Ilustrasi Doa Sebuah ikon yang menggambarkan tangan menengadah dalam posisi berdoa, melambangkan pengiriman doa dan harapan.

Panduan Lengkap Bacaan Khususon untuk Orang yang Sudah Meninggal

Kehilangan orang yang kita cintai adalah sebuah keniscayaan dalam perjalanan hidup. Sebagai insan yang beriman, salah satu cara kita untuk terus menyambung tali kasih dan berbakti kepada mereka yang telah berpulang adalah dengan mendoakannya. Doa merupakan senjata orang beriman, sebuah jembatan spiritual yang melintasi batas alam dunia dan akhirat. Mengirimkan doa, dzikir, dan bacaan Al-Qur'an secara khusus ditujukan kepada almarhum atau almarhumah adalah sebuah amalan yang sangat dianjurkan dan telah menjadi tradisi luhur di kalangan umat Islam, khususnya di Nusantara.

Amalan ini dikenal dengan sebutan "mengirim pahala" atau tahlilan. Inti dari amalan ini adalah memohonkan ampunan, rahmat, dan kelapangan di alam kubur bagi mereka yang telah mendahului kita. Rangkaian doa ini biasanya diawali dengan sebuah kalimat pembuka yang mengkhususkan (meng-khususon-kan) tujuan dari bacaan tersebut. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan terperinci mengenai bacaan khususon, susunan tahlil lengkap, serta makna dan keutamaannya.

Memahami Makna dan Pentingnya "Khususon"

Kata "khususon" berasal dari bahasa Arab (خصوصا) yang berarti "secara khusus" atau "terutama ditujukan kepada". Dalam konteks mendoakan orang yang telah meninggal, kalimat ini berfungsi sebagai penanda niat. Dengan melafalkan "ilaa hadrotin..." dilanjutkan dengan "khususon ilaa ruuhi...", kita secara spesifik meniatkan dan menujukan seluruh pahala dari bacaan yang akan kita lantunkan kepada arwah tertentu. Ini adalah adab dalam berdoa, di mana kita memfokuskan hati dan lisan kita untuk satu tujuan mulia: menyampaikan 'hadiah' spiritual kepada almarhum/almarhumah.

Pentingnya pengkhususan ini ibarat mengirim sebuah paket. Agar paket tersebut sampai ke alamat yang benar, kita perlu menuliskan nama dan alamat penerima dengan jelas. Demikian pula dengan doa dan pahala bacaan. Dengan menyebut nama almarhum/almarhumah secara spesifik, kita berharap agar Allah SWT menyampaikan amanah pahala tersebut tepat kepada yang kita tuju. Tentu saja, Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati, namun melafalkannya adalah bagian dari kesungguhan dan adab kita dalam memohon.

Lafal Niat Pengiriman Doa (Khususon)

Berikut adalah lafal yang umum digunakan sebagai pembuka sebelum memulai rangkaian tahlil atau Yasin. Lafal ini dibaca untuk menghadiahkan Al-Fatihah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para ulama, dan leluhur, sebelum dikhususkan kepada almarhum/almarhumah yang dituju.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadrotin nabiyyil mushthofaa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa shohbihii syai-un lillaahi lahumul faatihah.

"Teruntuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW yang terpilih, beserta keluarga dan para sahabatnya. Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah."

Setelah membaca Al-Fatihah sekali, dilanjutkan dengan tawasul umum kepada para wali, syuhada, dan ulama.

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ اْلجَيْلاَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَلْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa hadroti ikhwaanihi minal anbiyaa-i wal mursaliin wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin wash shohaabati wat taabi'iin wal 'ulamaa-i wal mushonnifiin wa jamii'il malaa-ikatil muqorrobiin, khusuushon sayyidinaa asy-syaikh 'abdil qoodiril jailaani rodhiyallohu 'anhu, al faatihah.

"Kemudian kepada para saudaranya dari golongan para nabi dan rasul, para wali, orang-orang yang mati syahid, orang-orang saleh, para sahabat, dan para tabi'in, para ulama, para penulis (kitab), dan seluruh malaikat yang mendekatkan diri kepada Allah, khususnya kepada junjungan kami, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, semoga Allah meridhoinya. Al-Fatihah."

Setelah membaca Al-Fatihah kedua, dilanjutkan dengan menghadiahkan kepada seluruh kaum muslimin yang telah wafat.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ اْلقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا اَلْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati wal mu'miniina wal mu'minaati min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khusuushon aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhonaa wa masyaayikho masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababihii wa liman lahuu haqqun 'alainaa, al faatihah.

"Kemudian kepada semua ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, dan guru dari guru-guru kami, dan kepada orang yang karena sebabnya kami berkumpul di sini, serta orang yang memiliki hak atas kami. Al-Fatihah."

