Pengantar Ilmu Tajwid dan Pentingnya Bacaan Ikhfa
Ilmu Tajwid adalah fondasi dalam membaca Al-Qur'an. Ia merupakan disiplin ilmu yang mengatur kaidah dan cara melafalkan setiap huruf dari kitab suci umat Islam dengan benar, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Mempelajari tajwid bukan sekadar tentang memperindah suara, melainkan sebuah upaya untuk menjaga kemurnian lafaz Al-Qur'an, sehingga makna yang terkandung di dalamnya tidak berubah. Salah satu cabang pembahasan terpenting dalam ilmu tajwid adalah hukum Nun Sukun (نْ) dan Tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ).
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, akan timbul empat hukum bacaan utama: Izhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa. Di antara keempat hukum ini, bacaan Ikhfa memiliki cakupan paling luas karena melibatkan 15 huruf hijaiyah. Oleh karena itu, memahami dan menguasai bacaan Ikhfa menjadi sebuah keniscayaan bagi siapa pun yang ingin memperbaiki kualitas tilawahnya. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan Ikhfa, mulai dari definisi, huruf-hurufnya, cara pengucapan yang tepat, hingga contoh-contoh praktis dari dalam Al-Qur'an.
Apa Itu Bacaan Ikhfa?
Secara etimologi (bahasa), kata Ikhfa' (إِخْفَاء) berasal dari bahasa Arab yang berarti "menyembunyikan" atau "menyamarkan". Dalam konteks ilmu tajwid, Ikhfa adalah sebuah istilah untuk cara membaca Nun Sukun (نْ) atau Tanwin apabila bertemu dengan salah satu dari 15 huruf Ikhfa.
Cara membacanya adalah dengan menyuarakan Nun Sukun atau Tanwin secara samar-samar, berada di antara hukum Izhar (jelas) dan Idgham (melebur). Suara yang samar ini harus diiringi dengan ghunnah (dengungan) yang keluar dari pangkal hidung (khaisyum) selama kurang lebih dua harakat. Ciri khas utama dari Ikhfa adalah posisi lidah yang tidak menyentuh langit-langit atas (makhraj huruf Nun), melainkan menggantung dan bersiap untuk mengucapkan huruf Ikhfa yang mengikutinya. Inilah yang menciptakan suara dengung yang samar tersebut.
15 Huruf yang Menjadi Penyebab Bacaan Ikhfa
Hukum Ikhfa Haqiqi berlaku ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf hijaiyah berikut ini:
- ت
- ث
- ج
- د
- ذ
- ز
- س
- ش
- ص
- ض
- ط
- ظ
- ف
- ق
- ك
Para ulama tajwid telah merangkum kelima belas huruf ini dalam sebuah bait syair untuk mempermudah penghafalan:
صِفْ ذَا ثَنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا
دُمْ طَيِّبًا زِدْ فِي تُقًى ضَعْ ظَالِمًا
Setiap huruf pertama dari setiap kata dalam bait syair tersebut merupakan huruf Ikhfa. Ini adalah metode klasik yang sangat efektif untuk mengingat semua hurufnya.
Pembahasan Detail Setiap Huruf Ikhfa Beserta Contoh
Untuk memahami bacaan Ikhfa secara mendalam, kita perlu menganalisis pertemuan Nun Sukun atau Tanwin dengan setiap huruf Ikhfa satu per satu.
1. Huruf Ta (ت)
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf Ta (ت), suara Nun disamarkan sambil didengungkan. Lidah diposisikan mendekati makhraj huruf Ta, yaitu di belakang gigi seri atas, namun tidak sampai menempel.
Contoh Nun Sukun bertemu Ta (ت):
وَأَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ
Wa an-tum tandhuruun.
"Sedang kamu menyaksikannya." (QS. Al-Baqarah: 50)Analisis: Pada lafaz وَأَنْتُمْ, Nun Sukun bertemu Ta. Suara "an" tidak dibaca jelas, melainkan disamarkan menjadi dengungan ("ang-tum") sambil lidah bersiap ke posisi huruf Ta.
Contoh Tanwin bertemu Ta (ت):
فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ (١٠) لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةًۗ (١١)
Fii jannatin 'aaliyah, laa tasma'u fiihaa laagiyah.
"Dalam surga yang tinggi, di sana engkau tidak mendengar perkataan yang tidak berguna." (QS. Al-Ghasyiyah: 10-11)Analisis: Pada lafaz جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ لَّا تَسْمَعُ, terdapat tanwin kasrah pada huruf 'Ta Marbuthah' bertemu dengan huruf 'Ta'. Namun, contoh yang lebih tepat untuk tanwin dengan Ta adalah pada lafadz جَنَّاتٍ تَجْرِيْ. Dalam contoh ini, kasratain pada جَنَّاتٍ bertemu dengan تَجْرِيْ. Maka dibaca dengan menyamarkan suara tanwin dan mendengung.
2. Huruf Tsa (ث)
Saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Tsa (ث), suara Nun disamarkan dengan ghunnah, dan ujung lidah didekatkan ke ujung gigi seri atas (makhraj Tsa) tanpa menyentuhnya.
Contoh Nun Sukun bertemu Tsa (ث):
وَمَنْثُوْرًا
Wa man-tsuuro.
"Dan debu yang beterbangan." (QS. Al-Waqi'ah: 6)Analisis: Pada lafaz مَنْثُوْرًا, Nun Sukun bertemu Tsa. Suara Nun disamarkan ("mang-tsuuro") dengan dengung, dan posisi mulut sudah siap melafalkan huruf Tsa.
Contoh Tanwin bertemu Tsa (ث):
شِهَابٌ ثَاقِبٌ
Syihaabun-tsaaqib.
"Panah api yang menembus." (QS. As-Saffat: 10)Analisis: Dhommatain pada lafaz شِهَابٌ bertemu dengan huruf Tsa. Suara tanwin "un" disamarkan menjadi dengungan sebelum mengucapkan "tsaaqib".
3. Huruf Jim (ج)
Jika Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Jim (ج), maka suara Nun disamarkan dengan dengung, sementara bagian tengah lidah diangkat mendekati langit-langit tengah (makhraj Jim).
Contoh Nun Sukun bertemu Jim (ج):
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ
Man-jaaa'a bil hasanah.
"Barangsiapa berbuat kebaikan..." (QS. Al-An'am: 160)Analisis: Pada lafaz مَنْ جَاۤءَ, Nun Sukun bertemu Jim. Dibaca dengan dengung samar ("mang-jaaa'a"), bukan "man jaa'a" yang jelas.
Contoh Tanwin bertemu Jim (ج):
خَلْقٍ جَدِيْدٍ
Khalqin-jadiid.
"Ciptaan yang baru." (QS. Ibrahim: 19)Analisis: Kasratain pada lafaz خَلْقٍ bertemu dengan Jim. Suara tanwin "in" disamarkan dan didengungkan sebelum masuk ke huruf Jim.
4. Huruf Dal (د)
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf Dal (د), pengucapannya adalah dengan menyamarkan suara Nun dan mendengungkannya, sambil ujung lidah mendekat ke pangkal gigi seri atas (makhraj Dal).
Contoh Nun Sukun bertemu Dal (د):
وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ
Wa maa lahum min-duunih.
"Dan tidak ada bagi mereka... selain-Nya." (QS. Ar-Ra'd: 11)Analisis: Pada lafaz مِنْ دُوْنِهٖ, Nun Sukun bertemu Dal. Dibaca dengan ghunnah samar ("ming-duunih").
Contoh Tanwin bertemu Dal (د):
قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
Qinwaanun-daaniyah.
"Tandan-tandan (kurma) yang menjuntai." (QS. Al-An'am: 99)Analisis: Dhommatain pada قِنْوَانٌ bertemu dengan Dal. Suara tanwin disamarkan dengan dengung.
5. Huruf Dzal (ذ)
Saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Dzal (ذ), suara Nun disamarkan dengan ghunnah. Ujung lidah diposisikan mendekati ujung gigi seri atas, sama seperti makhraj huruf Tsa (ث), namun dengan suara yang lebih tebal.
Contoh Nun Sukun bertemu Dzal (ذ):
لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا
Liyun-dzira man kaana hayyan.
"Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup." (QS. Yasin: 70)Analisis: Pada lafaz لِيُنْذِرَ, Nun Sukun bertemu Dzal. Pengucapannya adalah dengan dengung samar ("li-yung-dzira").
Contoh Tanwin bertemu Dzal (ذ):
ظِلًّا ذِيْ ثَلٰثِ شُعَبٍ
Dhillan-dzii tsalaatsi syu'ab.
"Naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang." (QS. Al-Mursalat: 30)Analisis: Fathatain pada ظِلًّا bertemu dengan Dzal. Suara tanwin "an" disamarkan dengan dengung sebelum mengucapkan Dzal.
6. Huruf Zai (ز)
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Zai (ز), suara Nun disamarkan dengan ghunnah, dan ujung lidah diposisikan di belakang gigi seri bawah, mendekati makhraj huruf Zai.
Contoh Nun Sukun bertemu Zai (ز):
فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ
Fa an-zalnaa minas samaa'i.
"Lalu Kami turunkan dari langit..." (QS. Al-Baqarah: 22)Analisis: Pada lafaz اَنْزَلْنَا, Nun Sukun bertemu Zai. Dibaca dengan dengung samar ("ang-zalnaa").
Contoh Tanwin bertemu Zai (ز):
نَفْسًا زَكِيَّةً
Nafsan-zakiyyah.
"Seorang jiwa yang suci." (QS. Al-Kahf: 74)Analisis: Fathatain pada نَفْسًا bertemu dengan Zai. Suara tanwin disamarkan dan didengungkan.
7. Huruf Sin (س)
Jika Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Sin (س), cara membacanya adalah dengan menyamarkan suara Nun diiringi ghunnah, dengan posisi lidah bersiap di makhraj huruf Sin (sama seperti Zai).
Contoh Nun Sukun bertemu Sin (س):
الْاِنْسَانُ
Al-in-saanu.
"Manusia." (QS. Al-'Asr: 2)Analisis: Pada lafaz الْاِنْسَانُ, Nun Sukun bertemu Sin. Suara Nun disamarkan menjadi "ing-saanu" dengan dengung.
Contoh Tanwin bertemu Sin (س):
قَوْلٌ سَدِيْدٌ
Qawlan-sadiid.
"Perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)Analisis: Dhommatain pada قَوْلٌ bertemu Sin. Suara tanwin "un" disamarkan sebelum mengucapkan "sadiid".
8. Huruf Syin (ش)
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Syin (ش), suara Nun disamarkan dengan dengung, dan bagian tengah lidah diangkat mendekati langit-langit tengah (makhraj Syin).
Contoh Nun Sukun bertemu Syin (ش):
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Min-syarri maa khalaq.
"Dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan." (QS. Al-Falaq: 2)Analisis: Pada lafaz مِنْ شَرِّ, Nun Sukun bertemu Syin. Dibaca dengan dengung samar ("ming-syarri").
Contoh Tanwin bertemu Syin (ش):
عَذَابٌ شَدِيْدٌ
'Adzaabun-syadiid.
"Azab yang sangat pedih." (QS. Ali 'Imran: 4)Analisis: Dhommatain pada عَذَابٌ bertemu Syin. Suara tanwin "un" disamarkan dan didengungkan.
9. Huruf Shad (ص)
Huruf Shad (ص) termasuk huruf Isti'la (terangkat pangkal lidahnya), sehingga ghunnah pada Ikhfa-nya bersifat tebal (tafkhim). Saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu Shad, suara Nun disamarkan dengan dengungan yang tebal.
Contoh Nun Sukun bertemu Shad (ص):
عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ
'An-sholaatihim saahuun.
"Dari shalatnya lalai." (QS. Al-Ma'un: 5)Analisis: Pada lafaz عَنْ صَلَاتِهِمْ, Nun Sukun bertemu Shad. Ghunnah-nya tebal ("'ang-sholaatihim") mengikuti sifat tebal huruf Shad.
Contoh Tanwin bertemu Shad (ص):
رِيْحًا صَرْصَرًا
Riihan-sharsharaa.
"Angin yang sangat dingin." (QS. Al-Haqqah: 6)Analisis: Fathatain pada رِيْحًا bertemu Shad. Dengungan tanwin dibaca tebal.
10. Huruf Dhad (ض)
Seperti Shad, Dhad (ض) adalah huruf Isti'la. Ghunnah saat Ikhfa dengan Dhad juga harus tebal. Suara Nun disamarkan dengan dengung tebal, sementara sisi lidah bersiap menekan gigi geraham atas.
Contoh Nun Sukun bertemu Dhad (ض):
مَنْضُوْدٍ
Man-dhuud.
"Yang bersusun-susun." (QS. Al-Waqi'ah: 29)Analisis: Pada lafaz مَنْضُوْدٍ, Nun Sukun bertemu Dhad. Ghunnah-nya tebal ("mang-dhuud").
Contoh Tanwin bertemu Dhad (ض):
قَوْمًا ضَاۤلِّيْنَ
Qawman-dhaalliin.
"Kaum yang sesat." (QS. Al-Fatihah: 7 - dalam konteks waqaf)Analisis: Fathatain pada قَوْمًا bertemu Dhad. Dengungan tanwin dibaca tebal.
11. Huruf Tha (ط)
Tha (ط) adalah huruf Isti'la yang paling kuat. Ghunnah Ikhfa-nya harus dibaca sangat tebal. Suara Nun disamarkan dengan dengung tebal, sementara ujung lidah bersiap di pangkal gigi seri atas dengan pangkal lidah terangkat.
Contoh Nun Sukun bertemu Tha (ط):
فَانْطَلَقَا
Fan-thalaqoo.
"Maka berjalanlah keduanya." (QS. Al-Kahf: 71)Analisis: Pada lafaz فَانْطَلَقَا, Nun Sukun bertemu Tha. Ghunnah-nya sangat tebal ("fang-thalaqoo").
Contoh Tanwin bertemu Tha (ط):
صَعِيْدًا طَيِّبًا
Sha'iidan-thayyibaa.
"Tanah yang baik (suci)." (QS. An-Nisa: 43)Analisis: Fathatain pada صَعِيْدًا bertemu Tha. Dengungan tanwin dibaca dengan sangat tebal.
12. Huruf Zha (ظ)
Zha (ظ) juga merupakan huruf Isti'la, sehingga ghunnah Ikhfa-nya tebal. Suara Nun disamarkan dengan dengung tebal, dengan ujung lidah bersiap di ujung gigi seri atas.
Contoh Nun Sukun bertemu Zha (ظ):
يَنْظُرُوْنَ
Yan-dhuruun.
"Mereka melihat." (QS. Yasin: 49)Analisis: Pada lafaz يَنْظُرُوْنَ, Nun Sukun bertemu Zha. Ghunnah-nya dibaca tebal ("yang-dhuruun").
Contoh Tanwin bertemu Zha (ظ):
ظِلًّا ظَلِيْلًا
Dhillan-dhaliilaa.
"Naungan yang sangat teduh." (QS. An-Nisa: 57)Analisis: Fathatain pada ظِلًّا bertemu Zha. Dengungan tanwin juga dibaca tebal.
13. Huruf Fa (ف)
Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Fa (ف), suara Nun disamarkan dengan ghunnah, sementara bibir atas dan bawah bersiap pada makhraj Fa (ujung gigi seri atas menyentuh bibir bawah bagian dalam).
Contoh Nun Sukun bertemu Fa (ف):
وَاَنْفِقُوْا
Wa an-fiquu.
"Dan infakkanlah." (QS. Al-Munafiqun: 10)Analisis: Pada lafaz اَنْفِقُوْا, Nun Sukun bertemu Fa. Dibaca dengan dengung samar ("ang-fiquu").
Contoh Tanwin bertemu Fa (ف):
خَالِدًا فِيْهَا
Khaalidan-fiihaa.
"Kekal di dalamnya." (QS. An-Nisa: 57)Analisis: Fathatain pada خَالِدًا bertemu Fa. Suara tanwin disamarkan dan didengungkan.
14. Huruf Qaf (ق)
Qaf (ق) adalah huruf Isti'la, maka ghunnah Ikhfa-nya juga tebal. Suara Nun disamarkan dengan dengung tebal, dengan pangkal lidah diangkat menyentuh langit-langit lunak bagian belakang.
Contoh Nun Sukun bertemu Qaf (ق):
مِنْ قَبْلِكَ
Min-qablika.
"Sebelum engkau." (QS. Al-Baqarah: 4)Analisis: Pada lafaz مِنْ قَبْلِكَ, Nun Sukun bertemu Qaf. Ghunnah-nya tebal ("ming-qablika").
Contoh Tanwin bertemu Qaf (ق):
عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
'Aliimun-qadiir.
"Maha Mengetahui, Maha Kuasa." (QS. Al-Baqarah: 20)Analisis: Dhommatain pada عَلِيْمٌ bertemu Qaf. Dengungan tanwin dibaca tebal.
15. Huruf Kaf (ك)
Saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu huruf Kaf (ك), suara Nun disamarkan dengan ghunnah yang tipis (tarqiq), sementara pangkal lidah bersiap di makhraj Kaf (sedikit di depan makhraj Qaf).
Contoh Nun Sukun bertemu Kaf (ك):
اِنَّكُمْ لَذَاۤىِٕقُوا الْعَذَابِ
In-nakum ladzaa'iqul 'adzaab.
"Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab." (QS. As-Saffat: 38)Analisis: Pada lafaz اِنَّكُمْ, Nun tasydid pada dasarnya adalah Nun sukun bertemu Nun. Namun, contoh yang lebih tepat untuk nun sukun bertemu kaf adalah مِنْكُمْ (minkum). Di sini, Nun sukun bertemu Kaf, sehingga dibaca dengan dengung tipis ("ming-kum").
Contoh Tanwin bertemu Kaf (ك):
يَوْمَئِذٍ كَثِيْرَةٌ
Yawma'idzin-katsiirah.
"Pada hari itu banyak sekali." (Terdapat dalam konteks yang berbeda)Analisis: Kasratain pada يَوْمَئِذٍ bertemu Kaf. Suara tanwin disamarkan dengan dengung yang tipis.
Tingkatan (Maratib) dalam Bacaan Ikhfa
Meskipun cara membaca Ikhfa secara umum sama, para ulama tajwid membaginya menjadi tiga tingkatan berdasarkan jarak makhraj huruf Ikhfa dari makhraj huruf Nun. Tingkatan ini memengaruhi kadar kesamaran dan kejelasan suara Nun.
1. Ikhfa A'la (أعلى) atau Ikhfa Aqrab (أقرب) - Paling Tinggi/Dekat
Tingkatan ini terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf yang makhrajnya paling dekat dengan makhraj Nun. Huruf-hurufnya adalah Ta (ت), Dal (د), dan Tha (ط). Pada tingkatan ini, suara Nun menjadi sangat samar dan hampir melebur (mirip Idgham), sementara suara dengungnya (ghunnah) lebih dominan.
2. Ikhfa Adna (أدنى) atau Ikhfa Ab'ad (أبعد) - Paling Rendah/Jauh
Tingkatan ini terjadi saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf yang makhrajnya paling jauh dari makhraj Nun. Huruf-hurufnya adalah Qaf (ق) dan Kaf (ك). Pada tingkatan ini, suara Nun masih sedikit terdengar (mirip Izhar), dan dengungnya tetap ada namun tidak sekuat pada Ikhfa A'la.
3. Ikhfa Ausath (أوسط) - Pertengahan
Tingkatan ini berlaku untuk sisa 10 huruf Ikhfa lainnya, yang makhrajnya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari makhraj Nun. Ini adalah tingkatan Ikhfa yang paling umum, dengan kadar kesamaran dan dengungan yang seimbang. Huruf-hurufnya adalah: ث, ج, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ظ, ف.
Perbedaan Ikhfa Haqiqi dan Ikhfa Syafawi
Penting untuk tidak mencampuradukkan antara Ikhfa Haqiqi dengan Ikhfa Syafawi. Keduanya adalah hukum bacaan yang berbeda meskipun namanya mirip.
- Ikhfa Haqiqi: Ini adalah hukum yang telah kita bahas secara mendalam, yaitu hukum yang berlaku untuk Nun Sukun (نْ) dan Tanwin ketika bertemu 15 huruf Ikhfa.
- Ikhfa Syafawi: Ini adalah hukum yang berlaku khusus untuk Mim Sukun (مْ) ketika bertemu dengan satu huruf saja, yaitu huruf Ba (ب). Cara membacanya adalah dengan merapatkan kedua bibir secara ringan, diiringi dengung, sebelum mengucapkan huruf Ba. Contohnya pada lafaz تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ.
Kesalahan Umum dalam Melafalkan Bacaan Ikhfa
Dalam praktik, sering terjadi beberapa kesalahan saat melafalkan Ikhfa. Berikut adalah beberapa di antaranya yang perlu dihindari:
- Menempelkan Lidah ke Langit-langit: Kesalahan paling fatal adalah menempelkan ujung lidah ke gusi atas (makhraj Nun), yang akan menghasilkan bunyi Izhar (jelas "n"), bukan Ikhfa. Ingat, lidah harus menggantung.
- Memanjangkan Vokal Sebelum Nun Sukun: Terkadang, pembaca memanjangkan harakat vokal sebelum Nun sukun yang di-ikhfa-kan. Misalnya, مِنْكُمْ dibaca "miingkum", padahal seharusnya "mingkum" dengan dengung pada Nun-nya saja, bukan pada vokal "i".
- Ghunnah yang Tidak Konsisten: Durasi ghunnah harus dijaga sekitar dua harakat. Membacanya terlalu cepat atau terlalu lama adalah sebuah kesalahan.
- Tidak Menebalkan Ghunnah (Tafkhim): Ketika bertemu huruf-huruf Isti'la (ص, ض, ط, ظ, ق), ghunnah harus ikut ditebalkan. Membacanya dengan ghunnah yang tipis pada huruf-huruf ini mengurangi kesempurnaan bacaan.
- Mengubah Suara Ikhfa Menjadi "NG": Meskipun dalam transliterasi sering ditulis "ng" untuk mempermudah, suara Ikhfa bukanlah bunyi "ng" murni seperti dalam bahasa Indonesia pada kata "piring". Suara Ikhfa lebih halus dan posisinya tergantung pada huruf setelahnya.
Kesimpulan: Kunci Menguasai Bacaan Ikhfa
Menguasai bacaan Ikhfa adalah langkah besar dalam perjalanan memperbaiki dan memperindah tilawah Al-Qur'an. Hukum ini, dengan 15 hurufnya, merupakan salah satu yang paling sering kita temui di setiap halaman mushaf. Kunci utama untuk menguasainya terletak pada pemahaman konsep dasarnya: menyamarkan suara Nun dengan ghunnah sambil mempersiapkan organ ucap untuk melafalkan huruf berikutnya.
Pemahaman teori harus selalu diiringi dengan praktik yang konsisten. Mendengarkan bacaan dari para Qari yang mutqin (ahli), dan yang terpenting, belajar secara langsung (talaqqi) dengan seorang guru yang bersanad, adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa pelafalan Ikhfa kita sudah benar dan sesuai kaidah. Semoga Allah memudahkan kita semua dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid demi meraih kesempurnaan dalam membaca Kalam-Nya.