Manajemen Komprehensif Ayam Kampung Umur 2 Bulan (60 Hari)

Tahap Krusial Menuju Pembesaran yang Sukses dan Produktif

I. Pendahuluan: Mengapa Usia 2 Bulan Sangat Penting?

Usia 2 bulan, atau tepatnya 60 hari, adalah fase transisi paling kritis dalam siklus hidup budidaya ayam kampung. Anak ayam (DOC) telah melewati masa rawan inkubasi dan brooder (umur 0-30 hari), dan kini memasuki tahap starter akhir menuju grower (pembesaran). Kesalahan minor yang dilakukan pada tahap DOC dapat diperbaiki, namun kesalahan besar pada usia 60 hari dapat berdampak fatal pada pertumbuhan, kekebalan tubuh, dan efisiensi pakan hingga ayam siap panen.

Pada usia ini, kebutuhan nutrisi, suhu lingkungan, dan manajemen kesehatan berubah drastis dibandingkan bulan pertama. Peternak harus melakukan penyesuaian total, karena sistem pencernaan ayam sudah semakin matang dan sistem kekebalan tubuhnya harus diperkuat untuk menghadapi tekanan lingkungan yang lebih keras.

Fokus utama pada periode 60 hari ini adalah:

  1. Transisi Pakan: Perpindahan dari pakan starter tinggi protein yang mahal ke pakan grower yang lebih ekonomis namun tetap memenuhi kebutuhan energi.
  2. Manajemen Kandang: Mengurangi kebutuhan pemanas secara total dan mulai menerapkan kepadatan yang sesuai untuk menghindari stres panas dan kanibalisme.
  3. Program Vaksinasi Lanjutan: Melakukan program kesehatan preventif yang memastikan ayam siap menghadapi penyakit endemik di wilayah tersebut.
Ilustrasi Ayam Kampung Umur 2 Bulan

Ilustrasi: Ayam kampung yang telah melewati fase awal dan siap memasuki pembesaran cepat.

II. Manajemen Pakan dan Nutrisi di Usia 60 Hari

Pengelolaan pakan menyumbang 60-70% dari total biaya operasional ternak. Oleh karena itu, efisiensi pakan pada usia 2 bulan adalah kunci profitabilitas. Ayam umur 60 hari membutuhkan energi yang tinggi untuk pembentukan otot dan tulang, namun peternak sering kali melakukan transisi pakan yang terlalu cepat, menyebabkan stagnasi pertumbuhan (stunting).

A. Transisi Pakan: Dari Starter ke Grower

Pada umumnya, pakan starter (umur 0-4 minggu) memiliki protein kasar (PK) 21-23%. Pakan finisher/grower (umur 8 minggu ke atas) memiliki PK 16-18%. Usia 60 hari berada tepat di garis batas transisi ini. Transisi yang ideal harus dilakukan secara bertahap selama 7 hingga 10 hari:

Tahapan Transisi Ideal (Hari ke 55-65):

  1. Hari 1-3 (55-57): 75% Pakan Starter + 25% Pakan Grower. Tujuannya adalah memperkenalkan aroma dan tekstur pakan baru.
  2. Hari 4-7 (58-61): 50% Pakan Starter + 50% Pakan Grower. Tahap penyesuaian sistem pencernaan.
  3. Hari 8-10 (62-64): 25% Pakan Starter + 75% Pakan Grower. Protein perlahan diturunkan.
  4. Hari 11 (65 dst): 100% Pakan Grower.

Jika transisi dilakukan terlalu mendadak, ayam dapat mengalami gangguan pencernaan, diare, atau penurunan nafsu makan mendadak. Hal ini akan memicu penurunan Berat Badan Harian (ADG).

B. Kebutuhan Nutrisi Spesifik Ayam 2 Bulan

Meskipun kita beralih ke pakan grower, pemahaman tentang komposisi nutrisi tetap vital:

C. Strategi Pemberian Pakan (Feeding Strategy)

Pada usia 60 hari, pemberian pakan tidak lagi bersifat ad libitum (selalu tersedia) murni seperti pada DOC, terutama jika peternak menerapkan sistem semi-intensif. Strategi yang efisien meliputi:

  1. Pembatasan Waktu (Restriction Feeding): Memberikan pakan 3-4 kali sehari pada jadwal yang tetap (misalnya, 07:00, 12:00, 17:00). Ini merangsang nafsu makan dan memastikan seluruh kawanan makan secara serentak.
  2. Ukuran Pakan: Ayam 2 bulan sudah mampu menelan pakan berbentuk pellet kecil atau crumble. Pakan yang terlalu halus (mash) sering menyebabkan pakan terbuang dan terkontaminasi.
  3. Monitoring Konsumsi: Rata-rata konsumsi pakan harian (Feed Intake) ayam kampung umur 2 bulan berkisar antara 45 hingga 60 gram per ekor per hari, tergantung strain dan jenis pakan. Pemantauan ketat diperlukan untuk mendeteksi penurunan konsumsi, yang merupakan indikasi pertama adanya masalah kesehatan atau stres.
Studi Kasus Efisiensi Pakan: Penggunaan pakan campuran (misalnya, dedak fermentasi 20% dan konsentrat grower 80%) dapat menekan biaya. Namun, penting untuk memastikan PK total tetap di atas 18.5% pada awal fase grower agar tidak mengorbankan kecepatan pertumbuhan. Fermentasi membantu meningkatkan daya cerna.

D. Air Minum sebagai Nutrisi Krusial

Konsumsi air pada ayam 2 bulan meningkat signifikan, sekitar 2 hingga 3 kali lipat konsumsi pakan. Kualitas air sering diabaikan:


E. Perhitungan Kebutuhan Pakan Mendetail (Simulasi)

Untuk mengelola biaya secara efektif, peternak harus menghitung kebutuhan pakan total hingga panen. Mari kita asumsikan peternak memiliki 500 ekor ayam kampung dan ingin mencapai berat panen 1 kg pada usia 120 hari (4 bulan). Usia 60 hari adalah titik tengah, di mana akumulasi pakan sudah mencapai sekitar 0.8-1.0 kg/ekor.

Fase Usia Rata-rata Konsumsi Harian (g/ekor) Protein Kasar (%) Akumulasi Pakan (g/ekor)
0 - 30 Hari (Starter) 30 - 45 21 - 23 ~1000 - 1200
30 - 60 Hari (Transisi/Starter Akhir) 45 - 60 20 - 21 ~1350 - 1800
60 - 90 Hari (Grower Awal) 60 - 75 18 - 19 ~1800 - 2250
90 - Panen (Finisher) 75 - 90 16 - 18 Variatif

Jika ayam kampung Anda pada usia 60 hari telah mengkonsumsi total 1.5 kg pakan, dan bobot badannya mencapai 550-650 gram, ini menandakan Efisiensi Konversi Pakan (FCR) yang baik. Jika FCR mulai memburuk (misalnya 1.5 kg pakan hanya menghasilkan 500 gram berat), manajemen pakan dan kesehatan harus segera dievaluasi.

III. Manajemen Kandang dan Lingkungan 2 Bulan

A. Penyesuaian Kepadatan Kandang (Density Management)

Masalah terbesar yang dihadapi peternak di usia 2 bulan adalah kepadatan kandang. Anak ayam yang awalnya nyaman dalam 1 meter persegi, kini menjadi berdesakan. Kepadatan yang berlebihan menyebabkan peningkatan kelembaban, penumpukan amonia, dan yang paling parah, peningkatan stres termal (kepanasan) dan stres sosial (agresi/kanibalisme).

Standar Kepadatan Ideal (Lantai Litter):

Jika populasi 500 ekor, pada usia 60 hari, Anda membutuhkan minimal 50 hingga 62.5 meter persegi area kandang. Peternak yang menggunakan sistem umbaran (semi-intensif) harus memastikan luasan umbaran sudah cukup besar untuk menampung pergerakan bebas ayam, yang pada usia ini sudah sangat lincah.