Barulah setelah itu, kita sampai pada bagian inti, yaitu mengkhususkan doa kepada arwah yang kita tuju.

Bacaan Khususon Inti untuk Almarhum/Almarhumah

Inilah bacaan inti yang ditujukan secara spesifik. Ganti bagian (nama almarhum/almarhumah) dengan nama lengkap orang yang telah meninggal, diikuti dengan "bin" (untuk laki-laki) atau "binti" (untuk perempuan) dan nama ayahnya.

خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah) بْنِ/بِنْتِ ... (sebutkan nama ayahnya) اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ/لَهَا وَارْحَمْهُ/هَا وَعَافِهِ/هَا وَاعْفُ عَنْهُ/هَا، لَهُ/لَهَا الْفَاتِحَةُ

Khushuushon ilaa ruuhi ... (nama almarhum) bin ... (nama ayahnya) ATAU ... (nama almarhumah) binti ... (nama ayahnya). Allohummaghfirlahu/lahum warhamhu/ha wa'afihi/ha wa'fu 'anhu/ha, lahu/laha al-faatihah.

"Secara khusus kepada arwah... (sebut nama almarhum) bin (nama ayahnya) ATAU (sebut nama almarhumah) binti (nama ayahnya). Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat padanya, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Untuknya, Al-Fatihah."

Setelah melafalkan niat ini, kita membaca Surat Al-Fatihah dengan khusyuk, meniatkan pahalanya sampai kepada almarhum/almarhumah yang disebutkan namanya.

Susunan Bacaan Tahlil Lengkap Setelah Khususon

Setelah membaca bagian khususon dan Al-Fatihah sebagai pembuka, rangkaian dzikir dan doa tahlil pun dimulai. Susunan ini bisa bervariasi di beberapa daerah, namun secara umum memiliki urutan yang serupa. Berikut adalah susunan lengkap yang lazim diamalkan.

1. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)

Surat Al-Ikhlas memiliki keutamaan yang luar biasa. Membacanya tiga kali setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Ini adalah surat yang memurnikan tauhid, mengesakan Allah SWT.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul huwallohu ahad. Allohush shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

2. Membaca Tahlil dan Takbir

Setelah Al-Ikhlas, dilanjutkan dengan dzikir tahlil dan takbir.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallohu wallohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

3. Membaca Surat Al-Falaq (1 kali)

Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"

4. Membaca Tahlil dan Takbir

Dzikir ini diulang kembali untuk memisahkan antara surat-surat.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallohu wallohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

5. Membaca Surat An-Nas (1 kali)

Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari bisikan jahat setan, baik dari golongan jin maupun manusia.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"

6. Membaca Tahlil dan Takbir

Sekali lagi, dzikir ini dilantunkan.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallohu wallohu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

7. Membaca Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)

Ayat-ayat ini menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa, yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfak, dan meyakini kitab-kitab Allah serta hari akhir. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. المّ. ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُوْلَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa roiba fiih, hudal lilmuttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghoibi wa yuqiimuunash sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qoblik, wa bil aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa-ika 'alaa hudam mirrobbihim wa ulaa-ika humul muflihuun.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

8. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Isinya menegaskan keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT atas langit dan bumi, yang tidak pernah lelah dalam menjaga ciptaan-Nya.

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ. اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ.

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar rohmaanur rohiim. Allohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wahuwal 'aliyyul 'azhiim.

"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

9. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)

Ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah ini memiliki keutamaan besar, di antaranya sebagai pelindung dan pencukup bagi yang membacanya di malam hari. Ayat ini berisi penegasan iman dan doa permohonan ampun serta pertolongan.

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

Lillahi maa fis samaawaati wa maa fil ardh, wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihil laah, fa yaghfiru limay yasyaa-u wa yu'adzibu may yasyaa', wallahu 'alaa kulli syai-in qadiir. Aamanar rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal mu'minuun, kullun aamana billahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Laa yukalliful laahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa, rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qablinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa'fu 'annaa waghfir lanaa warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin.

"Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungkannya. Maka Dia akan mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'"

10. Rangkaian Dzikir: Istighfar, Tahlil, dan Tasbih

Setelah selesai membaca ayat-ayat Al-Qur'an, rangkaian dzikir dimulai untuk menyucikan diri dan mengagungkan Allah SWT.

Dibaca Istighfar 3 kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullohal 'adziim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Kemudian dilanjutkan dzikir ini:

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Afdholudz dzikri fa'lam annahu laa ilaaha illalloh.

"Ketahuilah, sebaik-baik dzikir adalah 'Laa ilaaha illallah' (Tiada Tuhan selain Allah)."

