Panduan Terlengkap Bacaan Sholat Taubat Rakaat Pertama dan Kedua

Ilustrasi seseorang berdoa memohon ampunan setelah sholat taubat.

Setiap manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan dan dosa. Inilah fitrah kita sebagai hamba yang lemah. Namun, keindahan Islam terletak pada pintu ampunan yang senantiasa terbuka lebar. Allah SWT, dengan sifat-Nya Yang Maha Pengampun (Al-Ghafur) dan Maha Penyayang (Ar-Rahim), menyediakan sebuah sarana spiritual yang agung bagi hamba-Nya untuk kembali, yaitu melalui taubat. Salah satu wujud taubat yang paling utama adalah dengan melaksanakan Sholat Taubat. Artikel ini akan mengupas tuntas panduan, makna, serta fokus utama pada bacaan sholat taubat rakaat pertama dan kedua agar ibadah kita menjadi lebih khusyuk dan diterima di sisi-Nya.

Memahami Hakikat Taubat Nasuha Sebelum Sholat

Sebelum melangkah kepada tata cara dan bacaan sholat, penting bagi kita untuk meresapi makna dari "taubat" itu sendiri, khususnya "Taubat Nasuha". Taubat Nasuha bukanlah sekadar ucapan istighfar di lisan, melainkan sebuah penyesalan yang mendalam dan kesungguhan hati untuk kembali ke jalan yang benar. Para ulama merumuskan setidaknya ada empat pilar utama agar sebuah taubat dianggap sebagai Taubat Nasuha:

  1. An-Nadm (Penyesalan yang Mendalam): Merasakan kesedihan dan penyesalan yang tulus atas dosa yang telah dilakukan. Hati merasa sakit dan berharap seandainya waktu bisa diputar kembali agar tidak terjerumus dalam maksiat tersebut.
  2. Al-Iqla’ (Meninggalkan Dosa Seketika): Berhenti total dari perbuatan dosa tersebut dan menjauhi segala sarana yang dapat mengantarkan kembali kepada dosa itu. Ini adalah bukti nyata dari kesungguhan taubat.
  3. Al-‘Azm (Tekad Kuat untuk Tidak Mengulangi): Menanamkan niat dan tekad yang bulat di dalam hati untuk tidak akan pernah kembali melakukan dosa yang sama di masa depan.
  4. Mengembalikan Hak (Jika Dosa Berkaitan dengan Manusia): Apabila dosa tersebut menyangkut hak orang lain, seperti mencuri, memfitnah, atau menggunjing, maka taubatnya harus disertai dengan pengembalian hak tersebut. Jika berupa materi, harus dikembalikan. Jika berupa kehormatan, harus meminta maaf dan keridhaan dari orang yang bersangkutan.

Sholat Taubat adalah mahkota dari proses ini. Ia adalah jembatan spiritual yang kita bangun untuk memohon secara langsung kepada Allah agar menerima rangkaian penyesalan dan tekad kita.

Landasan Hukum dan Keutamaan Sholat Taubat

Sholat Taubat merupakan sholat sunnah yang sangat dianjurkan. Dasarnya adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan sholat dua rakaat kemudian memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya."

(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini memberikan kabar gembira yang luar biasa. Ia menunjukkan betapa dekatnya pertolongan dan ampunan Allah. Cukup dengan bersuci (wudhu) secara sempurna, mendirikan sholat dua rakaat dengan khusyuk, dan diakhiri dengan permohonan ampun yang tulus, pintu maaf-Nya terbuka lebar bagi kita.

Waktu Pelaksanaan Sholat Taubat

Sholat Taubat tidak terikat oleh waktu tertentu. Ia dapat dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam hari. Waktu terbaik adalah ketika hati sedang merasa sangat menyesal dan ingin segera kembali kepada Allah. Namun, perlu diperhatikan untuk menghindari waktu-waktu yang dilarang untuk sholat, yaitu:

Melaksanakannya di sepertiga malam terakhir, bersamaan dengan waktu Sholat Tahajud, adalah waktu yang sangat mustajab dan dianjurkan karena saat itu Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.

Tata Cara Sholat Taubat: Langkah Demi Langkah

Secara umum, tata cara Sholat Taubat sama seperti sholat sunnah dua rakaat lainnya. Yang membedakannya adalah niat yang terpatri di dalam hati. Berikut adalah rincian lengkapnya, dari niat hingga salam.

1. Niat Sholat Taubat

Niat adalah pondasi dari segala amal. Niatkan di dalam hati dengan tulus untuk melaksanakan sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala, seraya mengharapkan ampunan-Nya. Lafadz niat berikut dapat membantu memantapkan hati, namun yang utama adalah apa yang terlintas di dalam kalbu.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala."

2. Takbiratul Ihram

Berdiri tegak menghadap kiblat, kemudian mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata tertuju ke tempat sujud. Sejak takbir ini, mulailah fokuskan seluruh jiwa dan raga hanya kepada Allah.

3. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbir, sedekapkan tangan dan bacalah doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang paling umum adalah:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Allaahu akbar kabiirow, walhamdu lillaahi katsiiroo, wa subhaanalloohi bukrotaw wa'ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardho haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

4. Fokus Utama: Bacaan Sholat Taubat Rakaat Pertama dan Kedua

Inilah inti dari pembahasan kita. Setelah membaca doa Iftitah, dilanjutkan dengan membaca Ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca di setiap rakaat.

