Mengungkap Misteri Rum: Panduan Lengkap Baca Komik Detektif Conan Volume 90
Dalam semesta Detektif Conan yang luas dan penuh intrik, setiap volume baru membawa kita selangkah lebih dekat pada kebenaran, sekaligus menyeret kita lebih dalam ke jurang misteri. Bagi para penggemar setia, momen untuk baca komik Detektif Conan Volume 90 merupakan sebuah penanda krusial. Volume ini bukan sekadar kumpulan kasus biasa; ia adalah gerbang pembuka menuju salah satu arc paling dinanti dan paling menegangkan dalam seluruh seri: perburuan identitas Rum, orang nomor dua di Organisasi Hitam. Volume 90 dengan lihai menanam benih-benih kecurigaan, memperkenalkan karakter-karakter baru yang ambigu, dan menguji kemampuan deduksi para pembacanya hingga batas maksimal.
Menyelami setiap halaman di volume ini terasa seperti menyusun sebuah puzzle raksasa di mana beberapa kepingan penting baru saja diletakkan di atas meja. Gosho Aoyama, sang maestro, tidak hanya menyajikan kasus-kasus pembunuhan yang cerdas dan rumit, tetapi juga secara perlahan menarik tirai yang menyelimuti konspirasi Organisasi Hitam. Dari misteri makhluk luar angkasa yang aneh, penemuan tengkorak di sebuah gudang sekolah yang menyeramkan, hingga pertarungan sengit di arena kendo yang berujung maut, setiap cerita memiliki benang merah yang sama: kehadiran sosok-sosok baru yang potensial menjadi kawan atau lawan paling berbahaya yang pernah dihadapi Conan Edogawa. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif Anda, membedah setiap kasus, menganalisis setiap petunjuk, dan mengupas setiap teori yang muncul saat Anda menikmati pengalaman baca komik Detektif Conan Volume 90.
Setiap petunjuk adalah kunci, setiap kasus adalah sebuah pintu menuju kebenaran.
Kasus 1: Insiden UFO Sulit Milik Detektif Chiba (File 951-953)
Volume 90 dibuka dengan sebuah kasus yang ringan namun sarat dengan perkembangan karakter yang telah lama dinantikan para penggemar, khususnya yang mengikuti kisah romansa di jajaran Kepolisian Metropolitan Tokyo. Kasus ini berpusat pada Detektif Wataru Chiba, yang dikenal dengan postur tubuhnya yang tambun dan kecintaannya pada makanan.
Awal Mula Kasus: Diet, Pertemuan Tak Terduga, dan Makhluk Asing
Cerita dimulai dengan Detektif Chiba yang sedang berjuang keras menjalankan program diet. Motivasinya? Sebuah kenangan masa kecil tentang cinta pertamanya, seorang gadis kecil yang kini kita kenal sebagai Naeko Miike, petugas polisi lalu lintas. Chiba samar-samar mengingat gadis itu menyukai pria yang lebih kurus, sebuah dorongan yang cukup kuat untuk membuatnya menolak godaan makanan cepat saji. Takdir seolah bermain, saat sedang berpatroli, ia bertemu kembali dengan Naeko Miike, yang sedang menangani sebuah kasus. Sayangnya, karena perubahan drastis pada berat badannya, Naeko tidak lagi mengenali Chiba sebagai teman masa kecilnya, sebuah ironi yang menjadi bumbu komedi dalam kasus ini.
Mereka dipanggil ke sebuah apartemen di mana seorang pria ditemukan tewas. Yang membuat kasus ini unik adalah TKP-nya. Korban adalah seorang penggemar berat UFO dan alien. Kamarnya dipenuhi dengan pernak-pernik bertema luar angkasa, dan yang paling aneh, di dekat tubuhnya terdapat sebuah pesan yang seolah-olah ditulis oleh alien. Pesan ini menjadi pusat penyelidikan awal. Grup Detektif Cilik—Conan, Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko—yang kebetulan berada di dekat lokasi, tentu saja langsung ikut terlibat, menambah keramaian dan sudut pandang baru dalam penyelidikan. Kehadiran mereka memaksa Conan untuk sekali lagi menyeimbangkan perannya sebagai anak kecil yang ingin tahu dan detektif jenius yang harus memecahkan kasus tanpa membongkar identitasnya.
Penyelidikan Dimulai: Para Tersangka dan Pesan Kriptik
Penyelidikan yang dipimpin oleh Inspektur Megure dan Detektif Takagi memperkenalkan kita pada tiga tersangka utama. Mereka semua adalah anggota klub UFO yang sama dengan korban. Masing-masing memiliki alibi dan potensi motif. Tersangka pertama adalah seorang programmer yang tampak gugup, tersangka kedua adalah seorang penulis fiksi ilmiah yang sinis, dan yang ketiga adalah seorang mahasiswi yang tenang dan observatif. Ketiganya baru saja mengadakan pertemuan di apartemen korban beberapa jam sebelum kematiannya.
Fokus utama investigasi adalah memecahkan "pesan alien" yang ditinggalkan. Pesan tersebut terdiri dari simbol-simbol aneh yang tidak memiliki arti yang jelas. Polisi pada awalnya bingung, bahkan sempat mempertimbangkan kemungkinan bahwa pesan itu hanyalah lelucon yang tidak relevan. Namun, Conan, dengan matanya yang tajam, segera menyadari bahwa pesan itu adalah sebuah petunjuk kematian (dying message) yang disamarkan dengan cerdik. Ia memperhatikan detail-detail kecil di sekitar ruangan—posisi benda, noda yang aneh, hingga cara korban tergeletak—yang semuanya tampaknya berhubungan dengan pesan kriptik tersebut. Kogoro Mouri, yang seperti biasa ikut serta, melontarkan teori-teori ngawur yang justru secara tidak langsung membantu Conan mengarahkan pemikirannya ke jalur yang benar.
"Ketika hal yang mustahil telah disingkirkan, apa pun yang tersisa, betapapun mustahilnya, pastilah kebenaran." Prinsip dasar Sherlock Holmes ini sekali lagi menjadi panduan Conan dalam membedah trik yang tampak supranatural menjadi sebuah logika kejahatan yang dingin.
Sementara penyelidikan kriminal berjalan, subplot romantis antara Chiba dan Naeko terus berkembang. Naeko, meskipun tidak mengenali Chiba, mulai merasakan adanya koneksi dan keakraban. Ia teringat pada video masa kecil di mana ia memberikan semangat kepada Chiba saat lomba lari, sebuah kenangan yang sangat berharga bagi keduanya. Interaksi canggung namun manis di antara mereka memberikan jeda yang menyegarkan dari ketegangan kasus pembunuhan.
Pemecahan Misteri dan Romansa yang Kembali Bersemi
Melalui serangkaian deduksi yang brilian, Conan akhirnya berhasil memecahkan kode tersebut. Ia menyadari bahwa pesan alien itu bukanlah tentang simbol, melainkan tentang apa yang *tidak* ada di sana. Pelaku telah dengan cerdik memanipulasi objek di sekitar korban untuk menciptakan ilusi pesan dari luar angkasa, padahal sebenarnya itu adalah petunjuk yang menunjuk langsung pada identitas si pembunuh. Dengan menggunakan jam tangan penembak bius dan dasi kupu-kupu pengubah suara, Conan meminjam mulut Kogoro Mouri untuk membeberkan seluruh kebenaran.
Triknya ternyata melibatkan penggunaan proyektor dan stensil untuk membuat "simbol alien" di dinding, sementara petunjuk sebenarnya tersembunyi dalam bayangan dan posisi furnitur. Motif pembunuhan, seperti yang sering terjadi, berakar pada pengkhianatan dan keserakahan di antara anggota klub UFO tersebut. Setelah pelaku terungkap dan ditangkap, fokus kembali pada Chiba dan Naeko. Di akhir kasus, Naeko akhirnya menyadari siapa sebenarnya Detektif Chiba yang kini lebih ramping. Sebuah sapu tangan yang pernah ia berikan pada Chiba di masa kecil menjadi bukti tak terbantahkan. Momen realisasi ini menjadi puncak yang memuaskan bagi para penggemar, menandai langkah maju yang signifikan dalam hubungan mereka, meskipun sifat pemalu dan canggung Chiba masih menjadi penghalang yang lucu. Kasus pembuka ini berhasil menggabungkan misteri, komedi, dan romansa dengan sangat baik, menjadi pemanasan yang sempurna sebelum volume ini memasuki alur cerita yang jauh lebih gelap dan serius.
Kasus 2: Misteri Tengkorak Guru Baru (File 954-957)
Setelah kasus yang relatif ringan, Aoyama-sensei langsung membawa pembaca ke dalam salah satu misteri paling signifikan dalam arc Rum. Kasus ini tidak hanya menegangkan dari sisi kriminal, tetapi juga memperkenalkan salah satu karakter paling ambigu dan berpotensi berbahaya dalam seri ini: Rumi Wakasa.
Kemunculan Rumi Wakasa yang Penuh Teka-Teki
Hari biasa di Sekolah Dasar Teitan berubah menjadi penuh ketegangan dengan kedatangan seorang guru wali kelas baru, Rumi Wakasa. Sejak awal kemunculannya, ia sudah memancarkan aura yang aneh. Di satu sisi, ia terlihat sangat kikuk, sering tersandung, menabrak barang, dan tampak ceroboh. Namun, di sisi lain, ada kilatan tajam di matanya yang menunjukkan kecerdasan dan kewaspadaan yang luar biasa. Tingkah lakunya yang kontradiktif ini segera menarik perhatian Conan dan, yang lebih penting, memicu "alarm bahaya" dari Ai Haibara. Haibara merasakan aura yang sama menakutkannya seperti yang ia rasakan dari anggota Organisasi Hitam lainnya, membuatnya sangat waspada dan curiga terhadap guru baru tersebut.
Rumi Wakasa mengajak Grup Detektif Cilik untuk membantunya mengambil beberapa barang di gudang tua sekolah. Tentu saja, "kekikukannya" kembali beraksi. Ia tersandung dan menjatuhkan rak tua, yang kemudian membongkar sebuah dinding palsu. Di balik dinding itu, mereka menemukan pemandangan yang mengerikan: sebuah kerangka manusia yang sudah terbaring selama bertahun-tahun, memegang sebuah tongkat dengan ukiran aneh di atasnya. Penemuan ini sontak mengubah suasana sekolah menjadi lokasi investigasi pembunuhan.
Kode Kematian di Gudang Tua
Polisi, yang dipimpin oleh Inspektur Megure, segera tiba di lokasi. Dari penyelidikan awal, diketahui bahwa kerangka tersebut kemungkinan besar adalah milik seorang perampok yang menghilang sekitar sepuluh tahun yang lalu. Perampok ini dikenal sering membawa tongkat unik miliknya. Yang lebih membingungkan adalah adanya sebuah pesan kematian yang tampaknya ditinggalkan oleh korban di lantai, di dekat kerangka. Pesan tersebut adalah serangkaian karakter kanji yang rusak dan sulit diinterpretasikan.
Penyelidikan berlanjut dengan menginterogasi para guru senior dan kepala sekolah yang sudah bekerja di SD Teitan sejak sepuluh tahun lalu. Mereka semua tampak terkejut, namun Conan merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Selama proses ini, Rumi Wakasa terus menunjukkan sifat gandanya. Ia akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tampak polos namun sebenarnya sangat tajam dan mengarah pada inti masalah. "Kecelakaan-kecelakaan" kecil yang dialaminya secara ajaib selalu berhasil menyingkap petunjuk baru, seperti "tidak sengaja" menyenggol sebuah benda yang ternyata penting, atau "terpeleset" di dekat lokasi yang menyimpan bukti. Conan mulai curiga bahwa semua kekikukan itu hanyalah sebuah akting yang sangat meyakinkan.
Haibara berbisik pada Conan, "Aku merasakannya... aura yang sama... dari orang-orang itu." Kalimat ini menegaskan bahwa kehadiran Rumi Wakasa bukan hanya sekadar karakter pendukung biasa, melainkan seseorang yang terhubung langsung dengan dunia gelap yang selama ini mereka hindari.
Dua Wajah Sang Guru: Analisis Mendalam Karakter Rumi
Puncak dari ambiguitas karakter Rumi Wakasa terjadi saat ia dan Grup Detektif Cilik terpojok oleh para pelaku kejahatan yang sebenarnya. Para pelaku, yang ternyata adalah beberapa guru, kembali ke gudang untuk memastikan rahasia mereka tetap terkubur. Mereka mengancam anak-anak dan Rumi. Dalam situasi genting ini, sisi kikuk Rumi lenyap seketika. Dalam kegelapan gudang, ketika lampu senter pelaku mati, terdengar suara perkelahian singkat. Saat lampu kembali menyala, para penjahat sudah terkapar tak berdaya. Rumi berdiri di sana, dengan ekspresi dingin dan tatapan mata yang mematikan, sambil memegang tongkat dari kerangka tersebut. Ia kemudian dengan cepat kembali ke persona kikuknya, seolah-olah ia hanya beruntung bisa melumpuhkan mereka.
