Panduan Lengkap Bacaan Sholat Taubat dan Doanya

Memahami Hakikat Taubat: Pintu Ampunan yang Selalu Terbuka

Setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Ini adalah fitrah kemanusiaan yang telah digariskan. Namun, keindahan ajaran Islam terletak pada konsep ampunan dan rahmat Allah SWT yang tak terbatas. Pintu taubat selalu terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin kembali, menyesali perbuatannya, dan bertekad untuk menjadi lebih baik. Taubat bukan sekadar ucapan di lisan, melainkan sebuah proses penyucian jiwa yang melibatkan penyesalan mendalam di hati, komitmen untuk berhenti dari maksiat, dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, menyeru hamba-hamba-Nya untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya:

"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini menjadi penyejuk bagi jiwa yang gundah karena dosa. Ia menegaskan bahwa sebesar apa pun kesalahan yang pernah dilakukan, ampunan Allah jauh lebih besar. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk mengekspresikan penyesalan dan memohon ampunan secara khusus adalah melalui Sholat Taubat. Sholat ini merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa sebagai wujud konkret dari kesungguhan seorang hamba dalam bertaubat.

Dasar Hukum dan Keutamaan Sholat Taubat

Pelaksanaan Sholat Taubat memiliki landasan yang kuat dari hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis yang paling populer sebagai rujukan utama adalah yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, lalu berdiri untuk sholat dua rakaat, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya."

Setelah menyampaikan hadis ini, Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah dari Surat Ali 'Imran ayat 135. Ayat ini menjelaskan sifat orang-orang bertakwa yang segera mengingat Allah dan memohon ampun ketika melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri. Ini menunjukkan korelasi yang erat antara kesadaran akan dosa, tindakan bersuci, mendirikan sholat, dan memohon ampunan sebagai satu rangkaian proses taubat yang diterima.

Keutamaan Sholat Taubat terletak pada fungsinya sebagai jembatan spiritual antara hamba yang berdosa dengan Tuhannya Yang Maha Pengampun. Sholat ini menjadi bukti keseriusan dan penyesalan. Gerakan fisik sholat, mulai dari berdiri, rukuk, hingga sujud, adalah simbol ketundukan dan penyerahan diri secara total. Di saat sujud, posisi di mana hamba paling dekat dengan Tuhannya, permohonan ampunan menjadi lebih khusyuk dan penuh harapan. Ini adalah momen intim untuk mengakui segala kelemahan dan memohon kekuatan agar bisa istiqamah di jalan yang lurus.

Waktu Pelaksanaan Sholat Taubat

Sholat Taubat dapat dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam. Sifatnya yang tidak terikat waktu tertentu memberikan kemudahan bagi siapa pun yang merasakan dorongan untuk segera bertaubat setelah menyadari kesalahannya. Semakin cepat seseorang bertaubat, semakin baik. Menunda taubat bisa membuka celah bagi setan untuk membisikkan keraguan dan menumpuk dosa-dosa lainnya.

Meskipun demikian, ada beberapa waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat sunnah mutlak, termasuk Sholat Taubat. Waktu-waktu terlarang tersebut adalah:

Menghindari waktu-waktu ini adalah bagian dari adab dalam beribadah dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir, bersamaan dengan waktu sholat tahajud, karena saat itu adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Namun, jika dorongan taubat datang di siang hari (di luar waktu terlarang), maka menyegerakannya adalah pilihan yang sangat bijaksana.

Tata Cara Lengkap Pelaksanaan Sholat Taubat

Sholat Taubat dilaksanakan sebanyak dua rakaat, sama seperti sholat sunnah lainnya. Perbedaan utamanya terletak pada niat dan kekhusyukan yang didedikasikan untuk memohon ampunan Allah SWT. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang rinci.

