalam huruf Tsa' (ث), menjadikannya dibaca dengan tasydid.
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ﴿٤٨﴾ وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ ﴿٤٩﴾ سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ ﴿٥٠﴾ لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿٥١﴾ هَٰذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
...wal-yatadhakkara ulul-albāb (pada contoh lain). Namun contoh yang tepat: ...wa min samaratihi rizqan...
Contoh lain yang sering dijumpai adalah pada kata الثمرات (Aṡ-ṡamarāt) yang berarti buah-buahan. Misalnya dalam konteks ayat: وَمِنَ الثَّمَرَاتِ (wa minaṡ-ṡamarāt), artinya "dan dari buah-buahan".
3. Huruf Dal (د)
Alif Lam yang bertemu dengan huruf Dal (د) juga mengalami peleburan. Lam menjadi tidak berbunyi dan Dal dibaca dengan penekanan.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Māliki yaumid-dīn
"Pemilik hari pembalasan." (QS. Al-Fatihah: 4)
Ini adalah salah satu contoh yang paling sering kita baca. Pada kata الدِّينِ (Ad-dīn), Lam tidak dibaca dan langsung melebur ke huruf Dal (د).
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النَّاسِ ﴿٢﴾ إِلَٰهِ النَّاسِ ﴿٣﴾ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Contoh lain adalah kata "dunia".
...زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
...matā'ul-ḥayātid-dun-yā...
"...Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS. Ali 'Imran: 14)
Pada frasa الْحَيَاةِ الدُّنْيَا (al-ḥayātid-dun-yā), kata kedua, yaitu الدُّنْيَا (Ad-dun-yā), menerapkan hukum Al Syamsiyah.
4. Huruf Dzal (ذ)
Ketika Alif Lam bertemu dengan Dzal (ذ), Lam tidak dilafalkan. Pengucapan Dzal bertasydid dilakukan dengan posisi lidah yang sama seperti huruf Tsa', namun dengan getaran suara (jahr).
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ ﴿٨﴾ بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ ﴿٩﴾ وَإِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْ ﴿١٠﴾ وَإِذَا السَّمَاءُ كُشِطَتْ ﴿١١﴾ وَإِذَا الْجَحِيمُ سُعِّرَتْ ﴿١٢﴾ وَإِذَا الْجَنَّةُ أُزْلِفَتْ ﴿١٣﴾ عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا أَحْضَرَتْ ﴿١٤﴾ فَلَا أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ ﴿١٥﴾ الْجَوَارِ الْكُنَّسِ ﴿١٦﴾ وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ ﴿١٧﴾ وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ ﴿١٨﴾ إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ﴿١٩﴾ ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ
Contoh yang tepat: الذَّكَرِ (Aż-żakar)
...وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ...
...wa laisaż-żakaru kal-unṡā...
"...dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan." (QS. Ali 'Imran: 36)
Pada kata الذَّكَرُ (Aż-żakaru), Alif Lam melebur ke dalam huruf Dzal (ذ).
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ...
Allażīna yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu'ūdaw...
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring..." (QS. Ali 'Imran: 191)
Pada kata الَّذِينَ (Allażīna), Alif Lam melebur ke dalam Dzal (ذ). Ini adalah contoh yang sangat umum dijumpai di seluruh Al-Qur'an.
5. Huruf Ra' (ر)
Alif Lam yang bertemu Ra' (ر) mengalami peleburan sempurna. Bunyi Lam hilang total dan Ra' dibaca tebal (tafkhim) atau tipis (tarqiq) sesuai kaidahnya, dengan disertai tasydid.
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Ar-raḥmānir-raḥīm
"Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al-Fatihah: 3)
Dua kata ini, الرَّحْمَٰنِ (Ar-raḥmān) dan الرَّحِيمِ (Ar-raḥīm), adalah contoh paling jelas dari Al Syamsiyah yang bertemu dengan huruf Ra'.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Tanazzalul-malā'ikatu war-rūḥu fīhā...
"Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan." (QS. Al-Qadr: 4)
Pada kata وَالرُّوحُ (war-rūḥu), Lam dari (ال) melebur ke dalam Ra' (ر).
6. Huruf Zai (ز)
Ketika Alif Lam bertemu huruf Zai (ز), Lam tidak dibaca dan Zai dilafalkan dengan tasydid. Huruf ini memiliki sifat desis yang khas.
...وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
...wa yu'tūnaz-zakāta wa hum rāki'ūn
"...melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah)." (QS. Al-Ma'idah: 55)
Pada lafal الزَّكَاةَ (Az-zakāta), huruf Lam tidak dibaca, dan pengucapan langsung masuk ke huruf Zai (ز) yang ditekan.
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Wat-tīni waz-zaitūn
"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun." (QS. At-Tin: 1)
Pada kata وَالزَّيْتُونِ (waz-zaitūn), Lam pada (ال) melebur ke dalam huruf Zai (ز).
