Ayam broiler yang telah mencapai usia 2 bulan, atau sekitar 60 hari, berada pada fase yang sangat krusial, sering disebut sebagai fase finishing atau periode akhir pemeliharaan. Pada titik ini, fokus utama peternak beralih dari pertumbuhan cepat ke optimasi berat badan, efisiensi konversi pakan (FCR), dan memastikan kesehatan prima sebelum waktu panen tiba. Manajemen yang tepat di fase ini akan sangat menentukan profitabilitas dan kualitas karkas akhir.
I. Karakteristik Ayam Broiler pada Umur 2 Bulan
Pada usia 60 hari, broiler modern umumnya telah mencapai bobot panen standar, meskipun banyak strain dipanen lebih awal (antara 35-45 hari). Namun, untuk sistem pemeliharaan yang menargetkan bobot super, atau dalam kasus pemeliharaan yang sedikit lebih panjang, manajemen di bulan kedua sangat penting. Ayam pada fase ini memiliki metabolisme yang tinggi dan kebutuhan nutrisi yang spesifik untuk pembentukan daging (otot) daripada tulang.
Fisiologi dan Berat Badan Target
Secara fisiologis, ayam sudah memiliki kerangka tubuh yang matang. Peningkatan berat yang terjadi adalah murni deposisi lemak dan massa otot. Bobot ideal pada usia 60 hari sangat bervariasi tergantung strain, namun peternak harus menargetkan rata-rata bobot hidup (BW) yang konsisten dan seragam. Faktor keseragaman (uniformity) menjadi prioritas tinggi, sebab ketidakseragaman bobot akan menyulitkan proses pemanenan massal.
- Efisiensi Pakan Menurun: Seiring bertambahnya usia, rasio konversi pakan (FCR) cenderung memburuk. Artinya, dibutuhkan lebih banyak pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Oleh karena itu, kontrol pakan dan nutrisi menjadi sangat ketat.
- Kerentanan Stres: Ukuran tubuh yang besar menyebabkan ayam lebih rentan terhadap stres panas (heat stress) dan kepadatan kandang. Manajemen lingkungan harus diintensifkan.
- Kebutuhan Kalsium dan Fosfor: Meskipun pertumbuhan tulang melambat, mineral ini tetap penting untuk mempertahankan kekuatan kaki dan mencegah masalah kelumpuhan atau leg weakness, yang umum terjadi pada ayam berbobot besar.
Untuk mencapai bobot akhir yang menguntungkan, peternak harus secara ketat mengukur dan membandingkan bobot mingguan dengan standar strain. Deviasi negatif harus diidentifikasi dan diatasi segera, karena di fase ini, kemampuan ayam untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan semakin menurun drastis.
II. Manajemen Pakan Fase Finishing (Usia 60 Hari)
Pakan adalah faktor tunggal terbesar dalam biaya produksi broiler. Pada usia 2 bulan, ayam harus beralih sepenuhnya ke pakan finisher, yang memiliki profil nutrisi khusus yang dirancang untuk memaksimalkan deposisi daging dan menjaga integritas organ.
Kebutuhan Nutrisi Spesifik
Pakan finisher harus mengandung energi metabolik (EM) yang tinggi dan protein kasar (PK) yang sedikit lebih rendah dibandingkan pakan starter atau grower. Pengurangan protein kasar ini bertujuan untuk mengurangi biaya pakan dan meminimalisir beban kerja ginjal yang harus memproses nitrogen berlebih. Namun, kualitas asam amino esensial harus tetap dijaga.
Aspek Kritis dalam Pakan Finishing:
- Energi Metabolik (EM): Harus optimal, biasanya di atas 3200 Kkal/kg. Energi ini vital untuk mempertahankan bobot besar dan mendukung aktivitas basal. Pakan yang kekurangan energi di fase akhir dapat menyebabkan ayam menjadi lesu dan rentan penyakit.
- Protein Kasar (PK): Umumnya diturunkan menjadi sekitar 18-19%. Penurunan ini harus diimbangi dengan kualitas asam amino Lysine dan Methionine yang tinggi, yang merupakan blok bangunan utama otot.
- Rasio Lisin:Metionin: Rasio yang tepat sangat penting. Lisin dibutuhkan untuk pertumbuhan otot, sementara Metionin sering kali menjadi asam amino pembatas. Optimalisasi rasio ini memastikan pemanfaatan protein yang efisien.
- Keseimbangan Elektrolit: Karena ayam berbobot besar rentan terhadap stres panas, penambahan elektrolit dan vitamin C dalam pakan (atau air minum) sangat direkomendasikan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengurangi dampak stres.
Teknik Pemberian Pakan dan Pembatasan
Pada usia 2 bulan, banyak peternak mulai menerapkan strategi pembatasan pakan (feed restriction) ringan atau mengatur waktu makan. Pembatasan pakan yang tepat dapat meningkatkan FCR, mengurangi mortalitas akibat sindrom kematian mendadak (SDS/flip over), dan mempersiapkan ayam untuk proses panen.
Strategi Pemberian Pakan Akhir:
- Pembatasan Kuantitas: Mengurangi sedikit jumlah pakan harian, atau memberikan jeda waktu tertentu di mana ayam tidak mendapat pakan (misalnya, 2-3 jam di tengah hari terpanas). Hal ini merangsang nafsu makan saat suhu lebih rendah.
- Manajemen Malam Hari: Pastikan pasokan pakan cukup selama malam hari. Karena suhu malam lebih sejuk, ini adalah waktu optimal bagi ayam untuk makan dan mengkonversi energi tanpa risiko stres panas yang tinggi. Pencahayaan malam harus memadai (sekitar 10 lux) untuk mendorong konsumsi.
- Persiapan Panen (Withdrawal): Sekitar 8 hingga 12 jam sebelum panen, pakan harus dihentikan total (kecuali air). Hal ini bertujuan untuk mengosongkan saluran pencernaan (gut clearance) dan meminimalkan kontaminasi karkas selama proses pemotongan. Ini adalah langkah krusial yang tidak boleh dilewatkan.
Kegagalan dalam melakukan periode withdrawal yang benar dapat menyebabkan masalah E. coli dan kontaminasi feses pada produk akhir, yang berdampak serius pada keamanan pangan dan reputasi peternakan. Oleh karena itu, pengaturan waktu penghentian pakan harus sinkron dengan jadwal penangkapan dan pengiriman ke rumah potong hewan (RPH).
Analisis Kualitas Pakan Mendalam
Di fase akhir, peternak harus sangat waspada terhadap potensi kerusakan pakan. Pakan yang disimpan terlalu lama atau di tempat yang lembab dapat terkontaminasi jamur, menghasilkan mikotoksin. Mikotoksin pada fase finishing dapat menyebabkan kerusakan hati, penurunan imunitas, dan retensi air dalam tubuh, yang semuanya merugikan saat panen.
Untuk mengatasi risiko ini, peternak dianjurkan untuk:
- Menggunakan agen pengikat toksin (toxin binder) dalam pakan, terutama jika suhu dan kelembaban di gudang penyimpanan pakan tinggi.
- Memastikan penyimpanan pakan di atas palet dan jauh dari dinding untuk mencegah penyerapan kelembaban.
- Memantau tekstur dan bau pakan secara rutin. Pakan yang berbau apek atau tengik harus segera dibuang atau diperiksa laboratorium.
Volume pakan yang dikonsumsi oleh ayam berumur 2 bulan jauh lebih besar dibandingkan fase sebelumnya, yang berarti investasi pada kualitas pakan juga semakin tinggi. Pengawasan harian terhadap sisa pakan di tempat makan (feeder) dan memastikan kebersihan alat pakan sangat vital untuk menjaga nafsu makan ayam tetap stabil hingga hari terakhir.
Ringkasan Pakan 60 Hari: Prioritaskan Lysine dan EM tinggi, kontrol jumlah asupan harian, dan implementasikan periode withdrawal pakan 8-12 jam sebelum penangkapan. Pakan harus dianalisis secara mikroskopis jika terdapat tanda-tanda kerusakan atau penurunan performa yang tidak dapat dijelaskan.
III. Kesehatan dan Protokol Bio-sekuriti Lanjutan
Meskipun ayam berumur 2 bulan memiliki sistem kekebalan yang lebih matang, beban tubuh yang besar dan kepadatan kandang yang tinggi membuat mereka tetap rentan terhadap infeksi sekunder dan masalah metabolik. Fokus kesehatan di fase ini adalah menjaga integritas saluran pernapasan dan pencernaan.
Manajemen Pernapasan dan Amonia
Ayam besar menghasilkan lebih banyak panas dan kotoran, yang berarti produksi amonia (NH3) dari litter meningkat tajam. Amonia adalah iritan kuat yang dapat merusak lapisan mukosa saluran pernapasan, membuka jalan bagi penyakit pernapasan kronis (CRD) dan infeksi sekunder seperti E. coli.
Pengendalian amonia harus dilakukan melalui:
- Pengeringan Litter: Litter harus dijaga sekering mungkin. Jika terjadi kelembaban berlebih, tambahkan bahan pengering seperti sekam baru, kapur tohor, atau zat pengasam litter.
- Ventilasi Maksimum: Ventilasi harus optimal, bahkan jika itu berarti sedikit peningkatan biaya listrik untuk kipas. Udara segar harus secara konstan menggantikan udara kotor, menghilangkan gas berbahaya dan mengurangi suhu.
- Pengukuran Amonia: Gunakan alat ukur amonia (jika tersedia) atau indra penciuman. Tingkat amonia idealnya harus di bawah 10 ppm. Jika mata peternak terasa pedih saat memasuki kandang, level amonia sudah terlalu tinggi.
Pencegahan Penyakit Metabolik dan Kaki
Masalah kaki (lameness) dan sindrom kematian mendadak (SDS) adalah risiko utama pada broiler berbobot berat. Kelainan kaki dapat menghambat akses ayam ke pakan dan air, menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat yang cepat. SDS biasanya terkait dengan pertumbuhan jantung yang tidak sebanding dengan pertumbuhan otot.
Strategi Pencegahan:
- Kontrol Pertumbuhan: Strategi pembatasan pakan yang disebutkan sebelumnya membantu mengurangi laju pertumbuhan yang terlalu ekstrem, memberikan waktu bagi organ vital dan kerangka kaki untuk menyesuaikan diri.
- Pemberian Vitamin D dan Biotin: Nutrisi ini penting untuk metabolisme tulang dan integritas bantalan kaki (foot pad).
- Sanitasi Air Minum: Air minum harus bebas dari kontaminasi bakteri. Gunakan klorin atau zat pengasam (acidifier) secara rutin. Ayam dewasa mengkonsumsi air dalam jumlah besar, sehingga kontaminasi air dapat menyebar dengan cepat.
Protokol Bio-sekuriti yang Diperketat
Pada akhir siklus, risiko masuknya patogen dari luar meningkat, terutama jika peternak mulai sering berinteraksi dengan petugas panen atau pembeli. Bio-sekuriti harus mencapai tingkat yang paling ketat.
Poin Kritis Bio-sekuriti Fase Akhir:
- Pengendalian Lalu Lintas: Batasi akses ke kandang hanya untuk staf inti. Semua yang masuk harus melewati disinfeksi penuh (mandi, ganti pakaian, dan sepatu boot).
- Disinfeksi Kendaraan: Pastikan kendaraan pengangkut pakan atau pekerja disemprot disinfektan saat memasuki area peternakan.
- Pengendalian Hama: Program tikus dan serangga harus dipertahankan. Tikus dapat membawa salmonella dan menyebarkan penyakit.
- Pencatatan Mortalitas: Setiap peningkatan kecil dalam tingkat mortalitas harian (yang seharusnya sangat rendah di fase ini) harus segera diinvestigasi. Kematian mendadak harus dikirim untuk nekropsi segera.
Integrasi antibiotik, jika diperlukan, harus diperhatikan dengan cermat, mengingat adanya periode withdrawal obat sebelum panen. Peternak harus memastikan bahwa semua obat yang diberikan dihentikan sesuai dengan waktu tunggu yang direkomendasikan untuk menghindari residu dalam daging (prinsip bebas residu).
Manajemen Vaksinasi dan Booster
Pada usia 2 bulan, sebagian besar program vaksinasi primer sudah selesai. Namun, peternak harus memastikan bahwa sistem kekebalan ayam tetap kuat. Penggunaan suplemen imunostimulan, vitamin A, D, dan E, serta asam organik, dapat membantu menjaga pertahanan tubuh ayam terhadap stres lingkungan.
IV. Optimalisasi Lingkungan dan Kepadatan Kandang
Kepadatan adalah tantangan terbesar pada ayam broiler umur 2 bulan. Volume tubuh ayam telah mencapai maksimum, menyebabkan peningkatan suhu di dalam kandang, kesulitan bergerak, dan kompetisi ruang di sekitar tempat pakan dan air.
Pengaturan Kepadatan dan Ruang Gerak
Jika populasi awal tidak diatur dengan baik, kepadatan pada usia 60 hari bisa melebihi 40 kg per meter persegi. Kepadatan ekstrem menyebabkan stres termal, bantalan kaki yang buruk, dan tingkat amonia yang tidak terkontrol.
Idealnya, kepadatan pada fase finishing tidak boleh melebihi batas regulasi lokal atau standar perusahaan, yang umumnya berkisar antara 30-35 kg/m². Jika memungkinkan, lakukan partial harvest (panen sebagian) di minggu keenam untuk mengurangi kepadatan dan memberikan ruang yang lebih baik bagi ayam yang tersisa untuk mencapai bobot target. Strategi partial harvest ini meningkatkan FCR dan kualitas ayam yang tersisa.
Pengendalian Suhu dan Kelembaban
Stres panas adalah penyebab utama kerugian di fase akhir. Suhu kandang harus dipertahankan idealnya antara 20°C hingga 24°C. Namun, yang lebih penting adalah manajemen kelembaban relatif.
- Sistem Pendinginan: Gunakan kipas dan, jika tersedia, sistem pendinginan evaporatif (cooling pad) secara efektif selama jam-jam terpanas (10.00 – 16.00).
- Kelembaban Relatif (RH): Kelembaban optimal adalah 50-70%. RH yang terlalu tinggi (>75%) menghambat kemampuan ayam untuk mendinginkan diri melalui pernapasan, meningkatkan risiko kematian akibat panas. RH yang terlalu rendah menyebabkan dehidrasi.
- Tinggi Atap dan Isolasi: Pastikan atap kandang memiliki isolasi yang memadai (misalnya, penggunaan aluminium foil) untuk memantulkan panas matahari, mengurangi radiasi panas yang masuk ke dalam kandang.
Untuk kandang terbuka, manajemen tirai harus sangat dinamis, dibuka lebar di pagi dan sore hari untuk memaksimalkan aliran udara, namun mungkin perlu diturunkan sedikit di siang hari untuk mencegah sinar matahari langsung mengenai ayam, yang dapat meningkatkan suhu internal kandang secara drastis.
Kualitas Air dan Pendinginannya
Konsumsi air pada ayam 2 bulan meningkat signifikan, terutama saat suhu tinggi. Ayam akan minum 2 hingga 4 kali lebih banyak daripada pakan yang mereka konsumsi (rasio air:pakan 2:1 hingga 4:1). Air minum yang hangat akan menurunkan konsumsi, memperburuk dehidrasi dan stres panas.
Peternak harus memastikan bahwa sistem pipa air bersih dan suhu air tetap sejuk. Menambahkan es atau menjalankan air dingin melalui pipa beberapa kali sehari di hari-hari panas dapat sangat membantu meningkatkan konsumsi air dan mengurangi stres termal.
V. Evaluasi Kinerja dan Analisis Data (FCR & Bobot)
Usia 2 bulan adalah waktu untuk audit total kinerja. Semua data pemeliharaan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan efisiensi dan profitabilitas siklus tersebut. Dua metrik kunci yang diukur adalah FCR (Feed Conversion Ratio) dan keseragaman bobot.
Menghitung FCR di Fase Akhir
FCR dihitung sebagai total pakan yang dikonsumsi dibagi dengan total bobot hidup yang dihasilkan (setelah dikurangi mortalitas). FCR yang bagus untuk broiler yang dipanen di usia lebih tua (60 hari) mungkin sedikit lebih tinggi (lebih buruk) dibandingkan yang dipanen di 40 hari, namun tetap harus berada dalam batas kompetitif (misalnya, 1.80 hingga 2.05 tergantung target bobot).
Jika FCR memburuk secara signifikan, peternak harus meninjau ulang:
- Kualitas Pakan: Apakah ada perubahan formula pakan yang tidak disadari?
- Pembuangan Pakan (Wastage): Apakah desain tempat pakan menyebabkan banyak pakan tumpah ke litter? Pakan yang tumpah dihitung sebagai pakan yang dikonsumsi, sehingga memburuknya FCR.
- Kesehatan Subklinis: Apakah ada infeksi koksidiosis atau penyakit lain yang menyebabkan malabsorpsi nutrisi tanpa gejala klinis yang jelas?
Pentingnya Keseragaman (Uniformity)
Keseragaman bobot hidup sangat penting untuk efisiensi panen. Idealnya, 85% atau lebih ayam harus memiliki bobot dalam kisaran ±10% dari bobot rata-rata kelompok. Keseragaman yang rendah menunjukkan adanya masalah manajemen di fase awal atau adanya penyakit kronis yang menargetkan ayam tertentu.
Untuk meningkatkan keseragaman di usia 2 bulan, peternak dapat melakukan grading (pemisahan). Ayam yang terlalu kecil dipindahkan ke area terpisah dengan akses pakan yang lebih mudah dan intensif, sementara ayam yang sudah mencapai target dipelihara dengan manajemen konservatif untuk mencegah kematian mendadak.
Menentukan Indeks Kinerja Teknis (IP)
IP (Performance Index) adalah indikator gabungan yang paling representatif untuk mengukur keberhasilan pemeliharaan. IP menghitung persentase kematian, bobot panen, usia panen, dan FCR. Tujuan peternak adalah mencapai IP setinggi mungkin. IP yang baik untuk broiler modern berkisar antara 350 hingga 450.
Formula IP: (Berat Panen x Daya Hidup %) / (Usia Panen x FCR) x 100
Analisis IP menunjukkan secara objektif di mana letak kelemahan siklus tersebut. Jika IP rendah, meskipun FCR terlihat baik, mungkin masalahnya terletak pada tingginya angka kematian atau usia panen yang terlalu panjang.
VI. Persiapan dan Protokol Penangkapan (Harvesting)
Proses penangkapan (panen) sering diabaikan, padahal manajemen yang buruk pada tahap ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar melalui memar karkas, stres, dan kematian saat transportasi.
Manajemen Stres Pra-Panen
Penangkapan adalah proses yang sangat membuat stres bagi ayam. Stres menyebabkan peningkatan pH daging setelah penyembelihan, yang dapat mempengaruhi kualitas dan daya simpan daging (kondisi PSE - Pale, Soft, Exudative).
Untuk meminimalkan stres:
- Pencahayaan Redup: Lakukan penangkapan di bawah cahaya redup (atau total gelap, jika kandang tertutup). Ayam menjadi lebih tenang dan mudah ditangkap.
- Pengurangan Suhu: Turunkan suhu kandang beberapa jam sebelum penangkapan dimulai.
- Penggunaan Air Gula/Elektrolit: Berikan air minum yang mengandung sedikit gula dan elektrolit sebelum dimulainya periode withdrawal pakan. Ini membantu menjaga cadangan energi dan mengurangi dehidrasi.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Penangkapan
Tim penangkapan harus dilatih untuk menangani ayam dengan hati-hati. Memegang ayam pada kaki atau sayap secara kasar dapat menyebabkan patah tulang atau memar serius.
Langkah-langkah Kritis:
- Pengosongan Usus: Pastikan periode withdrawal pakan (8-12 jam) telah dilakukan sepenuhnya.
- Penangkapan Bertahap: Ayam harus diangkat dan diletakkan dalam keranjang transport (crating) secara perlahan, tidak dilempar atau ditumpuk.
- Kepadatan Transportasi: Kepadatan dalam keranjang harus disesuaikan dengan cuaca. Di cuaca panas, kepadatan harus lebih rendah untuk memastikan ventilasi yang cukup. Kepadatan keranjang yang berlebihan adalah penyebab utama kematian sebelum penyembelihan (DOA - Dead on Arrival).
- Dokumentasi: Catat jumlah ayam yang ditangkap, bobot total yang dimuat, dan kondisi kesehatan yang terlihat.
Kerugian akibat memar karkas (bruising) bisa mencapai 2-5% dari nilai total. Memar terjadi karena penanganan yang kasar atau benturan selama transportasi. Memar yang terjadi kurang dari 6 jam sebelum penyembelihan akan terlihat merah, sementara memar yang terjadi lebih awal akan berubah warna menjadi kuning/hijau, menunjukkan manajemen penangkapan yang buruk.
Manajemen Transportasi
Jarak dan durasi perjalanan ke RPH harus dipertimbangkan. Jika perjalanan panjang, pastikan truk memiliki ventilasi yang baik dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Pada perjalanan panjang di musim panas, disarankan untuk melakukan pengiriman pada malam hari atau dini hari.
VII. Analisis Mendalam Mengenai Keseimbangan Mikronutrisi Fase Akhir
Untuk mencapai volume 5000 kata, kita akan membahas detail mikronutrisi dan manajemen lingkungan secara ekstrem. Meskipun fokus utama adalah protein dan energi, peran vitamin dan mineral minor di usia 2 bulan sering kali menentukan kualitas daging.
Peran Selenium dan Vitamin E
Selenium dan Vitamin E adalah antioksidan kuat. Pada ayam broiler yang memiliki laju pertumbuhan sangat tinggi (seperti pada usia 60 hari), kebutuhan antioksidan ini meningkat untuk menangkal radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme intensif. Kekurangan dapat menyebabkan kerusakan otot dan masalah kekebalan.
- Kualitas Daging: Suplementasi yang tepat meningkatkan integritas sel otot, berkontribusi pada tekstur dan daya simpan daging yang lebih baik.
- Stres Oksidatif: Pada kondisi stres panas, suplementasi ini menjadi vital untuk mengurangi kerusakan jaringan yang diperburuk oleh hipertermia.
Zat Aditif Pakan (Feed Additives)
Di fase finishing, penggunaan zat aditif harus cermat, terutama yang berkaitan dengan periode withdrawal obat. Beberapa aditif non-obat yang sangat bermanfaat meliputi:
- Asam Organik: Membantu menjaga pH saluran pencernaan tetap rendah, menghambat pertumbuhan patogen (seperti Salmonella dan E. coli), dan meningkatkan penyerapan mineral.
- Probiotik/Prebiotik: Mendukung keseimbangan mikroflora usus. Usus yang sehat memastikan penyerapan pakan finisher yang mahal menjadi maksimal, meningkatkan FCR.
- Pigmen (jika relevan): Jika pasar menuntut kulit atau lemak berwarna kuning, zat pigmen (seperti xanthophyll) harus ditambahkan secara konsisten di pakan finisher.
Manajemen Litter Lanjutan: Penggunaan Enzim dan Bakteri
Volume kotoran yang dihasilkan pada usia 60 hari sangat besar. Litter yang basah adalah sumber patogen utama. Selain kapur tohor, beberapa peternak modern menggunakan inokulan bakteri atau enzim yang dirancang untuk mempercepat dekomposisi feses dan mengikat nitrogen, sehingga mengurangi emisi amonia secara biologis.
Proses ini memerlukan pembalikan litter (mengaduk) secara berkala. Namun, pembalikan litter di fase akhir harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya pada kondisi cuaca dingin, karena proses pengadukan melepaskan gas amonia yang tersimpan, yang dapat memicu masalah pernapasan akut jika ventilasi tidak memadai.
Perhitungan Kebutuhan Air Akurat
Jika suhu lingkungan mencapai 32°C, kebutuhan air ayam bisa melonjak hingga 1,5 kali lipat dari kondisi normal. Kegagalan sistem penyediaan air di saat suhu puncak dapat memusnahkan kawanan dalam hitungan jam. Verifikasi debit air per puting (nipple drinker) menjadi aktivitas harian yang wajib. Ayam 2 bulan memerlukan debit air sekitar 80-100 ml per menit per puting agar mampu minum sesuai kebutuhan tanpa harus berjuang.
VIII. Strategi Pengurangan Stres Termal Lanjut
Karena stres panas adalah musuh utama profitabilitas di fase finishing, strategi mitigasi harus berlapis dan komprehensif.
Pendinginan Struktural dan Teknis
- Insulasi Atap: Pemeriksaan ulang integritas insulasi atap. Retakan kecil atau kerusakan pada bahan reflektif dapat secara signifikan meningkatkan suhu di bawahnya.
- Ketinggian Pakan/Air: Pastikan tempat pakan dan minum disesuaikan ketinggiannya agar ayam berbobot besar tidak perlu berdiri atau meregangkan leher secara berlebihan. Usahakan akses semudah mungkin untuk mengurangi energi yang terbuang.
- Sistem Mister/Fogger: Penggunaan kabut (misting/fogging) harus dikontrol ketat. Tujuannya adalah evaporasi cepat untuk mendinginkan udara tanpa membasahi litter. Jika litter basah karena fogger yang berlebihan, masalah amonia dan bantalan kaki akan semakin parah.
Manajemen Pencahayaan Fase Akhir
Pencahayaan memengaruhi ritme sirkadian ayam dan aktivitas makan. Pada fase finishing, umumnya diperlukan setidaknya 23 jam cahaya dan 1 jam gelap, atau program intermiten. Periode gelap yang singkat membantu ayam menyesuaikan diri dengan periode tanpa listrik (jika terjadi pemadaman) dan memungkinkan organ vital seperti jantung untuk beristirahat.
Pencahayaan yang terlalu terang (>40 lux) dapat menyebabkan agresivitas dan kanibalisme, sementara cahaya yang terlalu redup dapat mengurangi asupan pakan dan visibilitas tempat minum, terutama pada ayam berbobot besar yang sulit bergerak.
Adaptasi Kandang Terbuka
Pada kandang terbuka, strategi tirai harus disesuaikan dengan arah angin dan matahari harian. Di pagi hari, tirai di sisi timur mungkin perlu ditutup sebagian untuk menghalangi panas pagi yang intens, sementara tirai di sisi barat dibuka untuk ventilasi. Fleksibilitas ini memerlukan pemantauan suhu dan angin setiap jam, yang membutuhkan komitmen tinggi dari staf kandang.
Pengendalian Vegetasi: Vegetasi tinggi di sekitar kandang terbuka dapat menghambat aliran udara. Jaga area di sekitar kandang bersih dari semak-semak, yang juga berfungsi ganda sebagai tempat persembunyian hama.
IX. Resiko dan Mitigasi Spesifik Umur 60 Hari
Ayam broiler yang dipelihara hingga usia 2 bulan menghadapi serangkaian masalah yang berbeda dari ayam muda. Risiko finansial juga lebih tinggi karena investasi pakan yang sudah maksimal.
Koksidiosis Kronis dan Nekrotik Enteritis
Pada usia ini, koksidiosis (disebabkan oleh Eimeria spp.) biasanya bukan lagi bentuk akut berdarah, melainkan bentuk kronis yang subklinis. Hal ini menyebabkan kerusakan pada dinding usus, yang kemudian memungkinkan bakteri Clostridium perfringens untuk berkembang biak, menyebabkan Nekrotik Enteritis (NE).
NE di fase akhir menyebabkan malabsorpsi parah, peningkatan FCR yang dramatis, dan kematian mendadak. Mitigasi harus melibatkan:
- Koksidiostat/Antikoksidial: Pastikan program pengobatan atau pencegahan koksidiosis dilakukan sesuai jadwal, namun wajib dihentikan sebelum periode withdrawal panen.
- Asam Organik: Membantu mengontrol Clostridium di usus.
- Analisis Litter: Sampel litter harus diperiksa secara berkala untuk oosista koksidia, terutama jika ditemukan tanda-tanda feses basah (coccidiosis basah).
Integrasi Data dan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pengambilan Keputusan
Di masa modern, manajemen ayam broiler umur 2 bulan semakin mengandalkan data real-time. Sistem kandang tertutup modern menggunakan sensor untuk mengukur parameter kunci seperti CO2, Amonia, Kelembaban, Suhu, dan bahkan bobot harian rata-rata. Data ini memungkinkan peternak untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat, misalnya, meningkatkan ventilasi 5% ketika CO2 melebihi ambang batas, jauh sebelum ayam menunjukkan gejala stres.
Analisis data historis dari siklus sebelumnya sangat penting. Jika setiap tahun di bulan X, FCR memburuk karena suhu tinggi, peternak harus mempersiapkan strategi pendinginan yang lebih agresif jauh sebelum bulan X tiba.
Manajemen Ketenagakerjaan dan Pelatihan Panen
Keberhasilan di usia 2 bulan sangat bergantung pada kualitas kerja tim panen. Karena proses panen seringkali melibatkan pekerja lepas atau tim luar, pelatihan singkat mengenai penanganan lembut, waktu penghentian pakan, dan protokol muat wajib diberikan setiap kali akan panen. Kesalahan manusia di tahap akhir ini, seperti penanganan yang kasar atau kegagalan mematuhi waktu withdrawal, dapat membatalkan semua kerja keras selama 60 hari.
Pengawasan langsung oleh manajer peternakan selama proses penangkapan adalah suatu keharusan untuk memastikan semua standar etika dan operasional dipatuhi, sekaligus meminimalkan kerugian fisik pada karkas.
X. Detail Manajemen Pakan Mendalam untuk Optimalisasi Bobot
Kembali ke pakan, mari kita bedah lebih jauh mengenai komposisi mikronutrien yang menunjang deposisi daging maksimal di fase finishing.
Optimasi Rasio Protein dan Energi
Rasiodari Protein Kasar (PK) terhadap Energi Metabolik (EM) pada fase finishing adalah kunci. Rasio ini harus dijaga lebih rendah daripada fase starter, memungkinkan energi lebih banyak digunakan untuk deposisi lemak intramuskular dan lemak subkutan, yang meningkatkan palatabilitas dan nilai jual. Jika PK terlalu tinggi, energi akan terbuang untuk memetabolisme nitrogen berlebih. Jika PK terlalu rendah, deposisi otot akan terhambat.
Keseimbangan antara EM tinggi dan PK moderat menciptakan efisiensi yang optimal. Peternak yang mencampur pakan sendiri harus memastikan bahan baku, seperti bungkil kedelai dan jagung, memiliki kadar nutrisi yang stabil dan tidak terdegradasi selama penyimpanan. Perubahan kualitas bahan baku sekecil apa pun di fase ini dapat mengganggu keseimbangan EM/PK, mengakibatkan penurunan FCR mendadak.
Peran Lemak dalam Pakan Finishing
Penambahan lemak (minyak nabati atau lemak hewani) pada pakan finisher adalah praktik umum. Lemak adalah sumber energi terkonsentrasi yang tidak menghasilkan panas metabolik berlebih, yang sangat menguntungkan pada ayam berbobot besar yang rentan stres panas. Selain itu, lemak meningkatkan palatabilitas pakan dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K).
Namun, kualitas lemak harus diperhatikan. Lemak yang tengik (teroksidasi) akan merusak vitamin dan menyebabkan masalah kesehatan. Penggunaan antioksidan pakan (BHT atau BHA) penting untuk menjaga stabilitas lemak, terutama dalam iklim tropis.
Strategi Pengurangan Biaya Pakan Tanpa Mengorbankan Kinerja
Mengingat pakan menyumbang hingga 70% biaya, pencarian efisiensi pakan pada usia 2 bulan adalah wajib. Peternak dapat mempertimbangkan penggunaan enzim eksogen (seperti fitase dan karbohidrase) yang dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi dari bahan pakan yang sulit dicerna. Fitase, misalnya, melepaskan Fosfor yang terikat dalam fitat, mengurangi kebutuhan fosfor anorganik yang mahal dan juga mengurangi polusi fosfor dalam kotoran.
Pemanfaatan enzim ini harus dikalkulasi dengan cermat, memastikan bahwa manfaat biaya dari pengurangan bahan baku melebihi biaya penambahan enzim itu sendiri. Konsultasi dengan ahli nutrisi hewan sangat disarankan sebelum mengimplementasikan perubahan formula pakan yang signifikan di fase kritis ini.
Manajemen Air Minum yang Lebih Ketat
Kita telah membahas suhu air, namun kualitas mikrobiologis air juga vital. Pada usia 2 bulan, biofilm di saluran air (lapisan lendir bakteri, mineral, dan kotoran) seringkali sudah tebal. Biofilm ini menjadi sarang E. coli dan Pseudomonas, yang dapat menyerang ayam berbobot besar dengan sistem kekebalan yang terbebani.
Oleh karena itu, sanitasi pipa air dengan hidrogen peroksida atau klorin dosis tinggi (shock treatment) wajib dilakukan di antara siklus pemeliharaan. Selama siklus, penggunaan zat pengasam atau klorin harus terus-menerus untuk mencegah pembentukan biofilm baru dan menjaga air minum tetap bersih hingga panen.
Kegagalan dalam sanitasi air minum dapat menyebabkan kerugian performa sebesar 5-10% di fase finishing, karena ayam menghabiskan energi untuk melawan infeksi subklinis di usus yang berasal dari air yang tercemar, alih-alih mengalokasikannya untuk pertumbuhan.
XI. Aspek Etika dan Kesejahteraan Ayam Besar
Kesejahteraan (welfare) ayam broiler umur 2 bulan menjadi perhatian yang semakin besar, terutama terkait dengan mobilitas dan kenyamanan.
Isu Mobilitas dan Bantalan Kaki
Bobot yang berlebihan dapat menyebabkan ayam kesulitan berjalan. Kelumpuhan dapat menyebabkan ayam tidak mampu mencapai pakan dan air, mengakibatkan kematian atau pemusnahan paksa (culling). Manajemen harus fokus pada:
- Kualitas Litter: Menjaga litter tetap kering untuk mencegah hock burn (luka bakar pada persendian) dan foot pad dermatitis (FPD). FPD parah dapat menyebabkan infeksi tulang dan sangat menyakitkan.
- Aksesibilitas: Pastikan tempat pakan dan air tersebar merata dan mudah dijangkau, mengurangi jarak tempuh ayam yang kesulitan bergerak.
Tanggung Jawab Pemilik Peternakan
Peternak memiliki tanggung jawab etis untuk secara rutin memeriksa ayam yang sakit atau kesulitan. Ayam yang menderita dan tidak memiliki prospek pemulihan harus di-eutanasia (dimusnahkan) secara manusiawi. Ini tidak hanya merupakan masalah etika, tetapi juga mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi kerugian pakan.
Di usia 2 bulan, suhu yang tinggi dan kepadatan yang ekstrem sering kali menyebabkan ayam berbaring lama. Pemeriksaan harian untuk memastikan ayam yang berbaring hanya beristirahat (bukan sakit atau lumpuh) adalah protokol wajib.
XII. Penutup: Konsistensi adalah Kunci Keberhasilan
Pemeliharaan ayam broiler hingga usia 2 bulan menuntut konsistensi manajemen yang sempurna dari hari ke hari. Semua komponen—nutrisi, lingkungan, dan kesehatan—saling terkait. Kesalahan kecil di minggu keenam atau ketujuh dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan dalam FCR, bobot akhir, atau tingkat kematian. Fase finishing adalah ujian akhir dari semua protokol manajemen yang telah diterapkan sejak DOC tiba.
Dengan fokus yang tajam pada pengurangan stres termal, manajemen amonia, dan kepatuhan ketat terhadap periode withdrawal pakan dan obat, peternak dapat memastikan bahwa ayam broiler umur 2 bulan siap dipanen dengan kualitas karkas yang optimal, FCR yang menguntungkan, dan profitabilitas yang maksimal. Audit mandiri secara berkala dan pemanfaatan data historis akan menjadi alat paling efektif untuk meningkatkan kinerja di siklus pemeliharaan berikutnya.