Usia 1 bulan atau sekitar 30 hari merupakan periode transisi yang sangat menentukan dalam pemeliharaan Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB). Pada fase ini, ayam KUB telah melewati masa brooding ketat dan mulai memasuki fase grower yang menuntut perubahan drastis dalam manajemen pakan, kandang, serta program kesehatan. Keberhasilan peternak dalam mengelola ayam KUB di usia ini akan sangat mempengaruhi tingkat konversi pakan (FCR), keseragaman pertumbuhan, dan pada akhirnya, profitabilitas usaha.
Ayam KUB dirancang untuk memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam kampung lokal biasa. Pada usia 30 hari, beberapa parameter kunci harus dicapai agar peternak dapat memastikan bahwa manajemen yang diterapkan sudah tepat dan efisien.
Pada akhir bulan pertama, Ayam KUB yang mendapat manajemen pakan dan kesehatan optimal harus mencapai bobot rata-rata yang spesifik. Target ideal bobot badan hidup untuk ayam KUB pada umur 30 hari berkisar antara 350 hingga 450 gram, tergantung strain dan kualitas pakan yang digunakan. Variasi di bawah 300 gram menunjukkan adanya masalah serius dalam penyerapan nutrisi, kepadatan kandang, atau serangan penyakit subklinis.
Keseragaman bobot badan di usia 1 bulan sangat penting. Peternak perlu melakukan sampling penimbangan mingguan. Jika ditemukan perbedaan bobot (CV/Coefficient of Variation) antar individu melebihi 15%, segregasi atau pemisahan (culling) perlu dilakukan. Ayam yang terlalu kecil akan menjadi beban ekonomi karena membutuhkan waktu perawatan lebih lama, sementara ayam yang terlalu besar mungkin mengganggu akses pakan ayam yang lebih kecil.
Pada usia 30 hari, proses pergantian bulu (fledging) telah hampir sempurna. Kebutuhan akan pemanas buatan (brooder) harusnya sudah dihentikan total. Ayam sudah mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri (termoregulasi) secara efektif. Kegagalan melepaskan pemanas pada tahap ini dapat menyebabkan stress panas (heat stress), peningkatan konsumsi air yang tidak proporsional, dan penurunan nafsu makan yang berujung pada FCR yang buruk.
Setelah 30 hari, suhu ideal kandang harus dipertahankan antara 22°C hingga 26°C. Ventilasi menjadi prioritas utama untuk mengeluarkan amonia dan kelembaban berlebih yang berasal dari feses dan pernapasan. Kualitas udara yang buruk dapat memicu masalah pernapasan kronis.
Pakan adalah biaya terbesar (sekitar 70-80%) dalam operasional peternakan. Perubahan dari pakan starter (umur 0-21 hari) ke pakan grower (umur 22-56 hari) harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari gangguan pencernaan.
Pada usia 30 hari, Ayam KUB membutuhkan pakan dengan kandungan protein kasar (PK) yang sedikit diturunkan dari masa starter, tetapi energi metabolis (EM) yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan massa otot dan kerangka. Pakan yang ideal harus berbentuk crumbles atau pelet kecil untuk memaksimalkan asupan.
Peralihan pakan tidak boleh mendadak. Prosesnya harus berlangsung 5 hingga 7 hari sebelum usia 30 hari tercapai. Tujuannya adalah memberi waktu bagi sistem pencernaan ayam untuk menyesuaikan diri dengan komposisi nutrisi dan tekstur pakan yang baru.
Perhatian khusus harus diberikan pada tingkat konsumsi pakan. Ayam KUB umur 1 bulan rata-rata mengonsumsi sekitar 50-60 gram pakan per ekor per hari. Total konsumsi kumulatif hingga hari ke-30 idealnya berada di kisaran 800-950 gram per ekor.
Kualitas air minum pada usia 1 bulan sangat menentukan penyerapan nutrisi. Air harus selalu bersih, bersuhu normal (tidak terlalu dingin), dan selalu tersedia. Rasio Konsumsi Pakan banding Air (F:W) pada usia ini adalah sekitar 1:2.5. Jika konsumsi air melonjak (1:3 atau lebih), ini bisa menjadi indikasi stress panas atau adanya masalah ginjal/saluran pencernaan yang perlu segera diinvestigasi.
Vitamin C (Anti-stress) dan elektrolit sangat dianjurkan saat transisi pakan atau saat cuaca sangat panas. Pemberian probiotik secara berkala (2-3 kali seminggu) membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus, yang merupakan garis pertahanan pertama terhadap penyakit seperti koksidiosis dan kolibasilosis.
Meskipun ayam KUB sudah melewati program vaksinasi dasar di masa brooding, usia 1 bulan seringkali menjadi masa rentan terhadap penyakit lapangan karena stres perubahan lingkungan (dikeluarkan dari brooder) dan transisi pakan.
Dua penyakit utama yang perlu diwaspadai setelah minggu ketiga dan memasuki bulan kedua adalah Koksidiosis (Coccidiosis) dan Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD).
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Eimeria dan sering muncul saat litter mulai basah atau kepadatan meningkat. Gejala meliputi kotoran cair, kotoran berwarna oranye hingga merah darah, ayam lesu, dan pertumbuhan terhambat. Manajemen litter yang buruk adalah penyebab utama.
Meskipun vaksinasi Gumboro biasanya diberikan pada usia 10-20 hari, kekebalan bisa menurun atau terjadi serangan dari strain virus yang berbeda. Gumboro menyerang kantong Fabricius, menyebabkan imunosupresi, dan membuat ayam rentan terhadap penyakit sekunder lainnya. Gejala meliputi depresi, dehidrasi, dan diare keputihan.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk virus Gumboro, sehingga pencegahan melalui vaksinasi yang efektif dan manajemen stres adalah kuncinya. Jika terjadi wabah, berikan multivitamin dosis tinggi dan antibiotik spektrum luas untuk mengontrol infeksi sekunder bakteri.
Di akhir bulan pertama, vaksinasi Newcastle Disease (ND) ulangan seringkali diperlukan, tergantung program yang telah disusun. Umumnya, Vaksin ND tipe LaSota diberikan melalui air minum atau tetes mata/hidung sekitar hari ke-28 hingga ke-35 untuk meningkatkan titer antibodi. Pemeriksaan titer antibodi (uji Haemagglutination Inhibition/HI) sangat disarankan untuk memverifikasi efektivitas vaksinasi sebelumnya.
Memasuki fase grower, ayam memiliki kontak yang lebih luas dengan lingkungan. Protokol biosekuriti harus diperketat:
Kepadatan kandang adalah faktor pembatas utama dalam pertumbuhan Ayam KUB umur 1 bulan. Jika kepadatan terlalu tinggi, stres meningkat, kanibalisme mungkin terjadi, dan penularan penyakit menjadi sangat cepat.
Pada usia 30 hari, kebutuhan ruang per ekor meningkat drastis. Idealnya, setiap ekor ayam KUB harus memiliki setidaknya 0.15 hingga 0.2 meter persegi ruang. Jika menggunakan kandang postal (litter), kepadatan harus disesuaikan agar tidak melebihi 7-8 ekor per meter persegi.
Jika ayam dipindahkan dari kandang brooding kecil ke kandang pembesaran yang lebih besar, proses pemindahan harus dilakukan dengan tenang dan cepat, idealnya pada pagi hari atau sore hari untuk meminimalkan stres akibat suhu. Pastikan lingkungan di kandang baru sudah disiapkan (pakan, air, dan litter baru) sebelum ayam dipindahkan.
Litter yang basah atau menggumpal adalah sumber utama amonia, yang dapat merusak saluran pernapasan ayam dan memicu koksidiosis. Pada usia 1 bulan, produksi feses meningkat pesat, menuntut manajemen litter yang lebih intensif.
Di fase brooding (0-14 hari), pencahayaan bisa mencapai 24 jam. Namun, pada usia 1 bulan, program pencahayaan harus mulai diatur (intermittent lighting) untuk menghemat biaya listrik, mengurangi stres, dan mempersiapkan ayam menuju fase produksi atau pasar.
Program yang disarankan adalah 16 jam terang dan 8 jam gelap. Periode gelap sangat penting karena saat itulah ayam beristirahat total, melepaskan hormon pertumbuhan, dan mengoptimalkan konversi pakan.
Menjelang akhir masa kritis awal, peternak harus mulai menghitung efisiensi. Ayam KUB yang efisien di usia 1 bulan akan menjamin laba yang lebih baik saat panen. Indikator utama yang harus dianalisis adalah Feed Conversion Ratio (FCR) kumulatif dan Biaya Pokok Produksi (BPP).
FCR adalah rasio antara total pakan yang dikonsumsi dibagi dengan total pertambahan bobot hidup. FCR yang baik menunjukkan efisiensi pakan yang tinggi. Untuk Ayam KUB di usia 30 hari, FCR kumulatif yang ideal harus berada di rentang 2.0 hingga 2.5. Artinya, untuk mendapatkan 1 kg daging, ayam telah menghabiskan 2.0 hingga 2.5 kg pakan sejak menetas.
Misalkan total pakan yang dikonsumsi per ekor adalah 900 gram, dan bobot rata-rata ayam adalah 450 gram. FCR = 900 g / 450 g = 2.0. Jika FCR melebihi 2.8 pada usia ini, peternak harus segera mengevaluasi kualitas pakan (kadaluarsa, kadar air), manajemen stres, dan kemungkinan adanya penyakit yang mengganggu penyerapan nutrisi.
BPP pada usia 1 bulan mencakup biaya DOC, biaya pakan starter dan grower awal, biaya vaksinasi, serta biaya operasional (listrik, pemanas, tenaga kerja). Penghitungan BPP per kilogram hidup pada usia ini memberikan gambaran awal profitabilitas saat panen (misalnya di usia 60-70 hari).
Jika BPP pakan mencapai Rp15.000 per ekor pada usia 30 hari, dan ayam sudah mencapai 400 gram, maka BPP pakan per kilogram hidup adalah Rp15.000 / 0.4 kg = Rp37.500/kg. Angka ini harus ditekan serendah mungkin di fase grower berikutnya untuk memastikan margin keuntungan yang optimal.
Ayam KUB umur 1 bulan, meskipun belum siap potong, sudah memiliki nilai jual. Beberapa peternak menjualnya sebagai "Ayam Dara Muda" atau "Bibit Siap Lepas Kandang Brooding." Prospek pasar ini memungkinkan peternak memutar modal lebih cepat atau menjual ke peternak lain yang fokus pada fase pembesaran akhir.
Kelebihan Ayam KUB di pasar adalah citra sebagai ayam kampung unggul dengan pertumbuhan cepat. Mempertahankan catatan pertumbuhan dan FCR yang baik adalah kunci untuk menarik pembeli bibit lanjutan.
Peternakan intensif KUB di usia 1 bulan penuh dengan potensi kegagalan jika pengawasan dilakukan secara longgar. Berikut adalah tantangan umum dan solusi pencegahan mendalam yang harus diterapkan.
Saat dikeluarkan dari zona nyaman brooding, ayam KUB mengalami stres karena perubahan suhu, lingkungan yang lebih besar, dan peningkatan interaksi sosial yang bisa memicu kanibalisme.
Gangguan pencernaan pada usia 1 bulan umumnya disebabkan oleh peralihan pakan yang buruk atau infeksi parasit yang laten (Koksidiosis subklinis).
Jika kotoran ayam menjadi encer dan berbusa (bukan berdarah), ini mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan flora usus atau konsumsi air berlebih. Penanganannya meliputi:
Peternak harus menghabiskan waktu setidaknya 3 jam sehari di kandang untuk observasi. Beberapa indikator yang harus dicek secara teliti meliputi:
Untuk memastikan ayam KUB mendapatkan asupan optimal, peternak harus memastikan tempat pakan selalu bersih dari sisa-sisa pakan basi. Pada usia 1 bulan, sisa pakan yang tidak habis dalam 24 jam harus segera disingkirkan. Kebiasaan membiarkan pakan lama menumpuk dapat menurunkan palatabilitas dan menyebabkan ayam enggan makan, yang berdampak langsung pada FCR.
Manajemen air juga harus diutamakan. Penggunaan nipple drinker harus dipastikan berfungsi sempurna, dan ketinggiannya harus disesuaikan sehingga ayam bisa minum tanpa harus jongkok atau meregang terlalu tinggi. Ketinggian yang ideal adalah setinggi punggung ayam.
Kelembaban udara yang tinggi (>70%) di usia 1 bulan adalah musuh utama. Kelembaban memfasilitasi pertumbuhan jamur (aspergillosis) dan bakteri. Untuk mengontrol kelembaban, ventilasi harus maksimal, terutama di malam hari.
Jika kandang berada di daerah yang sering hujan, parit di sekeliling kandang harus dijaga agar tidak tergenang. Air yang meresap ke dalam lantai kandang akan menyebabkan litter basah tak terhindarkan. Pastikan kemiringan lantai kandang membantu air bekas tumpahan minum mengalir keluar dengan cepat.
Ayam KUB, seperti unggas lainnya, sangat rentan terhadap stress panas ketika suhu melebihi 30°C. Pada usia 1 bulan, tubuh mereka sudah memproduksi panas metabolik yang signifikan. Gejala stress panas meliputi megap-megap (panting), sayap merentang, dan penurunan konsumsi pakan.
Pada akhir usia 1 bulan, harus dilakukan grading atau pemisahan kelompok. Ayam yang pertumbuhannya tertinggal jauh (stunting) harus dipisahkan ke kandang khusus untuk diberi pakan dan perawatan intensif (grup R). Jika pertumbuhan stunting terlalu parah (di bawah 250 gram), ayam tersebut harus di-culling (dikeluarkan) untuk menghindari penularan penyakit dan kerugian pakan yang tidak efisien.
Keseimbangan populasi di kandang adalah kunci untuk mencapai keseragaman panen. Ayam KUB yang seragam pada usia 1 bulan akan memudahkan peternak dalam menentukan jadwal panen dan meminimalkan biaya tenaga kerja dan pakan di masa akhir pembesaran.
Ayam KUB merupakan hasil seleksi genetik yang bertujuan menghasilkan ayam kampung dengan sifat pertumbuhan cepat dan produktivitas telur yang baik. Mempertahankan potensi genetik ini melalui manajemen yang tepat di usia 1 bulan adalah investasi jangka panjang.
Stres berat pada usia 3-4 minggu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem kekebalan tubuh dan menghambat perkembangan otot. Stres yang harus dihindari meliputi:
Penggunaan imunostimulan herbal atau kimiawi (misalnya ekstrak temulawak, jahe, atau beta-glukan) sangat direkomendasikan pada usia 1 bulan, terutama setelah vaksinasi atau saat transisi cuaca. Imunostimulan membantu ayam KUB memaksimalkan respons kekebalan terhadap vaksin yang telah diberikan dan melawan patogen yang mungkin ada di lingkungan kandang.
Peternak modern harus memiliki sistem pencatatan yang detail, terutama pada usia 1 bulan ketika data FCR mulai terbentuk:
Data yang akurat memungkinkan peternak untuk membandingkan kinerja dari satu periode ke periode berikutnya, mengidentifikasi kelemahan dalam manajemen, dan secara konsisten meningkatkan efisiensi FCR di masa depan.
Ayam KUB umur 1 bulan harus dinilai berdasarkan standar performa yang ditetapkan Balitnak. Jika performa bobot berada di bawah target, peternak harus segera melakukan koreksi. Koreksi seringkali harus dimulai dari dasar: kualitas air, program pakan, dan kebersihan litter. Jangan pernah menganggap enteng penurunan performa pada fase ini, karena kerugian yang timbul akan terakumulasi hingga masa panen.
Memasuki bulan kedua, risiko berubah dari masalah suhu (brooding) menjadi masalah sanitasi dan kepadatan. Pengelolaan risiko yang proaktif adalah pembeda antara peternakan yang sukses dan yang merugi.
Angka kematian kumulatif ideal (0-30 hari) seharusnya di bawah 5%. Jika angka kematian di bulan pertama melebihi 7%, ini adalah sinyal bahaya. Setiap kasus kematian harus dianalisis melalui nekropsi (bedah bangkai) untuk menentukan penyebab pastinya.
Lakukan pemeriksaan pada organ vital: hati (liver), limpa (spleen), ginjal (kidney), dan usus. Perhatikan apakah ada pembengkakan, perdarahan, atau perubahan warna abnormal. Temuan ini membantu diagnosis awal (misalnya pembesaran ginjal bisa mengarah ke ND atau Gumboro yang akut).
Pakan yang tidak disimpan dengan benar akan cepat rusak dan menurunkan nilai nutrisi. Pada usia 1 bulan, kebutuhan pakan mulai meningkat, sehingga volume stok juga meningkat. Pakan harus disimpan:
Jika pakan terkontaminasi jamur, mikotoksin yang dihasilkan dapat menyebabkan keracunan, kerusakan hati, dan imunosupresi, yang berakibat fatal pada ayam KUB umur 1 bulan. Penggunaan toxin binder dalam pakan dapat menjadi tindakan pencegahan yang bijaksana, terutama saat musim hujan atau kelembaban tinggi.
Jika pasar memungkinkan, ayam jantan KUB yang tumbuh sangat cepat dan mencapai bobot di atas 500 gram pada usia 35-40 hari dapat dipanen lebih awal. Ini mengurangi kepadatan kandang, memberikan ruang lebih bagi ayam yang tersisa, dan mengoptimalkan modal. Keputusan pemanenan awal ini harus didasarkan pada harga pasar saat itu.
Ayam KUB umur 1 bulan adalah demonstrasi nyata keberhasilan manajemen peternak selama fase brooding. Jika ayam sehat, seragam, dan FCR terkontrol, maka peternakan berada di jalur yang tepat untuk meraih profitabilitas.
Fokus utama pada usia 30 hari harus dialihkan dari masalah suhu ke masalah lingkungan dan nutrisi, memastikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan eksplosif di bulan kedua.
Fase pembesaran (bulan kedua) akan memerlukan volume pakan yang jauh lebih besar. Perencanaan stok pakan dan modal kerja harus sudah dipersiapkan sejak usia 1 bulan. Rata-rata, seekor ayam KUB akan mengonsumsi total 2.5 hingga 3.0 kg pakan untuk mencapai bobot panen (1.0 - 1.2 kg) pada usia 60-70 hari.
Meskipun tantangan pemeliharaan di usia 1 bulan berkurang dibandingkan masa brooding, konsistensi dalam perawatan harian tidak boleh menurun. Kesalahan kecil dalam sanitasi atau pakan di fase grower dapat dengan cepat menghapus keuntungan yang telah susah payah dibangun di fase starter. Peternak yang teliti dan konsisten dalam penerapan biosekuriti akan selalu memiliki tingkat mortalitas dan FCR yang lebih baik, memastikan Ayam KUB dapat berkembang maksimal sesuai dengan potensi genetik unggulnya.
Fase 1 bulan bukan hanya akhir dari masa brooding, tetapi juga awal dari perlombaan menuju panen yang sukses dan menguntungkan. Pemeliharaan yang tepat di periode ini adalah penentu utama keberhasilan finansial peternakan Ayam KUB secara keseluruhan.