7. Huruf Sin (س)
Alif Lam yang bertemu dengan huruf Sin (س) juga termasuk Al Syamsiyah. Lam tidak diucapkan dan Sin dibaca dengan tasydid, disertai desis yang jelas.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Contoh lain: As-Samā'
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً...
...was-samā'a binā'ā...
"(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap..." (QS. Al-Baqarah: 22)
Dalam kata وَالسَّمَاءَ (was-samā'a), Lam tidak dibaca dan langsung melebur ke huruf Sin (س) yang bertasydid.
إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Contoh lain yang sering muncul: As-Sā'ah
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا...
Yas'alūnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā...
"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, 'Kapankah terjadinya?'..." (QS. An-Nazi'at: 42)
Pada kata السَّاعَةِ (As-sā'ati), Lam melebur ke Sin (س).
8. Huruf Syin (ش)
Huruf Syin (ش) adalah huruf yang menjadi asal nama "Syamsiyah". Ketika Alif Lam bertemu dengannya, Lam melebur dan Syin dibaca dengan tasydid.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā
"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari." (QS. Asy-Syams: 1)
Ini adalah contoh prototipe. Pada kata وَالشَّمْسِ (Wasy-syamsi), Lam melebur sempurna ke dalam Syin (ش).
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Contoh lain yang relevan: Asy-Syaitān.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ...
...lā tattabi'ū khuṭuwātisy-syaiṭān...
"...Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan..." (QS. An-Nur: 21)
Pada kata الشَّيْطَانِ (Asy-syaiṭān), Lam tidak dibaca dan Syin ditekan.
9. Huruf Shad (ص)
Alif Lam yang bertemu dengan Shad (ص) juga termasuk Al Syamsiyah. Lam tidak dilafalkan, dan Shad sebagai huruf tebal (isti'la) dibaca dengan tasydid.
إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
"Tunjukilah kami jalan yang lurus." (QS. Al-Fatihah: 6)
Pada kata الصِّرَاطَ (Aṣ-ṣirāṭ), Lam pada (ال) melebur ke dalam huruf Shad (ص) yang tebal.
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Contoh lain yang umum adalah As-Salāh.
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
...wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta...
"...(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 3)
Pada kata الصَّلَاةَ (Aṣ-ṣalāta), Lam melebur ke dalam Shad (ص).
10. Huruf Dhad (ض)
Huruf Dhad (ض) adalah salah satu huruf yang paling unik dalam bahasa Arab. Ketika Alif Lam bertemu dengannya, Lam melebur dan Dhad dibaca dengan tasydid.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
...wa laḍ-ḍāllīn
"...dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al-Fatihah: 7)
Pada akhir Surah Al-Fatihah, kata الضَّالِّينَ (Aḍ-ḍāllīn) adalah contoh sempurna, di mana Lam melebur ke Dhad (ض).
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā
"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari," (QS. Asy-Syams: 1)
Pada kata وَضُحَاهَا (wa ḍuḥāhā), contoh Al Syamsiyahnya adalah pada kata pertama, وَالشَّمْسِ (Wasy-syamsi). Namun, jika kita mencari contoh lain untuk huruf Dhad (ض), kita bisa menemukannya di ayat lain seperti Surah Ad-Dhuha.
وَالضُّحَىٰ
Waḍ-ḍuḥā
"Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)." (QS. Ad-Dhuha: 1)
Di sini, Lam pada (ال) lebur ke Dhad (ض).
11. Huruf Tha' (ط)
Tha' (ط) adalah huruf tebal lainnya. Ketika Alif Lam bertemu dengannya, Lam tidak dibaca dan Tha' dilafalkan dengan penekanan (tasydid).
...وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Contoh yang sering ditemukan adalah kata Ath-Thayyibāt.
الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ...
Al-yauma uḥilla lakumuṭ-ṭayyibāt...
"Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik..." (QS. Al-Ma'idah: 5)
Pada kata الطَّيِّبَاتُ (Aṭ-ṭayyibāt), Lam melebur ke dalam Tha' (ط).
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ ...
Contoh lain adalah pada nama surah, Ath-Thariq.
وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ
Was-samā'i waṭ-ṭāriq
"Demi langit dan yang datang pada malam hari." (QS. At-Tariq: 1)
Pada kata وَالطَّارِقِ (waṭ-ṭāriq), Lam melebur ke huruf Tha' (ط).
12. Huruf Zha' (ظ)
Huruf Zha' (ظ) juga merupakan huruf tebal. Saat Alif Lam bertemu dengannya, Lam tidak dibaca dan Zha' dilafalkan dengan tasydid.
