Ornamen Islami Ilustrasi ornamen Islami untuk bacaan Yasin, Takhtim, dan Tahlil.

Panduan Lengkap Yasin, Takhtim, dan Tahlil

Rangkaian amalan zikir dan doa yang terdiri dari pembacaan Surat Yasin, Takhtim, dan Tahlil merupakan tradisi spiritual yang mengakar kuat di kalangan masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Praktik ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendoakan kerabat yang telah wafat, serta memohon berkah dan ampunan dalam berbagai kesempatan.

Membaca Surat Yasin, yang dikenal sebagai jantung Al-Qur'an, diyakini memiliki banyak keutamaan. Dilanjutkan dengan Takhtim dan Tahlil yang berisi kalimat-kalimat tauhid, tasbih, tahmid, dan istighfar, rangkaian ini menjadi sebuah ibadah komprehensif yang menenangkan jiwa dan menguatkan iman. Artikel ini menyajikan panduan lengkap bacaan Yasin, Takhtim, dan Tahlil, disertai tulisan Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pengamalannya.

Bacaan Surat Yasin (يس)

Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 83 ayat. Surat ini diturunkan di Makkah (Makkiyah) dan memiliki kedudukan istimewa. Banyak hadis yang menjelaskan tentang fadhilah atau keutamaan membacanya, di antaranya adalah untuk memohon ampunan dan rahmat Allah SWT.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

يٰسۤ ۚ (١)

Yā Sīn.

Yā Sīn.

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ (٢)

Wal-Qur'ānil-ḥakīm.

Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ (٣)

Innaka laminal-mursalīn.

sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ (٤)

'Alā ṣirāṭim mustaqīm.

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ (٥)

Tanzīlal-'azīzir-raḥīm.

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ (٦)

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn.

agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ (٧)

Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn.

Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ (٨)

Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn.

Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ (٩)

Wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn.

Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ (١٠)

Wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn.

Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga.

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ (١١)

Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaib, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ (١٢)

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang jelas (Lauh Mahfuzh).

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ (١٣)

Wadrib lahum masalan as-habal-qaryah, iz ja'ahal-mursalun.

Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ (١٤)

Iz arsalna ilaihimusnaini fa kazzabuhuma fa 'azzazna bisalisin fa qalu inna ilaikum mursalun.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ (١٥)

Qalu ma antum illa basyarum misluna wa ma anzalar-rahmanu min syai', in antum illa takzibun.

Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ (١٦)

Qalu rabbuna ya'lamu inna ilaikum lamursalun.

Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepadamu.

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ (١٧)

Wa ma 'alaina illal-balagul-mubin.

Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ (١٨)

Qalu inna tatayyarnabikum, la'il lam tantahu lanarjumannakum wa layamassannakum minna 'azabun alim.

Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ (١٩)

Qalu ta'irukum ma'akum, a'in zukkirtum, bal antum qaumum musrifun.

Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ (٢٠)

Wa ja'a min aqsal-madinati rajuluy yas'a qala ya qaumittabi'ul-mursalin.

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ (٨٣)

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ūn.

Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

Bacaan Takhtim

Setelah selesai membaca Surat Yasin atau rangkaian zikir lainnya, biasanya dilanjutkan dengan bacaan Takhtim. Takhtim adalah bacaan yang berisi pujian, pengagungan, dan penegasan keesaan Allah SWT. Bacaan ini berfungsi sebagai penutup yang syahdu sebelum beralih ke Tahlil atau doa penutup.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar wa lillahil hamd.

Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya bagi Allah.

Bacaan Takhtim seringkali diulang-ulang dengan khusyuk untuk meresapi makna keagungan-Nya. Ini adalah jembatan spiritual yang indah antara pembacaan Al-Qur'an dan rangkaian zikir Tahlil yang lebih panjang.

Rangkaian Bacaan Tahlil

Tahlil berasal dari kata "Hallala-Yuhallilu-Tahlilan" yang berarti mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah". Dalam praktiknya, Tahlil adalah serangkaian bacaan zikir, ayat-ayat Al-Qur'an, dan doa yang disusun secara sistematis. Tujuannya adalah untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal, memohon ampunan, serta sebagai majelis zikir untuk meningkatkan ketakwaan.

1. Pengantar Al-Fatihah (Ila Hadrotin)

Tahlil dimulai dengan mengirimkan doa dan pahala bacaan Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, ulama, dan arwah yang dituju.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلّٰهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadrotin nabiyyil mushthofaa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa shohbihii syai'un lillaahi lahumul faatihah.

Kepada junjungan Nabi terpilih Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah.


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ.

Kemudian dilanjutkan dengan mengirim Al-Fatihah kepada para wali, ulama, guru, orang tua, dan kaum muslimin secara umum, serta secara khusus kepada arwah yang dimaksud.

2. Bacaan Ayat-Ayat Al-Qur'an

Setelah Al-Fatihah, dibacakan beberapa surat pendek dan ayat pilihan.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ. (3x)

Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad. (dibaca 3 kali)

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar wa lillahil hamd.

Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya bagi Allah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Laa ilaaha illallahu wallahu akbar wa lillahil hamd.

Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya bagi Allah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

3. Rangkaian Zikir Utama

Bagian ini adalah inti dari Tahlil, di mana kalimat-kalimat thayyibah diucapkan berulang kali.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ (3x)

Astaghfirullahal 'adziim. (dibaca 3 kali)

Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Afdholudz-dzikri fa'lam annahu Laa ilaaha illallah.

Ketahuilah, bahwa zikir yang paling utama adalah kalimat 'La ilaha illallah'.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ (100x atau 33x)

Laa ilaaha illallah. (dibaca 100 atau 33 kali)

Tiada Tuhan selain Allah.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallah muhammadur rosuulullah shollallahu 'alaihi wa sallam.

Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, Allahumma sholli 'alaihi wa sallim. (dibaca 2 kali)

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (33x)

Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil 'adziim. (dibaca 33 kali)

Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.

4. Doa Penutup Tahlil (Doa Arwah)

Rangkaian Tahlil diakhiri dengan doa yang komprehensif, memohon ampunan dan rahmat untuk arwah yang didoakan, serta memohon kebaikan bagi yang masih hidup.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

A'udzubillaahi minasy-syaithoonir-rojiim. Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'adziimi sulthoonik. Allaahumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya. Dengan pujian yang sepadan dan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Allahumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'adziim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas-taghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhroti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'anul 'Adzim yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang menjadi penyambung, sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami, dan buah hati kami, junjungan dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ...

Allahummaghfir lahum warhamhum wa'aafihim wa'fu 'anhum. Allahummaghfir lil mu'miniina wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat. Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin. Al-Faatihah...

Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka dan maafkanlah mereka. Ya Allah, ampunilah seluruh kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanku, Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah...

Rangkaian ibadah Yasin, Takhtim, dan Tahlil adalah manifestasi cinta, penghormatan, dan kepedulian, baik kepada Sang Pencipta maupun kepada sesama makhluk-Nya, terutama mereka yang telah mendahului kita. Dengan melantunkannya secara tulus dan khusyuk, semoga kita semua senantiasa berada dalam naungan rahmat dan ampunan Allah SWT. Amin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage