Panduan Spiritual dan Bacaan Lengkap Ibadah Sa'i
Ilustrasi perjalanan Sa'i dari Bukit Safa ke Bukit Marwa.
Sa'i adalah salah satu rukun dalam ibadah haji dan umrah yang sarat akan makna sejarah dan spiritual. Ritual ini merupakan napak tilas dari perjuangan luar biasa seorang ibu, Siti Hajar, ketika mencari air untuk putranya, Nabi Ismail 'alaihissalam. Berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali, ibadah Sa'i mengajarkan kita tentang harapan, kegigihan, dan keyakinan mutlak terhadap pertolongan Allah SWT. Inti dari kekhusyukan Sa'i terletak pada zikir dan doa yang dipanjatkan di setiap langkahnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai bacaan Sa'i yang dapat diamalkan untuk menyempurnakan ibadah kita.
Setiap putaran, setiap langkah, dan setiap helaan napas selama Sa'i adalah kesempatan emas untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Ini bukan sekadar aktivitas fisik berjalan bolak-balik, melainkan sebuah perjalanan spiritual di mana lisan dan hati bersatu dalam mengingat dan memohon kepada Allah. Oleh karena itu, memahami dan menghayati setiap bacaan Sa'i menjadi sangat krusial agar ibadah ini tidak menjadi rutinitas kosong, melainkan sebuah pengalaman transformatif yang mendekatkan diri kepada-Nya.
Persiapan Spiritual Sebelum Memulai Sa'i
Sebelum kaki melangkah di lintasan Sa'i, persiapan batin memegang peranan yang sangat penting. Setelah menyelesaikan Tawaf dan salat sunah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, jemaah dianjurkan untuk menuju ke area sumur Zamzam. Di sinilah momen untuk mengisi kembali energi fisik dan spiritual. Minumlah air Zamzam dengan adab yang baik, menghadap kiblat, dan panjatkanlah doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Air Zamzam itu tergantung niat orang yang meminumnya." Ini adalah kesempatan untuk memohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan kesembuhan dari segala penyakit.
Doa yang bisa dipanjatkan ketika meminum air Zamzam antara lain:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
Allahumma inni as-aluka 'ilman nafi'an, wa rizqan wasi'an, wa syifa'an min kulli daa-in.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala penyakit."
Dengan hati yang telah disegarkan oleh air Zamzam dan doa, langkah selanjutnya adalah menuju titik awal Sa'i, yaitu Bukit Safa. Perjalanan dari area Zamzam ke Bukit Safa ini hendaknya diisi dengan talbiyah, zikir, atau istighfar untuk menjaga koneksi spiritual yang telah terbangun sejak Tawaf.
Memulai Sa'i: Bacaan di Atas Bukit Safa
Ketika mendekati Bukit Safa, disunnahkan untuk membaca firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 158. Bacaan ini berfungsi sebagai pengingat akan dasar syariat dari ibadah Sa'i itu sendiri.
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Innas-shafaa wal marwata min sya'aa-irillah. Faman hajjal baita awi'tamara falaa junaaha 'alaihi an yatthawwafa bihimaa. Wa man tathawwa'a khairan fa innallaaha syaakirun 'aliim.
"Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui."
Setelah membaca ayat tersebut, lanjutkan dengan ucapan:
Abda-u bimaa bada-allaahu bih. (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya).
Setibanya di atas Bukit Safa, naiklah hingga dapat melihat Ka'bah (jika memungkinkan). Kemudian, menghadaplah ke arah Ka'bah, angkat kedua tangan seperti saat berdoa, dan mulailah memuji Allah serta berdoa. Ini adalah momen yang sangat mustajab. Rangkaian zikir yang dibaca di sini adalah sebagai berikut, dan diulangi sebanyak tiga kali.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar."
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit, wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Laa ilaaha illallaahu wahdah, anjaza wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa. Dia telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan golongan-golongan (musuh) sendirian."
Zikir ini dibaca sebanyak tiga kali. Di antara setiap pengulangan, terdapat jeda untuk memanjatkan doa pribadi. Manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Mintalah apa pun hajat dunia dan akhirat. Mohonlah ampunan untuk diri sendiri, orang tua, keluarga, dan seluruh umat Islam. Ini adalah salah satu titik paling mustajab dalam rangkaian ibadah umrah dan haji, maka jangan sia-siakan kesempatan untuk berdoa dengan sepenuh hati.
Ragam Bacaan Sa'i Selama Perjalanan Antara Safa dan Marwa
Setelah selesai berdoa di Bukit Safa, mulailah perjalanan pertama menuju Bukit Marwa. Perjalanan dari Safa ke Marwa dihitung sebagai satu putaran. Selama berjalan ini, tidak ada bacaan Sa'i yang bersifat wajib secara spesifik. Jemaah diberi keleluasaan untuk membaca zikir, doa, atau ayat-ayat Al-Qur'an apa saja yang dihafal. Ini adalah fleksibilitas yang indah, memungkinkan setiap individu untuk berdialog dengan Allah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi hatinya saat itu.
Namun demikian, ada beberapa doa dan zikir yang dianjurkan dan sering diamalkan oleh para ulama. Mengamalkan bacaan-bacaan ini dapat membantu menjaga fokus dan kekhusyukan selama Sa'i. Anda bisa memperbanyak membaca:
- Tasbih: Subhanallah (Maha Suci Allah)
- Tahmid: Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah)
- Tahlil: Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah)
- Takbir: Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
- Hauqalah: Laa haula wa laa quwwata illaa billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
- Istighfar: Astaghfirullahal 'adzim (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung)
- Selawat kepada Nabi Muhammad SAW: Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad
Bacaan Khusus di Antara Dua Pilar Hijau (Batnul Waadi)
Di sepanjang lintasan Sa'i, terdapat area yang ditandai dengan lampu berwarna hijau di dinding dan langit-langitnya. Area ini dikenal sebagai Batnul Waadi atau bagian tengah lembah. Secara historis, ini adalah titik terendah di antara Safa dan Marwa, tempat di mana Siti Hajar berlari lebih kencang karena khawatir kehilangan pandangan terhadap putranya, Ismail.
Untuk meneladani peristiwa tersebut, jemaah laki-laki disunnahkan untuk berlari-lari kecil (raml) di antara dua pilar hijau ini. Sementara itu, jemaah perempuan cukup berjalan cepat tanpa harus berlari. Selama melintasi area ini, ada bacaan Sa'i khusus yang sangat dianjurkan untuk dibaca berulang kali hingga melewati pilar hijau kedua.
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ، وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ
Rabbighfir warham, wa tajawaz 'amma ta'lam, innaka antal a'azzul akram.
"Ya Tuhanku, ampunilah dan berilah rahmat. Maafkanlah atas apa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia."
Doa ini sangat singkat, padat, dan penuh makna. Permintaan ampunan (maghfirah) dan kasih sayang (rahmah) adalah inti dari permohonan seorang hamba. Ungkapan "Maafkanlah atas apa yang Engkau ketahui" merupakan bentuk pengakuan total atas segala dosa dan kekurangan diri, baik yang disadari maupun tidak, yang tampak maupun tersembunyi. Doa ini adalah manifestasi kerendahan hati di hadapan Allah Yang Maha Mengetahui segalanya.
Tiba di Bukit Marwa: Mengulangi Zikir dan Doa
Setelah melewati pilar hijau kedua, jemaah kembali berjalan biasa hingga tiba di Bukit Marwa. Setibanya di Marwa, proses yang dilakukan di Safa diulangi kembali. Naiklah ke atas bukit, menghadaplah ke arah Ka'bah, angkat kedua tangan, lalu bacalah rangkaian zikir dan pujian yang sama persis seperti yang dibaca di Bukit Safa.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Sama seperti di Safa, rangkaian zikir ini dibaca sebanyak tiga kali, dan di antara setiap pengulangan, luangkan waktu yang cukup untuk memanjatkan doa-doa pribadi. Gunakan kesempatan ini untuk memohon kebaikan-kebaikan lain yang mungkin belum sempat terpanjatkan di Safa. Dengan selesainya doa di Marwa, maka selesailah putaran pertama Sa'i. Perjalanan kembali dari Marwa ke Safa akan dihitung sebagai putaran kedua.
Struktur Tujuh Putaran dan Konsistensi Bacaan Sa'i
Ibadah Sa'i terdiri dari tujuh putaran. Penting untuk memahami cara menghitungnya agar tidak keliru:
- Putaran 1: Safa → Marwa
- Putaran 2: Marwa → Safa
- Putaran 3: Safa → Marwa
- Putaran 4: Marwa → Safa
- Putaran 5: Safa → Marwa
- Putaran 6: Marwa → Safa
- Putaran 7: Safa → Marwa
Dengan demikian, Sa'i akan dimulai di Bukit Safa dan akan berakhir di Bukit Marwa pada putaran ketujuh. Di setiap awal putaran (saat berada di atas Bukit Safa atau Marwa), sunnahnya adalah membaca zikir yang sama dan berdoa menghadap Ka'bah. Selama perjalanan di antara keduanya, perbanyaklah zikir, doa, dan bacaan Al-Qur'an. Dan setiap kali melintasi pilar hijau, bacalah doa "Rabbighfir warham...".
Untuk menjaga kekhusyukan dan variasi dalam berdoa, Anda dapat mendedikasikan setiap putaran untuk tema doa yang berbeda. Ini hanyalah sebuah saran untuk membantu memfokuskan pikiran dan hati, bukan sebuah keharusan.
Contoh Tema Doa Per Putaran:
Putaran 1 & 2: Fokus pada pengagungan Allah, rasa syukur atas nikmat iman, Islam, dan kesempatan beribadah di Tanah Suci. Mohonlah ampunan atas segala dosa dan kelalaian yang pernah dilakukan.
Putaran 3 & 4: Khususkan doa untuk kedua orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Mohonkan ampunan, rahmat, dan tempat terbaik di sisi-Nya untuk mereka. Lanjutkan dengan mendoakan pasangan, anak-anak, saudara, dan seluruh keluarga besar agar senantiasa dalam lindungan dan bimbingan Allah.
Putaran 5 & 6: Panjatkan doa untuk kebaikan umat Islam di seluruh dunia. Mohonkan persatuan, kekuatan, dan kebebasan dari penindasan. Doakan para pemimpin agar adil dan bijaksana, serta para ulama agar istiqamah dalam menyebarkan kebenaran. Mohon juga untuk diri sendiri agar diberikan rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, dan hati yang khusyuk.
Putaran 7: Fokuskan doa pada akhir kehidupan. Mohonlah agar diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah, diringankan dari sakaratul maut, diselamatkan dari siksa kubur dan azab neraka, serta dianugerahi surga Firdaus tanpa hisab. Akhiri dengan doa sapu jagat.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana aatina fid-dunya hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar.
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
Menyelesaikan Sa'i dan Tahallul
Setelah menyelesaikan putaran ketujuh dan berakhir di Bukit Marwa, tidak ada lagi zikir khusus yang harus dibaca menghadap Ka'bah. Ibadah Sa'i telah selesai. Langkah selanjutnya adalah tahallul, yaitu proses keluar dari keadaan ihram.
Tahallul dilakukan dengan memotong sebagian rambut kepala. Bagi jemaah laki-laki, yang lebih utama (afdhal) adalah mencukur gundul seluruh rambut kepala (halq). Namun, diperbolehkan juga untuk hanya memendekkannya secara merata (taqshir). Rasulullah mendoakan rahmat dan ampunan sebanyak tiga kali bagi yang mencukur gundul, dan satu kali bagi yang hanya memendekkan.
Bagi jemaah perempuan, cukup dengan memotong beberapa helai rambut sepanjang satu ruas jari. Tidak diperkenankan bagi perempuan untuk mencukur gundul rambutnya. Proses memotong rambut ini menandakan bahwa larangan-larangan ihram telah gugur dan jemaah telah keluar dari kondisi sucinya. Ibadah umrah (jika melakukan umrah) pun telah selesai dengan sempurna.
Hikmah dan Makna Spiritual di Balik Bacaan Sa'i
Setiap bacaan Sa'i yang kita lantunkan memiliki makna yang mendalam. Pengulangan takbir, tahlil, dan tahmid di Safa dan Marwa adalah penegasan kembali kebesaran dan keesaan Allah, serta pengakuan bahwa segala kekuatan dan kemenangan hanya datang dari-Nya. Ini adalah pelajaran tauhid yang paling fundamental.
Doa di antara pilar hijau, "Rabbighfir warham," yang dibaca sambil berlari kecil, mengajarkan kita bahwa bahkan dalam keadaan tergesa-gesa dan sibuk seperti Siti Hajar, permohonan ampun dan rahmat Allah harus selalu menjadi prioritas utama. Ini mengingatkan kita bahwa di tengah kesibukan duniawi, hubungan kita dengan Allah tidak boleh terputus.
Kebebasan untuk memilih zikir dan doa selama perjalanan menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah. Dia membuka pintu dialog selebar-lebarnya bagi hamba-Nya untuk mencurahkan isi hati. Sa'i adalah simulasi perjalanan hidup itu sendiri: ada kalanya kita harus berjalan santai, ada kalanya harus berlari kencang, dan di setiap fase, zikir dan doa kepada Allah adalah bekal yang tak ternilai.
Dengan menghayati setiap bacaan Sa'i, ibadah ini akan terasa jauh lebih bermakna. Bukan lagi sekadar ritual fisik, melainkan sebuah dialog panjang penuh cinta dan harapan antara seorang hamba dengan Tuhannya, meneladani jejak kesabaran dan keyakinan seorang ibu mulia, Siti Hajar. Semoga Allah menerima ibadah Sa'i kita dan menggolongkannya sebagai amal yang mabrur. Aamiin.