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Contoh spesifik dengan Alif Lam:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ ﴿٤٧﴾ وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿٤٨﴾ إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَٰؤُلَاءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Contoh yang lebih jelas pada kata الظَّانِّينَ (Aẓ-ẓānnīn).
...وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ...
...aẓ-ẓānnīna billāhi ẓannas-sau'...
"...dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, yang berprasangka buruk terhadap Allah..." (QS. Al-Fath: 6)
13. Huruf Lam (ل)
Ini adalah kasus yang unik. Ketika Alif Lam (ال) bertemu dengan huruf Lam (ل) lagi, maka Lam pertama akan melebur ke Lam kedua. Ini disebut idgham mutamatsilain (pertemuan dua huruf yang sama). Hasilnya, huruf Lam dibaca dengan tasydid.
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ
Wal-laili iżā yagsyā
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)." (QS. Al-Lail: 1)
Pada kata وَاللَّيْلِ (Wal-laili), Lam dari (ال) melebur ke Lam berikutnya, sehingga dibaca dengan satu bunyi Lam yang bertasydid.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ...
Huw-allāhul-lażī lā ilāha illā hu...
"Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia..." (QS. Al-Hasyr: 22)
Pada lafal jalalah اللَّهُ (Allāh), terjadi peleburan Lam ke Lam. Begitu pula pada kata الَّذِي (allażī).
14. Huruf Nun (ن)
Ketika Alif Lam bertemu dengan Nun (ن), Lam tidak dibaca dan Nun dilafalkan dengan tasydid. Selain itu, bacaan ini juga harus disertai dengan dengung (ghunnah) selama 2-3 harakat.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Qul a'ūżu birabbin-nās
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia'." (QS. An-Nas: 1)
Pada kata النَّاسِ (An-nās), Lam melebur ke Nun, dan Nun dibaca dengan tasydid serta dengung (ghunnah).
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
Wan-nahāri iżā jallāhā
"dan demi siang apabila menampakkannya." (QS. Asy-Syams: 3)
Pada kata وَالنَّهَارِ (Wan-nahāri), Lam melebur ke Nun dan dibaca dengan ghunnah yang jelas.
Perbandingan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah
Untuk melengkapi pemahaman, penting untuk mengetahui lawan dari Al Syamsiyah, yaitu Al Qamariyah (الْقَمَرِيَّة). Secara harfiah berarti "yang bersifat bulan", diambil dari kata "Al-Qamar" (الْقَمَرُ). Berbeda dengan Al Syamsiyah, pada hukum Al Qamariyah, huruf Lam (ل) pada Alif Lam (ال) dibaca dengan jelas (izhar). Ini disebut juga Izhar Qamariyah.
Berikut adalah perbedaan utamanya:
- Al Syamsiyah (Idgham): Huruf Lam tidak dibaca (melebur). Huruf setelahnya diberi tanda tasydid (ّ).
- Al Qamariyah (Izhar): Huruf Lam dibaca jelas dengan sukun (ْ). Huruf setelahnya tidak diberi tasydid.
Huruf-huruf Al Qamariyah juga berjumlah 14. Huruf-huruf ini adalah sisa dari huruf syamsiyah, yaitu: أ، ب، ج، ح، خ، ع، غ، ف، ق، ك، م، و، ه، ي. Para ulama merangkainya dalam kalimat: ابْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهُ (Cari hajimu dan takutlah pada kemandulannya).
Contoh Al Qamariyah:
- الْقَمَرُ (Al-Qamaru), bukan Aq-Qamaru. Lam dibaca jelas.
- الْكِتَابُ (Al-Kitābu), bukan Ak-Kitābu. Lam dibaca jelas.
- الْحَمْدُ (Al-Ḥamdu), bukan Aḥ-Ḥamdu. Lam dibaca jelas.
Kesimpulan
Menguasai hukum bacaan Al Syamsiyah adalah fondasi penting dalam ilmu tajwid. Dengan memahami konsep peleburan (idgham), mengenali ke-14 hurufnya, dan melatih lidah melalui contoh-contoh yang ada di Al-Qur'an, kualitas bacaan kita akan meningkat secara signifikan. Ciri khas utama Al Syamsiyah adalah hilangnya bunyi Lam pada Alif Lam dan adanya tasydid pada huruf setelahnya.
Mempelajari Al Syamsiyah tidak hanya tentang aturan teknis, tetapi juga tentang merasakan keindahan dan kemudahan linguistik yang Allah tetapkan dalam Al-Qur'an. Setiap kaidah tajwid, termasuk Idgham Syamsiyah, dirancang untuk membuat aliran bacaan menjadi lebih fasih, merdu, dan sesuai dengan cara Nabi Muhammad SAW melantunkannya. Semoga dengan pemahaman yang mendalam ini, kita semakin termotivasi untuk terus belajar dan menyempurnakan interaksi kita dengan kitab suci Al-Qur'an.