Fokus pada pertumbuhan cepat pada usia 10 hari.
Umur 10 hari merupakan titik balik fundamental dalam siklus pemeliharaan ayam broiler. Pada fase ini, ayam telah melewati masa kritis brooding awal (umur 0-7 hari) dan mulai bertransisi menuju fase pertumbuhan yang intensif. Keberhasilan manajemen pada hari ke-10 akan menentukan konversi pakan, homogenitas flok, dan resistensi terhadap penyakit hingga panen. Peternak harus melakukan penyesuaian besar, terutama dalam hal suhu, nutrisi, dan kepadatan. Kegagalan sekecil apa pun dalam periode ini dapat mengakibatkan kerugian besar karena penurunan laju pertambahan berat badan harian (ADG) yang sulit diperbaiki di fase selanjutnya.
Pada hari ke-10, kebutuhan termal ayam mulai berkurang, dan kebutuhan akan udara segar (oksigen) serta ruang gerak meningkat drastis. Manajemen lingkungan yang tepat harus berfokus pada transisi dari pemanasan intensif menuju pendinginan dan ventilasi yang efektif.
Suhu adalah variabel lingkungan yang paling sering menyebabkan stres termal pada ayam umur 10 hari. Jika pada minggu pertama suhu yang dibutuhkan berkisar 32-33°C, pada hari ke-10 suhu target harus diturunkan secara bertahap. Tujuannya adalah mencapai zona nyaman termonetral ayam (Thermal Neutral Zone) yang idealnya berkisar antara 28°C hingga 30°C pada akhir fase ini.
Penurunan suhu tidak boleh dilakukan secara mendadak. Penurunan ideal adalah 0.5°C setiap hari. Pada hari ke-10, jika suhu awal brooding adalah 33°C, suhu target internal seharusnya sudah berada di kisaran 30.5°C hingga 31°C. Pengamatan perilaku ayam menjadi kunci utama; jika ayam menyebar merata, suhu sudah ideal. Jika ayam mengumpul jauh dari pemanas tetapi masih bergerombol, suhu mungkin sedikit dingin. Jika ayam megap-megap (panting) dan menyebar ke dinding, suhu terlalu panas.
Sebagian besar peternak mulai melepaskan atau mengurangi penggunaan pemanas (brooder) pada hari ke-10, terutama di daerah tropis. Keputusan ini bergantung pada suhu luar kandang dan kemampuan ayam mempertahankan panas tubuh. Jika suhu luar (malam hari) stabil di atas 25°C, pemanas bisa dimatikan sepenuhnya pada siang hari. Namun, pemanas harus tetap siap digunakan pada malam hari atau saat terjadi penurunan suhu mendadak akibat hujan. Kegagalan memperhatikan transisi ini akan menyebabkan Ayam Broiler Umur 10 Hari mengalami stres dingin, yang berujung pada peningkatan konsumsi pakan tanpa peningkatan bobot, atau bahkan diare.
Ketika Ayam Broiler Umur 10 Hari semakin besar, produksi kotoran dan kelembaban meningkat. Volume udara yang dibutuhkan juga berlipat ganda. Ventilasi tidak hanya berfungsi untuk mengatur suhu, tetapi yang lebih penting, untuk mengeluarkan gas berbahaya.
Pada kandang terbuka (open house), tirai harus mulai dibuka lebih lebar dan lebih lama. Pada kandang tertutup (closed house), ventilasi minimal harus disesuaikan. Pastikan volume udara yang masuk (inlet) cukup besar untuk menciptakan tekanan negatif yang sesuai tanpa menimbulkan angin kencang (draft) langsung ke tubuh ayam. Angin kencang akan menyebabkan Ayam Broiler Umur 10 Hari kedinginan, bahkan pada suhu udara yang ideal.
Suhu 30-31°C adalah target utama pada hari ke-10.
Ayam Broiler Umur 10 Hari telah tumbuh signifikan. Mereka membutuhkan lebih banyak ruang untuk makan, minum, dan bergerak. Kepadatan awal 40-50 ekor per meter persegi di area brooding harus dikurangi. Hari ke-10 hingga ke-14 adalah waktu ideal untuk membuka sekat pembatas pertama (pelebaran kandang).
Kepadatan yang tetap tinggi pada hari ke-10 akan menghambat pertumbuhan karena:
Peternak harus merencanakan pelebaran kandang sehingga kepadatan pada Ayam Broiler Umur 10 Hari tidak melebihi 20-25 ekor per meter persegi dari total area yang sudah diperluas.
Lakukan pelebaran sekat secara bertahap di pagi hari saat suhu udara stabil. Pastikan area baru yang dibuka telah disiapkan sebelumnya (litter baru, sanitasi, penempatan tempat pakan dan minum yang memadai). Ayam harus memiliki akses langsung ke air bersih di area baru. Jangan lakukan pelebaran saat ayam sedang stres atau setelah pemberian vaksin.
Fase 10 hari adalah puncak transisi dari pakan pre-starter ke pakan starter (atau dari starter halus ke starter butiran yang lebih besar). Kualitas pakan dan manajemen pemberian pakan sangat menentukan efisiensi konversi pakan (FCR).
Pada umur 10 hari, sistem pencernaan ayam sudah matang. Kebutuhan energi dan protein sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan massa otot dan tulang. Pakan harus mengandung protein kasar (PK) minimal 21-23%, energi metabolis (ME) sekitar 3000-3200 Kcal/kg, serta rasio asam amino esensial yang tepat (terutama lisin dan metionin).
Pada fase ini, 70-80% pertumbuhan yang terjadi adalah pertumbuhan otot. Protein yang diserap harus berkualitas tinggi. Kegagalan dalam menyediakan protein yang memadai pada hari ke-10 akan menghasilkan ayam yang 'bantet' atau memiliki FCR yang buruk di akhir siklus. Selain kadar protein total, peternak harus memastikan kualitas asam amino yang tersedia, karena asam amino inilah yang menjadi bahan baku pembentukan protein tubuh.
Sebagian besar peternakan mulai memperkenalkan pakan bentuk crumble yang lebih besar (atau pelet mini) pada Ayam Broiler Umur 10 Hari. Transisi ini harus dilakukan perlahan untuk menghindari penolakan pakan atau masalah pencernaan. Idealnya, pakan transisi dicampur 50:50 selama 1-2 hari. Ayam Broiler Umur 10 Hari sangat responsif terhadap pakan yang mudah dicerna dan berukuran tepat.
Pada fase percepatan pertumbuhan ini, ayam harus memiliki akses pakan 24 jam sehari (ad libitum). Namun, manajemen ini harus dilakukan dengan cara yang memicu nafsu makan dan meminimalkan pemborosan.
Program ‘Clean Plate’ (piring bersih) diterapkan untuk memastikan pakan selalu segar dan kering. Artinya, tempat pakan harus kosong (bersih) selama 15-30 menit sebelum diisi ulang. Hal ini merangsang aktivitas makan ayam karena mereka berkompetisi untuk mendapatkan pakan yang baru. Pemberian pakan harus dilakukan 4-6 kali sehari, dengan frekuensi yang lebih sering jika menggunakan tempat pakan manual.
Tempat pakan harus disesuaikan tingginya seiring pertumbuhan Ayam Broiler Umur 10 Hari. Ketinggian ideal adalah tepi tempat pakan sejajar dengan punggung ayam. Jika terlalu rendah, pakan akan tumpah (terbuang). Jika terlalu tinggi, ayam kesulitan makan. Distribusi tempat pakan harus merata agar semua ayam mendapatkan kesempatan yang sama, menjamin homogenitas bobot.
Air adalah nutrisi yang paling penting. Pada suhu 30°C, Ayam Broiler Umur 10 Hari minum dua kali lebih banyak daripada makan. Kualitas air minum harus bebas dari bakteri (E. coli), mineral berlebihan, dan pH harus netral (6.5-7.5).
Rasio Emas: Pada Ayam Broiler Umur 10 Hari, rasio konsumsi air terhadap pakan (Water:Feed Ratio) adalah sekitar 2:1. Jika ayam minum jauh lebih sedikit dari rasio ini, kemungkinan besar ada masalah kesehatan, kualitas air, atau suhu lingkungan yang terlalu tinggi.
Periode 10 hari sering bertepatan dengan jadwal vaksinasi penting dan merupakan saat di mana kekebalan maternal (dari induk) mulai menurun drastis. Ayam menjadi rentan terhadap serangan patogen umum.
Vaksinasi harus dipastikan berjalan efektif. Vaksinasi Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bursal Disease (IBD atau Gumboro) adalah yang paling umum diterapkan pada atau sekitar usia 10 hari.
Vaksinasi Gumboro sering diberikan antara hari ke-7 hingga hari ke-14, tergantung jenis vaksin dan titer antibodi induk. Vaksinasi IBD sangat penting karena virus Gumboro menyerang kantung Fabricius, organ vital pembentuk kekebalan, yang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sistem imun ayam.
Dalam 3-5 hari setelah vaksinasi, perhatikan apakah terjadi reaksi ringan (penurunan nafsu makan atau sedikit diare). Jika reaksi parah terjadi, ini mungkin indikasi bahwa ayam sedang mengalami stres lain atau memiliki infeksi subklinis. Pemberian multivitamin dan elektrolit pasca-vaksinasi sangat dianjurkan untuk membantu pemulihan dan mengurangi stres.
Pada usia ini, ancaman utama berasal dari infeksi bakteri dan protozoa yang dipicu oleh sanitasi yang buruk atau stres lingkungan.
Disebabkan oleh protozoa Eimeria. Ayam Broiler Umur 10 Hari rentan karena mulai mengonsumsi pakan dari lantai (litter pecking). Jika litter basah, risiko infeksi meningkat. Gejala termasuk diare berdarah (darah segar atau kecoklatan) dan penurunan pertumbuhan yang cepat. Manajemen litter kering adalah pertahanan pertama. Pengobatan dengan antikoksidia dilakukan jika terdeteksi infeksi.
Infeksi bakteri Clostridium perfringens yang berkembang pesat jika ada kerusakan mukosa usus (seringkali akibat koksidiosis yang tidak diobati). Ayam terlihat depresi, nafsu makan turun drastis, dan tingkat kematian bisa tinggi. Pencegahan NE sangat erat kaitannya dengan menjaga kesehatan usus dan mencegah koksidiosis.
Infeksi Mycoplasma (CRD) seringkali diperburuk oleh kadar amonia tinggi dan ventilasi buruk. Gejala berupa batuk, ngorok, dan hidung berlendir. Meskipun CRD sering muncul lebih parah di fase akhir, stres lingkungan pada hari ke-10 bisa menjadi pemicu awal. Kontrol kualitas udara adalah manajemen preventif utama.
Pada fase ini, biosekuriti harus diperketat seiring dengan meningkatnya populasi dan interaksi sosial ayam.
Pengambilan keputusan pada fase kritis ini harus didasarkan pada data yang akurat. Hari ke-10 adalah waktu yang tepat untuk menilai kembali performa starter dan memproyeksikan performa selanjutnya.
Bobot badan rata-rata (BB Rata-Rata) pada Ayam Broiler Umur 10 Hari merupakan indikator keberhasilan manajemen brooding. Target BB pada usia ini bervariasi tergantung strain, namun umumnya berkisar antara 250 gram hingga 320 gram.
Homogenitas adalah persentase ayam yang bobotnya berada dalam rentang ±10% dari bobot rata-rata flok. Target ideal pada hari ke-10 adalah homogenitas di atas 85%. Jika homogenitas di bawah 80%, peternak harus segera mengidentifikasi penyebabnya (misalnya, kepadatan yang terlalu tinggi, titik air minum yang tidak merata, atau penyakit subklinis). Homogenitas yang buruk di awal siklus akan sangat sulit diperbaiki di fase grower.
Jika ditemukan banyak ayam kecil, mereka harus dipisahkan ke area khusus (sekat pemisah) dan diberikan perhatian ekstra, termasuk pakan pre-starter yang lebih mudah dicerna, air minum yang diperkaya multivitamin, dan suhu yang sedikit lebih hangat. Pemberian perhatian khusus ini dikenal sebagai 'triage' untuk menyelamatkan potensi pertumbuhan.
Pada usia 10 hari, kumulatif konsumsi pakan (Feed Intake) harus dicatat dengan ketat. Data ini digunakan untuk menghitung FCR sementara.
FCR = Total Pakan yang Dikonsumsi (kg) / Total Pertambahan Bobot (kg).
Pada Ayam Broiler Umur 10 Hari, FCR kumulatif yang baik idealnya berada di bawah 1.30. FCR yang lebih tinggi menandakan efisiensi pakan yang buruk, yang bisa disebabkan oleh:
Setiap gram peningkatan bobot pada hari ke-10 jauh lebih berharga daripada gram peningkatan bobot di hari ke-30, karena potensi pertumbuhan kompensasi akan menurun seiring waktu. Kegagalan mencapai bobot target hari ke-10 (misalnya kurang 50 gram) akan membutuhkan konsumsi pakan yang jauh lebih besar di akhir siklus untuk mengejar ketertinggalan.
Mortalitas harus dijaga serendah mungkin. Pada umur 10 hari, akumulasi mortalitas total seharusnya tidak melebihi 1.5%–2.0%. Angka kematian yang melonjak pada periode ini sering dikaitkan dengan:
Untuk mencapai performa maksimal, peternak harus memperhatikan detail-detail teknis yang sering terlewatkan namun berdampak signifikan pada metabolisme dan kenyamanan ayam.
Program pencahayaan pada Ayam Broiler Umur 10 Hari harus berimbang antara istirahat (kesehatan tulang dan jantung) dan makan (pertumbuhan cepat).
Setelah periode brooding awal (cahaya 24 jam), pada hari ke-10, program cahaya dapat diatur menjadi 23 jam terang dan 1 jam gelap, atau 20 jam terang dan 4 jam gelap. Periode gelap ini penting untuk:
Intensitas cahaya harus diturunkan dari 30-40 lux (masa brooding) menjadi sekitar 10-20 lux pada hari ke-10. Cahaya yang terlalu terang membuat ayam gelisah dan meningkatkan energi yang terbuang.
Litter berfungsi sebagai isolator termal, penyerap kelembaban, dan bantalan. Kualitas litter pada Ayam Broiler Umur 10 Hari memprediksi kesehatan hingga panen.
Jika litter terlihat mulai memadat atau basah di beberapa area (terutama di bawah tempat minum), litter harus segera diaduk (dibolak-balik). Pengadukan melepaskan kelembaban dan panas, serta membantu proses pengomposan parsial, yang pada akhirnya mengurangi produksi amonia. Adonan litter harus dilakukan saat ayam paling tenang, idealnya di siang hari saat ventilasi maksimal.
Beberapa peternak profesional mulai menggunakan zat aditif litter (litter amendment) pada hari ke-10. Zat ini, seperti aluminium sulfat atau sodium bisulfat, berfungsi mengikat amonia dan menurunkan pH litter, sehingga mengurangi penguapan gas NH3. Penggunaan aditif ini sangat dianjurkan jika kondisi lingkungan (kelembaban tinggi) sulit dikendalikan.
Ayam Broiler Umur 10 Hari sedang berada dalam periode rentan stres karena perubahan lingkungan dan program vaksinasi.
Setiap penyesuaian peralatan (mengubah ketinggian tempat pakan/minum, melepaskan brooder, memperlebar sekat) adalah stresor. Kegiatan ini harus dilakukan secepat mungkin, setenang mungkin, dan di luar jam makan puncak. Penanganan ayam yang kasar saat culling atau penimbangan akan menyebabkan trauma fisik dan penurunan bobot.
Saat terjadi stres (misalnya, pasca-vaksinasi, atau cuaca panas mendadak), air minum harus diperkaya dengan elektrolit dan Vitamin C. Vitamin C membantu ayam mengatasi stres panas, sementara elektrolit mengganti mineral yang hilang akibat diare atau suhu tinggi.
Pakan Ayam Broiler Umur 10 Hari harus dijamin bebas dari kontaminasi jamur (mikotoksin). Mikotoksin, meskipun dalam kadar rendah, akan merusak usus dan menekan sistem kekebalan, membuat vaksinasi menjadi tidak efektif.
Penyimpanan pakan harus dilakukan di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari kontak langsung dengan lantai (menggunakan palet). Jika pakan sudah dibuka, ia harus dikonsumsi dalam 7 hari. Pakan yang disimpan terlalu lama, apalagi dalam kondisi lembab, akan mengalami degradasi nutrisi dan peningkatan risiko jamur.
Pentingnya manajemen pakan di hari ke-10 tidak bisa dilebih-lebihkan. Sebagai contoh, jika pakan terpapar kelembaban selama lebih dari 24 jam, proses oksidasi lemak akan dimulai, mengurangi nilai energi pakan secara substansial. Ini berarti, meskipun ayam mengonsumsi jumlah pakan yang sama, energi yang diserap lebih rendah, sehingga ADG (Average Daily Gain) terganggu. Peternak harus secara rutin memeriksa bau dan tekstur pakan. Bau apek atau adanya gumpalan kecil menandakan kontaminasi jamur atau bakteri. Dalam skala besar, kerugian akibat pakan basi yang diberikan kepada Ayam Broiler Umur 10 Hari bisa mencapai puluhan juta rupiah karena biaya pakan yang terbuang dan kerugian bobot yang hilang.
Di sebuah peternakan di Jawa Barat, bobot target 300 gram pada hari ke-10 gagal tercapai, hanya 260 gram. Setelah ditelusuri, suhu sudah ideal dan ayam sehat, namun FCR kumulatif sangat buruk (1.50). Analisis menunjukkan bahwa pakan yang digunakan (pakan starter) mengalami penyimpanan yang buruk di gudang. Kelembaban tinggi menyebabkan degradasi Lysine dan Methionine. Solusinya adalah: mempercepat rotasi pakan, menambahkan Lysine dan Methionine sintetik melalui air minum selama 3 hari, dan segera mengganti stok pakan yang lama. Dalam kasus ini, penurunan 40 gram bobot di hari ke-10 memerlukan tambahan 250 gram pakan per ekor di fase grower hanya untuk mencapai bobot panen yang sama, meningkatkan total biaya produksi secara signifikan.
Ketika Ayam Broiler Umur 10 Hari mengonsumsi pakan dengan mikotoksin (seperti Aflatoxin B1), kerusakan utamanya adalah pada hati dan saluran pencernaan. Hati berfungsi memetabolisme nutrisi dan menonaktifkan racun. Kerusakan hati mengurangi kemampuan ayam untuk memanfaatkan protein dan lemak dari pakan, meskipun pakan tersebut berkualitas tinggi. Akibatnya, bobot gagal naik, ayam terlihat pucat, dan tingkat kematian akibat kegagalan organ bisa meningkat. Mikotoksin juga menekan sistem imun, membuat respons terhadap vaksin Gumboro (yang diberikan sekitar usia ini) menjadi tidak optimal, sehingga ayam rentan terhadap penyakit lapangan.
Pada hari ke-10, konsumsi air sangat sensitif terhadap suhu. Peternak harus mewaspadai dua skenario ekstrem:
Dehidrasi ringan sering terjadi ketika suhu lingkungan mencapai 32°C atau lebih, atau ketika jalur air tersumbat. Gejala dehidrasi pada Ayam Broiler Umur 10 Hari adalah tembolok kosong atau sangat keras (karena hanya berisi pakan kering), feses kering, dan ayam cenderung diam. Untuk mengatasi ini, segera turunkan suhu, pastikan akses air, dan berikan elektrolit serta glukosa melalui air minum. Dehidrasi pada usia ini menyebabkan kerusakan ginjal dan penurunan bobot yang signifikan dalam hitungan jam.
Konsumsi air yang jauh lebih tinggi dari rasio 2:1 (misalnya, 4:1) biasanya menunjukkan diare parah (seperti koksidiosis) atau penggunaan garam (elektrolit) yang terlalu banyak. Hal ini menyebabkan feses sangat basah (watery droppings), memperparah kebasahan litter, dan meningkatkan stres osmotik pada ayam. Solusinya adalah mengidentifikasi penyebab diare (kesehatan) dan menyeimbangkan kembali nutrisi elektrolit.
Pengukuran Cepat: Untuk memeriksa status hidrasi, pegang kaki ayam. Jika sisik kaki kering dan terasa kasar, ayam mungkin dehidrasi. Ayam yang terhidrasi dengan baik memiliki sisik kaki yang sedikit lembap dan elastis.
Pakan yang mudah diakses dan berkualitas tinggi adalah fondasi pertumbuhan hari ke-10.
Di wilayah tropis, manajemen tirai kandang pada Ayam Broiler Umur 10 Hari menjadi seni tersendiri. Peternak harus menyeimbangkan kebutuhan ventilasi dengan perlindungan dari angin dingin (draft).
Pada pagi hari (07.00–10.00), tirai dibuka secara bertahap untuk membiarkan cahaya masuk dan membuang kelembaban malam. Pada siang hari (11.00–15.00), tirai mungkin perlu dibuka lebar untuk pendinginan. Namun, jika angin bertiup kencang, tirai di sisi angin harus ditutup sedikit untuk mencegah angin langsung mengenai ayam. Angin kencang pada suhu 28°C dapat memberikan efek pendinginan yang setara dengan suhu 24°C, menyebabkan ayam kedinginan dan stres. Pemantauan arah dan kecepatan angin lokal sangat esensial.
Mendekati umur 10 hari, ayam sudah lebih tahan terhadap fluktuasi suhu, namun sangat rentan terhadap basah. Air hujan atau tetesan dari atap yang bocor dapat membasahi sebagian area litter, yang dalam beberapa jam akan memicu ledakan populasi E. coli dan Koksidia. Peternak harus memastikan integritas atap dan tirai samping, khususnya menjelang pergantian musim.
Peternak yang sukses mengandalkan mata dan telinga mereka. Perilaku Ayam Broiler Umur 10 Hari adalah laporan kondisi kesehatan dan lingkungan secara langsung.
Ayam Broiler Umur 10 Hari yang nyaman akan mengeluarkan suara dengungan yang lembut dan rendah saat makan. Kandang yang terlalu sunyi bisa mengindikasikan ayam terlalu kedinginan, terlalu panas, atau sedang sakit parah. Kandang yang terlalu bising, dengan banyak suara cicitan keras dan panik, menunjukkan ketidaknyamanan, biasanya karena rasa sakit, rasa lapar, atau gangguan mendadak.
Seperti disebutkan sebelumnya, distribusi merata adalah ideal. Jika ayam bergerombol di satu sudut kandang, ini mungkin bukan hanya masalah suhu, tetapi juga masalah kualitas udara (mungkin ada kantong udara amonia di sisi lain) atau draft angin yang masuk dari sisi yang mereka hindari.
Ayam yang sehat pada hari ke-10 sangat aktif, terus-menerus bolak-balik antara tempat pakan dan tempat minum, serta terlibat dalam aktivitas eksplorasi litter. Jika aktivitas ini berkurang secara signifikan, itu adalah tanda peringatan dini infeksi penyakit subklinis yang harus segera diselidiki, karena penurunan nafsu makan adalah sinyal pertama dari banyak penyakit broiler.
Manajemen Ayam Broiler Umur 10 Hari adalah penentu apakah peternakan akan mencapai target Indeks Performa (IP) yang tinggi. Transisi lingkungan dari brooder ke fase grower menuntut ketelitian dalam kontrol suhu, kebersihan udara, dan pelebaran ruang. Setiap penundaan dalam memenuhi kebutuhan ruang dan nutrisi pada usia ini akan mengurangi potensi pertumbuhan ayam secara permanen.
Fokus utama pada hari ke-10 adalah menjamin:
Dengan manajemen intensif yang terperinci dan pengamatan harian yang teliti, peternak dapat memastikan Ayam Broiler Umur 10 Hari memiliki fondasi yang kuat untuk pertumbuhan eksplosif di fase grower hingga panen, menghasilkan kualitas karkas yang optimal dan keuntungan finansial yang maksimal.
Penerapan protokol biosekuriti yang ketat, dikombinasikan dengan pemantauan suhu air minum, dan penyesuaian intensitas cahaya, adalah langkah-langkah mikro yang secara kolektif menghasilkan hasil makro yang luar biasa. Ayam broiler pada fase ini menunjukkan respons yang cepat terhadap intervensi positif maupun negatif. Oleh karena itu, peternak harus selalu proaktif, bukan reaktif, terhadap tantangan yang mungkin timbul. Pemeriksaan kesehatan mendalam, termasuk nekropsi pada ayam yang mati mendadak, harus rutin dilakukan untuk mendeteksi ancaman patogen sebelum menyebar luas, memastikan bahwa flok Ayam Broiler Umur 10 Hari berada di jalur yang benar menuju efisiensi produksi yang tinggi.