Meraih Ketenangan Malam: Panduan Lengkap Baca Doa Sebelum Tidur
Malam hari adalah waktu istirahat, sebuah jeda sakral setelah seharian beraktivitas. Tubuh yang lelah mendambakan pembaringan, dan jiwa yang penat merindukan ketenangan. Dalam ajaran Islam, tidur bukanlah sekadar aktivitas biologis untuk memulihkan energi, melainkan sebuah perjalanan spiritual singkat. Ia adalah "saudara kematian", momen di mana ruh terlepas sejenak dari jasad, untuk kemudian dikembalikan atas izin-Nya. Karena itu, momen transisi menuju alam tidur menjadi sangat krusial. Rasulullah Muhammad SAW telah mengajarkan sebuah rangkaian amalan indah, sebuah protokol ruhani yang puncaknya adalah membaca doa sebelum tidur. Amalan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah benteng perlindungan, ungkapan syukur, dan penyerahan diri total kepada Sang Pencipta.
Mengamalkan sunnah sebelum tidur, termasuk membaca doanya, adalah cara kita membingkai penutup hari dengan kesadaran ilahiah. Alih-alih membiarkan pikiran dipenuhi kecemasan akan hari esok atau penyesalan atas hari yang telah lewat, kita memilih untuk menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Ini adalah praktik mindfulness Islami yang paling murni, di mana kita secara sadar mengakhiri hari dengan mengingat-Nya, memohon perlindungan-Nya, dan memasrahkan jiwa kita ke dalam genggaman-Nya selama terlelap. Artikel ini akan mengupas secara mendalam, dari A hingga Z, tentang segala hal yang berkaitan dengan amalan mulia ini, mulai dari bacaan doa yang paling utama, rangkaian sunnah yang menyertainya, hingga hikmah dan keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Doa Utama Sebelum Tidur: Lafaz, Makna, dan Penghayatan
Inti dari amalan sebelum tidur adalah doa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Doa ini sangat singkat, padat, namun mengandung makna penyerahan diri yang luar biasa dalam. Doa ini diriwayatkan dalam banyak hadis shahih, salah satunya dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu.
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
Bismika Allahumma ahya wa bismika amut.
"Dengan nama-Mu, ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati."
(HR. Bukhari no. 6324 dan Muslim no. 2711)
Mari kita bedah setiap kata dalam doa agung ini untuk memahami kedalamannya:
1. "Bismika Allahumma" (Dengan nama-Mu, ya Allah)
Kalimat pembuka ini adalah fondasi dari seluruh doa. Dengan menyebut nama Allah, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang akan kita lakukan—dalam hal ini, tidur—terjadi atas izin dan kuasa-Nya. Ini adalah bentuk tawakal, penyerahan diri yang total. Kita seakan berkata, "Ya Allah, aku memulai istirahatku ini dengan kesadaran penuh bahwa Engkaulah yang memegang kendali atas hidup dan matiku." Mengawali sesuatu dengan nama Allah juga merupakan cara untuk memohon berkah dan perlindungan. Kita melepaskan ego dan kesombongan diri, mengakui bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan senantiasa membutuhkan pertolongan dari Rabb-nya. Ini adalah deklarasi tauhid yang paling sederhana namun paling kuat: segala sesuatu dimulai dan diakhiri atas nama-Nya.
2. "Ahya" (aku hidup)
Kata ini secara harfiah berarti "aku hidup". Dalam konteks doa sebelum tidur, ia memiliki makna ganda yang sangat mendalam. Pertama, ia merujuk pada kehidupan yang akan kita jalani jika Allah berkehendak membangunkan kita kembali esok pagi. Kita memohon agar kehidupan yang akan datang itu senantiasa berada dalam naungan dan ridha-Nya. Kedua, ini adalah pengakuan bahwa "kehidupan" selama kita tidur—seperti mimpi dan aktivitas ruhani lainnya—sepenuhnya berada dalam kendali Allah. Kita berharap bahwa bahkan dalam keadaan tidak sadar pun, kita tetap berada dalam penjagaan-Nya. Ini adalah sebuah optimisme spiritual, sebuah harapan bahwa esok hari adalah kesempatan baru untuk beribadah dan menjadi hamba yang lebih baik.
3. "wa Bismika Amut" (dan dengan nama-Mu aku mati)
Bagian ini adalah puncak dari penyerahan diri. Kata "amut" yang berarti "aku mati" merujuk pada tidur itu sendiri sebagai "kematian kecil" (al-mautah as-sughra). Saat tidur, ruh kita seolah-olah berpisah sementara dari jasad. Dengan mengucapkan kalimat ini, kita secara sadar menyerahkan ruh kita kepada Allah. Kita pasrah sepenuhnya, apakah Allah akan mengembalikannya esok pagi atau menahannya (wafat). Ini adalah latihan spiritual yang luar biasa untuk mengingat kematian (dzikrul maut). Setiap malam, kita diingatkan bahwa hidup ini hanyalah sementara. Hal ini melatih kita untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan selalu siap untuk kembali kepada-Nya. Ini adalah pengakuan tulus: "Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu. Jika Engkau takdirkan aku mati dalam tidurku ini, maka aku pasrah dengan nama-Mu. Dan jika Engkau izinkan aku hidup kembali, maka itu pun terjadi atas nama-Mu."
Dengan menghayati makna doa ini setiap malam, tidur kita berubah dari sekadar rutinitas menjadi ibadah yang penuh kesadaran. Kita tidur bukan dengan membawa beban dunia, melainkan dengan hati yang pasrah dan jiwa yang tenang dalam dekapan perlindungan Ilahi.
Rangkaian Amalan Sunnah Penyempurna Sebelum Tidur
Membaca doa di atas adalah puncaknya, namun Rasulullah SAW mengajarkan serangkaian amalan yang menjadi 'pemanasan' spiritual. Rangkaian ini mempersiapkan fisik dan batin kita untuk memasuki gerbang istirahat dengan kondisi terbaik. Mengamalkannya secara rutin akan mendatangkan keberkahan dan perlindungan yang luar biasa.
1. Berwudhu Seperti Wudhu untuk Shalat
Salah satu sunnah yang sangat ditekankan adalah berwudhu sebelum tidur. Ini bukan sekadar membersihkan diri secara fisik, tetapi juga menyucikan diri secara spiritual. Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringanmu, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat." (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
Keutamaannya sangat besar. Dalam hadis lain, disebutkan bahwa barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci (setelah berwudhu), maka malaikat akan berada di dekatnya semalaman. Setiap kali ia bergerak atau terbangun, malaikat itu akan berdoa, "Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur dalam keadaan suci." (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syu'aib Al-Arnauth).
Bayangkan, sepanjang malam kita didoakan oleh malaikat! Wudhu membersihkan sisa-sisa kotoran duniawi yang menempel, baik yang terlihat maupun tidak. Ia menenangkan sistem saraf, mendinginkan suhu tubuh, dan memberikan perasaan segar yang membantu kita lebih mudah terlelap. Secara spiritual, wudhu adalah tameng pertama kita melawan gangguan setan dan mimpi buruk. Kita memasuki 'kematian kecil' dalam kondisi paling suci yang kita bisa, seolah-olah kita siap jika dipanggil menghadap-Nya kapan saja.
2. Membersihkan dan Mengibas Tempat Tidur
Amalan sederhana ini seringkali terlupakan, padahal memiliki dasar sunnah yang kuat dan hikmah yang nyata. Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengibaskan tempat tidur sebelum berbaring.
"Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil ujung sarungnya lalu mengibaskan tempat tidurnya dengan ujung kain tersebut, dan hendaknya ia mengucapkan ‘Bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang ada di atas kasurnya setelah ia meninggalkannya." (HR. Bukhari no. 6320 dan Muslim no. 2714)
Hikmahnya jelas. Secara fisik, ini untuk memastikan tidak ada hewan kecil berbahaya (seperti kalajengking, serangga) atau benda tajam yang mungkin ada di tempat tidur. Dengan mengucapkan 'Bismillah', kita juga memohon perlindungan dari gangguan tak kasat mata, seperti jin yang mungkin menempati tempat yang kita tinggalkan. Ini adalah tindakan preventif yang menggabungkan ikhtiar (usaha) fisik dan tawakal spiritual. Amalan ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil dan selalu waspada sambil tetap bersandar kepada Allah.
3. Berbaring pada Sisi Kanan
Posisi tidur juga diatur dalam sunnah. Posisi yang dianjurkan adalah berbaring miring ke sisi kanan. Al-Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya, "...kemudian berbaringlah pada sisi kananmu." (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
Posisi ini memiliki banyak manfaat yang telah dibuktikan oleh ilmu kedokteran modern. Tidur miring ke kanan akan mengurangi beban pada jantung, karena posisi jantung berada di sisi kiri. Hal ini memungkinkan jantung memompa darah dengan lebih leluasa. Selain itu, posisi ini juga baik untuk organ hati dan sistem pencernaan. Lambung akan berada dalam posisi yang ideal untuk mengosongkan isinya secara alami, mengurangi risiko naiknya asam lambung. Secara spiritual, ini adalah bentuk ittiba' (mengikuti) sunnah Nabi SAW, yang setiap perbuatannya mengandung kebaikan dan keberkahan, baik yang kita pahami hikmahnya maupun tidak.
4. Membaca Ayat-Ayat Perlindungan (Al-Mu'awwidzat dan Ayat Kursi)
Ini adalah bagian terpenting dari benteng spiritual sebelum tidur. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya. Beliau rutin membaca tiga surat perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) dan Ayat Kursi.
a. Tiga Surat Perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Aisyah radhiyallahu 'anha menceritakan:
"Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniup keduanya dan membaca ‘Qul huwallahu ahad’ (Surat Al-Ikhlas), ‘Qul a’udzu birabbil falaq’ (Surat Al-Falaq), dan ‘Qul a’udzu birabbin nas’ (Surat An-Nas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali." (HR. Bukhari no. 5017)
- Surat Al-Ikhlas: Ini adalah surat tentang kemurnian tauhid. Membacanya seolah-olah kita mengkhatamkan sepertiga Al-Qur'an. Dengan membacanya, kita menegaskan kembali keyakinan kita pada keesaan Allah sebelum menyerahkan diri kepada-Nya. Ini adalah deklarasi iman yang memurnikan hati dari segala bentuk kesyirikan.
- Surat Al-Falaq: Dalam surat ini, kita memohon perlindungan kepada Tuhan Penguasa waktu subuh dari empat kejahatan: kejahatan makhluk-Nya secara umum, kejahatan malam apabila telah gelap gulita, kejahatan sihir, dan kejahatan orang yang hasad (dengki). Ini adalah permohonan perlindungan yang sangat komprehensif dari segala keburukan eksternal.
- Surat An-Nas: Surat ini adalah permohonan perlindungan kepada Tuhan manusia, Raja manusia, dan Sembahan manusia dari kejahatan bisikan (was-was) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, baik dari golongan jin maupun manusia. Ini adalah permohonan perlindungan dari musuh internal, yaitu bisikan jahat yang merusak hati dan pikiran.
Dengan membaca ketiga surat ini dan mengusapkannya ke seluruh tubuh, kita seolah-olah sedang 'membalut' diri kita dengan perisai cahaya dari Al-Qur'an, menjadikannya benteng yang kokoh dari segala gangguan lahir dan batin selama tidur.
b. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya saat dibaca sebelum tidur sangat luar biasa. Dalam sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, setan sendiri yang memberitahukan kepadanya:
"Jika engkau hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah Ayat Kursi karena dengannya engkau akan senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari." (HR. Bukhari secara mu'allaq, no. 2311)
Ayat ini mengandung penjelasan tentang sifat-sifat keagungan Allah yang tiada tanding. Mari kita renungkan sebagian maknanya:
- "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)": Penegasan tauhid dan sifat Allah sebagai Al-Hayyu (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mandiri dan Mengurus).
- "tidak mengantuk dan tidak tidur": Penegasan kesempurnaan Allah yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun. Dia menjaga seluruh alam semesta tanpa pernah lelah atau lalai.
- "Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi": Pengakuan bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya, termasuk diri kita.
- "Ilmu-Nya meliputi apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka": Kesadaran bahwa tidak ada yang tersembunyi dari Allah, menumbuhkan rasa muraqabah (merasa diawasi).
- "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi": Gambaran akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
Membaca Ayat Kursi sebelum tidur adalah seperti melaporkan diri kepada 'penjaga' terkuat di alam semesta. Kita mengakui kebesaran-Nya dan memohon agar Dia, dengan kekuasaan-Nya yang tak terbatas itu, menjaga kita sepanjang malam. Jaminan bahwa setan tidak akan mendekat adalah hadiah luar biasa bagi siapa saja yang merutinkannya.
