Ilustrasi sholat malam Ilustrasi seseorang sedang sholat di malam hari dengan latar belakang bulan sabit dan bintang sebagai simbol sholat witir.

Panduan Lengkap Cara Sholat Witir

Sholat Witir adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) oleh Rasulullah SAW. Keistimewaannya terletak pada posisinya sebagai penutup sholat malam, penyempurna ibadah, dan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Melaksanakannya secara rutin merupakan wujud ketaatan dan upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif segala hal yang berkaitan dengan sholat witir, mulai dari pengertian, hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, niat, tata cara, hingga keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Pengertian dan Hukum Sholat Witir

Secara etimologi, kata "witir" (الوِتْرُ) dalam bahasa Arab berarti ganjil. Penamaan ini merujuk pada jumlah rakaat sholat ini yang selalu ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Sholat ini dilaksanakan sebagai penutup dari rangkaian sholat malam, baik itu sholat tahajud, sholat hajat, maupun sholat tarawih di bulan Ramadhan.

Mengenai hukumnya, mayoritas ulama (jumhur ulama) dari mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali berpendapat bahwa hukum sholat witir adalah Sunnah Mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat ditekankan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, baik saat beliau sedang di rumah (mukim) maupun dalam perjalanan (safar). Dasarnya adalah hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, yang berkata:

"Al witru laisa bihatmin kashalaatikum al maktuubah, walaakinna Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam qad awtara."

Artinya: "Sholat witir bukanlah sebuah kewajiban sebagaimana sholat fardhu kalian. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakannya." (HR. Tirmidzi dan An-Nasa'i)

Meskipun demikian, ulama dari mazhab Hanafi memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Mereka berpendapat bahwa hukum sholat witir adalah wajib, namun tingkatannya masih di bawah sholat fardhu lima waktu. Pendapat ini didasarkan pada hadits lain yang memerintahkan pelaksanaan sholat witir. Namun, pendapat yang paling populer dan diikuti oleh mayoritas umat Islam adalah bahwa sholat witir hukumnya sunnah mu'akkadah.

Waktu Pelaksanaan Sholat Witir

Waktu untuk melaksanakan sholat witir terbentang cukup panjang, yaitu dimulai setelah selesai melaksanakan sholat Isya hingga terbitnya fajar shadiq (masuk waktu sholat Subuh). Ini memberikan fleksibilitas bagi setiap Muslim untuk melaksanakannya sesuai dengan kemampuannya.

Waktu pelaksanaan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan keutamaannya:

Rasulullah SAW bersabda mengenai pilihan waktu ini:

"Man khaafa an laa yaquuma min aakhiril laili fal yuutir awwalahu, wa man thami’a an yaquuma aakhirahu fal yuutir aakhiral laili, fa inna shalaatal aakhirul laili masyhuudatun, wa dzaalika afdhal."

Artinya: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaklah ia berwitir di awal malam. Dan barangsiapa yang berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka hendaklah ia berwitir di akhir malam, karena sesungguhnya sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan hal itu lebih utama." (HR. Muslim)

Jumlah Rakaat Sholat Witir

Sholat witir memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, asalkan bilangannya ganjil. Jumlah rakaat paling sedikit adalah satu rakaat dan paling banyak adalah sebelas rakaat. Berikut adalah rincian jumlah rakaat yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW:

Pilihan jumlah rakaat ini menunjukkan kemudahan dalam syariat Islam, memungkinkan setiap individu untuk beribadah sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.

Diagram sholat witir 3 rakaat Diagram sederhana yang menunjukkan dua cara pelaksanaan sholat witir 3 rakaat: 2 rakaat lalu salam, dilanjutkan 1 rakaat. Atau 3 rakaat langsung. 2 Rakaat (Salam) + 1 Rakaat (Salam) Cara Pertama (Lebih Utama) Cara Kedua: 3 Rakaat Langsung (1 Tasyahud Akhir)

Niat Sholat Witir

Niat adalah rukun sholat yang bertempat di dalam hati. Namun, melafalkan niat (talaffuzh binniyyah) diperbolehkan menurut sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati. Niat disesuaikan dengan jumlah rakaat yang akan dikerjakan.

Niat Sholat Witir 1 Rakaat

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal witri rak'atan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta'ala."

Niat Sholat Witir 3 Rakaat (dengan 1 salam)

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal witri tsalatsa raka'atin lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat karena Allah ta'ala."

Niat Sholat Witir 3 Rakaat (dipisah 2 rakaat dan 1 rakaat)

Jika dikerjakan dengan cara 2 rakaat salam, lalu 1 rakaat salam, maka niatnya dipecah menjadi dua:

Niat untuk 2 rakaat pertama:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الشَّفْعِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatasy syaf'i rak'ataini lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah syafa' (genap) dua rakaat karena Allah ta'ala."

Niat untuk 1 rakaat penutup:

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal witri rak'atan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta'ala."

Jika sholat witir dilakukan secara berjamaah, tambahkan kata "makmuman" (sebagai makmum) atau "imaman" (sebagai imam) sebelum "lillahi ta'ala".

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Witir

Secara umum, gerakan sholat witir sama seperti sholat sunnah lainnya, yang membedakan adalah niat, jumlah rakaat, dan beberapa bacaan sunnah yang dianjurkan. Berikut adalah panduan tata cara sholat witir yang paling umum, yaitu tiga rakaat.

Cara Pertama: Tiga Rakaat dengan Dua Kali Salam (2+1)

Ini adalah cara yang dianggap lebih utama (afdhal) karena adanya pemisahan antara rakaat genap (syafa') dan ganjil (witir).

Sholat 2 Rakaat Pertama (Sholat Syafa')

  1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan membaca niat sholat sunnah syafa' dua rakaat.
  2. Takbiratul ihram (mengangkat tangan sambil mengucap "Allahu Akbar").
  3. Membaca Doa Iftitah.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah.
  5. Dianjurkan membaca Surat Al-A'la (Sabbihisma rabbikal a'laa).
  6. Ruku' dengan tuma'ninah.
  7. I'tidal dengan tuma'ninah.
  8. Sujud pertama dengan tuma'ninah.
  9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.
  10. Sujud kedua dengan tuma'ninah.
  11. Berdiri untuk rakaat kedua.
  12. Membaca Surat Al-Fatihah.
  13. Dianjurkan membaca Surat Al-Kafirun (Qul yaa ayyuhal kaafirun).
  14. Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di antara dua sujud, Sujud kedua (semua dengan tuma'ninah).
  15. Duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud hingga shalawat.
  16. Mengucap salam ke kanan dan ke kiri.

Sholat 1 Rakaat Penutup (Sholat Witir)

  1. Segera berdiri kembali setelah salam, lalu berniat sholat sunnah witir satu rakaat.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca Surat Al-Fatihah.
  4. Dianjurkan membaca Surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu ahad). Sebagian ulama juga menganjurkan membaca tiga surat sekaligus (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas).
  5. Ruku' dengan tuma'ninah.
  6. I'tidal dengan tuma'ninah. Pada rakaat terakhir ini, disunnahkan untuk membaca Doa Qunut setelah i'tidal (terutama pada pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan, namun boleh juga dibaca di luar Ramadhan menurut sebagian pendapat).
  7. Sujud pertama dengan tuma'ninah.
  8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.
  9. Sujud kedua dengan tuma'ninah.
  10. Duduk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud hingga shalawat.
  11. Mengucap salam ke kanan dan ke kiri.

Cara Kedua: Tiga Rakaat dengan Satu Kali Salam

Cara ini juga sah dan sesuai dengan sunnah. Perbedaannya adalah tidak ada salam di rakaat kedua, dan tasyahudnya hanya dilakukan satu kali di akhir sholat, mirip seperti sholat Maghrib tetapi tanpa tasyahud awal.

