Pendahuluan: Masa Kritis Ayam KUB Umur 3 Bulan
Ayam Kampung Unggul Balitbangtan, atau yang dikenal sebagai Ayam KUB, merupakan salah satu jenis ayam dwiguna (pedaging dan petelur) yang paling populer di kalangan peternak skala kecil hingga menengah di Indonesia. Pertumbuhan Ayam KUB dikenal lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa, dan memiliki kemampuan bertelur yang lebih tinggi.
Masa transisi saat ayam KUB mencapai usia 3 bulan (sekitar 90 hari) adalah periode yang sangat krusial dalam siklus budidaya. Pada fase ini, ayam sudah meninggalkan masa starter yang penuh kerentanan, dan mulai memasuki fase grower (pembesaran) yang menuntut perubahan signifikan dalam manajemen pakan, kandang, dan program kesehatan. Kesuksesan budidaya KUB seringkali ditentukan oleh seberapa optimal penanganan di fase grower ini.
Usia 3 bulan menandai perkembangan fisik yang cepat, di mana kebutuhan nutrisi meningkat drastis untuk mendukung pertumbuhan otot, tulang, dan persiapan organ reproduksi. Kegagalan dalam menyediakan nutrisi atau lingkungan yang tepat pada usia ini dapat mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat, FCR (Food Conversion Ratio) yang buruk, dan potensi kerugian ekonomi. Oleh karena itu, peternak harus mengubah fokus manajemen dari pencegahan mortalitas tinggi menjadi peningkatan efisiensi pertumbuhan.
Gambar 1: Ilustrasi Ayam KUB yang telah mencapai fase grower dengan pertumbuhan bulu yang lengkap.
Perkembangan Fisiologis dan Target Bobot
Pada usia 3 bulan, Ayam KUB idealnya harus menunjukkan bobot badan yang signifikan. Walaupun KUB bukanlah broiler dengan pertumbuhan eksplosif, bobot rata-rata pada 90 hari harus berada dalam kisaran yang sehat untuk memastikan mereka siap memasuki fase dewasa.
Target Bobot Badan (BW)
Secara umum, bobot Ayam KUB yang dipelihara secara intensif pada usia 90 hari berkisar antara 800 gram hingga 1200 gram, tergantung strain genetik, kualitas pakan, dan manajemen. Peternak harus secara rutin melakukan penimbangan sampel (setidaknya 5% dari populasi) untuk memverifikasi keseragaman pertumbuhan. Ketidakseragaman bobot (koefisien variasi tinggi) menunjukkan masalah manajemen pakan atau kesehatan yang harus segera diatasi.
Perkembangan Tulang dan Otot
Fase 3 bulan adalah puncak pembentukan kerangka tulang. Asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D harus memadai. Jika defisiensi terjadi di fase ini, ayam rentan terhadap kelainan kaki (misalnya, perosis) yang akan sangat merugikan di fase dewasa. Otot dada dan paha mulai menebal, yang merupakan indikator potensi daging yang baik.
Perkembangan Bulu (Feathering)
Pada 90 hari, proses pertumbuhan bulu (feathering) seharusnya sudah hampir tuntas. Ayam harus tertutup bulu secara merata, memberikan perlindungan dari perubahan suhu lingkungan. Bulu yang tipis atau pertumbuhan bulu yang lambat bisa menjadi indikasi malnutrisi, khususnya kekurangan protein atau asam amino metionin dan sistin.
Identifikasi Jenis Kelamin
Meskipun penentuan jenis kelamin (sexing) sudah bisa dilakukan jauh lebih awal, pada usia 3 bulan, ciri-ciri sekunder jantan dan betina mulai tampak jelas, memudahkan peternak untuk memisahkan kelompok untuk tujuan yang berbeda (pedaging vs. calon indukan). Jantan akan menunjukkan perkembangan jengger dan pial yang lebih besar dan merah, serta ekor yang mulai melengkung.
Pentingnya Keseragaman: Peternakan yang baik mengutamakan keseragaman (uniformity). Jika ayam KUB umur 3 bulan menunjukkan disparitas bobot lebih dari 20%, ayam-ayam kecil kemungkinan besar akan kesulitan bersaing mendapatkan pakan, dan perlu dipisahkan ke kandang khusus untuk perbaikan nutrisi (flushing).
Manajemen Pakan Kritis (Transisi Starter ke Grower)
Perubahan pakan dari starter (umur 0-8 minggu) ke grower (umur 9-20 minggu) adalah tantangan manajemen terbesar pada usia 3 bulan. Pakan grower harus memenuhi kebutuhan energi tinggi untuk pembesaran, namun dengan komposisi protein yang sedikit lebih rendah daripada fase starter.
Kebutuhan Nutrisi Spesifik Fase Grower
Pada 3 bulan, kebutuhan protein kasar (PK) Ayam KUB idealnya berkisar antara 16% hingga 18%. Energi metabolis (EM) yang dibutuhkan harus tinggi, sekitar 2800 hingga 2900 kkal/kg. Keseimbangan asam amino, terutama Lisin dan Metionin, tetap vital untuk pembentukan otot dan bulu.
- Protein Kasar (PK): Penurunan dari 21-23% (starter) menjadi 16-18% (grower) dilakukan bertahap. Penurunan yang terlalu cepat dapat menghambat pertumbuhan.
- Energi Metabolis (EM): Diperlukan untuk aktivitas dan pembesaran. Sumber utama adalah karbohidrat (jagung, dedak).
- Mineral: Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) sangat penting untuk tulang. Rasio Ca:P harus dijaga idealnya 2:1.
Strategi Transisi Pakan (Minggu ke-12)
Transisi pakan harus dilakukan perlahan selama 5-7 hari untuk mencegah gangguan pencernaan, seperti diare atau kembung, akibat perubahan formulasi mendadak. Proses transisi yang direkomendasikan:
- Hari 1-2: 75% Pakan Starter + 25% Pakan Grower
- Hari 3-4: 50% Pakan Starter + 50% Pakan Grower
- Hari 5-6: 25% Pakan Starter + 75% Pakan Grower
- Hari 7 dst: 100% Pakan Grower
Gambar 2: Sanitasi tempat pakan harus dijaga ketat untuk mencegah kontaminasi.
Pengaturan Jumlah Pakan Harian (Ransum)
Pada usia 3 bulan, Ayam KUB membutuhkan asupan pakan sekitar 60-80 gram per ekor per hari, tergantung pada sistem pemeliharaan (intensif, semi-intensif, atau umbaran). Jika menggunakan sistem semi-intensif, alokasi pakan komersial mungkin sedikit dikurangi karena ayam mendapatkan sebagian nutrisi dari hijauan atau serangga di area umbaran.
Faktor Konversi Pakan (FCR)
Peternak harus mulai menghitung FCR pada fase ini. FCR adalah perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dengan kenaikan berat badan. FCR yang baik untuk KUB pada akhir fase grower idealnya di bawah 3.0. FCR yang tinggi (misalnya 4.0 atau lebih) menunjukkan inefisiensi pakan, bisa karena formulasi yang salah, penyakit subklinis, atau stres lingkungan.
Perhitungan FCR harian atau mingguan akan membantu peternak mengidentifikasi masalah lebih awal. Contoh: Jika 100 ekor ayam menghabiskan 10 kg pakan per hari, dan total kenaikan bobot harian adalah 3 kg, maka FCR = 10 kg / 3 kg = 3.33.
Alternatif Pakan Mandiri
Untuk menekan biaya operasional yang didominasi oleh pakan, banyak peternak KUB mulai memperkenalkan pakan alternatif pada usia ini. Namun, formulasi harus tetap memperhatikan keseimbangan nutrisi:
- Sumber Karbohidrat: Jagung giling, Dedak padi kualitas baik, Singkong kering.
- Sumber Protein: Tepung ikan (jika terjangkau), bungkil kedelai (SBM), ampas tahu yang difermentasi.
- Hijauan: Daun pepaya, daun singkong, atau azolla dapat diberikan sebagai suplemen protein dan vitamin, terutama jika sistemnya semi-intensif.
Pemberian pakan alternatif harus diimbangi dengan premix vitamin dan mineral untuk menghindari defisiensi nutrisi mikro yang dapat menyebabkan pertumbuhan kerdil atau masalah reproduksi di masa depan.
Metode Pemberian Pakan
Sebaiknya pakan diberikan dua kali sehari (pagi dan sore) dengan memastikan tempat pakan bersih. Jika menggunakan sistem pakan ad libitum (sekehendak ayam), pastikan pakan selalu tersedia, tetapi jangan biarkan pakan menumpuk dan basi di tempat pakan.
Manajemen Air Minum
Kebutuhan air pada usia 3 bulan sangat tinggi, terutama pada cuaca panas. Kotoran yang cair seringkali disebabkan oleh kualitas air yang buruk atau suhu kandang yang terlalu tinggi. Pastikan air minum selalu bersih dan segar. Pemberian vitamin C (anti-stres) atau elektrolit melalui air minum sangat direkomendasikan saat terjadi perubahan cuaca atau setelah vaksinasi.
Program Kesehatan dan Biosekuriti Usia 3 Bulan
Meskipun Ayam KUB umur 3 bulan lebih kuat dari pada DOC, mereka masih rentan terhadap penyakit tertentu, terutama penyakit yang berhubungan dengan lingkungan kandang yang padat dan transisi ke pakan baru. Program biosekuriti harus diperketat.
Vaksinasi Lanjutan (Booster)
Pada usia 3 bulan, peternak harus meninjau kembali jadwal vaksinasi. Beberapa vaksinasi penting yang mungkin memerlukan booster pada periode ini (atau sedikit sebelumnya):
- ND (Newcastle Disease) / Tetelo: Seringkali booster kedua diberikan sekitar usia 10-12 minggu, terutama jika peternakan berada di daerah endemik. Penggunaan vaksin aktif (strain La Sota atau B1) melalui air minum atau tetes mata/hidung masih umum, namun pastikan ayam tidak diberi air mengandung klorin 2 jam sebelum dan sesudah vaksinasi.
- Coccidiosis: Meskipun biasanya dikontrol melalui pakan medicated di fase starter, jika kasus muncul pada usia ini, pengobatan dengan antikoksidia (seperti Amprolium) mungkin diperlukan.
Gambar 3: Perisai yang melambangkan pentingnya biosekuriti untuk melindungi investasi ternak.
Pengendalian Parasit (Cacing dan Kutu)
Usia 3 bulan adalah waktu yang ideal untuk memulai program deworming (pemberian obat cacing), terutama jika ayam dipelihara semi-intensif dengan akses ke tanah atau hijauan. Cacingan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, anemia, dan gangguan penyerapan nutrisi.
- Obat Cacing: Gunakan obat cacing spektrum luas (misalnya Piperazine atau Levamisol) sesuai dosis yang dianjurkan. Pengulangan dosis biasanya dilakukan 4-6 minggu kemudian.
- Kutu/Kutu Merah: Perhatikan indikasi serangan ektoparasit (kutu, tungau). Ini sering terjadi di kandang baterai atau kandang postal yang kurang bersih. Gunakan insektisida yang aman untuk unggas dan pastikan semua celah kandang dibersihkan dan disemprot.
Tindakan Biosekuriti Harian
Biosekuriti adalah garis pertahanan pertama. Pada fase grower, biosekuriti mencakup:
- Pembatasan Akses: Larang orang luar masuk ke area kandang. Sediakan bak desinfektan di pintu masuk.
- Isolasi Ayam Sakit: Segera pisahkan (isolasi) ayam yang menunjukkan gejala sakit (lesu, kurang nafsu makan, diare) ke kandang karantina.
- Pembuangan Bangkai: Bangkai ayam harus segera dimusnahkan, idealnya dibakar atau dikubur dalam dan diberi desinfektan, JANGAN dibiarkan di dekat kandang.
- Sanitasi Pakan dan Air: Pastikan tempat pakan dan minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Lumut dan sisa pakan basi adalah sumber penyakit.
Identifikasi Penyakit Umum di Usia 3 Bulan
Pada fase ini, penyakit yang sering muncul meliputi:
- CRD (Chronic Respiratory Disease): Disebabkan oleh Mycoplasma. Ditandai dengan ayam bersin, mata berbusa, dan kesulitan bernapas. Dipicu oleh ventilasi buruk atau fluktuasi suhu ekstrem.
- Coccidiosis (Koksidiosis): Meskipun lebih umum pada DOC, bisa kambuh jika sanitasi litter buruk, ditandai dengan feses berdarah.
- Kolera Unggas (Fowl Cholera): Bakteri Pasteurella multocida. Dapat menyebabkan kematian mendadak, jengger membiru, dan diare kehijauan.
Manajemen Kandang dan Lingkungan Usia 3 Bulan
Seiring bertambahnya ukuran fisik, kebutuhan akan ruang (densitas) ayam KUB juga meningkat. Manajemen kandang yang buruk pada fase ini akan menyebabkan stres, kanibalisme, dan penyebaran penyakit yang cepat.
Kepadatan Kandang (Densitas)
Kepadatan ideal untuk Ayam KUB umur 3 bulan dalam sistem postal (lantai litter) adalah sekitar 5-6 ekor per meter persegi. Jika kepadatan melebihi batas ini, ayam akan mengalami kesulitan bergerak, panas berlebih, peningkatan kelembaban litter, dan memicu perilaku agresif.
Jika menggunakan kandang baterai (untuk persiapan indukan), ukuran per slot harus disesuaikan agar ayam dapat berdiri dan bergerak nyaman tanpa bersentuhan langsung dengan ayam tetangga, meminimalkan risiko penularan. Namun, sistem baterai umumnya baru efektif setelah ayam memasuki usia 5-6 bulan.
Pengelolaan Litter (Sekam)
Litter (sekam padi, serutan kayu) yang digunakan sejak fase starter harus dipertahankan dalam kondisi kering dan gembur. Kelembaban litter yang tinggi (di atas 25%) adalah media sempurna untuk pertumbuhan bakteri, jamur, dan oosista koksidia. Lakukan pengadukan litter secara rutin (setiap 2-3 hari) dan tambahkan sekam baru jika litter mulai menggumpal atau berbau amonia.
Bau amonia yang menyengat di kandang adalah tanda kegagalan manajemen litter. Amonia dapat merusak saluran pernapasan ayam, meningkatkan kerentanan terhadap CRD, dan mengurangi nafsu makan.
Pencahayaan
Pada fase grower, manajemen pencahayaan tidak se-kritis fase DOC, tetapi tetap penting. Ayam harus mendapatkan siklus terang dan gelap yang teratur. Untuk pertumbuhan optimal, berikan sekitar 14-16 jam cahaya per hari (termasuk cahaya matahari alami). Jika tujuannya adalah persiapan untuk fase petelur, program pencahayaan ketat akan dimulai saat ayam mendekati masa pubertas (sekitar 18 minggu).
Ventilasi dan Suhu
Ventilasi harus optimal untuk menghilangkan gas beracun (amonia dan CO2) serta mengurangi kelembaban. Kandang tipe terbuka (open house) di Indonesia biasanya memadai, asalkan dinding kandang tidak tertutup rapat. Pastikan aliran udara lancar, tanpa menyebabkan angin kencang langsung yang bisa membuat ayam stres.
Suhu kandang ideal untuk ayam KUB umur 3 bulan adalah antara 24°C hingga 28°C. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stress, yang ditandai dengan ayam terengah-engah (panting), minum berlebihan, dan penurunan konsumsi pakan, yang akhirnya menurunkan laju pertumbuhan.
Stres Lingkungan dan Kanibalisme
Kanibalisme (saling mematuk) seringkali meningkat di usia 3 bulan karena beberapa faktor:
- Kepadatan tinggi.
- Kekurangan protein/garam dalam pakan.
- Pencahayaan terlalu terang.
Jika kanibalisme terjadi, solusinya bisa berupa mengurangi intensitas cahaya, memperkaya pakan dengan garam atau serat, atau melakukan pemotongan paruh (debeaking) ringan (hanya jika sangat diperlukan dan dilakukan oleh tenaga ahli).
Persiapan Menuju Fase Pra-Petelur dan Panen
Manajemen di usia 3 bulan adalah investasi untuk fase berikutnya. Peternak harus mulai memprediksi tujuan akhir: apakah ayam akan dijual sebagai daging, dijual sebagai stok grower, atau dipertahankan sebagai calon indukan (layer).
Seleksi dan Culling
Pada usia 3 bulan, seleksi ketat harus dilakukan. Ayam yang pertumbuhannya jauh di bawah standar (bobot kurang dari 750 gram), memiliki cacat fisik, atau sering sakit harus segera dikeluarkan (culling).
Culling bertujuan untuk:
- Mengurangi persaingan pakan bagi ayam yang sehat.
- Mengurangi risiko penyebaran penyakit.
- Meningkatkan efisiensi ekonomi (tidak memberi pakan pada ayam yang tidak akan menghasilkan).
Pembentukan Kelompok Indukan (Jika Tujuannya Layer)
Jika Ayam KUB dipersiapkan sebagai calon indukan, pemisahan jantan (jago) dan betina (dara) harus dilakukan secara definitif pada usia 3-4 bulan. Hal ini penting untuk mengontrol rasio jantan:betina dan menghindari pembuahan yang terlalu dini yang dapat merusak organ reproduksi dara.
Rasio Ideal: Untuk pembibitan, rasio yang umum digunakan adalah 1 jantan untuk setiap 8-10 betina.
Introduksi Pakan Pra-Petelur (Pullet Feed)
Mendekati usia 4-5 bulan, jika ayam ditujukan untuk bertelur, pakan grower akan digantikan dengan pakan pra-petelur (pullet feed). Pakan ini memiliki kandungan kalsium yang sedikit lebih tinggi daripada pakan grower, mempersiapkan tubuh dara untuk produksi cangkang telur. Peternak KUB harus merencanakan pengadaan pakan ini di akhir usia 3 bulan.
Peralihan ke Sistem Umbaran/Free Range
Banyak peternak KUB mengadopsi sistem semi-intensif. Usia 3 bulan adalah waktu yang sangat baik untuk mulai membiasakan ayam dilepas di area umbaran yang aman (berpagar). Manfaatnya:
- Mengurangi biaya pakan (ayam mencari makan alami).
- Meningkatkan kualitas daging dan telur (profil nutrisi yang lebih baik).
- Mengurangi stres dan perilaku agresif di kandang.
Pastikan area umbaran memiliki naungan yang cukup dan terlindungi dari predator (ular, musang, anjing).
Analisis Ekonomi dan Efisiensi Budidaya KUB di Usia 3 Bulan
Budidaya Ayam KUB memerlukan perhitungan ekonomi yang cermat. Pada usia 3 bulan, sebagian besar investasi (kecuali biaya tenaga kerja) sudah dikeluarkan, terutama untuk pakan dan obat-obatan/vaksin.
Perhitungan Biaya Pokok Produksi (BPP)
Pada 90 hari, komponen biaya terbesar adalah pakan, yang menyumbang 60-70% dari total biaya operasional. Peternak harus menghitung berapa total pakan yang telah dihabiskan per ekor, ditambah biaya DOC, biaya vaksinasi, dan biaya listrik/pemanasan (yang seharusnya sudah sangat minimal di fase ini).
Contoh perhitungan kasar (berdasarkan rata-rata konsumsi):
Jika rata-rata konsumsi pakan dari DOC hingga 90 hari adalah 3.5 kg/ekor (menggabungkan fase starter dan grower), dan harga rata-rata pakan adalah Rp 7.000/kg. Maka biaya pakan per ekor adalah Rp 24.500. Ditambah biaya DOC (misalnya Rp 7.000) dan kesehatan/listrik (misalnya Rp 3.000), total BPP per ekor adalah sekitar Rp 34.500 pada 3 bulan.
Skala Ekonomis dan Titik Impas
Mengetahui BPP pada usia 3 bulan memungkinkan peternak menentukan harga jual jika mereka memutuskan menjual stok grower. Jika BPP Rp 34.500/ekor, peternak harus menjual di atas angka ini untuk mendapatkan keuntungan. Titik impas (break-even point) yang dihitung pada usia ini sangat berguna untuk memproyeksikan keuntungan saat panen daging (4-5 bulan) atau saat mulai bertelur (6-7 bulan).
Peningkatan FCR di fase grower (misalnya dari FCR 2.5 menjadi 3.5) akan meningkatkan BPP secara signifikan dan mengurangi margin keuntungan. Oleh karena itu, manajemen pakan yang ketat pada usia 3 bulan adalah kunci efisiensi finansial.
Pemanfaatan Limbah dan Integrasi
Kotoran ayam (feses) dari kandang KUB usia 3 bulan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi. Jika peternak mengintegrasikan budidaya dengan pertanian atau perikanan, nilai ekonomi dari limbah ini dapat menutupi sebagian biaya operasional.
Pemecahan Masalah Spesifik pada Ayam KUB Umur 3 Bulan
Beberapa tantangan sering muncul pada usia transisi ini yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.
1. Kaki Lumpuh atau Lemah
Jika ayam yang seharusnya sehat mulai menunjukkan kelemahan kaki, ini sering disebabkan oleh defisiensi mineral (Kalsium, Fosfor, atau Vitamin D) atau masalah genetik (perosis). Pada usia 3 bulan, hal ini juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang lebih cepat daripada kemampuan otot menopangnya. Solusinya adalah penambahan premix yang mengandung mineral dan vitamin D dosis tinggi melalui air minum, dan memastikan lantai kandang tidak licin.
2. Penurunan Nafsu Makan Mendadak
Penurunan nafsu makan (anoreksia) biasanya merupakan gejala awal penyakit (misalnya ND, Gumboro, atau Koksidiosis) atau stres lingkungan (panas ekstrem). Segera cek suhu kandang dan periksa ayam satu per satu. Berikan vitamin B kompleks dan anti-stres (Vitamin C) pada air minum untuk mendorong konsumsi.
3. Peningkatan Kematian (Mortalitas)
Walaupun mortalitas seharusnya sangat rendah di fase grower (idealnya < 0.5% per bulan), peningkatan kematian menunjukkan adanya wabah. Jika terjadi, segera hubungi dokter hewan atau petugas penyuluh. Kematian mendadak seringkali terkait dengan Kolera Unggas, ND, atau keracunan jamur (aflatoksin) pada pakan yang disimpan terlalu lama.
Lakukan nekropsi (bedah bangkai) pada beberapa ayam yang mati untuk mengidentifikasi penyebabnya, misalnya: pendarahan di usus (koksidiosis), pembengkakan limpa (Gumboro), atau perdarahan di organ dalam (ND).
4. Kanibalisme yang Tak Terkendali
Jika masalah kanibalisme tidak terselesaikan dengan mengurangi cahaya atau menambah pakan hijauan, perlu dilakukan debeaking (pemotongan paruh) preventif. Pemotongan paruh harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lidah atau menyebabkan rasa sakit berkepanjangan yang menghambat konsumsi pakan.
5. Bulu Kusam dan Pertumbuhan Lambat
Ini adalah indikator kuat kekurangan protein, terutama asam amino sulfur. Periksa kualitas pakan grower yang digunakan. Jika menggunakan pakan racikan sendiri, pastikan sumber protein memiliki kandungan yang memadai dan mudah dicerna. Cacingan juga bisa menjadi penyebab utama pertumbuhan lambat; ulangi program obat cacing.
Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya
Periode usia 3 bulan adalah fase penentuan kualitas akhir Ayam KUB. Manajemen yang ketat terhadap transisi pakan dari starter ke grower, penerapan program kesehatan booster, dan pengendalian densitas kandang adalah kunci utama untuk mencapai bobot target. Dengan bobot yang ideal pada usia 90 hari, Ayam KUB memiliki pondasi yang kuat untuk memasuki fase produksi (baik daging maupun telur) dengan efisiensi pakan yang maksimal.
Peternak harus mencatat semua parameter—konsumsi pakan, bobot mingguan, dan mortalitas—untuk terus mengukur efisiensi FCR. Konsistensi dalam sanitasi dan biosekuriti akan menjaga ayam bebas dari penyakit yang dapat meruntuhkan keuntungan yang telah dibangun sejak fase DOC. Setelah melewati usia 3 bulan dengan sukses, perhatian manajemen akan bergeser ke persiapan pubertas dan peningkatan Kalsium untuk calon petelur, atau memaksimalkan bobot akhir untuk ayam pedaging di bulan ke-4 dan ke-5.
Investasi waktu dan biaya pada Ayam KUB umur 3 bulan adalah investasi yang akan menentukan keberhasilan panen di masa depan.