Momen ini sangat krusial. Conan menyaksikan transformasi tersebut dan yakin bahwa Rumi Wakasa adalah seorang petarung yang sangat terampil dan berbahaya, yang dengan sengaja menyembunyikan kemampuannya. Pertanyaan yang muncul di benak Conan dan pembaca adalah: siapa sebenarnya Rumi Wakasa? Apakah ia Rum? Ataukah ia Asaca, pengawal yang menghilang dalam kasus pembunuhan Haneda Koji 17 tahun lalu? Atau mungkin ia adalah pihak ketiga yang juga memburu Organisasi Hitam? Matanya yang satu tampak memiliki masalah penglihatan, sebuah ciri yang cocok dengan deskripsi Rum.
Kebenaran di Balik Tulang Belulang
Dengan petunjuk yang "diberikan" secara tidak langsung oleh Rumi, Conan akhirnya memecahkan kode pesan kematian. Ia menyadari bahwa pesan itu harus dibaca dengan cara yang tidak biasa, dan ketika dipecahkan, pesan itu dengan jelas menunjuk pada para guru yang menjadi pelaku. Motif mereka adalah keserakahan atas hasil rampokan. Mereka membunuh rekan mereka sepuluh tahun yang lalu dan menyembunyikan mayatnya di gudang, berharap semua orang melupakannya.
Kasus ini ditutup dengan tertangkapnya para pelaku, namun misteri yang lebih besar justru baru saja dimulai. Di akhir cerita, Rumi Wakasa terlihat sedang melihat sebuah situs web di laptopnya. Situs itu menampilkan daftar korban APTX 4869, termasuk nama Shinichi Kudo. Ekspresi wajahnya saat itu sangat dingin dan penuh perhitungan, sangat kontras dengan citra guru ceroboh yang ia tampilkan. Bab-bab ini dengan sempurna menetapkan Rumi Wakasa sebagai kandidat Rum yang sangat kuat dan menjadi salah satu alasan utama mengapa para penggemar harus segera baca komik Detektif Conan Volume 90.
Kasus 3: Pembunuhan di Turnamen Kendo (File 958-962)
Setelah ketegangan yang dibangun oleh Rumi Wakasa, panggung cerita berpindah ke Osaka, membawa kembali rival sekaligus sahabat terbaik Conan, Heiji Hattori. Kasus ini tidak hanya menyajikan misteri pembunuhan yang rumit, tetapi juga secara dramatis meningkatkan kompleksitas dalam hubungan asmara Heiji dan Kazuha dengan memperkenalkan karakter baru yang sangat berpengaruh.
Heiji Hattori, Kazuha, dan Kemunculan Momiji Ooka
Cerita dimulai dengan Heiji yang berpartisipasi dalam sebuah turnamen kendo tingkat nasional. Ia bertekad untuk memenangkan turnamen tersebut agar memiliki kesempatan sempurna untuk menyatakan cintanya pada Kazuha Toyama. Namun, rencananya yang sudah rapuh itu diganggu oleh kedatangan Momiji Ooka, seorang gadis kaya raya dari Kyoto yang juga merupakan juara karuta. Dengan percaya diri, Momiji mendekati Heiji dan menyatakan bahwa Heiji adalah "calon suaminya" di masa depan, berdasarkan sebuah janji masa kecil yang Heiji sendiri sudah lupakan.
Kemunculan Momiji sontak menciptakan ketegangan yang luar biasa. Kazuha, yang sudah frustrasi dengan ketidakpekaan Heiji, kini harus menghadapi saingan yang agresif, cantik, dan kaya. Momiji didampingi oleh kepala pelayannya yang misterius dan sangat kompeten, Muga Iori. Iori tidak hanya melayani Momiji, tetapi juga menunjukkan kemampuan observasi dan deduksi yang tajam, membuatnya menjadi karakter sekunder yang menarik. Dinamika antara Heiji, Kazuha, dan Momiji menjadi latar belakang emosional yang kuat untuk kasus pembunuhan yang akan terjadi.
