Panduan Sholat Dhuha 4 Rakaat

Sholat Dhuha

Sebuah ibadah sunnah penuh berkah di pagi hari.

Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) oleh Rasulullah SAW. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur, sholat ini menyimpan segudang keutamaan dan keberkahan. Melaksanakannya sebanyak 4 rakaat merupakan salah satu pilihan yang paling utama, sebagaimana yang sering dicontohkan dan dianjurkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai tata cara pelaksanaan sholat Dhuha 4 rakaat, agar kita dapat melaksanakannya dengan khusyuk, benar, dan penuh pengharapan akan ridha Allah SWT.

Memahami setiap detail dari ibadah ini, mulai dari niat yang tulus di dalam hati, gerakan yang sesuai tuntunan, hingga bacaan doa yang penuh makna, akan meningkatkan kualitas ibadah kita. Sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah jembatan spiritual untuk memulai hari, memohon kelapangan rezeki, dan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang tak terhingga dari Allah SWT.

Keutamaan Luar Biasa Sholat Dhuha

Sebelum melangkah ke tata cara pelaksanaannya, penting bagi kita untuk merenungi dan memahami keutamaan-keutamaan agung yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang istiqamah dalam mengerjakan sholat Dhuha. Keutamaan ini menjadi motivasi terbesar untuk tidak meninggalkannya.

1. Bernilai Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh

Setiap pagi, kita memiliki kewajiban untuk bersedekah atas 360 sendi yang ada di dalam tubuh kita. Jumlah ini terdengar sangat banyak, namun Rasulullah SAW memberikan solusi yang sangat ringan dan penuh berkah. Sholat Dhuha menjadi cara untuk menunaikan hak sedekah seluruh sendi tersebut.

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib disedekahi. Setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa luar biasanya nilai dua rakaat sholat Dhuha. Jika dua rakaat saja sudah dapat mencukupi sedekah untuk 360 sendi, bayangkan betapa besar pahala dan keberkahan yang didapat dari melaksanakan 4 rakaat. Ini adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat kesehatan dan kesempurnaan fisik yang diberikan.

2. Dicukupkan Rezekinya Sepanjang Hari

Salah satu keutamaan sholat Dhuha yang paling sering didambakan adalah janji Allah untuk mencukupkan rezeki pada hari itu. Ini bukan hanya tentang rezeki materi, tetapi juga rezeki dalam bentuk ketenangan hati, kesehatan, kemudahan urusan, dan perlindungan dari segala keburukan.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam hadis qudsi, "Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah untuk beribadah kepada-Ku dengan empat rakaat di awal harimu (sholat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupimu di akhir harimu." (HR. Abu Daud, Ahmad, Tirmidzi)

Empat rakaat yang disebutkan dalam hadis ini menjadi penegasan kuat akan keutamaan melaksanakan sholat Dhuha sebanyak 4 rakaat. Dengan "mengawali" hari bersama Allah, kita "menyerahkan" segala urusan kita kepada-Nya, dan Allah dengan kemurahan-Nya menjamin kecukupan bagi kita hingga sore hari. Ini adalah investasi spiritual terbaik untuk memulai aktivitas harian.

3. Diampuni Dosa-Dosa Terdahulu

Sebagai manusia, kita tidak luput dari dosa dan kesalahan. Sholat Dhuha menjadi salah satu wasilah (sarana) untuk memohon ampunan kepada Allah. Dengan istiqamah melaksanakannya, dosa-dosa kita, bahkan yang sebanyak buih di lautan, berpotensi untuk diampuni oleh Allah Yang Maha Pengampun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Janji pengampunan dosa ini memberikan harapan dan ketenangan jiwa. Setiap kali kita berdiri untuk sholat Dhuha, kita seolah-olah sedang membersihkan diri dari noda-noda dosa yang mungkin telah kita lakukan, memulai lembaran baru yang lebih bersih di hadapan Allah.

4. Dibangunkan Istana di Surga

Bagi mereka yang rutin dan konsisten dalam melaksanakan sholat Dhuha, Allah menjanjikan sebuah ganjaran yang abadi di akhirat, yaitu sebuah istana megah yang terbuat dari emas di dalam surga. Ini adalah imbalan yang tak ternilai bagi sebuah amalan yang ringan untuk dikerjakan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengerjakan sholat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Meskipun hadis ini menyebutkan 12 rakaat untuk ganjaran istana emas, para ulama menjelaskan bahwa pahala kebaikan bersifat akumulatif. Melaksanakan 4 rakaat secara rutin adalah langkah menuju kesempurnaan dan merupakan bagian dari upaya meraih ganjaran terbaik dari Allah SWT.

Waktu Terbaik Pelaksanaan Sholat Dhuha

Mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah kunci agar ibadah kita sah dan lebih utama. Waktu Dhuha adalah rentang waktu yang cukup panjang, memberikan fleksibilitas bagi kita untuk melaksanakannya.