Lalu membaca kalimat tahlil sebanyak 33 kali atau 100 kali.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illalloh.

"Tiada Tuhan selain Allah."

Setelah selesai, ditutup dengan kalimat tahlil syahadah.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ

Laa ilaaha illallohu muhammadur rosuululloh.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah."

11. Membaca Shalawat Nabi

Membaca shalawat adalah bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dan berharap syafaatnya di hari kiamat kelak.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, allohumma sholli 'alaihi wa sallim.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan atasnya."

Dapat juga dibaca shalawat yang lebih panjang:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

12. Membaca Tasbih

Dzikir tasbih dibaca untuk menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan.

Dibaca 33 kali:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhanallohi wa bihamdih, subhanallohil 'adziim.

"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

Doa Tahlil atau Doa Arwah Penutup

Setelah seluruh rangkaian dzikir selesai dilantunkan, majelis ditutup dengan doa tahlil atau doa arwah. Doa ini berisi permohonan agar pahala dari semua bacaan yang telah dilantunkan disampaikan kepada arwah yang dituju, serta memohon ampunan, rahmat, dan surga untuk mereka. Ini adalah puncak dari seluruh rangkaian, di mana semua harapan dan permohonan dipanjatkan kepada Allah SWT.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

A'uudzubillaahiminasysyaithoonirrojiim. Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Hamdasy syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'adhiimi sulthoonik. Allohumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencakup tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya."

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

Allohumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'adhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas taghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhroti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin wash shohaabati wat taabi'iin wal 'ulamaa-il 'aamiliin wal mushonnifiinal mukhlishiin wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin wal malaa-ikatil muqorrobiin.

"Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh, kepada yang terhormat kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Muhammad SAW, dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, orang-orang yang mati syahid, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah, Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang dekat dengan-Mu."

ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ ... (sebut nama almarhum/almarhumah) بْنِ/بِنْتِ ... (sebut nama ayahnya)

Tsumma ilaa arwaahi jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaati wal mu'miniina wal mu'minaati min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon ilaa ruuhi ... (nama almarhum) bin ... (nama ayahnya) ATAU ... (nama almarhumah) binti ... (nama ayahnya).

"Kemudian (sampaikanlah pahala) kepada arwah semua ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur hingga barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada arwah... (sebut nama)."

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

Allohummaghfirlahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allohumma anzilir rohmata wal maghfirota 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloh. Robbanaa arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ah, wa arinal baathila baathilan warzuqnaj tinaabah.

"Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang meyakini 'Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah'. Ya Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya."

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ

Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaaban naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin. Al Faatihah.

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah."

Setelah doa selesai, majelis ditutup dengan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi secara bersama-sama. Ini menjadi penutup sempurna dari sebuah rangkaian ibadah yang penuh harapan dan cinta kepada mereka yang telah berpulang.

Landasan dan Keutamaan Mendoakan Orang yang Sudah Meninggal

Amalan mengirimkan doa dan pahala bacaan kepada orang yang telah meninggal memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Al-Qur'an dan Hadits memberikan isyarat jelas bahwa doa orang yang masih hidup dapat memberikan manfaat bagi yang telah wafat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 10:

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: 'Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.'"

Ayat ini menunjukkan pujian Allah kepada orang-orang beriman yang mendoakan para pendahulu mereka yang telah wafat. Ini adalah dalil yang sangat jelas mengenai anjuran mendoakan ampunan bagi sesama muslim yang telah meninggal dunia.

Selain itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya."

Doa anak saleh yang disebutkan secara eksplisit dalam hadits ini menjadi landasan utama. Para ulama memperluas makna "anak saleh" tidak hanya terbatas pada anak biologis, tetapi juga mencakup setiap muslim yang saleh yang mendoakan saudaranya sesama muslim. Doa mereka, atas izin Allah, akan sampai dan memberikan manfaat.

Keutamaan dari amalan ini tidak hanya dirasakan oleh almarhum/almarhumah, tetapi juga bagi yang mendoakan. Dengan mendoakan orang lain, kita sedang melatih keikhlasan, menumbuhkan rasa kasih sayang, dan pada saat yang sama, para malaikat akan mendoakan kita dengan doa yang serupa. Ini adalah investasi akhirat yang tidak ternilai harganya, menyambung silaturahmi spiritual yang tak lekang oleh waktu dan tak terhalang oleh kematian.

Mengingat kematian adalah salah satu cara efektif untuk melembutkan hati dan meningkatkan ketakwaan. Dengan rutin mendoakan mereka yang telah pergi, kita senantiasa diingatkan bahwa kita pun akan menyusul. Hal ini mendorong kita untuk mempersiapkan bekal terbaik sebelum tiba saatnya kembali kepada Sang Pencipta.

🏠 Kembali ke Homepage