Panduan Cara Sholat Dhuha
Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur, sholat ini dikenal sebagai amalan pembuka pintu rezeki, penggugur dosa, dan bentuk syukur seorang hamba kepada Sang Pencipta. Meluangkan sedikit waktu di pagi hari untuk mendirikan sholat Dhuha adalah investasi spiritual yang tak ternilai harganya, membawa ketenangan jiwa dan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan umatnya untuk tidak meninggalkan sholat ini. Beliau menyebutnya sebagai sholatnya orang-orang yang kembali taat (Awwabin). Ini menunjukkan bahwa Dhuha adalah momen spesial untuk berkomunikasi dengan Allah, memohon ampunan, dan memperbarui komitmen ketaatan di awal hari. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang cara sholat Dhuha, mulai dari keutamaannya yang luar biasa, waktu pelaksanaannya yang tepat, hingga tata cara dan doa yang menyertainya.
Keutamaan dan Manfaat Luar Biasa Sholat Dhuha
Sebelum melangkah ke tata cara pelaksanaannya, penting untuk meresapi dan memahami keutamaan sholat Dhuha. Mengetahui fadhilah atau keistimewaan suatu amalan akan menjadi motivasi terkuat untuk menjaganya secara konsisten. Berikut adalah beberapa keutamaan agung dari sholat Dhuha yang bersumber dari hadits-hadits shahih.
1. Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh
Setiap hari, tubuh kita yang memiliki ratusan sendi wajib mengeluarkan sedekah sebagai bentuk syukur kepada Allah. Sholat Dhuha dengan minimal dua rakaat sudah dapat mencukupi kewajiban sedekah tersebut. Ini adalah sebuah kemudahan dan rahmat yang luar biasa dari Allah.
Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa agungnya nilai dua rakaat sholat Dhuha. Ia setara dengan ratusan sedekah yang seharusnya kita keluarkan setiap hari untuk 360 sendi dalam tubuh kita. Dengan sholat Dhuha, kita telah menunaikan hak syukur atas nikmat fisik yang Allah berikan.
2. Jaminan Kecukupan dari Allah
Salah satu keutamaan yang paling sering disebut terkait sholat Dhuha adalah sebagai amalan pembuka pintu rezeki. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits Qudsi yang menjanjikan kecukupan bagi siapa saja yang mengawali harinya dengan sholat Dhuha empat rakaat.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi).
Kecukupan di sini memiliki makna yang sangat luas. Bukan hanya rezeki dalam bentuk materi, tetapi juga kecukupan dalam segala urusan, kemudahan dalam menghadapi masalah, perlindungan dari marabahaya, serta ketenangan hati dan jiwa sepanjang hari.
3. Diampuni Dosa-Dosanya
Sholat Dhuha adalah wasilah atau perantara untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Rutin melaksanakannya menjadi salah satu cara untuk membersihkan diri dari noda dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Meskipun hadits ini memiliki beberapa catatan dari para ulama mengenai kekuatannya, namun maknanya sejalan dengan prinsip umum bahwa amal shalih dapat menghapus dosa. Ini menjadi harapan besar bagi setiap hamba yang ingin kembali kepada Allah dalam keadaan bersih.
4. Dibangunkan Istana di Surga
Bagi mereka yang istiqomah atau konsisten dalam mengerjakan sholat Dhuha, Allah menjanjikan ganjaran yang sangat istimewa di akhirat kelak, yaitu sebuah istana yang terbuat dari emas di surga.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana dari emas di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Janji ini merupakan motivasi yang luar biasa untuk memperbanyak rakaat sholat Dhuha hingga dua belas rakaat bagi yang mampu. Ini adalah bukti betapa Allah sangat menghargai amalan yang dilakukan di waktu pagi yang penuh berkah ini.
Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha
Mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah kunci sahnya ibadah ini. Waktu Dhuha adalah rentang waktu yang cukup panjang, memberikan fleksibilitas bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya sesuai dengan kesibukan masing-masing.
Awal Waktu Sholat Dhuha
Waktu sholat Dhuha dimulai ketika matahari telah terbit dan naik setinggi tombak. Para ulama memperkirakan ini terjadi sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu syuruq (terbitnya matahari). Dilarang untuk sholat tepat saat matahari terbit karena itu adalah waktu yang dilarang untuk sholat.
Cara mudahnya adalah dengan melihat jadwal sholat di kalender atau aplikasi. Tambahkan sekitar 15 menit dari waktu Syuruq atau Terbit, maka itulah awal waktu Dhuha.
Akhir Waktu Sholat Dhuha
Batas akhir waktu sholat Dhuha adalah sesaat sebelum matahari berada tepat di tengah-tengah langit (istiwa'). Ini adalah waktu ketika bayangan benda hampir tidak terlihat. Waktu ini dikenal sebagai waktu zawal, yaitu saat matahari mulai tergelincir ke arah barat, yang menandai masuknya waktu sholat Zuhur. Untuk amannya, akhir waktu sholat Dhuha adalah sekitar 10 hingga 15 menit sebelum masuk waktu adzan Zuhur.
Waktu Terbaik (Afdhal) untuk Sholat Dhuha
Meskipun rentang waktunya panjang, ada waktu yang dianggap paling utama (afdhal) untuk melaksanakan sholat Dhuha. Waktu terbaik ini adalah ketika matahari sudah terasa panas dan padang pasir mulai terasa terik.
Dari Zaid bin Arqam, ia melihat sekelompok orang melaksanakan sholat Dhuha (di awal waktu), lalu ia berkata, "Tidakkah mereka tahu bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sholat orang-orang yang kembali taat (awwabin) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’." (HR. Muslim)
Waktu 'anak unta kepanasan' ini diperkirakan terjadi pada pertengahan waktu Dhuha, atau sekitar jam 9 hingga jam 10 pagi. Pada waktu ini, biasanya kesibukan dunia sedang memuncak, sehingga melaksanakan sholat Dhuha di waktu ini menunjukkan prioritas seorang hamba kepada akhirat di atas dunianya.
Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Sholat Dhuha memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kelapangan waktu setiap individu.
- Jumlah Minimal: Jumlah rakaat paling sedikit untuk sholat Dhuha adalah 2 rakaat. Ini sudah mencukupi untuk mendapatkan keutamaan sebagai sedekah seluruh sendi tubuh.
- Jumlah yang Umum Dilakukan: Kebanyakan orang melaksanakannya sebanyak 2, 4, 6, atau 8 rakaat. Melaksanakan 4 rakaat sangat dianjurkan untuk meraih keutamaan dicukupkan segala urusan pada hari itu.
- Jumlah Maksimal: Para ulama berbeda pendapat mengenai batas maksimalnya. Sebagian berpendapat 8 rakaat, sebagian lagi berpendapat 12 rakaat berdasarkan hadits tentang istana emas di surga. Ada pula yang berpendapat tidak ada batasan maksimal, bisa dikerjakan sebanyak yang dimampui.
Cara melaksanakannya jika lebih dari 2 rakaat adalah dengan mengerjakan setiap 2 rakaat diakhiri dengan satu salam. Ini adalah cara yang paling utama dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar
Pelaksanaan sholat Dhuha pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya. Perbedaannya terletak pada niat, waktu pelaksanaan, dan beberapa bacaan surah yang dianjurkan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah.
Langkah 1: Niat
Niat adalah rukun pertama dan terpenting. Niat cukup dilafalkan di dalam hati dengan kesungguhan untuk melaksanakan sholat Dhuha karena Allah Ta'ala. Namun, jika ingin melafalkannya untuk membantu konsentrasi, berikut adalah lafal niatnya:
Ushalli sunnatadh-dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Jika Anda hendak mengerjakan 4 rakaat atau lebih, niat tetap dilakukan untuk 2 rakaat, karena sholat dikerjakan per 2 rakaat salam.
Langkah 2: Takbiratul Ihram
Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata lurus ke tempat sujud.
Langkah 3: Membaca Doa Iftitah
Setelah takbiratul ihram, membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah yang diajarkan, salah satu yang paling umum adalah:
Allaahu akbar kabiirow, walhamdu lillaahi katsiirow, wa subhaanalloohi bukrotaw wa'ashiilaa...
Langkah 4: Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah dengan tartil (perlahan dan jelas) pada setiap rakaat. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan.
Langkah 5: Membaca Surat Pendek
Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Ada beberapa surat yang sangat dianjurkan oleh para ulama untuk dibaca saat sholat Dhuha karena memiliki kaitan makna dengan waktu pagi:
- Pada rakaat pertama: Dianjurkan membaca Surat Asy-Syams (Matahari).
- Pada rakaat kedua: Dianjurkan membaca Surat Ad-Dhuha (Waktu Dhuha) atau Surat Al-Lail (Malam).
Meskipun ini adalah anjuran, Anda tetap boleh membaca surat apa pun yang Anda hafal, seperti Surat Al-Ikhlas, Al-Kafirun, atau surat-surat pendek lainnya. Yang terpenting adalah kekhusyukan dalam sholat.
Langkah 6: Ruku'
Mengangkat tangan untuk takbir, kemudian membungkukkan badan hingga punggung lurus, dengan kedua telapak tangan memegang lutut. Saat ruku', membaca tasbih sebanyak tiga kali:
Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih.
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
Langkah 7: I'tidal
Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:
Sami'allaahu liman hamidah.
Artinya: "Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
Setelah berdiri tegak, membaca:
Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'a maa syi'ta min syai'in ba'du.
Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
Langkah 8: Sujud
Turun untuk sujud sambil bertakbir. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh alas sholat: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Membaca tasbih sujud sebanyak tiga kali:
Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih.
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
Langkah 9: Duduk di Antara Dua Sujud
Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dengan telapak kaki kanan ditegakkan) sambil bertakbir. Membaca doa:
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
Langkah 10: Sujud Kedua
Melakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.
Langkah 11: Rakaat Kedua
Bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua, dimulai dengan membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan sholat seperti pada rakaat pertama hingga sujud kedua.
Langkah 12: Tasyahud Akhir
Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lakukan duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Membaca bacaan tasyahud akhir hingga shalawat Ibrahimiyah.
Langkah 13: Salam
Menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloh", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Dengan selesainya salam, maka sholat Dhuha dua rakaat telah selesai. Jika ingin melanjutkannya menjadi 4, 6, 8, atau lebih, ulangi lagi dari langkah 1 (niat) hingga langkah 13 untuk setiap dua rakaat.
Doa Setelah Sholat Dhuha
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa. Ada sebuah doa yang sangat masyhur dan dianjurkan untuk dibaca setelah sholat Dhuha. Doa ini berisi pengakuan atas keagungan Allah dan permohonan rezeki yang halal dan berkah.
Bacaan Doa Lengkap
Allahumma innad-dhuhaa'a dhuhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ishmata 'ishmatuka. Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihin.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."
"Ya Allah, jika rezekiku berada di atas langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan hak waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Memaknai Kandungan Doa
Doa ini sangat indah dan penuh makna. Mari kita bedah kandungannya:
- Bagian Pertama: Pengakuan (Tauhid). Kita memulai doa dengan mengakui bahwa segala hal yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah semata. Waktu Dhuha yang terang, keindahan alam, kekuatan yang kita miliki, semua bersumber dari-Nya. Ini adalah bentuk pengagungan dan tauhid yang murni.
- Bagian Kedua: Permohonan Rezeki. Kita memohon kepada Allah dengan keyakinan penuh bahwa Dialah satu-satunya pemberi rezeki. Kita mencakup semua kemungkinan letak rezeki kita: di langit (rezeki tak terduga, ilham), di bumi (hasil usaha, pertanian, perniagaan), yang sulit (diberi kemudahan), yang haram (dijauhkan darinya dan disucikan), dan yang jauh (didekatkan).
- Bagian Ketiga: Bertawassul dengan Sifat Allah. Kita bertawassul (menggunakan perantara) dengan sifat-sifat Allah yang agung dan dengan waktu Dhuha itu sendiri, yang merupakan salah satu makhluk dan tanda kebesaran-Nya. Ini adalah adab dalam berdoa yang menunjukkan kerendahan hati kita.
Menjaga Konsistensi (Istiqomah) Sholat Dhuha
Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara rutin dan konsisten, meskipun sedikit. Menjaga sholat Dhuha setiap hari mungkin terasa berat pada awalnya, namun dengan niat yang kuat dan beberapa tips, insyaAllah akan menjadi sebuah kebiasaan yang ringan dan membahagiakan.
Tips untuk Istiqomah:
- Mulai dari yang Paling Sedikit. Jangan langsung menargetkan 12 rakaat. Mulailah dengan 2 rakaat setiap hari. Jika sudah terasa ringan dan menjadi kebiasaan, baru tingkatkan menjadi 4 rakaat, dan seterusnya.
- Pasang Pengingat (Alarm). Atur alarm di ponsel Anda pada waktu Dhuha terbaik (misalnya jam 9 pagi) dengan nama "Waktunya Sholat Dhuha". Ini akan membantu mengingatkan di tengah kesibukan.
- Pahami Keutamaannya Secara Mendalam. Teruslah membaca dan merenungkan hadits-hadits tentang keutamaan sholat Dhuha. Jadikan janji-janji Allah sebagai bahan bakar semangat Anda.
- Cari Teman Seperjuangan. Ajak pasangan, keluarga, atau teman kerja untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Beribadah bersama akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
- Jangan Merasa Terbebani. Anggaplah sholat Dhuha bukan sebagai beban, tetapi sebagai "waktu istirahat" spiritual. Momen berharga untuk melepaskan penat dunia dan mengisi kembali energi dengan menghadap Sang Pencipta.