1. Bersuci (Wudhu) dengan Sempurna

Langkah pertama adalah menyempurnakan wudhu. Wudhu bukan hanya membersihkan anggota tubuh secara fisik, tetapi juga merupakan simbol pembersihan diri dari dosa-dosa kecil. Lakukan wudhu dengan tenang, tertib, dan menghayati setiap basuhannya sebagai proses pengguguran dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadis.

2. Niat Sholat Taubat

Niat adalah pondasi dari setiap amal. Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun melafalkan niat tidak diwajibkan, sebagian ulama memperbolehkannya untuk membantu memantapkan hati. Berikut adalah lafal niatnya:

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Yang terpenting adalah kesadaran penuh di dalam hati bahwa sholat yang akan dikerjakan ini adalah sholat untuk bertaubat kepada Allah SWT.

3. Takbiratul Ihram dan Bacaan Rakaat Pertama

Setelah niat, angkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar". Kemudian, letakkan tangan di dada dan bacalah doa iftitah sebagaimana biasa.

a. Membaca Doa Iftitah

Anda bisa membaca doa iftitah yang biasa Anda hafal. Salah satu contohnya adalah:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

b. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat. Bacalah dengan tartil dan penuh penghayatan.

c. Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Tidak ada ketentuan surat khusus yang wajib dibaca dalam sholat taubat. Anda bisa membaca surat apa pun yang Anda hafal. Namun, sebagian ulama menyarankan untuk membaca surat yang kandungannya relevan dengan tema pengakuan dosa dan permohonan ampun, jika memungkinkan. Contohnya, pada rakaat pertama bisa membaca Surat Al-Kafirun, atau ayat-ayat seperti Ali 'Imran: 135. Tujuannya adalah agar hati lebih terhubung dengan esensi taubat itu sendiri.

4. Gerakan Sholat Hingga Selesai Rakaat Pertama

Lanjutkan gerakan sholat seperti biasa:

5. Bacaan dan Gerakan Rakaat Kedua

Rakaat kedua dilaksanakan sama seperti rakaat pertama, dimulai dengan membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu, bacalah surat pendek lainnya. Sebagian ulama menyarankan untuk membaca Surat Al-Ikhlas pada rakaat kedua untuk menegaskan keesaan Allah, tempat kita memohon ampunan.

Lanjutkan gerakan sholat hingga duduk tasyahud akhir.

6. Tasyahud Akhir dan Salam

Bacalah bacaan tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

Setelah selesai tasyahud akhir, akhiri sholat dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.

Doa dan Dzikir Setelah Sholat Taubat: Inti Permohonan Ampunan

Momen setelah salam adalah waktu emas untuk memanjatkan doa. Inilah puncak dari prosesi Sholat Taubat. Jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu untuk berdzikir dan berdoa dengan penuh kerendahan hati. Inti dari doa setelah sholat taubat adalah pengakuan dosa, penyesalan yang mendalam, dan permohonan ampunan yang tulus.

1. Memperbanyak Istighfar

Istighfar adalah kunci utama taubat. Ucapkanlah lafal istighfar berulang kali dengan penuh penghayatan.

Bacaan istighfar yang singkat:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Astaghfirullahal 'adziim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Bacaan istighfar yang lebih lengkap:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya."

2. Membaca Sayyidul Istighfar (Raja dari Istighfar)

Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa istighfar yang disebut sebagai Sayyidul Istighfar. Beliau menyebutkan bahwa barangsiapa membacanya di siang hari dengan keyakinan penuh lalu meninggal pada hari itu sebelum sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di malam hari dengan keyakinan penuh lalu meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga. Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca saat bertaubat.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u laka bidzanbii faghfirlii, fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."

3. Doa Taubat Nasuha yang Menyentuh Hati

Setelah beristighfar, panjatkanlah doa dengan bahasa yang paling tulus dari hati Anda. Anda bisa menggunakan bahasa Indonesia. Ungkapkan semua penyesalan, sebutkan dosa-dosa yang memberatkan (cukup antara Anda dan Allah), dan menangislah jika bisa. Tangisan karena penyesalan adalah tanda kejujuran taubat. Berikut adalah contoh doa yang bisa Anda panjatkan dan kembangkan sendiri:

"Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...