Bacaan pada Rakaat Pertama

Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihah dengan tartil dan penuh penghayatan, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Tidak ada dalil khusus yang mewajibkan bacaan surat tertentu. Seseorang boleh membaca surat apa saja yang ia hafal dan kuasai.

Namun, sebagian ulama menganjurkan untuk membaca surat yang kandungannya relevan dengan kondisi seorang hamba yang sedang bertaubat. Untuk rakaat pertama, salah satu surat yang sering dianjurkan adalah Surat Al-Kafirun (Surat ke-109). Mengapa? Karena surat ini berisi penegasan tentang pemurnian tauhid dan pemutusan hubungan dengan segala bentuk kesyirikan dan kekufuran. Ini adalah simbol dari seorang hamba yang ingin memutuskan hubungan dengan masa lalu yang kelam dan kembali murni hanya kepada Allah SWT.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ (١) لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ (٢) وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ (٣) وَلَآ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ (٤) وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ (٥) لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ (٦)

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul yā ayyuhal-kāfirūn. Lā a‘budu mā ta‘budūn. Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud. Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum. Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud. Lakum dīnukum wa liya dīn.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (1) Katakanlah (Muhammad), 'Wahai orang-orang kafir! (2) aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, (3) dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, (4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. (6) Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.'"

Bacaan pada Rakaat Kedua

Setelah bangkit dari sujud untuk rakaat kedua, kembali membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu, sama seperti rakaat pertama, disunnahkan membaca surat pilihan dari Al-Qur'an. Sebagai kelanjutan dari pemurnian tauhid, para ulama sering menganjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas (Surat ke-112). Surat ini adalah intisari dari keesaan Allah. Dengan membacanya, seorang hamba menegaskan kembali keyakinannya yang paling fundamental: bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tempat bergantung, dan tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya. Ini adalah pondasi baru yang kokoh setelah meruntuhkan bangunan dosa.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ (١) اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (٤)

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (1) Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. (2) Allah tempat meminta segala sesuatu. (3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

Perlu ditekankan kembali bahwa bacaan sholat taubat rakaat pertama dan kedua dengan Surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas ini adalah anjuran dan bukan kewajiban. Jika Anda tidak hafal atau ingin membaca surat lain yang lebih Anda hayati maknanya, seperti Surat An-Nas, Al-Falaq, atau ayat-ayat tentang ampunan, maka itu sangat diperbolehkan dan sah. Intinya adalah kekhusyukan dan kehadiran hati saat menghadap Allah.

5. Ruku', I'tidal, Sujud, dan Duduk di Antara Dua Sujud

Lanjutkan gerakan sholat seperti biasa dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa). Bacalah bacaan pada setiap gerakan dengan penuh penghayatan.

6. Tasyahud Akhir dan Salam

Pada rakaat kedua, setelah sujud kedua, lakukan duduk tasyahud akhir. Bacalah bacaan tasyahud, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan doa setelah tasyahud akhir dengan lengkap. Akhiri sholat dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.

Puncak Permohonan: Doa dan Istighfar Setelah Sholat Taubat

Sholat adalah pembuka pintu. Setelah pintu itu terbuka dengan salam, inilah saatnya untuk mencurahkan segala isi hati. Jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu untuk berdzikir, beristighfar, dan memanjatkan doa dengan penuh kerendahan hati. Inilah esensi dari Sholat Taubat.

Perbanyaklah membaca istighfar. Salah satu istighfar yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar (Raja dari segala Istighfar), yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda bahwa barangsiapa membacanya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada hari itu sebelum petang, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta robbi laa ilaaha illaa anta, kholaqtani wa anaa 'abduka, wa anaa 'ala 'ahdika wa wa'dika mas-tatho'tu. A'udzu bika min syarri maa shona'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu dan perjanjian-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau."

Setelah itu, berdoalah dengan bahasa Anda sendiri. Akui semua dosa di hadapan Allah, sebutkan satu per satu jika perlu, karena Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Menangislah karena penyesalan. Ungkapkan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Mohonlah kekuatan kepada Allah agar dijauhkan dari godaan syaitan dan lingkungan yang buruk. Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha Pengampun dan akan menerima taubat Anda.

Menjaga Konsistensi Setelah Bertaubat

Taubat bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru. Setelah melaksanakan Sholat Taubat, perjuangan sesungguhnya adalah menjaga kesucian diri dan istiqomah di jalan kebaikan. Berikut beberapa langkah untuk menjaga konsistensi:

Kesimpulan

Sholat Taubat adalah hadiah terindah dari Allah SWT untuk hamba-Nya yang ingin kembali. Ia adalah momentum sakral untuk membersihkan diri dan memulai lembaran baru yang lebih baik. Memahami tata cara yang benar, terutama mengenai bacaan sholat taubat rakaat pertama dan kedua, akan menambah kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah kita. Dengan membaca Surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua, kita seolah-olah mendeklarasikan pemutusan total dari kemusyrikan dan dosa, serta meneguhkan kembali pilar tauhid yang paling murni di dalam sanubari. Semoga Allah SWT senantiasa menerima taubat kita, mengampuni segala dosa kita, dan membimbing kita untuk tetap istiqomah di jalan-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage