Panduan Lengkap Bacaan Sholat Dhuha

Ilustrasi matahari terbit sebagai simbol waktu Sholat Dhuha Waktu Dhuha Ilustrasi matahari terbit sebagai simbol waktu Sholat Dhuha

Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah mu'akkad atau sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur, sholat ini menyimpan berbagai keutamaan dan fadhilah yang luar biasa. Sholat Dhuha sering disebut sebagai sholatnya orang-orang yang kembali taat (awwabin) dan menjadi sarana untuk membuka pintu rezeki, memohon ampunan, serta wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang tak terhingga.

Melaksanakan sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah momen spiritual untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta di awal hari. Dengan bacaan yang khusyuk dan doa yang tulus, seorang hamba berharap memulai harinya dengan keberkahan, ketenangan jiwa, dan kecukupan dari Allah. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai seluruh bacaan dalam sholat Dhuha, mulai dari niat, surat-surat yang dianjurkan, hingga doa penutup yang masyhur, beserta makna dan keutamaannya.

Niat Sholat Dhuha

Segala amal ibadah dalam Islam dimulai dengan niat. Niat adalah pondasi yang menentukan nilai dan arah dari sebuah perbuatan. Niat sholat Dhuha dilafalkan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun melafalkannya secara lisan tidak diwajibkan, banyak ulama menganjurkannya untuk membantu memantapkan hati.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.

"Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Jika Anda hendak melaksanakan sholat Dhuha lebih dari dua rakaat, misalnya empat rakaat dengan dua kali salam, maka niat ini diulang pada setiap dua rakaat. Niat yang tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah adalah kunci diterimanya ibadah ini.

Bacaan di Dalam Sholat Dhuha

Bacaan di dalam sholat Dhuha pada dasarnya sama dengan bacaan sholat pada umumnya, yang terdiri dari doa iftitah, Al-Fatihah, surat pendek, rukuk, i'tidal, sujud, dan seterusnya. Namun, terdapat beberapa surat yang secara khusus dianjurkan oleh para ulama untuk dibaca pada sholat Dhuha karena relevansi maknanya.

1. Doa Iftitah

Setelah takbiratul ihram, disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu yang paling umum dibaca adalah sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu akbar kabīraw wal hamdu lillāhi kathīraw wa subhānallāhi bukrotaw wa aşīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faţaras samāwāti wal ardh, hanīfam muslimaw wa mā ana minal musyrikīn. Inna şalātī wa nusukī wa mahyāya wa mamātī lillāhi rabbil ‘ālamīn. Lā syarīka lahū wa bidzālika umirtu wa ana minal muslimīn.

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."

2. Surat Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat. Al-Fatihah adalah Ummul Qur'an, induk dari Al-Qur'an, yang mengandung inti sari ajaran Islam: tauhid, pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan petunjuk, dan pemisahan antara jalan yang lurus dengan jalan yang sesat.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Bismillāhir-rahmānir-rahīm. Al-hamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-rahmānir-rahīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn. Ihdinas-sirātal-mustaqīm. Sirātallażīna an‘amta ‘alaihim gairil-magdūbi ‘alaihim wa lad-dāllīn.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

3. Surat-Surat yang Dianjurkan

Setelah membaca Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Untuk sholat Dhuha, ada beberapa surat yang sangat dianjurkan karena kesesuaian temanya dengan waktu dan keutamaan sholat Dhuha itu sendiri.

Pada Rakaat Pertama: Surat Asy-Syams (Matahari)

Surat Asy-Syams sangat cocok dibaca pada rakaat pertama. Surat ini dimulai dengan sumpah Allah atas berbagai ciptaan-Nya yang agung, termasuk matahari di waktu dhuha. Tema utamanya adalah tentang penyucian jiwa, yang sejalan dengan tujuan sholat Dhuha sebagai sarana pembersihan diri.

وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ. وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ. وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ. وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ. وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ. وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ. وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ. فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ. قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā. Wal-qamari iżā talāhā. Wan-nahāri iżā jallāhā. Wal-laili iżā yagsyāhā. Was-samā'i wa mā banāhā. Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā. Wa nafsiw wa mā sawwāhā. Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. Qad aflaḥa man zakkāhā. Wa qad khāba man dassāhā.

"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari (waktu dhuha). Demi bulan apabila mengiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya. Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."

Pada Rakaat Kedua: Surat Ad-Dhuha (Waktu Dhuha)

Surat ini adalah surat yang paling identik dengan sholat Dhuha. Diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW ketika beliau merasa sedih karena wahyu sempat terhenti, surat ini penuh dengan pesan optimisme, harapan, dan jaminan kasih sayang Allah yang tak pernah putus. Membacanya di waktu Dhuha seolah mengingatkan kita bahwa setelah gelapnya malam (kesulitan), pasti akan terbit terang benderangnya pagi (kemudahan).

وَالضُّحٰىۙ. وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ. وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ. وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ. اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ. وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ. وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ. فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ. وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْۗ. وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ

Waḍ-ḍuḥā. Wal-laili iżā sajā. Mā wadda‘aka rabbuka wa mā qalā. Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā. Wa lasaufa yu‘ṭīka rabbuka fa tarḍā. Alam yajidka yatīman fa āwā. Wa wajadaka ḍāllan fa hadā. Wa wajadaka ‘ā'ilan fa agnā. Fa ammal-yatīma falā taqhar. Wa ammas-sā'ila falā tanhar. Wa ammā bini‘mati rabbika fa ḥaddiṡ.

"Demi waktu dhuha. Dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu. Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."

Alternatif lain jika Anda melaksanakan sholat Dhuha lebih dari dua rakaat, atau jika belum hafal kedua surat di atas, bisa juga membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Keduanya juga memiliki keutamaan yang besar.

4. Bacaan Rukuk, I'tidal, Sujud, dan Gerakan Lainnya

Bacaan pada gerakan-gerakan sholat lainnya adalah sama persis dengan sholat fardhu maupun sunnah lainnya. Kekhusyukan dalam melafalkan dan merenungi maknanya akan menambah kualitas sholat kita.

Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.

Doa dan Dzikir Setelah Sholat Dhuha

Inilah bagian yang paling dinantikan dan menjadi ciri khas dari sholat Dhuha. Setelah menyelesaikan sholat, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak, melainkan meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa khusus sholat Dhuha. Doa ini berisi pengakuan mutlak atas kekuasaan Allah dan permohonan agar Allah memudahkan rezeki serta urusan kita.

Doa Populer Setelah Sholat Dhuha

Doa berikut ini sangat masyhur dan banyak diamalkan oleh kaum muslimin setelah menunaikan sholat Dhuha. Kandungan maknanya sangat dalam dan menyentuh.

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allāhumma innad-dhuhā'a dhuhā'uka, wal-bahā'a bahā'uka, wal-jamāla jamāluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-'ismata 'ismatuka. Allāhumma in kāna rizkī fis-samā'i fa anzilhu, wa in kāna fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kāna mu'siran fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa in kāna ba'īdan fa qarribhu, bi haqqi dhuhā'ika wa bahā'ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika, ātinī mā ātaita 'ibādakas-shālihīn.

"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah, dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."

Merenungi doa ini mengajarkan kita tentang konsep tawakal yang sesungguhnya. Kita mengakui bahwa segala sumber kebaikan, kekuatan, dan keindahan berasal dari Allah. Kemudian kita memasrahkan urusan rezeki kita sepenuhnya kepada-Nya, memohon agar Dia yang mengatur dan memudahkan segalanya. Ini adalah bentuk kepasrahan total seorang hamba kepada Rabb-nya.

Keutamaan dan Fadhilah Sholat Dhuha

Mengapa sholat Dhuha begitu istimewa? Jawabannya terletak pada berbagai keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Memahami fadhilah ini akan semakin memotivasi kita untuk istiqamah dalam menjalankannya.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat diganti dengan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)

1. Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh

Hadis di atas menjelaskan salah satu keutamaan paling menakjubkan dari sholat Dhuha. Tubuh manusia memiliki sekitar 360 sendi, dan setiap sendi tersebut wajib kita syukuri setiap harinya dengan cara bersedekah. Tentu akan sangat merepotkan jika kita harus melakukan 360 jenis kebaikan setiap pagi. Namun, dengan rahmat Allah, cukup dengan melaksanakan dua rakaat sholat Dhuha, kewajiban sedekah untuk seluruh sendi tubuh kita telah tertunaikan. Ini menunjukkan betapa ringkas dan penuh berkahnya ibadah ini.

2. Dicukupkan Rezekinya Sepanjang Hari

Sholat Dhuha dikenal sebagai sholat pembuka pintu rezeki. Ini bukan sekadar sugesti, melainkan janji langsung dari Allah SWT melalui sebuah hadis qudsi.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi).

Kecukupan di sini memiliki makna yang sangat luas. Bukan hanya rezeki materi berupa uang atau harta, tetapi juga kecukupan dalam bentuk kesehatan, ketenangan batin, kemudahan dalam urusan, terhindar dari musibah, dan perasaan qana'ah (merasa cukup) atas apa yang Allah berikan. Dengan memulai hari "melapor" kepada Sang Pemberi Rezeki, kita seolah-olah menyerahkan manajemen hari kita kepada-Nya, dan Allah berjanji akan mengurusnya dengan baik.

3. Dibangunkan Istana di Surga

Bagi mereka yang rutin dan konsisten (istiqamah) dalam menjaga sholat Dhuha, Allah menjanjikan ganjaran yang luar biasa di akhirat kelak. Salah satunya adalah sebuah istana yang terbuat dari emas di surga. Ini adalah motivasi jangka panjang yang mengingatkan kita bahwa setiap usaha di dunia ini akan dibalas dengan balasan yang jauh lebih baik dan abadi.

4. Diampuni Dosa-Dosanya

Sholat sunnah, termasuk Dhuha, berfungsi sebagai penyempurna sholat fardhu dan penggugur dosa-dosa kecil yang mungkin kita lakukan tanpa sadar. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Ini adalah kesempatan emas untuk membersihkan catatan amal kita setiap hari. Dengan hati yang bersih dari dosa, doa akan lebih mudah terkabul, dan hidup pun akan terasa lebih ringan dan berkah.

5. Wasiat Khusus dari Rasulullah SAW

Betapa pentingnya sholat Dhuha hingga menjadi salah satu dari tiga wasiat utama yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabat terdekatnya, seperti yang dituturkan oleh Abu Hurairah RA.

"Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebuah amalan yang menjadi wasiat khusus dari Nabi tentulah bukan amalan biasa. Ini menunjukkan betapa besar cinta beliau kepada umatnya, dengan menunjukkan jalan-jalan kebaikan yang dapat mengangkat derajat mereka di sisi Allah SWT.

Dengan memahami setiap lafal bacaan, meresapi maknanya, dan menyadari keutamaannya yang agung, semoga kita dapat melaksanakan sholat Dhuha dengan lebih khusyuk dan istiqamah. Jadikanlah sholat Dhuha sebagai waktu istimewa kita di pagi hari, sebuah "investasi" spiritual yang akan memberikan keuntungan berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. Mulailah hari dengan bersujud, dan biarkan Allah yang mengatur sisa hari kita dengan cara-Nya yang terbaik.

🏠 Kembali ke Homepage