Panduan Lengkap Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu
Sholat adalah tiang agama, sebuah momen sakral di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Sang Pencipta. Namun, hubungan spiritual ini tidak seharusnya terputus begitu salam diucapkan. Justru, saat setelah sholat adalah waktu yang sangat mustajab dan penuh berkah untuk melanjutkan ibadah melalui dzikir dan doa. Berdzikir sesudah sholat fardhu merupakan amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebuah kebiasaan mulia yang memiliki banyak keutamaan untuk ketenangan jiwa dan kedekatan diri kepada Allah SWT.
Aktivitas ini bukan sekadar rutinitas mengucapkan lafaz-lafaz tertentu. Lebih dari itu, dzikir adalah proses menghidupkan kembali kesadaran akan kebesaran Allah, merenungi setiap kalimat pujian, permohonan ampun, dan pengagungan kepada-Nya. Ia adalah jembatan yang menyambungkan kekhusyukan dalam sholat dengan aktivitas kita di dunia nyata. Dengan berdzikir, hati yang mungkin sempat lalai akan kembali tertambat kepada sumber segala kekuatan dan kedamaian. Artikel ini akan memandu Anda secara rinci mengenai urutan bacaan dzikir yang umum diamalkan, lengkap dengan makna mendalam di setiap lafaznya.
Urutan dan Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu
Berikut adalah susunan bacaan wirid dan dzikir yang dianjurkan untuk dibaca setelah menyelesaikan sholat fardhu lima waktu. Urutan ini didasarkan pada hadits-hadits shahih dan praktik para ulama salafus shalih. Mari kita resapi setiap kalimatnya.
1. Membaca Istighfar (3 kali)
Langkah pertama setelah sholat adalah memohon ampunan kepada Allah. Ini adalah bentuk kerendahan hati seorang hamba yang menyadari bahwa sholatnya mungkin masih jauh dari kata sempurna, penuh dengan kekurangan dan kelalaian. Istighfar menjadi pembersih awal, membuka pintu rahmat Allah sebelum kita memuji-Nya.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Membaca istighfar sebanyak tiga kali mengajarkan kita untuk senantiasa merasa butuh akan ampunan Allah. Lafaz "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) dan "Al-Qayyum" (Yang Maha Berdiri Sendiri) adalah dua nama Allah yang agung. Al-Hayyu berarti Allah memiliki kehidupan yang sempurna, abadi, tanpa awal dan akhir, serta menjadi sumber kehidupan bagi seluruh makhluk. Al-Qayyum berarti Allah Maha Mandiri, tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya, dan justru seluruh makhluk bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dengan menyebut kedua nama ini, kita mengakui bahwa hanya kepada-Nya lah tempat kita kembali dan memohon, karena Dia-lah yang mengurus segala urusan kita.
2. Membaca Doa Keselamatan dan Pujian
Setelah memohon ampun, kita memuji Allah sebagai sumber kedamaian dan keberkahan. Doa ini merupakan pengakuan bahwa segala bentuk keselamatan dan kesejahteraan hakikatnya berasal dari Allah SWT.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya: "Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."
As-Salaam adalah salah satu dari Asmaul Husna (nama-nama Allah yang indah). Nama ini mengandung makna bahwa Allah Maha Selamat dari segala aib dan kekurangan, dan Dia adalah sumber kedamaian sejati. Ketika kita mengucapkan "Antas Salaam" (Engkaulah sumber keselamatan), kita menafikan adanya sumber kedamaian lain selain Dia. Kemudian, "wa minkas salaam" (dan dari-Mu lah keselamatan) adalah penegasan bahwa setiap ketenangan, keamanan, dan kebahagiaan yang kita rasakan adalah anugerah murni dari-Nya. Kalimat penutup "Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam" (Wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan) adalah bentuk sanjungan tertinggi, mengakui kebesaran dan kedermawanan Allah yang tak terbatas.
3. Pujian Tauhid dan Pengakuan Kekuasaan Allah
Selanjutnya, kita membaca kalimat tahlil yang menegaskan keesaan Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak atas segala sesuatu. Dzikir ini memiliki keutamaan yang sangat besar.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kalimat ini adalah inti dari ajaran Islam, yaitu tauhid. "Laa ilaaha illallaah" adalah penolakan terhadap segala bentuk sesembahan selain Allah dan penetapan bahwa ibadah hanya pantas ditujukan kepada-Nya. "Wahdahu laa syariika lah" memperkuat makna keesaan-Nya, meniadakan segala bentuk sekutu baik dalam zat, sifat, maupun perbuatan-Nya. "Lahul mulku" menegaskan bahwa kekuasaan absolut di langit dan di bumi hanyalah milik-Nya. "Wa lahul hamdu" menyatakan bahwa segala puji yang sempurna dan mutlak hanya layak untuk-Nya. "Yuhyii wa yumiitu" adalah pengakuan bahwa siklus kehidupan dan kematian ada dalam genggaman-Nya, sebuah pengingat akan kefanaan kita dan keabadian-Nya. Diakhiri dengan "wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir", sebuah keyakinan yang menenangkan hati bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.
4. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 kali)
Ini adalah bagian inti dari wirid yang sangat dianjurkan, yang sering disebut sebagai "Tasbih Fatimah". Merutinkannya dapat menghapus dosa-dosa kecil dan mendatangkan pahala yang melimpah.
a. Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah
Artinya: "Maha Suci Allah"
Mengucapkan "Subhanallah" adalah tindakan menyucikan Allah dari segala sifat yang tidak pantas bagi-Nya. Ini adalah pengakuan bahwa Allah terbebas dari segala kekurangan, kelemahan, kebutuhan, atau keserupaan dengan makhluk-Nya. Ketika kita melihat keindahan alam, kita bertasbih. Ketika kita terhindar dari musibah, kita bertasbih. Tasbih membersihkan pikiran kita dari gambaran-gambaran keliru tentang Tuhan dan menegaskan kesempurnaan-Nya yang mutlak.
b. Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - 33 kali
اَلْحَمْدُ لِلهِ
Alhamdulillah
Artinya: "Segala puji bagi Allah"
Mengucapkan "Alhamdulillah" adalah ungkapan rasa syukur yang paling mendalam. Kata "Al-hamdu" tidak sekadar berarti 'terima kasih', tetapi mencakup segala bentuk pujian yang sempurna. Kita memuji Allah bukan hanya atas nikmat yang kita terima, tetapi juga karena Dzat-Nya yang memang layak untuk dipuji. Tahmid melatih hati untuk selalu melihat sisi positif dan anugerah dalam setiap keadaan, menumbuhkan sifat qana'ah (merasa cukup) dan menjauhkan dari keluh kesah.
c. Takbir (اَللهُ أَكْبَرُ) - 33 kali
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar"
Mengucapkan "Allahu Akbar" adalah pengakuan akan kebesaran Allah yang tiada tandingannya. Kalimat ini mengingatkan kita bahwa Allah lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari ketakutan kita, lebih besar dari ambisi kita, dan lebih besar dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Takbir menanamkan keberanian, mengecilkan urusan duniawi di hadapan keagungan Ilahi, dan melenyapkan kesombongan dari dalam diri. Ketika hati merasa sempit, takbir melapangkannya. Ketika jiwa merasa lemah, takbir menguatkannya.
5. Penutup Dzikir ke-100
Untuk menyempurnakan bilangan menjadi seratus, kita kembali membaca kalimat tahlil yang agung, sebagai penegas kembali pilar utama keimanan kita.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Menggenapkan dzikir menjadi seratus dengan kalimat tauhid ini memiliki fadhilah yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang membaca rangkaian tasbih, tahmid, takbir sebanyak 33 kali dan menggenapkannya dengan kalimat ini, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. Ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya.
Bacaan Tambahan yang Dianjurkan
Selain rangkaian dzikir utama di atas, terdapat beberapa bacaan dari Al-Qur'an yang sangat dianjurkan untuk dibaca setelah sholat karena keutamaannya yang besar, terutama sebagai pelindung diri.
6. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi dikenal sebagai ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Membacanya setelah sholat fardhu menjadi sebab seorang hamba dilindungi oleh Allah hingga sholat berikutnya, dan dijanjikan surga jika ia meninggal dunia.
اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta'khuzuhu sinatuw wa laa na'um, lahu maa fis-samaawaati wa maa fil-ard, man zallazii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiituna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa laa ya'uduhu hifzuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim.
Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang Terus Menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung."
Merenungi Ayat Kursi adalah menyelami samudra keagungan sifat-sifat Allah. Ayat ini secara komprehensif menjelaskan tentang tauhid uluhiyah dan rububiyah, keesaan Allah dalam peribadatan dan penciptaan. Ia menegaskan kehidupan-Nya yang sempurna, kekuasaan-Nya yang tak terbatas, ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu, dan kebesaran "Kursi"-Nya yang menggambarkan luasnya kerajaan-Nya. Membacanya dengan penuh keyakinan akan menumbuhkan rasa aman dan tawakal yang mendalam di dalam hati.
7. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (Masing-masing 1 kali)
Ketiga surat pendek ini, yang dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzat" (surat-surat perlindungan), memiliki kekuatan luar biasa untuk melindungi diri dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan membacanya sebanyak tiga kali.
a. Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Surat ini adalah deklarasi murni tentang siapa Allah. Ia menolak segala konsep trinitas, politeisme, dan antropomorfisme (menyerupakan Tuhan dengan makhluk). Membacanya setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an dari segi pahala karena kandungannya yang begitu fundamental.
b. Surat Al-Falaq (Perlindungan dari Kejahatan Luar)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Artinya: "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
Surat ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari kejahatan-kejahatan eksternal: kejahatan makhluk secara umum, kejahatan di kegelapan malam, kejahatan sihir, dan kejahatan dari sifat iri dan dengki manusia.
c. Surat An-Nas (Perlindungan dari Kejahatan Dalam)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
Artinya: "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Rajanya manusia, Sembahannya manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
Jika Al-Falaq untuk perlindungan dari luar, maka An-Nas adalah untuk perlindungan dari dalam, yaitu dari bisikan jahat (waswas) yang berasal dari setan, baik dari golongan jin maupun manusia, yang berusaha merusak hati dan iman seseorang.
Menutup dengan Doa
Setelah selesai berdzikir dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an, inilah saat yang paling mustajab untuk memanjatkan doa. Angkatlah kedua tangan dengan penuh kerendahan hati dan sampaikan segala hajat, permohonan, dan harapan kepada Allah SWT. Tidak ada doa khusus yang baku, Anda bisa berdoa dengan bahasa apapun yang Anda pahami. Namun, ada baiknya memulai doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Contoh doa penutup yang bisa dipanjatkan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّdٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, dengan pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
"Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kecil."
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."
"Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."
Keutamaan dan Manfaat Merutinkan Dzikir Sesudah Sholat
Membiasakan diri untuk berdzikir setelah sholat bukanlah sekadar pelengkap, melainkan sebuah investasi spiritual yang memberikan banyak sekali manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
- Menambal Kekurangan Sholat: Dzikir berfungsi sebagai penyempurna. Seringkali sholat kita tidak khusyuk seratus persen. Pikiran melayang ke urusan pekerjaan, keluarga, atau masalah lainnya. Dzikir setelah sholat menjadi cara untuk menambal kekurangan tersebut dan meraih kembali fokus spiritual.
- Mendatangkan Ketenangan Jiwa: Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang penuh tekanan, dzikir adalah oase yang menyejukkan. Ia menjadi terapi jiwa yang paling efektif untuk meredakan stres, kecemasan, dan kegelisahan.
- Penggugur Dosa: Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, rangkaian dzikir tasbih, tahmid, dan takbir yang disempurnakan menjadi seratus dapat menghapuskan dosa-dosa seorang hamba, walau sebanyak buih di lautan. Ini adalah salah satu bentuk rahmat Allah yang paling luas.
- Memperberat Timbangan Amal: Setiap lafaz dzikir adalah amal shalih yang akan dihitung di hari kiamat. Kalimat "Subhanallah", "Alhamdulillah", "Laa ilaaha illallaah", dan "Allahu Akbar" adalah kalimat-kalimat yang paling dicintai oleh Allah dan akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita.
- Menjaga Koneksi dengan Allah: Sholat adalah puncak koneksi, dan dzikir adalah cara untuk menjaga kabel koneksi itu tetap terhubung sepanjang hari. Dengan berdzikir, kita tidak langsung "logout" dari mode ibadah, melainkan membawa suasana spiritual sholat ke dalam aktivitas kita selanjutnya.
- Benteng dari Gangguan Setan: Bacaan seperti Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzat adalah perisai gaib yang sangat kuat. Merutinkannya akan menjaga kita dari godaan setan, kejahatan sihir, 'ain (pandangan mata jahat), dan berbagai marabahaya lainnya atas izin Allah.
Menjadikan dzikir setelah sholat sebagai sebuah kebiasaan yang tidak terpisahkan adalah tanda cinta seorang hamba kepada Rabb-nya. Ini adalah waktu berkualitas yang kita sediakan khusus untuk-Nya, sebagai wujud syukur atas nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk dapat bersujud kepada-Nya. Janganlah tergesa-gesa beranjak setelah salam. Luangkanlah beberapa menit untuk berdialog, memuji, dan memohon kepada-Nya, karena di sanalah letak kekuatan dan ketenangan sejati.