Tragedi di Arena: Pertarungan Deduksi Dimulai
Di tengah panasnya kompetisi dan drama percintaan, seorang reporter yang meliput turnamen ditemukan tewas di gudang penyimpanan peralatan. Korban ditusuk dari belakang, dan tidak ada senjata pembunuhan yang ditemukan di lokasi. Polisi Osaka, yang dipimpin oleh ayah Heiji, Heizo Hattori, dan Goro Otaki, segera memulai penyelidikan. Para tersangka adalah beberapa peserta kendo lain yang memiliki motif untuk membungkam reporter tersebut, yang tampaknya sedang menyelidiki skandal pengaturan pertandingan.
Heiji, yang pikirannya terpecah antara turnamen, Kazuha, dan Momiji, terpaksa harus fokus untuk memecahkan kasus ini. Conan, yang mengikuti perkembangan kasus dari Tokyo melalui telepon, terlibat dalam sebuah "perang deduksi" jarak jauh dengan Heiji. Keduanya saling bertukar informasi dan teori, mencoba menjadi yang pertama dalam memecahkan misteri. Persaingan sehat di antara dua detektif hebat ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Mereka menganalisis alibi para tersangka, kondisi mayat, dan yang terpenting, sebuah pesan kematian yang ditinggalkan korban.
Analisis Petunjuk dan Persaingan Hati
Pesan kematian yang ditinggalkan korban cukup ambigu dan dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara. Heiji dan Conan harus menggunakan pengetahuan mereka tentang budaya Jepang, dialek lokal, dan seluk-beluk olahraga kendo untuk dapat memahaminya. Sementara itu, persaingan antara Kazuha dan Momiji semakin memanas. Momiji terus-menerus mencoba mengalihkan perhatian Heiji, sementara Kazuha berusaha keras menyemangati Heiji dengan caranya sendiri. Adegan-adegan ini disajikan dengan campuran komedi dan drama yang efektif, menunjukkan betapa dalamnya perasaan Kazuha dan betapa sulitnya bagi Heiji untuk menyeimbangkan semua tekanan yang ada.
Selama penyelidikan, Muga Iori, kepala pelayan Momiji, sesekali memberikan observasi yang cerdas, yang menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar pelayan biasa. Hal ini menambah lapisan misteri lain pada kasus ini. Apakah ia hanya karakter pendukung, atau perannya akan lebih signifikan di masa depan? Kecerdasan dan ketenangannya mengingatkan pada karakter-karakter lain yang memiliki agenda tersembunyi.
Puncak Konfrontasi dan Sosok Misterius di Kepolisian
Setelah melalui perdebatan panjang dan analisis mendalam, Heiji dan Conan akhirnya sampai pada kesimpulan yang sama. Heiji, dalam sebuah konfrontasi dramatis, mengumpulkan semua tersangka dan membeberkan trik pembunuhan serta identitas pelaku yang sebenarnya. Trik tersebut ternyata sangat cerdik, melibatkan penggunaan peralatan kendo dan memanfaatkan waktu jeda turnamen untuk menciptakan alibi yang sempurna.
Kasus ini ditutup dengan kemenangan deduksi bagi Heiji, namun ia kalah dalam turnamen kendo karena terlalu fokus pada kasus. Hal ini berarti rencananya untuk menyatakan cinta pada Kazuha kembali gagal. Namun, yang paling mengejutkan dari kasus ini adalah kemunculan karakter baru di panel terakhir. Seorang perwira polisi senior dengan penampilan yang mengintimidasi, wajah penuh bekas luka, dan satu mata buatan, muncul di markas besar Kepolisian Nagano. Ia adalah Hyoe Kuroda, seorang komandan divisi. Ia terlihat sedang melihat berita tentang Shinichi Kudo dan bergumam, "Kogoro si Tidur... sepertinya aku pernah mendengar nama itu." Kehadirannya yang tiba-tiba, penampilannya yang menyeramkan, dan ketertarikannya pada kasus yang melibatkan Conan/Shinichi, langsung menjadikannya kandidat kuat kedua untuk identitas Rum.
Benang Merah Volume 90: Perburuan Identitas Rum Dimulai!
Inti dari pengalaman baca komik Detektif Conan Volume 90 adalah dimulainya secara resmi perburuan identitas Rum. Volume ini dengan brilian memperkenalkan dua dari tiga tersangka utama, membangun fondasi misteri yang akan mendominasi puluhan volume ke depan.
Kandidat #1: Rumi Wakasa, Guru Kikuk yang Mematikan
Rumi Wakasa adalah kandidat yang paling kompleks. Deskripsi Rum yang diberikan Haibara adalah "seperti pria kekar", "feminin seperti wanita", atau "seorang lansia", dengan satu mata yang terluka. Persona kikuk Rumi bisa jadi kedok untuk menyembunyikan kekuatan dan kecerdasannya yang sebenarnya. Kemampuannya dalam bertarung, tatapan matanya yang dingin, dan ketertarikannya pada daftar korban APTX 4869 menempatkannya di urutan teratas daftar kecurigaan. Apakah ia Rum yang sedang menyamar, atau seseorang seperti Asaca yang memiliki dendam pada Organisasi dan menggunakan identitas palsu?
Kandidat #2: Hyoe Kuroda, Komandan Berwajah Dingin
Hyoe Kuroda cocok dengan deskripsi "pria kekar". Wajahnya yang penuh bekas luka dan mata buatannya adalah ciri fisik yang paling mencolok dan sesuai dengan deskripsi Rum. Ia mengalami kecelakaan parah yang membuatnya koma selama sepuluh tahun, yang bisa menjelaskan perubahan penampilannya atau bahkan kepribadiannya. Jabatannya yang tinggi di kepolisian akan memberinya akses tak terbatas ke informasi investigasi, posisi yang sangat strategis bagi seorang anggota Organisasi Hitam. Ketertarikannya pada Kogoro Mouri (dan secara implisit, pada Conan) menunjukkan bahwa ia sedang memantau detektif yang sering berurusan dengan kasus-kasus Organisasi.
Teori dan Spekulasi: Siapakah Anggota Nomor Dua Organisasi Hitam?
Dengan dua kandidat kuat yang diperkenalkan, Volume 90 memaksa pembaca untuk mulai berteori. Apakah salah satu dari mereka adalah Rum? Atau apakah ini pengalihan isu yang dirancang oleh Aoyama-sensei? Ada juga kandidat ketiga, seorang koki sushi bernama Kanenori Wakita, yang diperkenalkan sesaat setelah volume ini, melengkapi trio tersangka. Setiap karakter memiliki petunjuk yang mengarah pada mereka, tetapi juga memiliki inkonsistensi yang membuat pembaca ragu. Volume ini adalah titik awal yang sempurna untuk mengikuti salah satu misteri terbesar dalam sejarah Detektif Conan.
Kesimpulan: Mengapa Anda Harus Segera Baca Komik Detektif Conan Volume 90
Detektif Conan Volume 90 lebih dari sekadar sebuah volume; ia adalah sebuah pernyataan. Pernyataan bahwa cerita ini memasuki babak baru yang lebih gelap, lebih kompleks, dan lebih berbahaya. Volume ini berhasil menyeimbangkan tiga kasus yang berbeda genre—komedi romantis, horor sekolah, dan drama kompetisi—sambil menenun sebuah narasi besar tentang perburuan anggota terpenting kedua di Organisasi Hitam. Perkembangan hubungan Chiba-Naeko memberikan kehangatan, sementara cinta segitiga Heiji-Kazuha-Momiji menambah bumbu drama yang menarik.
Namun, kekuatan utamanya terletak pada pengenalan Rumi Wakasa dan Hyoe Kuroda. Kedua karakter ini menyuntikkan dosis ketidakpastian dan ancaman yang masif ke dalam alur cerita. Setiap interaksi dan setiap dialog terasa penting, penuh dengan makna ganda dan petunjuk tersembunyi. Bagi siapa pun yang mengikuti perjalanan panjang Shinichi Kudo, melewatkan volume ini sama saja dengan kehilangan babak pembuka dari sebuah opera yang megah dan menegangkan. Oleh karena itu, jangan tunda lagi. Segera siapkan diri Anda untuk menyelami lautan misteri dan rasakan sendiri ketegangannya dengan baca komik Detektif Conan Volume 90. Kebenaran selalu hanya ada satu, tetapi jalan untuk menemukannya kini dijaga oleh bayangan-bayangan baru yang menakutkan.