B. Penghapusan Pemanas (Brooder)

Pada usia 60 hari, ayam kampung telah mengembangkan sistem termoregulasi yang matang dan bulu yang sempurna (fase bulu dewasa mulai terbentuk). Kebutuhan akan pemanas buatan (brooder) sudah hilang sepenuhnya, bahkan pemanas dapat menjadi sumber stres panas.

Suhu ideal untuk ayam 2 bulan adalah 22°C hingga 25°C. Jika suhu lingkungan melebihi 28°C, peternak harus mengambil langkah mitigasi agresif:

  1. Peningkatan Ventilasi: Buka tirai kandang sepenuhnya (kecuali pada malam hari yang dingin). Pastikan aliran udara silang (cross-ventilation) berjalan baik.
  2. Pengkabutan (Misting): Jika suhu sangat tinggi (>30°C), pengkabutan ringan di sekitar atap atau penggunaan kipas dapat membantu.
  3. Pengaturan Waktu Pakan: Pindahkan waktu pemberian pakan ke periode yang lebih dingin (pagi buta dan sore hari) karena ayam makan lebih sedikit saat stres panas.

C. Manajemen Litter dan Amonia

Kualitas alas kandang (litter), seperti sekam atau serutan kayu, adalah penentu utama kesehatan pernapasan ayam 60 hari. Kotoran ayam pada usia ini jauh lebih banyak dan mengandung kadar air yang lebih tinggi.


D. Pencegahan Kanibalisme (Cannibalism Control)

Kanibalisme sering memuncak pada fase grower (60 hari ke atas). Ayam sudah cukup kuat untuk saling melukai, terutama jika ada faktor pemicu seperti stres, kebosanan, atau kekurangan nutrisi.

Penyebab Utama Kanibalisme di Usia 2 Bulan:

  1. Kepadatan Tinggi: Kurangnya ruang gerak memicu agresi.
  2. Cahaya Terlalu Terang: Intensitas cahaya yang berlebihan membuat ayam lebih agresif dan melihat luka/darah lebih jelas.
  3. Kekurangan Protein/Garam: Pakan yang terlalu rendah protein setelah transisi dapat menyebabkan ayam mencari sumber protein lain (darah atau bulu).
  4. Ketidakseimbangan Vitamin: Kekurangan vitamin, terutama Vitamin K (untuk pembekuan darah), membuat luka ringan berdarah lebih lama, menarik perhatian ayam lain.

Penanggulangan terbaik adalah menggunakan lampu redup (jika menggunakan penerangan buatan), memastikan kepadatan sesuai, dan segera mengisolasi ayam yang terluka atau ayam yang menjadi pelaku gigitan.

IV. Program Kesehatan dan Biosekuriti Lanjutan

Sistem kekebalan ayam kampung pada usia 2 bulan sudah lebih kuat daripada DOC, namun mereka kini terpapar pada risiko penyakit dari lingkungan luar (tanah, vektor, burung liar). Program kesehatan harus fokus pada pencegahan dan penguatan kekebalan tubuh (imunitas) non-spesifik.

A. Program Vaksinasi Setelah 60 Hari

Sebagian besar program vaksinasi ND (Newcastle Disease) dan Gumboro (IBD) primer sudah selesai sebelum usia 4 minggu. Usia 60 hari adalah waktu yang tepat untuk melakukan vaksinasi ulangan (booster) atau vaksinasi terhadap penyakit yang memerlukan paparan di usia lebih lanjut.

Rekomendasi Vaksinasi di Sekitar Usia 60 Hari:

B. Manajemen Biosekuriti yang Diperketat

Biosekuriti bukan hanya tentang mencuci tangan, tetapi serangkaian protokol ketat untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen. Pada usia 60 hari, ayam sudah berpindah ke kandang yang lebih permanen, sehingga biosekuriti harus ditingkatkan:

  1. Pembatasan Akses: Terapkan zona merah (hanya petugas kandang yang boleh masuk). Pasang penampung desinfektan di pintu masuk (foot bath).
  2. Pengendalian Vektor: Intensifkan pemberantasan lalat, tikus, dan burung liar. Tikus dan burung adalah pembawa utama salmonella dan penyakit lainnya. Gunakan jaring atau kawat yang rapat pada sisi kandang.
  3. Sanitasi Peralatan: Semua tempat pakan dan minum harus dijemur setelah dicuci dan didesinfeksi. Jangan biarkan peralatan kotor dari satu blok kandang digunakan di blok kandang lain tanpa sanitasi menyeluruh.

C. Penyakit Umum pada Ayam 2 Bulan

Pada usia 60 hari, penyakit cenderung bersifat kronis dan dipicu oleh stres lingkungan atau kegagalan vaksinasi. Peternak harus waspada terhadap gejala-gejala berikut:

1. Chronic Respiratory Disease (CRD Kompleks)

Dipicu oleh Mycoplasma gallisepticum dan diperparah oleh amonia tinggi atau infeksi E. coli sekunder. Gejala: Ayam berbunyi 'ngorok' (rattling), batuk, mata berair/berbusa, dan hidung berlendir. Penanganan: Perbaiki ventilasi, kurangi amonia, dan berikan antibiotik yang sesuai (misalnya, Tylosin atau Enrofloxacin) di bawah pengawasan dokter hewan.

2. Koksidiosis (Coccidiosis)

Meskipun lebih umum di usia muda, koksidiosis dapat menyerang kembali saat ayam stres atau ketika sanitasi litter buruk. Gejala: Kotoran berdarah (merah/oranye), ayam tampak lesu, nafsu makan menurun drastis. Penanganan: Berikan antikoksidia (seperti Amprolium atau Toltrazuril) dan segera keringkan atau ganti litter yang basah.

3. Cacingan (Worm Infestation)

Sangat umum pada ayam kampung yang dipelihara di umbaran atau semi-intensif. Cacingan mulai signifikan mengganggu pertumbuhan di usia 2 bulan ke atas. Gejala: Bobot tidak bertambah meskipun konsumsi pakan normal, lesu, bulu kusam, dan kadang ditemukan cacing di kotoran. Penanganan: Berikan obat cacing spektrum luas (misalnya, Piperazine atau Albendazole) sesuai dosis, dan ulangi 4-6 minggu kemudian.

Deteksi dini adalah kunci. Lakukan pemeriksaan visual setidaknya 3 kali sehari. Perhatikan ayam yang menyendiri, bulu kusam, dan perubahan kotoran. Isolasi ayam sakit secepat mungkin untuk mencegah penularan.

Ilustrasi Manajemen Pakan GROWER

Ilustrasi: Transisi ke pakan Grower sebagai sumber utama nutrisi pada usia 2 bulan.

V. Pemantauan Pertumbuhan dan Target Bobot Badan

Usia 2 bulan adalah periode di mana selisih bobot antar ayam (unifomitas) mulai terlihat jelas. Ayam yang lambat tumbuh pada fase ini kemungkinan besar akan tetap lambat hingga panen. Oleh karena itu, peternak harus menetapkan target bobot yang realistis dan melakukan grading (pemisahan) secara teratur.

A. Target Bobot Badan Ideal

Mengingat strain ayam kampung unggulan (misalnya KUB, Joper) memiliki performa yang lebih baik, target bobot badan harus disesuaikan. Untuk ayam kampung pedaging murni (bukan layer/pejantan), target di usia 60 hari adalah:

Jika bobot rata-rata kawanan berada di bawah target 500 gram pada usia 60 hari, peternak harus segera mengintervensi dengan meningkatkan kandungan protein pakan (misalnya, kembali ke formulasi 20% PK untuk sementara waktu) dan melakukan pengecekan kesehatan menyeluruh (terutama cacingan atau infeksi Mycoplasma).

B. Pentingnya Grading dan Seleksi

Grading adalah proses memisahkan ayam berdasarkan ukuran atau bobotnya. Pada usia 60 hari, proses ini sangat penting untuk:

  1. Mengurangi Persaingan Pakan: Ayam kecil sering kalah bersaing dengan ayam besar, sehingga pertumbuhannya semakin tertinggal. Pemisahan memastikan ayam kecil mendapatkan pakan yang cukup.
  2. Mencegah Stres Sosial: Ayam besar cenderung mendominasi dan mematuk ayam kecil.
  3. Manajemen Pakan yang Diferensiasi: Ayam yang tertinggal pertumbuhannya (stunting) mungkin memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi (mirip starter) untuk mengejar ketinggalan, sementara ayam normal bisa melanjutkan pakan grower standar.

Lakukan grading menjadi minimal dua kelompok: Kelompok A (Normal/Cepat Tumbuh) dan Kelompok B (Lambat Tumbuh/Runts).

C. Identifikasi dan Penanganan Stunting

Stunting (kerdil) adalah kegagalan mencapai potensi pertumbuhan genetik, yang biasanya disebabkan oleh masalah pada 2-3 minggu pertama kehidupan (panas, pakan, penyakit). Pada usia 60 hari, stunting sudah terlihat jelas.

Ciri-ciri Ayam Stunting 2 Bulan:

Ayam yang mengalami stunting parah memiliki FCR yang sangat buruk dan biaya pemeliharaan yang tidak sebanding dengan hasil panen. Keputusan harus diambil: apakah ayam ini dipelihara lebih lama dengan pakan khusus, atau harus segera dikeluarkan dari kawanan untuk memotong kerugian FCR.

VI. Aspek Bisnis: Prospek dan Perencanaan Keuangan

Bagi peternak komersial, usia 2 bulan adalah titik di mana investasi pakan sudah sangat besar, dan peternak harus mulai merencanakan strategi panen dan analisis biaya untuk memitigasi risiko.

A. Perhitungan Biaya Operasional (COGS)

Hingga usia 60 hari, biaya terbesar telah dihabiskan untuk pembelian DOC (Day Old Chick), pakan starter, dan energi pemanas. Perhitungan biaya pada tahap ini adalah dasar untuk menentukan harga jual minimum.

Asumsi perhitungan (per ekor):

Angka ini krusial. Peternak harus memastikan bahwa investasi pakan lanjutan (fase grower/finisher) akan menghasilkan bobot yang cukup untuk menutup HPP ini dan memberikan margin keuntungan yang layak.

B. Prediksi Waktu dan Target Panen

Ayam kampung biasanya dipanen pada bobot 0.8 kg hingga 1.2 kg, tergantung permintaan pasar. Usia 60 hari menentukan kapan panen akan dilakukan:

Setiap penundaan panen berarti peningkatan biaya pakan, yang secara signifikan akan mengurangi margin keuntungan.

C. Diversifikasi dan Transisi ke Sistem Layer (Opsional)

Jika peternak berniat membesarkan ayam kampung untuk produksi telur (layer), usia 60 hari adalah saat yang tepat untuk melakukan seleksi bibit jantan dan betina terbaik. Ayam betina yang menunjukkan pertumbuhan seragam dan kesehatan optimal akan dipindahkan ke kandang pembesaran layer, di mana mereka akan mulai mendapatkan pakan khusus pre-layer di usia 16-18 minggu.

VII. Analisis Mendalam Formulasi Pakan Alternatif

Untuk menekan biaya operasional yang melonjak pada fase grower, banyak peternak ayam kampung mulai bereksperimen dengan pakan alternatif dan fermentasi. Namun, kesalahan formulasi di usia 2 bulan dapat merusak seluruh investasi. Analisis ini membahas detail bagaimana pakan alternatif dapat diterapkan tanpa mengorbankan nutrisi kritis.

A. Penggunaan Dedak Padi dan Jagung Giling

Dedak padi dan jagung giling adalah komponen utama pakan grower rumahan. Pada usia 60 hari, ayam memiliki daya cerna yang lebih baik untuk serat, namun dedak harus berkualitas tinggi (bekatul murni, bukan campuran sekam). Jagung giling adalah sumber Energi Metabolis (EM) utama.

Formulasi Kritis: Jika pakan mandiri digunakan, peternak wajib menambahkan konsentrat protein (PK min 35%) agar total PK pakan jadi tidak turun di bawah 18%. Komposisi yang umum digunakan di fase grower adalah: 50% Jagung Giling, 30% Dedak Padi, 20% Konsentrat Grower.

Risiko: Dedak mudah berjamur (Aflatoksin). Pakan yang berjamur akan menyebabkan kerusakan hati (liver damage) pada ayam, yang manifestasinya sering terlihat pada penurunan nafsu makan kronis di usia 2-3 bulan.

B. Manfaat Protein Non-Konvensional (Magot BSF)

Magot Black Soldier Fly (BSF) yang dikeringkan memiliki kandungan protein kasar antara 40% hingga 50%. Mengingat tingginya biaya konsentrat pabrikan, magot dapat menjadi substitusi protein yang luar biasa di fase grower.

C. Teknik Fermentasi Pakan

Fermentasi menggunakan mikroba (misalnya EM4 atau ragi) bertujuan meningkatkan daya cerna, mengurangi kandungan antinutrisi, dan meningkatkan palatabilitas (rasa) pakan murah seperti dedak atau singkong giling. Di usia 60 hari, ayam sudah sangat responsif terhadap pakan fermentasi.

Protokol Fermentasi Aman:

  1. Pastikan pakan yang difermentasi matang sempurna (minimal 3-5 hari) untuk menghindari masalah pencernaan akut.
  2. Berikan pakan fermentasi secara bertahap (mixing) agar ayam tidak mengalami perubahan drastis pada flora usus.
  3. Pakan fermentasi harus diberikan dalam kondisi kering atau sedikit lembab, jangan berair, untuk menghindari kontaminasi E. coli.

VIII. Optimalisasi Lingkungan untuk Pertumbuhan Cepat

Pertumbuhan optimal ayam 2 bulan tidak hanya ditentukan oleh pakan, tetapi juga kualitas lingkungan mikro kandang. Stres lingkungan dapat menghabiskan hingga 30% energi yang seharusnya dialokasikan untuk pertumbuhan.

A. Penerangan yang Tepat

Pada usia grower, kebutuhan pencahayaan adalah sekitar 12-16 jam per hari (termasuk cahaya matahari). Intensitas cahaya harus dikurangi dibandingkan fase DOC.

B. Pengelolaan Kelembaban dan Sirkulasi Udara

Kelembaban ideal di kandang grower adalah 60% hingga 70%. Kelembaban di atas 80% sangat berbahaya, karena:

  1. Memicu pertumbuhan jamur pada pakan dan litter.
  2. Meningkatkan penyebaran patogen pernapasan.
  3. Membuat ayam sulit melepaskan panas tubuh (evaporasi), menyebabkan stres panas.

Solusi: Pastikan atap kandang memiliki overhang yang memadai untuk mencegah hujan masuk. Perbaiki sistem drainase di sekitar kandang. Jika menggunakan tirai, tirai hanya ditutup sebagian kecil di malam hari untuk mempertahankan suhu, tetapi sirkulasi harus tetap diutamakan.

C. Manajemen Stres dan Keseimbangan Elektrolit

Stres yang terjadi pada usia 60 hari, seperti penanganan saat vaksinasi, grading, atau perubahan cuaca, harus segera diatasi. Stres menyebabkan pelepasan hormon kortikosteron yang menekan sistem kekebalan.

Protokol Anti-Stres: Berikan elektrolit, vitamin C, dan multivitamin kompleks di air minum 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah setiap kegiatan stres (vaksinasi, pemindahan kandang, atau cuaca sangat panas). Vitamin C (asam askorbat) adalah antioksidan kuat yang terbukti membantu mitigasi efek stres termal pada ayam.

IX. Studi Kasus dan Kesalahan Umum dalam Budidaya Ayam 2 Bulan

Banyak peternak pemula membuat kesalahan fundamental saat ayam memasuki fase grower, yang menghambat potensi maksimal pertumbuhan ayam kampung.

A. Kesalahan 1: Gagal Melakukan Pelebaran Kandang Tepat Waktu

Peternak sering terlena karena ayam masih terlihat kecil. Namun, ayam kampung 2 bulan sudah memiliki kebutuhan ruang gerak yang besar. Keterlambatan pelebaran kandang dari 10 ekor/m² menjadi 7-8 ekor/m² akan langsung terlihat dampaknya pada minggu berikutnya: ayam mulai saling patuk, bulu rontok, dan konsumsi pakan menurun akibat stres.

B. Kesalahan 2: Transisi Pakan Terlalu Cepat dan Penurunan Protein Drastis

Demi menghemat biaya pakan starter yang mahal, peternak sering langsung beralih dari 23% PK ke pakan grower 16% PK dalam sehari. Penurunan 7% protein secara mendadak akan menyebabkan tubuh ayam ‘shock’. Proses pembentukan jaringan terhenti. Ayam membutuhkan waktu minimal satu minggu untuk beradaptasi dengan penurunan protein 1-2% per hari.

C. Kesalahan 3: Mengabaikan Pengobatan Cacingan

Banyak peternak beranggapan cacingan hanya masalah pada ayam dewasa. Padahal, infeksi cacing pita (Ascaridia galli) atau cacing rambut (Capillaria) sudah dapat mengurangi penyerapan nutrisi secara signifikan pada usia 60 hari. Karena cacing mengambil nutrisi dari usus, FCR ayam akan melonjak buruk (misalnya, menjadi 4:1 atau 5:1), membuat investasi pakan menjadi sia-sia. Pemeriksaan kotoran secara berkala (atau pengobatan profilaksis/pencegahan) wajib dilakukan.

D. Kesalahan 4: Penggunaan Air Sumur yang Tidak Teruji

Saat populasi membesar, konsumsi air meningkat drastis. Jika peternak beralih menggunakan air sumur non-PAM yang belum diuji, risiko kontaminasi bakteri (terutama E. coli dan Salmonella) meningkat. Kandungan mineral tinggi (besi) dalam air juga dapat mengganggu efektivitas vaksin yang diberikan melalui air minum.

Solusi: Air minum harus selalu diuji pH (ideal 6.0-7.0) dan secara teratur diberikan klorinasi ringan atau penggunaan asam organik untuk menekan pertumbuhan bakteri di jalur air minum.

X. Kesimpulan dan Fokus Jangka Panjang

Fase 60 hari adalah penentu kesuksesan budidaya ayam kampung. Ini adalah periode investasi besar, baik dari segi pakan maupun waktu. Manajemen yang ketat pada kepadatan, transisi nutrisi bertahap, dan program kesehatan preventif yang tepat waktu akan memastikan ayam kampung Anda masuk ke fase finisher dengan pertumbuhan seragam dan kekebalan yang kuat.

Keberhasilan di usia 2 bulan akan menghasilkan ayam yang sehat, tahan penyakit, dan mencapai bobot panen (1 kg) pada waktu yang paling ekonomis. Fokus jangka panjang setelah fase ini adalah menjaga FCR tetap rendah dan menjaga biosekuriti agar ayam terhindar dari penyakit sebelum dijual ke pasar.

Dengan disiplin dalam menjalankan setiap protokol manajemen yang detail ini, peternak ayam kampung dapat memaksimalkan potensi genetik ternak mereka dan meraih keuntungan optimal.

🏠 Kembali ke Homepage