Dzikir dan Doa Tambahan: Memperkaya Amalan Malam
Selain amalan-amalan pokok di atas, terdapat beberapa dzikir dan doa lain yang juga dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur. Ini adalah 'bonus' spiritual yang dapat kita raih untuk menambah pundi-pundi pahala dan ketenangan.
1. Dzikir Fatimah (Tasbih, Tahmid, Takbir)
Dzikir ini memiliki kisah yang mengharukan. Putri Nabi, Fatimah radhiyallahu 'anha, datang kepada ayahnya mengeluhkan tangannya yang lecet karena terlalu keras bekerja menggiling gandum, dan meminta seorang pembantu. Alih-alih memberikan pembantu, Rasulullah SAW mengajarkan sesuatu yang lebih baik dari itu:
"Maukah kalian aku tunjukkan pada sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta? Jika kalian berbaring di tempat tidur, maka bacalah takbir (Allahu Akbar) 34 kali, tasbih (Subhanallah) 33 kali, dan tahmid (Alhamdulillah) 33 kali. Sesungguhnya itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu." (HR. Bukhari no. 3705 dan Muslim no. 2727)
Ali bin Abi Thalib, suami Fatimah, berkata bahwa ia tidak pernah meninggalkan amalan ini sejak mendengarnya. Dzikir ini diyakini dapat memberikan kekuatan fisik dan spiritual, menghilangkan rasa lelah, dan menenangkan hati. Membaca Subhanallah (33x) menyucikan Allah dari segala kekurangan, Alhamdulillah (33x) adalah wujud syukur atas segala nikmat sepanjang hari, dan Allahu Akbar (34x) adalah pengakuan atas kebesaran Allah yang melebihi segala urusan dan kekhawatiran kita. Ini adalah cara sempurna untuk menutup hari dengan memuji dan mengagungkan-Nya.
2. Membaca Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah (ayat 285-286) memiliki keutamaan yang agung jika dibaca pada malam hari. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Para ulama menafsirkan kata "mencukupinya" dengan berbagai makna, yang semuanya menunjukkan kebaikan. Ada yang mengatakan cukup sebagai pengganti shalat malam, cukup untuk melindunginya dari segala keburukan dan gangguan setan, atau cukup pahalanya. Kedua ayat ini berisi ikrar keimanan yang total kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Ayat ini diakhiri dengan doa yang sangat indah, memohon ampunan dan pertolongan, serta meminta agar tidak dibebani sesuatu yang tidak sanggup kita pikul. Membacanya sebelum tidur adalah bentuk pembaruan iman dan penyerahan total segala urusan kepada Allah.
3. Doa Ketika Terkejut atau Merasa Takut Saat Tidur
Terkadang, tidur kita terganggu oleh mimpi buruk atau perasaan cemas yang membuat kita terbangun. Islam juga memberikan tuntunan untuk situasi ini. Rasulullah SAW mengajarkan doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ
A'udzu bikalimaatillahit-taammaati min ghadhabihi wa 'iqaabihi wa syarri 'ibaadihi, wa min hamazaatisy-syayaathiini wa an yahdhuruun.
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari bisikan-bisikan setan dan dari kedatangan mereka kepadaku."
(HR. Abu Daud, hasan menurut Syekh Al-Albani)
Doa ini adalah pertolongan pertama spiritual saat mengalami gangguan tidur. Menghafal dan membacanya saat terbangun karena takut akan memberikan ketenangan dan perlindungan instan, memungkinkan kita untuk kembali tidur dengan damai.
Hikmah dan Manfaat Mendalam di Balik Amalan Sebelum Tidur
Rangkaian amalan sebelum tidur ini, jika direnungkan, bukanlah sekadar ritual tanpa makna. Setiap langkahnya mengandung hikmah dan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan seorang muslim, baik di dunia maupun di akhirat.
1. Penjagaan Spiritual Total
Kombinasi dari wudhu, Ayat Kursi, Al-Mu'awwidzat, dan doa-doa lainnya menciptakan sebuah benteng pertahanan spiritual yang sangat kokoh. Malam hari adalah waktu di mana dunia gaib menjadi lebih aktif. Dengan amalan ini, kita secara proaktif memohon perlindungan Allah dari segala jenis gangguan, baik dari jin, setan, sihir, maupun niat jahat manusia. Kita tidur di bawah penjagaan langsung dari Allah SWT, sebuah jaminan keamanan yang tidak bisa diberikan oleh sistem keamanan tercanggih sekalipun.