Awal Waktu Dhuha

Waktu sholat Dhuha dimulai sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit secara sempurna. Para ulama menggambarkannya sebagai "ketika matahari naik setinggi tombak". Ini adalah waktu ketika cahaya matahari sudah mulai terasa hangat, bukan lagi cahaya kemerahan saat syuruq (terbit). Melaksanakan sholat pada awal waktu ini sudah sah dan mendapatkan pahala sholat Dhuha.

Waktu Paling Utama (Afdhal)

Waktu yang paling utama atau paling afdhal untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah cukup tinggi dan terasa terik. Rasulullah SAW menggambarkannya sebagai "ketika anak unta mulai kepanasan dan bangkit dari tempat duduknya karena panasnya pasir".

Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang melaksanakan sholat Dhuha (di awal waktu), lalu ia berkata, "Tidakkah mereka tahu bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Sholat orang-orang yang bertaubat (Awwabin) adalah ketika anak unta merasakan panas (karena terik matahari)'." (HR. Muslim)

Secara perkiraan, waktu utama ini berada di sekitar pukul 09.00 hingga pukul 11.00 pagi. Melaksanakannya di waktu ini dianggap lebih utama karena pada saat itu banyak orang yang sedang sibuk dengan urusan duniawi, sehingga beribadah di waktu tersebut menunjukkan prioritas dan kecintaan yang lebih besar kepada Allah.

Akhir Waktu Dhuha

Batas akhir waktu sholat Dhuha adalah sesaat sebelum matahari tergelincir ke arah barat, atau yang dikenal dengan waktu zawal. Ini adalah waktu di mana bayangan benda berada pada titik terpendeknya. Kira-kira sekitar 10-15 menit sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Sangat penting untuk tidak melaksanakannya terlalu mepet dengan waktu Dzuhur agar tidak masuk ke dalam waktu yang dilarang untuk sholat sunnah.

Waktu Pelaksanaan Keterangan Perkiraan Waktu (WIB)
Awal Waktu Sekitar 15 menit setelah matahari terbit (syuruq). ~ 06.30 - 07.00
Waktu Utama (Afdhal) Saat matahari mulai terasa terik. ~ 09.00 - 11.00
Akhir Waktu Sekitar 15 menit sebelum masuk waktu Dzuhur. ~ 11.30

Perkiraan waktu dapat bervariasi tergantung lokasi geografis. Selalu periksa jadwal sholat yang akurat untuk daerah Anda.

Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat

Melaksanakan sholat Dhuha 4 rakaat dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang paling umum dan dianjurkan oleh mayoritas ulama adalah dengan melakukannya dalam dua kali salam, yaitu sholat 2 rakaat kemudian salam, lalu dilanjutkan lagi dengan sholat 2 rakaat dan salam. Cara ini dianggap lebih utama karena didasarkan pada hadis bahwa sholat sunnah di siang hari lebih baik dilakukan dua rakaat-dua rakaat. Namun, melakukannya dengan 4 rakaat sekaligus dengan satu salam di akhir juga diperbolehkan.

Panduan ini akan berfokus pada cara yang paling utama, yaitu 2 rakaat + 2 rakaat.

Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat (dilakukan 2 rakaat pertama)

Niat adalah amalan hati, namun melafalkannya dapat membantu memantapkan hati. Niat diucapkan dalam hati sesaat sebelum Takbiratul Ihram.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Langkah-langkah Pelaksanaan (Rakaat 1 dan 2)

1. Takbiratul Ihram

Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucap "Allahu Akbar" di dalam hati bersamaan dengan niat sholat Dhuha.

2. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbir, sedekapkan tangan di dada dan bacalah doa Iftitah. Terdapat beberapa versi doa Iftitah yang shahih, salah satu yang paling umum adalah:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. أَوْجُهُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Membaca doa iftitah hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan untuk menambah kesempurnaan sholat.

3. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat. Bacalah dengan tartil, jelas, dan penuh penghayatan.

4. Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Untuk sholat Dhuha, ada beberapa surat yang dianjurkan oleh para ulama karena keterkaitannya dengan waktu pagi dan matahari:

Jika tidak hafal, diperbolehkan membaca surat lain yang dihafal, seperti Al-Kafirun, Al-Ikhlas, atau surat-surat pendek lainnya. Kesinambungan dalam melaksanakan sholat lebih utama daripada terpaku pada surat tertentu hingga tidak jadi melaksanakannya.

5. Ruku' dengan Thuma'ninah

Angkat tangan untuk takbir, lalu membungkuk untuk ruku'. Punggung dan kepala lurus sejajar, pandangan ke arah tempat sujud. Baca tasbih ruku' minimal tiga kali dengan thuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa).

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih.

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

6. I'tidal dengan Thuma'ninah

Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah.

"Allah Maha Mendengar pujian orang yang memuji-Nya."

Setelah berdiri tegak, bacalah:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu mil'as samaawaati wa mil'al ardhi wa mil'a maa syi'ta min syai'in ba'du.

"Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

7. Sujud dengan Thuma'ninah

Bertakbir lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota sujud menyentuh alas sholat: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud minimal tiga kali.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih.

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

8. Duduk di Antara Dua Sujud

Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan) sambil bertakbir. Bacalah doa berikut:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

9. Sujud Kedua

Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.

10. Bangkit untuk Rakaat Kedua

Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir untuk berdiri melanjutkan rakaat kedua. Lakukan gerakan dan bacaan seperti rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat pendek (dianjurkan Ad-Dhuha).

11. Tasyahud Akhir

Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduklah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di lantai). Bacalah doa Tasyahud Akhir secara lengkap.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

Setelah itu, dianjurkan membaca doa perlindungan dari empat perkara sebelum salam.

12. Salam

Mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah.

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah atas kalian."

Dengan selesainya salam, maka selesai pula dua rakaat pertama dari sholat Dhuha.

Langkah-langkah Pelaksanaan (Rakaat 3 dan 4)

Setelah menyelesaikan dua rakaat pertama, segera berdiri kembali untuk melaksanakan dua rakaat berikutnya. Prosesnya sama persis dengan dua rakaat yang pertama.

  1. Berdiri dan memantapkan niat dalam hati untuk sholat Dhuha dua rakaat (yang kedua).
  2. Melakukan Takbiratul Ihram.
  3. Membaca doa Iftitah (sunnah).
  4. Membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan surat pendek. Anda bisa membaca surat Al-Kafirun pada rakaat ketiga dan Al-Ikhlas pada rakaat keempat, atau surat lain yang dihafal.
  5. Melanjutkan gerakan sholat (ruku', i'tidal, sujud, dst.) hingga Tasyahud Akhir pada rakaat keempat.
  6. Mengucapkan salam untuk mengakhiri sholat.

Dengan demikian, selesailah pelaksanaan sholat Dhuha 4 rakaat dengan cara dua kali salam. Cara ini lebih ringan dan memungkinkan kita untuk lebih khusyuk dalam setiap pasang rakaatnya.

Doa Penuh Makna Setelah Sholat Dhuha

Setelah menyelesaikan sholat, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa. Ada sebuah doa khusus yang ma'tsur (populer) dan dianjurkan untuk dibaca setelah sholat Dhuha. Doa ini mengandung pengakuan atas keagungan Allah dan permohonan rezeki yang mendalam.

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَآئِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal-qudrota qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihiin.

"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah. Jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."

Memaknai Kandungan Doa Dhuha

Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah pengakuan total akan kekuasaan Allah dan kepasrahan seorang hamba.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Bolehkah sholat Dhuha 4 rakaat dengan satu salam?

Ya, boleh. Sebagian ulama memperbolehkan sholat Dhuha 4 rakaat (atau lebih) dilakukan dengan satu kali salam di rakaat terakhir, tanpa tasyahud awal di rakaat kedua. Namun, pendapat yang lebih kuat dan lebih utama (afdhal) adalah melakukannya dengan dua rakaat-dua rakaat, karena hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, "Sholat malam dan siang itu dua rakaat-dua rakaat." (HR. Ibnu Majah).

Surat apa saja yang paling utama dibaca?

Tidak ada kewajiban membaca surat tertentu. Namun, beberapa riwayat dan anjuran ulama menyarankan surat-surat yang berkaitan dengan tema pagi, matahari, dan rezeki. Kombinasi yang paling populer adalah Asy-Syams (rakaat 1), Ad-Dhuha (rakaat 2), Al-Kafirun (rakaat 3), dan Al-Ikhlas (rakaat 4). Namun, yang terpenting adalah membaca surat yang dihafal dengan baik agar tidak mengganggu kekhusyukan.

Bagaimana jika saya lupa jumlah rakaat?

Jika Anda ragu apakah sedang berada di rakaat ketiga atau keempat, ambillah jumlah yang paling sedikit (ketiga) dan selesaikan sholat Anda dengan menambahkan satu rakaat lagi. Dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum salam untuk menutupi keraguan tersebut.

Bisakah saya melaksanakan sholat Dhuha di tempat kerja?

Tentu saja. Sholat Dhuha bisa dilaksanakan di mana saja selama tempatnya bersih dan suci. Meluangkan waktu 5-10 menit di sela-sela kesibukan kerja untuk sholat Dhuha justru akan mendatangkan keberkahan pada pekerjaan dan rezeki Anda.

Apakah bacaan sholat Dhuha harus dikeraskan (jahr) atau dilirihkan (sirr)?

Sholat sunnah yang dilakukan pada siang hari, termasuk sholat Dhuha, pada dasarnya dibaca secara sirr (suara pelan, cukup terdengar oleh diri sendiri). Ini berbeda dengan sholat sunnah di malam hari (seperti Tahajud) yang dianjurkan untuk dibaca secara jahr (dikeraskan).

Melaksanakan sholat Dhuha 4 rakaat secara rutin adalah investasi spiritual yang sangat berharga. Ini adalah cara kita menyapa Allah di pagi hari, bersyukur atas nikmat-Nya, dan memohon kelancaran serta keberkahan untuk sisa hari kita. Semoga Allah SWT memberikan kita keistiqamahan untuk senantiasa menghidupkan sunnah yang mulia ini.

🏠 Kembali ke Homepage