Aku datang bersimpuh di hadapan-Mu sebagai hamba-Mu yang lemah, yang berlumuran dosa dan maksiat. Aku mengakui segala kesalahanku, ya Allah. Dosa yang kusengaja maupun yang tidak kusengaja. Dosa yang kusembunyikan maupun yang kulakukan terang-terangan. Dosa mataku yang salah memandang, dosa lisanku yang salah berucap, dosa tanganku yang salah berbuat, dan dosa kakiku yang salah melangkah. Semua itu terjadi karena kebodohanku dan karena aku menuruti hawa nafsuku.

Ya Allah, aku menyesal, sungguh aku menyesal. Hatiku hancur mengingat semua kemaksiatan yang telah kulakukan, padahal Engkau selalu memberiku nikmat yang tak terhitung. Aku malu kepada-Mu, ya Rabb.

Dengan segenap hatiku, aku berjanji dan bertekad di hadapan-Mu untuk tidak akan pernah mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Aku bertekad untuk meninggalkan semua jalan yang bisa membawaku kembali ke jurang maksiat.

Ya Allah, Yang Maha Penerima Taubat, terimalah taubatku ini. Ampunilah seluruh dosaku. Bersihkanlah hatiku dari noda-noda maksiat. Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau ridhai. Kuatkanlah imanku agar aku mampu istiqamah di atas ketaatan. Janganlah Engkau palingkan hatiku setelah Engkau memberiku petunjuk.

Ya Allah, sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, maka bersihkanlah diriku dari segala dosa. Rabbana zhalmana anfusana wa in lam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.

Amin ya Rabbal 'alamin."

Menjaga Konsistensi Setelah Bertaubat

Taubat yang sesungguhnya (taubat nasuha) bukan hanya berhenti pada pelaksanaan sholat dan doa. Ia adalah titik awal dari sebuah transformasi diri. Agar taubat diterima dan memberikan dampak positif dalam kehidupan, ada beberapa syarat dan langkah yang perlu dijaga secara konsisten.

Syarat-Syarat Diterimanya Taubat

Para ulama merumuskan syarat diterimanya taubat menjadi beberapa poin penting:

  1. Menyesali Dosa yang Telah Dilakukan (An-Nadam): Harus ada rasa sesal yang mendalam di dalam hati. Penyesalan ini adalah ruh dari taubat. Jika tidak ada penyesalan, maka istighfar hanya sebatas ucapan lisan yang kosong.
  2. Meninggalkan Perbuatan Dosa Tersebut (Al-Iqla'): Segera berhenti total dari perbuatan maksiat yang menjadi sebab taubat. Jika dosanya adalah meninggalkan kewajiban, maka ia harus segera melaksanakannya.
  3. Bertekad Kuat untuk Tidak Mengulanginya (Al-'Azm): Harus ada komitmen yang bulat di dalam hati untuk tidak akan kembali melakukan dosa yang sama di masa depan.
  4. Jika Dosa Berkaitan dengan Hak Manusia Lain: Syaratnya bertambah satu, yaitu mengembalikan hak tersebut atau meminta maaf dan keridhaan dari orang yang dizalimi. Misalnya, jika dosanya mencuri, maka barangnya harus dikembalikan. Jika dosanya ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf kepada orang yang digunjingkan.

Menjaga konsistensi setelah bertaubat adalah sebuah perjuangan. Lingkungan yang baik, teman-teman yang saleh, dan terus menuntut ilmu agama adalah benteng pertahanan yang kuat untuk menjaga kesucian diri setelah bertaubat. Sibukkan diri dengan amal-amal saleh, karena kebaikan akan menghapuskan keburukan. Semoga Allah SWT menerima taubat kita semua dan menetapkan kita di atas jalan-Nya yang lurus.

🏠 Kembali ke Homepage