Panduan Lengkap Yasin Latin, Tahlil, dan Terjemahan

Ilustrasi Islami Geometris

alt="Ilustrasi Islami geometris"

Surah Yasin dan rangkaian bacaan Tahlil merupakan dua amalan yang sangat melekat dalam tradisi spiritual masyarakat Muslim di Indonesia. Keduanya sering dibacakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari pengajian rutin, acara syukuran, hingga mendoakan kerabat yang telah berpulang. Surah Yasin, yang dikenal sebagai 'jantung Al-Qur'an', memiliki keutamaan luar biasa bagi siapa saja yang membaca dan merenungkannya. Sementara itu, Tahlil adalah serangkaian zikir, tasbih, tahmid, dan doa yang bertujuan untuk mengingat keagungan Allah SWT serta memohonkan ampunan bagi diri sendiri dan para almarhum.

Artikel ini menyajikan bacaan Surah Yasin dan Tahlil secara lengkap, disertai dengan transliterasi Latin untuk memudahkan pembaca yang belum lancar membaca aksara Arab, serta terjemahan bahasa Indonesia untuk membantu memahami makna yang terkandung di dalamnya. Dengan panduan ini, diharapkan kita semua dapat mengamalkannya dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan.

Keutamaan Membaca Surah Yasin

Surah Yasin, surah ke-36 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 83 ayat, memiliki kedudukan istimewa. Banyak hadis yang menjelaskan tentang fadhilah atau keutamaan dari surah ini. Memahaminya dapat meningkatkan semangat kita dalam mengamalkannya.

Bacaan Lengkap Surah Yasin (Arab, Latin, dan Terjemahan)

Berikut adalah bacaan lengkap Surah Yasin ayat 1 sampai 83.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Ayat 1

يٰسۤ ۚ

Yā sīn.

Yasin.

Ayat 2

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal-qur'ānil-ḥakīm.

Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,

Ayat 3

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal-mursalīn.

sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,

Ayat 4

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

‘Alā ṣirāṭim mustaqīm.

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

Ayat 5

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanzīlal-‘azīzir-raḥīm.

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,

Ayat 6

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn.

agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

Ayat 7

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad ḥaqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fahum lā yu'minūn.

Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.

Ayat 8

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innā ja‘alnā fī a‘nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn.

Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

Ayat 9

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja‘alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn.

Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

Ayat 10

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawā'un ‘alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn.

Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga.

Ayat 11

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamā tunżiru manittaba‘aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Ayat 12

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang jelas (Lauh Mahfuzh).

Ayat 13

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalūn.

Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;

Ayat 14

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa ‘azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalūn.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

Ayat 15

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in in antum illā takżibūn.

Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”

Ayat 16

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qālū rabbunā ya‘lamu innā ilaikum lamursalūn.

Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepadamu.”

Ayat 17

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa mā ‘alainā illal-balāgul-mubīn.

Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.

Ayat 18

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ‘ażābun alīm.

Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

Ayat 19

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qālū ṭā'irukum ma‘akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūn.

Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

Ayat 20

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas‘ā qāla yā qaumittabi‘ul-mursalīn.

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.”

Ayat 21

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

Ittabi‘ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūn.

Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat 22

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa mā liya lā a‘budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja‘ūn.

Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

Ayat 23

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni ‘annī syafā‘atuhum syai'aw wa lā yunqiżūn.

Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, niscaya pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.

Ayat 24

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Innī iżal lafī ḍalālim mubīn.

Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.

Ayat 25

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Innī āmanntu birabbikum fasma‘ūn.

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.

Ayat 26

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya‘lamūn.

Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,

Ayat 27

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bimā gafaralī rabbī wa ja‘alanī minal-mukramīn.

apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.”

Ayat 28

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa mā anzalnā ‘alā qaumihī mim ba‘dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn.

Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.

Ayat 29

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūn.

Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.

Ayat 30

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Yā ḥasratan ‘alal-‘ibād, mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn.

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidak datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

Ayat 31

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarji‘ūn.

Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tidak kembali kepada mereka.

Ayat 32

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

Wa in kullul lammā jamī‘ul ladainā muḥḍarūn.

Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami.

Ayat 33

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa āyatul lahumul-arḍul-maitah, aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa minhu ya'kulūn.

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.

Ayat 34

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja‘alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a‘nābiw wa fajjarnā fīhā minal-‘uyūn.

Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

Ayat 35

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya'kulū min ṡamarihī wa mā ‘amilathu aidīhim, afalā yasykurūn.

agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?

Ayat 36

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya‘lamūn.

Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Ayat 37

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa āyatul lahumul-laīl, naslakhu minhun-nahāra fa'iżā hum muẓlimūn.

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,

Ayat 38

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm.

dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

Ayat 39

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ‘āda kal-‘urjūnil-qadīm.

Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

Ayat 40

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥūn.

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

Ayat 41

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūn.

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,

Ayat 42

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūn.

dan Kami ciptakan untuk mereka dari jenis itu apa yang mereka kendarai.

Ayat 43

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūn.

Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka; maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan,

Ayat 44

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illā raḥmatam minnā wa matā‘an ilā ḥīn.

melainkan (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

Ayat 45

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum la‘allakum turḥamūn.

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu (di dunia) dan azab yang akan datang (di akhirat) agar kamu mendapat rahmat.”

Ayat 46

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū ‘anhā mu‘riḍīn.

Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.

Ayat 47

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāh, qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭ‘imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ‘amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn.

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Ayat 48

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaqūlūna matā hāżal-wa‘du in kuntum ṣādiqīn.

Dan mereka berkata, “Kapankah janji (hari berbangkit) itu (akan datang), jika kamu orang yang benar?”

Ayat 49

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūn.

Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

Ayat 50

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ

Falā yastaṭī‘ūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji‘ūn.

Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya.

Ayat 51

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūn.

Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya.

Ayat 52

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qālū yā wailanā mam ba‘aṡanā mim marqadinā, hāżā mā wa‘adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūn.

Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).

Ayat 53

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī‘ul ladainā muḥḍarūn.

Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami.

Ayat 54

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta‘malūn.

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat 55

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūn.

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

Ayat 56

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwājuhum fī ẓilālin ‘alal-arā'iki muttaki'ūn.

Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.

Ayat 57

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda‘ūn.

Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.

Ayat 58

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm.

(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Ayat 59

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūn.

Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!

Ayat 60

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a‘had ilaikum yā banī ādama al lā ta‘budusy-syaiṭān, innahū lakum ‘aduwwum mubīn.

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.

Ayat 61

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani‘budūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm.

dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

Ayat 62

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā, afalam takūnū ta‘qilūn.

Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?

Ayat 63

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Hāżihī jahannamul-latī kuntum tū‘adūn.

Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.

Ayat 64

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūn.

Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.

Ayat 65

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al-yauma nakhtimu ‘alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Ayat 66

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Wa lau nasyā'u laṭamasnā ‘alā a‘yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa'annā yubṣirūn.

Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?

Ayat 67

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ

Wa lau nasyā'u lamasakhnāhum ‘alā makānatihim famastaṭā‘ū muḍiyyaw wa lā yarji‘ūn.

Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga tidak sanggup kembali.

Ayat 68

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu‘ammirhu nunakkishu fil-khalq, afalā ya‘qilūn.

Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?

Ayat 69

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Wa mā ‘allamnāhusy-syi‘ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn.

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan Kitab yang memberi penerangan.

Ayat 70

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyunżira man kāna ḥayyan wa yaḥiqqal-qaulu ‘alal-kāfirīn.

agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.

Ayat 71

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ

Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā ‘amilat aidīnā an‘āman fahum lahā mālikūn.

Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?

Ayat 72

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūn.

Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (yang lain) mereka makan.

Ayat 73

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fīhā manāfi‘u wa masyārib, afalā yasykurūn.

Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?

Ayat 74

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal la‘allahum yunṣarūn.

Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.

Ayat 75

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

Lā yastaṭī‘ūna naṣrahum wahum lahum jundum muḥḍarūn.

Mereka (sesembahan itu) tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.

Ayat 76

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Falā yaḥzunka qauluhum, innā na‘lamu mā yusirrūna wa mā yu‘linūn.

Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

Ayat 77

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn.

Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata.

Ayat 78

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-‘iẓāma wa hiya ramīm.

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”

Ayat 79

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin ‘alīm.

Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

Ayat 80

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًا فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Allażī ja‘ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa'iżā antum minhu tūqidūn.

yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”

Ayat 81

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin ‘alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-‘alīm.

Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur)? Benar. Dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui.

Ayat 82

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn.

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Ayat 83

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja‘ūn.

Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

Panduan Bacaan Tahlil Lengkap

Setelah selesai membaca Surah Yasin, biasanya dilanjutkan dengan rangkaian bacaan tahlil. Tahlil adalah zikir yang berisi kalimat tauhid "Laa ilaha illallah" beserta bacaan-bacaan lainnya seperti istighfar, shalawat, dan ayat-ayat Al-Qur'an. Berikut adalah susunan bacaan tahlil yang umum diamalkan.

1. Pengantar Al-Fatihah

Sebelum memulai, biasanya imam atau pemimpin tahlil akan menghadiahkan bacaan Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, para wali, guru, orang tua, dan kaum muslimin secara umum, serta secara khusus kepada arwah yang didoakan.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa shohbihii syaiun lillaahi lahumul faatihah.

Teruntuk junjungan Nabi terpilih Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya, sesuatu dari Allah untuk mereka. Al-Fatihah.

2. Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhuubi 'alaihim waladh-dhoolliin. Aamiin.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin.

3. Surat Al-Ikhlas (3 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul huwalloohu ahad. Alloohush shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. (Dibaca 3x)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

4. Tahlil dan Takbir

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

5. Surat Al-Falaq (1 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.

6. Tahlil dan Takbir

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

7. Surat An-Nas (1 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

8. Tahlil dan Takbir

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.

Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

9. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)

اَللهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّوْمُ. لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ. لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلَّا بِاِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلَّا بِمَا شَاءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ. وَلَا يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum, walaa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa, wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, walaa ya'uuduhuu hifdhuhumaa, wahuwal 'aliyyul 'adhiim.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

10. Istighfar dan Tahlil

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal 'adziim. (Dibaca 33x)

Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ

Afdhaludz dzikri fa'lam annahu laa ilaaha illallah.

Ketahuilah, sebaik-baik zikir adalah kalimat 'Laa ilaaha illallah'.

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallah. (Dibaca 100x atau sesuai kemampuan)

Tiada Tuhan selain Allah.

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallah muhammadur rasuulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

11. Shalawat Nabi

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad, allahumma sholli 'alaihi wa sallim. (Dibaca 2x)

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad, ya robbi sholli 'alaihi wa sallim.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

12. Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhanallah wa bihamdih, subhanallahil 'adziim. (Dibaca 33x)

Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.

13. Doa Tahlil/Doa Arwah

Rangkaian tahlil ditutup dengan doa. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, serta harapan agar pahala dari bacaan yang telah dilantunkan disampaikan kepada arwah yang dituju.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

A'uudzubillaahiminasysyaithoonirrojiim. Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin, hamdasy syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariim wa 'adhiimi sulthoonik. Alloohumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang memperoleh nikmat sama memuji, dengan puji yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan setimpal dengan tambahan anugerah-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layak bagi keagungan Zat-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Alloohumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'adhiim, wa maa hallalnaa, wa maa sabbahnaa, wa mastaghfarnaa, wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhroti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'anul 'Adhim yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar, kepada kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Muhammad SAW.

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهِ مِنَ الْاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَآءِ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَآءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ

Tsumma ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa'i wal mursaliin wal auliyaa'i wasy syuhadaa'i wash shoolihiin wash shohaabati wat taabi'iin wal 'ulamaa'il 'aamiliin wal mushonnifiinal mukhlishiin wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin wal malaa'ikatil muqorrobiin, khushuushon ilaa sayyidinaasy syaikh 'abdil qoodiril jailaani.

Kemudian kepada seluruh sahabat beliau dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada junjungan kami Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ

Tsumma ilaa arwaahi jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khushuushon ilaa aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa nakhushshu khushuushon manijtama'naa haahunaa bisababihi wa li ajlih.

Kemudian kepada arwah seluruh ahli kubur dari kaum muslimin laki-laki dan perempuan, dan kaum mukminin laki-laki dan perempuan dari belahan bumi timur hingga barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada orang yang karena sebabnya kami berkumpul di sini.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ

Alloohummaghfirlahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Alloohumma anzilir rohmata wal maghfirota 'alaa ahlil qubuur min ahli laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloh. Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa 'adzaaban naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun wasalaamun 'alal mursaliin walhamdu lillaahi robbil 'aalamiin. Al-Faatihah.

Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang termasuk ahli 'Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah'. Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah.

Dengan mengamalkan bacaan Surah Yasin dan Tahlil secara rutin, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, diampuni segala dosa, dimudahkan segala urusan, dan kelak dikumpulkan bersama orang-orang yang kita cintai di surga-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage