Lentera Doa dan Dzikir
Panduan Lengkap Bacaan Tahlil dan Doa Arwah
Tahlil merupakan sebuah amalan zikir yang telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat Muslim di Nusantara. Praktik ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah manifestasi cinta, doa, dan pengharapan kepada Allah SWT, khususnya untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah mendahului kita. Banyak yang mencari panduan bacaan tahlil lengkap latin pdf untuk memudahkan dalam mengikuti atau memimpin majelis tahlil. Artikel ini hadir untuk menyediakan panduan tersebut secara komprehensif, dari awal hingga akhir, disertai penjelasan makna agar setiap lafal yang terucap menjadi lebih bermakna dan khusyuk.
Susunan bacaan tahlil adalah rangkaian ayat-ayat Al-Qur'an, zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, shalawat, istighfar, dan ditutup dengan doa. Rangkaian ini disusun oleh para ulama dengan tujuan mengumpulkan berbagai amalan yang memiliki keutamaan besar dalam satu majelis. Dengan memahami setiap bagiannya, kita tidak hanya melafalkan bacaan, tetapi juga meresapi kandungan spiritual yang mendalam, menjadikannya jembatan penghubung antara yang hidup dengan Sang Pencipta, serta sebagai wasilah mengirimkan hadiah pahala kepada para arwah.
Pengantar dan Niat (Muqaddimah)
Setiap amalan bergantung pada niatnya. Sebelum memulai rangkaian tahlil, seorang imam atau pemimpin majelis akan memulainya dengan pengantar, yang intinya adalah menghadiahkan pahala dari bacaan yang akan dilantunkan kepada para nabi, sahabat, ulama, dan khususnya kepada arwah yang dituju. Inilah yang disebut dengan Tawassul, yaitu menjadikan amal saleh sebagai perantara agar doa lebih mustajab.
1. Pengiriman Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW dan Para Nabi
إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ الْكِرَامِ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...
Ilaa hadhratin nabiyyil musthafaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa aalihii wa ash-haabihii wa azwaajihii wa dzurriyyaatihii wa ahli baitihil kiraam, syai'un lillaahi lahumul faatihah...
"Teruntuk junjungan Nabi yang terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, istri-istri, keturunan, dan ahli baitnya yang mulia. Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah..."
Ini adalah pembuka utama. Kita memulai dengan mengirimkan doa termulia (Al-Fatihah) kepada manusia termulia, Rasulullah SAW. Ini adalah bentuk adab dan penghormatan, mengakui bahwa semua kebaikan yang kita terima adalah berkat perjuangan dan ajaran beliau. Dengan mendahulukan beliau, kita berharap keberkahan menyertai seluruh rangkaian doa kita.
2. Tawassul kepada Para Sahabat, Tabi'in, dan Ulama
ثُمَّ إِلَى حَضَرَاتِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...
Tsumma ilaa hadharaati ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin, wal auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shaalihiin, wash-shahaabati wat-taabi'iin, wal 'ulamaa'il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil 'aalamiin, wal malaa'ikatil muqarrabiin, khushuushon sayyidina asy-syaikh 'Abdul Qaadir al-Jailaani, syai'un lillaahi lahumul faatihah...
"Kemudian kepada para saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan Allah, khususnya kepada tuan kita Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah..."
Setelah Rasulullah SAW, kita memperluas lingkaran doa kepada seluruh mata rantai kebaikan dalam Islam. Ini mengajarkan kita untuk menghargai jasa para pendahulu yang telah menjaga dan menyebarkan agama. Menyebut nama-nama mereka adalah cara kita berterima kasih dan memohon agar keberkahan ilmu dan amal mereka juga mengalir kepada kita.
3. Tawassul kepada Arwah yang Didoakan
ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah), شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...
Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon aabaa'anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa, wa nakhush-shu khushuushon ilaa manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li-ajlih... (sebut nama almarhum/almarhumah), syai'un lillaahi lahumul faatihah...
"Kemudian kepada semua ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur hingga ke barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek-kakek dan nenek-nenek kami, dan lebih khusus lagi kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini... (sebutkan nama almarhum/almarhumah). Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah..."
Inilah inti dari hajat tahlilan arwah. Setelah berwasilah kepada para kekasih Allah, kita memfokuskan doa kepada tujuan utama. Dimulai dengan mendoakan seluruh umat Islam yang telah wafat, lalu mengerucut kepada keluarga dekat, dan puncaknya adalah menyebut secara spesifik nama arwah yang sedang didoakan. Ini menunjukkan betapa doa kita bersifat inklusif namun tetap memiliki prioritas.
Rangkaian Bacaan Inti Tahlil
Setelah pengantar selesai, dimulailah rangkaian zikir dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Setiap bacaan memiliki fadhilah atau keutamaan yang luar biasa, baik bagi yang membaca maupun bagi arwah yang didoakan.
1. Membaca Surat Al-Fatihah
Setelah setiap niat tawassul di atas, jamaah bersama-sama membaca Surat Al-Fatihah. Surah ini disebut sebagai Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an) karena merangkum seluruh isi pokok ajaran Islam. Membacanya adalah doa, pujian, dan permohonan yang paling agung.
2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakun lahuu kufuwan ahad.
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surat Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an. Dengan membacanya tiga kali, kita seolah-olah telah mengkhatamkan Al-Qur'an. Kandungannya yang murni tentang tauhid (keesaan Allah) adalah fondasi akidah setiap Muslim, dan menghadiahkan pahalanya merupakan hadiah yang sangat berharga bagi arwah.
3. Membaca Tahlil dan Takbir
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
4. Membaca Surat Al-Falaq
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (pagi), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
Surat Al-Falaq adalah doa permohonan perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan membacanya, kita memohon agar arwah yang didoakan senantiasa berada dalam lindungan Allah di alam barzakh.
5. Membaca Tahlil dan Takbir
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
6. Membaca Surat An-Nas
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal jinnati wan-naas.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
Bersama Surat Al-Falaq, Surat An-Nas dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Surat ini secara spesifik memohon perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan setan yang dapat merusak iman. Ini adalah doa agar iman arwah tetap terjaga dan kokoh.
7. Membaca Tahlil dan Takbir
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
8. Membaca Surat Al-Fatihah Kembali
Surat Al-Fatihah dibaca kembali sebagai pembuka bagian selanjutnya dari rangkaian zikir yang lebih panjang.
9. Membaca Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)
الۤمّۤ. ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ، هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.
Alif Laam Miim. Dzaalikal kitaabu laa raiba fiih, hudal lilmuttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wa bil-aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaa'ika humul muflihuun.
"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Ayat-ayat ini mendefinisikan ciri-ciri orang bertakwa (muttaqin). Dengan membacanya, kita berdoa agar diri kita dan arwah yang didoakan termasuk dalam golongan orang-orang beruntung yang mendapatkan petunjuk dari Allah.
10. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah Ayat 255)
اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung."
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Isinya menjelaskan tentang kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang mutlak. Membacanya memiliki keutamaan sebagai pelindung dari gangguan setan dan sebagai sumber ketenangan. Menghadiahkan pahala Ayat Kursi adalah seperti mengirimkan perisai perlindungan dan cahaya keagungan Allah kepada arwah.
11. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)
لِلَّهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ٓ ۚ أَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ.
Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil ardh. Wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah. Fa yaghfiru limay yasyaa'u wa yu'adzdzibu may yasyaa', wallaahu 'alaa kulli syai'in qadiir. Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih. Wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu'aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alalladziina min qablinna. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa'fu 'annaa waghfir lanaa warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin.
"Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungankannya bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'"
Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang agung. Barangsiapa membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat ini berisi penegasan iman dan doa-doa permohonan ampunan serta keringanan yang sangat menyentuh. Ini adalah doa terbaik untuk memohon rahmat dan maghfirah bagi para arwah.
Puncak Dzikir: Istighfar dan Tahlil
Setelah membaca ayat-ayat pilihan, majelis memasuki inti dari dzikir, yaitu permohonan ampun dan pengagungan nama Allah melalui kalimat tahlil.
1. Istighfar (3 kali)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullaahal 'azhiim.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Istighfar adalah pengakuan atas segala dosa dan khilaf. Dengan beristighfar, kita membersihkan diri sebelum melantunkan kalimat tauhid, serta memohonkan ampunan untuk almarhum/almarhumah.
2. Dzikir Keutamaan Tahlil
أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Afdhaludz-dzikri fa'lam annahu Laa ilaaha illallaah.
"Ketahuilah, bahwa zikir yang paling utama adalah kalimat 'Tiada Tuhan selain Allah'."
3. Tahlil (100 kali atau 33 kali)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Laa ilaaha illallaah.
"Tiada Tuhan selain Allah."
Inilah jantung dari majelis tahlil. Kalimat "Laa ilaaha illallaah" adalah kalimat tauhid, kunci surga, dan zikir yang paling dicintai Allah. Setiap getaran kalimat ini yang diucapkan dengan ikhlas akan menggugurkan dosa dan mengangkat derajat, baik bagi pembacanya maupun bagi arwah yang diniatkan.
4. Tahlil Penutup dengan Syahadat
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Laa ilaaha illallaahu Muhammadur rasuulullaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam.
"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya."
Ini adalah kalimat syahadat yang lengkap, penegasan kembali pondasi iman seorang muslim.
5. Shalawat Nabi
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad, allaahumma sholli 'alaihi wa sallim.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya."
Setelah mengagungkan Allah, kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah perintah Allah dan merupakan sebab turunnya rahmat. Doa yang diapit oleh shalawat di awal dan di akhir lebih mustajab.
Doa Penutup Tahlil
Setelah seluruh rangkaian zikir selesai, majelis ditutup dengan doa. Doa ini merangkum semua permohonan, terutama permohonan agar pahala bacaan disampaikan kepada arwah yang dituju.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا شَاكِرِيْنَ، حَمْدًا نَاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'azhiimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencakup tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas-taghfarnaa wa maa shallainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin, wal auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shaalihiin, wash-shahaabati wat-taabi'iin, wal 'ulamaa'il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil 'aalamiin.
"Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'anul 'Azhim yang telah kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh. Kepada junjungan kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, tuan dan pemimpin kami Nabi Muhammad SAW, serta kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah, Tuhan semesta alam."
ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah). اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.
Tsumma ilaa arwaahi jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, khushuushon ilaa ruuhi... (sebutkan nama almarhum/almarhumah). Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah.
"Kemudian kepada arwah seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, khususnya kepada arwah... (sebutkan nama almarhum/almarhumah). Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucap 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'."
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الْفَاتِحَةُ...
Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun. Wa salaamun 'alal mursaliin. Wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Al-Faatihah...
"Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah..."
Penutup
Demikianlah panduan susunan bacaan tahlil lengkap latin beserta terjemahan dan penjelasannya. Tahlil adalah warisan spiritual yang sangat berharga. Di dalamnya terkandung zikir, doa, dan untaian ayat-ayat Al-Qur'an yang menjadi cahaya bagi yang hidup dan hadiah terindah bagi yang telah tiada. Semoga panduan ini dapat mempermudah kita semua dalam mengamalkannya dengan penuh kekhusyukan dan pemahaman, menjadikannya sarana untuk terus menyambung tali kasih dan doa kepada mereka yang kita cintai, meskipun telah berbeda alam.