2. Terapi Psikologis dan Penenang Jiwa
Dalam dunia modern yang penuh tekanan, banyak orang mengalami kesulitan tidur, kecemasan (anxiety), dan stres. Rangkaian amalan sebelum tidur adalah bentuk terapi penenangan jiwa yang paling efektif. Berwudhu menenangkan fisik, berdzikir menenangkan hati, dan membaca Al-Qur'an menenangkan pikiran. Dengan menyerahkan semua kekhawatiran kepada Allah sebelum tidur, kita melepaskan beban yang memberatkan pundak kita. Kita belajar untuk pasrah dan percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur urusan. Rutinitas ini menciptakan asosiasi positif dengan tidur, mengubah kamar tidur menjadi sebuah oase kedamaian, bukan arena pertarungan melawan pikiran yang kalut.
3. Menjadikan Tidur Sebagai Ibadah Bernilai Pahala
Dengan niat mengikuti sunnah dan mengawali tidur dengan nama Allah, seluruh durasi tidur kita dapat bernilai ibadah. Tidur yang tadinya hanya kebutuhan biologis, kini berubah menjadi ladang pahala. Kita beristirahat dengan niat agar esok hari memiliki energi untuk beribadah dan bekerja mencari nafkah yang halal. Setiap detik istirahat kita dicatat sebagai kebaikan, sebuah 'investasi' pahala yang kita lakukan bahkan saat kita tidak sadar. Ini adalah salah satu bukti betapa luasnya rahmat Allah dalam Islam, di mana bahkan istirahat pun bisa menjadi jalan mendekatkan diri kepada-Nya.
4. Latihan Mengingat Kematian dan Muhasabah Diri
Doa "dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati" adalah pengingat harian akan kefanaan hidup. Setiap malam adalah kesempatan untuk muhasabah atau introspeksi diri. Sebelum memejamkan mata, kita bisa merenungkan apa saja yang telah kita lakukan sepanjang hari. Apakah lebih banyak kebaikan atau keburukan? Kita memohon ampun atas segala dosa (istighfar) dan bersyukur atas segala nikmat. Praktik ini membuat kita senantiasa sadar akan tujuan hidup dan mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan Allah. Tidur menjadi simulasi kematian yang melatih jiwa kita untuk tidak takut, melainkan rindu, untuk kembali kepada Sang Pencipta.
5. Meneladani Pribadi Agung Rasulullah SAW
Mengamalkan sunnah sebelum tidur adalah bentuk cinta kita kepada Rasulullah SAW. Dengan menghidupkan kebiasaan-kebiasaan beliau, kita berusaha menapaki jejak langkahnya dan meneladani akhlaknya dalam setiap aspek kehidupan. Cinta ini akan berbuah manis, karena Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka ia akan bersama-samaku di dalam surga." (HR. Tirmidzi). Setiap malam, kita berkesempatan untuk membuktikan cinta kita kepada beliau dengan cara yang paling pribadi dan intim.
Kesimpulan: Penutup Hari yang Sempurna
Membaca doa sebelum tidur beserta rangkaian amalannya adalah sebuah paket lengkap untuk meraih penutupan hari yang sempurna. Ia bukan sekadar mantra pengantar tidur, melainkan sebuah gaya hidup, sebuah manifestasi iman yang mengubah aktivitas paling duniawi sekalipun menjadi sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Dari kesucian wudhu, perlindungan Al-Qur'an, hingga penyerahan diri total dalam doa, setiap langkahnya dirancang untuk membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.
Mari kita berusaha untuk tidak pernah meninggalkan amalan mulia ini. Jadikanlah ia sebagai kebiasaan yang melekat erat, yang kita ajarkan kepada anak-anak kita, dan kita jaga hingga akhir hayat. Karena di balik amalan sederhana ini, tersimpan janji ketenangan jiwa di dunia, perlindungan dari segala mara bahaya, dan harapan akan kebersamaan dengan Rasulullah SAW di surga. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik untuk dapat mengamalkannya dengan istiqamah, sehingga setiap malam kita menjadi malam yang penuh berkah dan setiap tidur kita menjadi istirahat yang membawa kita lebih dekat kepada ridha-Nya.