  1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan membaca niat sholat witir tiga rakaat.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca Doa Iftitah, Al-Fatihah, dan Surat Al-A'la (Rakaat 1).
  4. Melakukan ruku', i'tidal, dan sujud seperti biasa.
  5. Berdiri ke rakaat kedua, membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Kafirun.
  6. Melakukan ruku', i'tidal, dan sujud seperti biasa.
  7. Langsung berdiri ke rakaat ketiga tanpa duduk tasyahud awal. Ini penting untuk membedakannya dengan sholat Maghrib.
  8. Pada rakaat ketiga, membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas.
  9. Ruku', lalu I'tidal. Disunnahkan membaca Doa Qunut pada saat ini.
  10. Sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua.
  11. Duduk untuk tasyahud akhir, membaca doa tasyahud hingga selesai.
  12. Mengucap salam ke kanan dan ke kiri.

Bacaan Surat-Surat yang Dianjurkan

Meskipun boleh membaca surat apa saja setelah Al-Fatihah, terdapat beberapa surat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dibaca saat sholat witir tiga rakaat. Surat-surat ini memiliki keutamaan dan makna yang mendalam.

Rakaat Surat yang Dianjurkan Fokus Makna
Rakaat Pertama Surat Al-A'la (Maha Tinggi) Mengagungkan dan menyucikan nama Allah SWT yang Maha Tinggi, Pencipta alam semesta.
Rakaat Kedua Surat Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir) Menegaskan pemurnian tauhid dan menyatakan pembebasan diri dari segala bentuk kesyirikan.
Rakaat Ketiga Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah) Pernyataan inti dari keesaan Allah SWT, menolak segala konsep trinitas atau politeisme.

Membaca surat-surat ini merupakan bagian dari mengikuti sunnah dan menghidupkan amalan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Doa Qunut dalam Sholat Witir

Qunut witir adalah doa yang dibaca pada rakaat terakhir sholat witir, setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) dan sebelum sujud. Hukum membacanya adalah sunnah. Menurut mazhab Syafi'i, qunut witir disunnahkan untuk dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadhan. Namun, mazhab lain seperti Hambali memperbolehkan qunut witir dibaca kapan saja sepanjang tahun.

Berikut adalah bacaan Doa Qunut yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada cucunya, Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa 'aafinii fiiman 'aafaiit, wa tawallanii fiiman tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a'thaiit, wa qinii syarra maa qadhaiit, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaiik, wa innahuu laa yadzillu man waalaiit, wa laa ya'izzu man 'aadaiit, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait.

Artinya: "Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku perlindungan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan. Uruslah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau urus. Berkahilah aku dalam segala hal yang telah Engkau berikan. Jauhkanlah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menjatuhkan hukum dan tidak ada yang bisa menjatuhkan hukum atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau pimpin. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau."

Ilustrasi tangan berdoa Ikon sederhana dua tangan yang menengadah ke atas, melambangkan doa kepada Tuhan.

Dzikir dan Doa Setelah Sholat Witir

Setelah menyelesaikan sholat witir dengan salam, tidak dianjurkan untuk langsung beranjak pergi. Terdapat amalan dzikir dan doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang sangat baik untuk dibaca sebagai penutup ibadah malam kita.

Bacaan Dzikir

Dianjurkan membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali, dan pada bacaan ketiga, suara sedikit dikeraskan dan dipanjangkan.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhaanal malikil qudduus.

Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Maha Suci." (HR. An-Nasa'i dan Abu Dawud)

Pada bacaan ketiga, sebagian riwayat menambahkan lafaz:

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Rabbil malaa-ikati war ruuh.

Artinya: "Tuhan para malaikat dan ruh (Jibril)."

Bacaan Doa

Setelah berdzikir, dilanjutkan dengan membaca doa penutup witir. Terdapat beberapa versi doa yang ma'tsur (berasal dari riwayat), dan salah satu yang populer adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma innii a'uudzu biridhaaka min sakhatik, wa bimu'aafaatika min 'uquubatik, wa a'uudzu bika minka, laa uhshii tsanaa-an 'alaik, anta kamaa atsnaita 'alaa nafsik.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri." (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)

Keutamaan dan Manfaat Sholat Witir

Melaksanakan sholat witir secara istiqomah mendatangkan banyak sekali keutamaan dan fadhilah. Memahami keutamaan ini dapat menjadi motivasi yang kuat untuk tidak pernah meninggalkannya.

1. Amalan yang Dicintai Allah SWT

Sifat ganjil (witir) adalah salah satu sifat Allah. Allah mencintai hamba-Nya yang melaksanakan amalan yang sesuai dengan sifat-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

"Innallaha witrun yuhibbul witra, fa awtiruu yaa ahlal qur'an."

Artinya: "Sesungguhnya Allah itu ganjil (witir) dan menyukai yang ganjil, maka laksanakanlah sholat witir, wahai para ahli Al-Qur'an." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Lebih Berharga dari Harta Dunia Terbaik

Pahala sholat witir digambarkan lebih berharga daripada unta merah, yang pada zaman dahulu merupakan simbol kekayaan dan kemewahan tertinggi. Ini menunjukkan betapa besarnya nilai sholat witir di sisi Allah.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memberi kalian tambahan sholat, yaitu sholat witir, yang (pahalanya) lebih baik bagi kalian daripada unta merah." (HR. Abu Dawud)

3. Penyempurna Sholat Malam

Sholat witir berfungsi sebagai penutup dan penyempurna bagi seluruh ibadah sholat yang dikerjakan pada malam hari. Ia mengunci amalan malam dengan sebuah ibadah yang sangat dicintai Allah.

4. Disaksikan oleh Para Malaikat

Khususnya bagi yang melaksanakannya di akhir malam, sholat tersebut akan disaksikan oleh para malaikat rahmat. Ini menambah keberkahan dan kemungkinan besar dikabulkannya doa-doa yang dipanjatkan.

5. Mengikuti Sunnah Rasulullah yang Tidak Pernah Ditinggalkan

Dengan mengerjakan sholat witir, kita telah meneladani salah satu sunnah terpenting dari Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah meninggalkannya, bahkan ketika dalam perjalanan sekalipun. Ini adalah bukti kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.

Pertanyaan Seputar Sholat Witir

Bagaimana jika sudah witir sebelum tidur, lalu terbangun dan ingin sholat tahajud?

Ini adalah situasi yang sering terjadi. Jika seseorang telah melaksanakan sholat witir di awal malam karena khawatir tidak bangun, lalu atas izin Allah ia terbangun di akhir malam dan ingin sholat lagi, maka ia boleh melaksanakan sholat tahajud atau sholat sunnah lainnya. Namun, ia tidak perlu mengulang sholat witir. Cukup laksanakan sholat sunnah dua rakaat, dua rakaat, sebanyak yang ia mampu. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:

"Laa witraani fii lailatin."

Artinya: "Tidak ada dua witir dalam satu malam." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa'i)

Jadi, sholat witir hanya dikerjakan satu kali dalam satu malam sebagai penutup.

Bolehkah mengqadha' sholat witir yang terlewat?

Ya, para ulama memperbolehkan untuk mengqadha' (mengganti) sholat witir yang terlewat, misalnya karena tertidur pulas atau lupa. Waktu terbaik untuk mengqadha'nya adalah pada waktu Dhuha, setelah matahari terbit hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. Namun, cara mengqadha'nya adalah dengan menggenapkan jumlah rakaatnya. Jika biasanya sholat witir tiga rakaat, maka diqadha' menjadi empat rakaat (dua kali salam). Jika biasanya satu rakaat, diqadha' menjadi dua rakaat. Ini didasarkan pada kebiasaan Nabi SAW yang jika terlewat sholat malam, beliau menggantinya di siang hari dengan 12 rakaat (genap).

Apakah harus membaca surat yang dianjurkan?

Tidak harus. Membaca surat Al-A'la, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas adalah sunnah. Jika seseorang tidak hafal atau ingin membaca surat lain yang ia hafal, maka sholatnya tetap sah. Namun, berusaha untuk menghafal dan mengamalkan bacaan sunnah tersebut tentu lebih utama karena meneladani Rasulullah SAW secara lebih sempurna.

Sholat Witir adalah permata di kegelapan malam, sebuah kesempatan emas untuk berdialog dengan Allah SWT di waktu yang hening dan penuh berkah. Dengan memahami tata cara, keutamaan, dan seluk-beluknya, semoga kita semua dimudahkan oleh Allah untuk dapat melaksanakannya secara rutin dan istiqomah. Jadikanlah ia sebagai penutup hari yang indah dan penyempurna ibadah kita. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage