Panduan Lengkap Bacaan Hadoroh

Ilustrasi Tasbih Ilustrasi tasbih sebagai simbol dzikir dan bacaan hadoroh.

Memahami Makna dan Tujuan Hadoroh

Hadoroh, sebuah istilah yang sangat akrab di telinga masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya di kalangan nahdliyin, berasal dari kata Arab hadhara (حَضَرَ) yang berarti 'hadir'. Secara terminologis, hadoroh adalah sebuah ritual doa yang bertujuan untuk 'menghadirkan' pahala bacaan suci Al-Qur'an dan zikir kepada arwah yang telah mendahului. Ini adalah bentuk manifestasi cinta, bakti, dan penghormatan dari yang masih hidup kepada mereka yang telah berpulang.

Praktik ini bukanlah sekadar seremonial tanpa makna. Di baliknya terkandung esensi spiritual yang mendalam. Hadoroh menjadi jembatan doa, sebuah wasilah atau perantara untuk memohon kepada Allah SWT agar rahmat, ampunan, dan cahaya-Nya senantiasa tercurah kepada arwah yang dituju. Melalui untaian kalimat tayyibah, surat Al-Fatihah, dan doa-doa pilihan, seorang Muslim berupaya menyambungkan tali kasih yang tak terputus oleh kematian.

Tujuan utama dari hadoroh adalah untuk mengirimkan 'hadiah' pahala. Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah meyakini bahwa pahala dari bacaan Al-Qur'an, zikir, sedekah, dan amal saleh lainnya yang diniatkan untuk orang yang telah meninggal, atas izin Allah, akan sampai kepada mereka. Hal ini diibaratkan seperti mengirimkan cahaya ke dalam sebuah ruangan yang gelap, memberikan kelegaan dan kebahagiaan bagi penghuninya. Oleh karena itu, hadoroh menjadi salah satu cara seorang anak berbakti kepada orang tuanya yang telah tiada, seorang murid menghormati gurunya, dan seorang Muslim mendoakan sesama saudaranya.

Di dalam struktur hadoroh, terdapat adab dan urutan yang sistematis. Dimulai dengan menghadiahkan doa kepada junjungan agung Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk penghormatan tertinggi dan pengakuan atas perannya sebagai pembawa rahmat. Kemudian dilanjutkan kepada para nabi, malaikat, sahabat, tabi'in, para ulama, wali, dan syuhada. Rantai emas spiritual ini menunjukkan betapa seorang Muslim tidak pernah lepas dari sanad keilmuan dan keberkahan para pendahulunya. Barulah setelah itu, doa dikhususkan kepada keluarga, kerabat, dan kaum Muslimin secara umum. Urutan ini mengajarkan tentang pentingnya adab, hierarki spiritual, dan rasa terima kasih kepada seluruh mata rantai kebaikan yang telah membentuk keimanan kita.

Pentingnya Niat dan Tawasul dalam Hadoroh

Setiap amalan dalam Islam bergantung pada niatnya. Demikian pula hadoroh. Niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT adalah fondasi utama agar amalan ini diterima. Sebelum memulai rangkaian bacaan, seseorang harus menata hatinya, memfokuskan pikirannya, dan menetapkan niat di dalam hati untuk menghadiahkan pahala bacaan tersebut kepada arwah-arwah yang akan ia sebutkan. Niat ini adalah pembeda antara bacaan biasa dengan bacaan yang secara khusus ditujukan untuk orang lain.

Salah satu pilar penting dalam hadoroh adalah tawasul. Tawasul secara bahasa berarti mencari perantara atau sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam konteks hadoroh, tawasul dilakukan dengan menyebut nama-nama mulia para kekasih Allah, seperti Nabi Muhammad SAW, para nabi lainnya, para sahabat, dan para wali. Tujuannya bukan untuk menyembah mereka, melainkan untuk memohon kepada Allah melalui kemuliaan dan kedudukan tinggi yang mereka miliki di sisi-Nya. Ini adalah bentuk kerendahan hati, mengakui bahwa diri ini penuh dengan dosa dan kekurangan, sehingga 'menitipkan' doa melalui perantara hamba-hamba-Nya yang saleh agar lebih mustajab.

Dasar dari tawasul seringkali merujuk pada beberapa dalil, di antaranya firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 35: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, agar kamu beruntung." Para ulama menafsirkan kata 'wasilah' dalam ayat ini mencakup amal saleh dan juga pribadi-pribadi saleh yang dicintai Allah.

Dengan melakukan tawasul, kita berharap keberkahan dari pribadi-pribadi mulia tersebut turut menyertai doa yang kita panjatkan. Kita seolah-olah berkata, "Ya Allah, kami adalah hamba-Mu yang hina, namun kami datang kepada-Mu dengan menyebut nama-nama hamba yang Engkau cintai, seperti Nabi Muhammad SAW. Maka demi kecintaan-Mu kepada mereka, kabulkanlah permohonan kami ini." Ini adalah sebuah adab luhur dalam berdoa, menunjukkan pengakuan atas keagungan Allah dan kemuliaan para kekasih-Nya.

Urutan Lengkap Bacaan Hadoroh

Berikut adalah urutan bacaan hadoroh yang umum diamalkan, lengkap dengan teks Arab, latin, dan terjemahannya. Praktik ini bisa sedikit bervariasi di beberapa daerah, namun substansinya tetap sama.

1. Pengantar dan Istighfar

Dianjurkan untuk memulai dengan membaca istighfar untuk membersihkan diri dan memohon ampunan kepada Allah.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal 'adziim.

Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.

Dibaca minimal tiga kali dengan penuh penghayatan.

2. Hadoroh kepada Nabi Muhammad SAW dan Keluarga

Ini adalah bagian terpenting dan harus didahulukan sebagai bentuk penghormatan tertinggi. Kita mengirimkan Al-Fatihah kepada Rasulullah, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ الْكِرَامِ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadrotin nabiyyil mushthofaa, Muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa aalihii wa ash-haabihii wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ahli baitihil kiroom, syai-un lillaahi lahumul faatihah.

Teruntuk hadirat Nabi pilihan, Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, para istri, para keturunan, dan seluruh ahli baitnya yang mulia. Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah.

Setelah membaca lafal di atas, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah satu kali.

3. Hadoroh kepada Para Nabi, Malaikat, Sahabat, dan Tabi'in

Selanjutnya, kita memperluas cakupan doa kepada para utusan Allah, para malaikat muqarrabin, dan generasi terbaik umat Islam.

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa hadroti ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin, wash shohaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushonnifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa-ikatil muqorrobiin, khushuushon sayyidinaa asy-syaikh 'Abdul Qoodir al-Jailaani, syai-un lillaahi lahumul faatihah.

Kemudian, kepada hadirat saudara-saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang (kitab) yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada tuan kita Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah.

Setelah membaca lafal ini, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah satu kali.

4. Hadoroh kepada Seluruh Ahli Kubur Muslimin dan Muslimat

Ini adalah bagian di mana doa ditujukan secara umum kepada seluruh kaum Muslimin yang telah wafat, kemudian dikhususkan kepada keluarga kita.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa nakhushshu khushuushon ilaa manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li-ajlihii.

Kemudian, kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin laki-laki dan perempuan, kaum mukminin laki-laki dan perempuan, dari timur bumi hingga baratnya, di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami dan ibu-ibu kami, kakek-kakek kami dan nenek-nenek kami, dan kami lebih khususkan lagi kepada orang yang karena sebabnya kami berkumpul di sini.

5. Hadoroh Khusus (Menyebut Nama)

Di sinilah kita menyebutkan secara spesifik nama-nama arwah yang ingin kita doakan. Jika mendoakan ayah yang bernama Abdullah anak dari Adam, maka bacaannya adalah sebagai berikut:

خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah) بِنْ / بِنْتِ ... (sebutkan nama ayahnya)

Khushuushon ilaa ruuhi... (sebut nama almarhum) bin... (sebut nama ayahnya) ...

Khususnya kepada arwah... (Fulan) bin... (Fulan)...

Contoh:

Setelah menyebutkan nama-nama tersebut, tutup dengan kalimat:

شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Syai-un lillaahi lahumul faatihah.

Sesuatu karena Allah, untuk mereka, Al-Fatihah.

Kemudian, bacalah Surat Al-Fatihah dengan khusyuk satu kali.

Rangkaian Zikir dan Surat-surat Pendek Setelah Hadoroh

Setelah menyelesaikan rangkaian hadoroh Al-Fatihah, biasanya amalan dilanjutkan dengan membaca zikir-zikir dan surat-surat pendek lainnya untuk menambah 'hadiah' pahala yang dikirimkan. Urutan ini juga dapat bervariasi, namun umumnya mencakup:

1. Surat Al-Ikhlas (3 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.

Bismillahirrahmanirrahim. Qul huwallahu ahad. Allahus-shamad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".

2. Tahlil dan Takbir

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

3. Surat Al-Falaq (1 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

Bismillahirrahmanirrahim. Qul a'udzu birabbil falaq. Min syarri ma khalaq. Wa min syarri ghasiqin idza waqab. Wa min syarrin-naffasati fil 'uqad. Wa min syarri hasidin idza hasad.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".

4. Tahlil dan Takbir

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

5. Surat An-Nas (1 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Bismillahirrahmanirrahim. Qul a'udzu birabbin-nas. Malikin-nas. Ilahin-nas. Min syarril waswasil khannas. Alladzi yuwaswisu fi shudurin-nas. Minal jinnati wan-nas.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia".

6. Tahlil dan Takbir

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

7. Pembacaan Tahlil

Inti dari zikir adalah kalimat tahlil. Dibaca dengan jumlah sesuai keikhlasan, bisa 33 kali, 100 kali, atau lebih.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallah.

Tiada Tuhan selain Allah.

Dianjurkan untuk menutup rangkaian tahlil dengan bacaan berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah, shollallahu 'alaihi wa sallam.

Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan kepadanya.

Doa Penutup (Doa Arwah)

Setelah seluruh rangkaian zikir selesai, amalan ditutup dengan doa arwah. Doa ini berisi permohonan agar Allah menerima semua bacaan yang telah dilantunkan, menyampaikan pahalanya kepada arwah yang dituju, dan memberikan ampunan serta rahmat bagi mereka. Berikut adalah salah satu contoh doa arwah yang sering dibaca:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ ... (sebutkan kembali nama-nama yang dituju).

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجِنَانِ وَلَا تَجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ...

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil 'alamin, hamdan syakirin, hamdan na'imin, hamdan yuwafi ni'amahu wa yukafi-u mazidah. Ya rabbana lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhikal karimi wa 'azhimi sulthanik.

Allahumma sholli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aali sayyidina Muhammad.

Allahumma taqobbal wa awshil tsawaba ma qoro'nahu minal qur'anil 'azhim, wa ma hallalna wa ma sabbahna wa mas-taghfarna wa ma shollaina 'ala sayyidina Muhammadin shollallahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan washilatan wa rahmatan nazilatan wa barokatan syamilatan ilaa hadroti habibina wa syafi'ina wa qurroti a'yunina sayyidina wa maulana Muhammadin shollallahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jami'i ikhwanihi minal anbiya-i wal mursalin wal auliya-i wasy-syuhada-i wash-sholihin wash-shohabati wat-tabi'in wal 'ulama-il 'amilin wal mushonnifinal mukhlishin wa jami'il mujahidina fi sabilillahi robbil 'alamin.

Tsumma ilaa arwahi ahlil qubur minal muslimina wal muslimat wal mu'minina wal mu'minat, khususon ilaa ruuhi... (sebutkan lagi nama-namanya).

Allahummaghfir lahum warhamhum wa 'afihim wa'fu 'anhum. Allahummaj'al quburohum roudhotan min riyadhil jinan, wa la taj'al quburohum hufrotan min hufarin niran.

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina 'adzaban nar. Wa shollallahu 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shohbihi wa sallam. Subhana robbika robbil 'izzati 'amma yashifun, wa salamun 'alal mursalin, walhamdulillahi robbil 'alamin. Al-Fatihah...

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencakup tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh kepada hadirat kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Muhammad SAW, dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang kitab yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah, Tuhan semesta alam.

Kemudian kepada arwah ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, khususnya kepada arwah... (sebutkan namanya).

Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, jadikanlah kubur mereka taman dari taman-taman surga, dan janganlah Engkau jadikan kubur mereka lubang dari lubang-lubang neraka.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah...

Doa ditutup dengan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi.

Adab dan Etika dalam Melaksanakan Hadoroh

Untuk menyempurnakan amalan hadoroh, terdapat beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:

  1. Suci dari Hadas: Dianjurkan untuk berada dalam keadaan berwudhu, karena ini adalah adab dalam memuliakan Al-Qur'an dan berzikir.
  2. Menghadap Kiblat: Sebagaimana doa pada umumnya, menghadap kiblat dapat menambah kekhusyukan dan fokus.
  3. Khusyuk dan Ikhlas: Hati harus sepenuhnya hadir, menyadari setiap lafal yang diucapkan, dan niat semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.
  4. Pengucapan yang Benar: Berusaha untuk melafalkan setiap huruf Arab (makharijul huruf) dengan benar dan tartil (perlahan-lahan), terutama saat membaca Al-Qur'an.
  5. Memilih Waktu yang Tepat: Carilah waktu yang tenang dan tidak terburu-buru, seperti setelah shalat fardhu atau di sepertiga malam terakhir, agar bisa lebih meresapi setiap bacaan.

Hadoroh adalah untaian doa dan cinta yang menghubungkan dunia yang fana dengan alam keabadian. Ia adalah bukti bahwa kasih sayang dan bakti tidak terhalang oleh sekat kematian. Dengan melantunkan bacaan hadoroh, kita tidak hanya mengirimkan kebaikan bagi yang telah tiada, tetapi juga menenangkan jiwa kita sendiri dengan zikir dan munajat kepada Allah SWT, Sang Pemilik segala kehidupan dan kematian.

🏠 Kembali ke Homepage