Proses bertelur pada ayam petelur komersial adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor genetik yang diwariskan, kondisi lingkungan yang dikontrol ketat, dan manajemen nutrisi yang presisi. Bagi peternak, mengetahui secara pasti kapan periode produksi telur dimulai—dikenal sebagai Point of Lay (POL)—adalah kunci untuk perencanaan keuangan dan efisiensi operasional peternakan.
Secara umum, ayam petelur modern, khususnya ras komersial ringan atau medium, mulai menunjukkan tanda-tanda kematangan seksual dan memulai produksi telur pertama pada rentang usia yang cukup spesifik. Namun, rentang ini sangat elastis dan dapat digeser maju atau mundur beberapa minggu tergantung pada bagaimana peternak mengelola fase pemeliharaan awal, yang disebut fase pullet (ayam dara).
Ilustrasi visualisasi awal masa produksi telur ayam.
Usia kematangan seksual ditentukan oleh kode genetik ayam. Strain yang berbeda memiliki kecepatan metabolisme dan program pertumbuhan yang berbeda, yang secara langsung memengaruhi kapan ovarium mereka mulai berfungsi penuh. Pemilihan strain adalah keputusan pertama dan paling fundamental yang harus diambil oleh peternak.
Ras ringan, yang merupakan mayoritas ayam petelur komersial di seluruh dunia (misalnya Leghorn dan turunannya seperti Hy-Line W-36), dikenal memiliki efisiensi konversi pakan yang tinggi dan mencapai kematangan seksual lebih cepat.
Ras medium (misalnya Isa Brown, Lohmann Brown, Rhode Island Red turunan) cenderung menghasilkan telur berwarna coklat, yang sering dihargai lebih tinggi di pasar tertentu. Ayam-ayam ini memiliki kerangka tubuh yang lebih besar dan membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk membangun massa tubuh sebelum mulai bertelur.
Ayam-ayam yang tidak diseleksi secara intensif untuk produksi telur (seperti ayam kampung lokal atau ras dwifungsi) memerlukan waktu yang jauh lebih lama. Kematangan seksual mereka dapat mencapai 24 hingga 30 minggu, atau bahkan lebih, tergantung pada ketersediaan pakan dan lingkungan alaminya.
Usia bukanlah satu-satunya parameter yang menentukan Point of Lay. Parameter yang lebih penting adalah berat badan hidup (Body Weight/BW) dan keseragaman (Uniformity) kawanan pada usia kritis, yaitu sekitar 16 minggu. Jika ayam tidak mencapai berat badan standar yang ditetapkan oleh produsen strain pada usia 16 minggu, sistem reproduksi mereka tidak akan matang, dan masa bertelur akan tertunda.
Ayam harus mencapai minimal 80% dari berat badan dewasa ideal sebelum dimulainya rangsangan cahaya. Berat badan yang cukup memastikan bahwa ayam memiliki cadangan energi yang memadai, tulang medula (tempat penyimpanan kalsium) yang kuat, dan kerangka tubuh yang siap menopang produksi telur harian yang intensif.
Keseragaman adalah persentase ayam dalam kawanan yang berada dalam rentang ±10% dari rata-rata berat badan. Keseragaman yang baik (di atas 80%) memastikan bahwa ketika peternak memberikan rangsangan bertelur (misalnya melalui penambahan durasi cahaya), semua ayam merespons secara bersamaan. Jika keseragaman rendah, kawanan akan memiliki puncak produksi yang luas dan kurang efisien.
Nutrisi adalah alat manajemen paling kuat untuk mengontrol pertumbuhan dan menyiapkan sistem reproduksi. Fase pullet (0-18 minggu) dibagi menjadi beberapa tahap pakan, yang masing-masing memiliki peran spesifik.
Fokus utama di sini adalah pertumbuhan kerangka dan organ. Pakan harus tinggi protein (sekitar 20-22%) dan energi yang seimbang. Kegagalan mencapai perkembangan kerangka yang memadai pada tahap ini tidak dapat diperbaiki di kemudian hari dan akan membatasi kapasitas tubuh ayam untuk menampung organ reproduksi yang besar.
Protein diturunkan (sekitar 16-18%) dan fokus dialihkan pada membangun massa otot dan mencapai berat badan target. Kontrol asupan pakan sangat penting untuk menghindari kelebihan berat badan (lemak) dan mempromosikan pertumbuhan kerangka yang stabil.
Ini adalah fase transisi nutrisi yang paling vital. Sekitar 1-2 minggu sebelum dimulainya produksi telur pertama (biasanya sekitar minggu ke-15 atau ke-16), pakan harus diubah menjadi pakan Pre-Layer. Pakan ini memiliki tingkat kalsium yang ditingkatkan secara signifikan (sekitar 2.5% hingga 3.5%), namun belum setinggi pakan Layer penuh.
Manajemen pencahayaan adalah tombol kontrol utama yang digunakan peternak untuk 'menghidupkan' sistem reproduksi ayam. Ayam, seperti banyak unggas lainnya, merespons panjang hari (fotoperiode) melalui mekanisme hormonal yang kompleks. Cahaya adalah sinyal lingkungan yang paling kuat untuk kematangan seksual.
Cahaya masuk melalui mata dan merangsang kelenjar pituitari melalui hipotalamus. Kelenjar pituitari kemudian melepaskan hormon Gonadotropin (FSH dan LH), yang merangsang ovarium untuk matang dan memulai siklus ovulasi. Untuk ayam, ini adalah sinyal bahwa musim semi (musim bertelur alami) telah tiba.
Tujuan selama fase pullet adalah mencegah stimulasi prematur sambil memastikan pertumbuhan optimal. Protokol standar adalah sebagai berikut:
Stimulasi pencahayaan dilakukan ketika ayam telah mencapai berat badan target dan usia yang diinginkan (biasanya 16-18 minggu, tergantung strain). Stimulasi ini dilakukan dengan menambah durasi cahaya secara bertahap.
Stres lingkungan apa pun dapat menunda atau mengganggu kematangan seksual. Ayam yang fokus menggunakan energi untuk melawan stres tidak akan mengalokasikannya untuk sistem reproduksi.
Suhu yang ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin, dapat menunda POL. Suhu ideal bagi ayam dara adalah zona termonetral, di mana mereka tidak perlu menggunakan energi untuk pendinginan atau pemanasan. Stres panas kronis akan menekan nafsu makan, menghambat pertumbuhan, dan menyebabkan penundaan kematangan.
Infeksi penyakit, bahkan yang ringan, terutama penyakit yang menyerang sistem pernapasan atau kekebalan (misalnya Mycoplasma, Coccidiosis), mengalihkan sumber daya energi. Program vaksinasi yang ketat dan biosekuriti yang baik harus diterapkan selama fase pullet untuk memastikan ayam mencapai POL dengan sistem kekebalan yang kuat.
Pemindahan ayam dari kandang grower ke kandang layer (sekitar usia 16-18 minggu) adalah peristiwa stresor utama. Idealnya, perpindahan harus dilakukan sebelum stimulasi cahaya dimulai. Stres akibat perpindahan dapat menunda POL hingga satu minggu. Peternak harus memastikan bahwa kandang baru (layer) sudah disiapkan dengan air dan pakan yang mudah diakses segera setelah perpindahan untuk meminimalkan masa adaptasi.
Kurva pertumbuhan ayam dara menunjukkan pentingnya mencapai berat badan target sebelum stimulasi (garis vertikal oranye).
Bagi peternak yang teliti, ada tanda-tanda fisik yang jelas yang menunjukkan bahwa ayam berada di ambang Point of Lay, bahkan sebelum telur pertama keluar. Memahami transisi ini membantu dalam manajemen nutrisi dan antisipasi stres.
Di dalam tubuh, ovarium mulai bekerja secara intensif. Folikel-folikel yang tadinya kecil (oosit) mulai menyerap kuning telur (yolk material). Pada usia 17-18 minggu, peternak dapat meraba perut ayam dan merasakan adanya organ yang membesar atau folikel matang. Ayam yang sudah siap bertelur akan memiliki folikel-folikel dalam berbagai ukuran (folikel hierarki) yang siap dilepaskan setiap 24 jam.
Mengelola usia Point of Lay bukan hanya masalah biologis, tetapi juga masalah ekonomi. Peternak harus menyeimbangkan biaya pakan selama fase pertumbuhan (yang tidak menghasilkan pendapatan) dengan pendapatan yang cepat dari penjualan telur.
Mempercepat POL dapat dilakukan dengan stimulasi cahaya lebih awal dan pakan berenergi tinggi. Keuntungan utamanya adalah mengurangi biaya pakan non-produktif (pakan pullet) dan memulai aliran kas (penjualan telur) lebih cepat.
Risiko Percepatan: Risiko terbesar adalah ukuran telur yang terlalu kecil. Telur pertama ayam (pewee atau ukuran S) seringkali terlalu kecil untuk dijual dengan harga standar. Ayam yang mulai bertelur terlalu dini mungkin tidak pernah mencapai ukuran telur yang optimal pada puncak produksinya, menyebabkan kerugian jangka panjang.
Penundaan dilakukan dengan mempertahankan cahaya rendah dan memastikan ayam terus tumbuh dan membangun massa tubuh. Meskipun ini meningkatkan biaya pakan pullet, tujuannya adalah menghasilkan ayam dengan kerangka yang lebih besar dan sistem reproduksi yang lebih matang.
Manfaat Penundaan: Ayam yang mulai bertelur lebih lambat cenderung menghasilkan telur berukuran M atau L lebih cepat. Mereka memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik selama periode produksi puncak dan puncak produksi yang lebih stabil. Penundaan yang terkontrol sering kali menghasilkan pendapatan total yang lebih besar karena persentase telur yang lebih besar laku dengan harga premium.
Optimalisasi yang paling banyak diterima adalah mencapai Point of Lay ketika ayam telah mencapai berat badan standar yang direkomendasikan strain (misalnya 1,3 kg – 1,5 kg) pada usia 18-19 minggu, memastikan keseimbangan antara efisiensi pakan dan ukuran telur yang baik.
Untuk mencapai 5000 kata dan memberikan pemahaman komprehensif, kita perlu mendalami bagaimana manajemen nutrisi tidak hanya menyediakan bahan bakar, tetapi juga bertindak sebagai regulator hormonal yang sangat spesifik sepanjang kehidupan ayam dara.
Bukan hanya persentase protein total yang penting, tetapi keseimbangan asam amino esensial. Metionin, Lisin, dan Triptofan memiliki peran kritis. Lisin, misalnya, sangat vital untuk pembentukan otot dan massa tubuh tanpa lemak. Jika kekurangan, pertumbuhan kerangka melambat, dan meskipun ayam mungkin terlihat "gemuk," massa tubuh yang sebenarnya kurang, menunda kematangan.
Pada usia 12-16 minggu, kebutuhan protein relatif menurun, tetapi jika protein dipertahankan terlalu tinggi, ayam dapat mengalihkan energi untuk metabolisme protein berlebih daripada menyimpan lemak dan mineral yang diperlukan untuk produksi telur.
Kepadatan energi pakan (dinyatakan dalam ME, Metabolisable Energy) harus dikontrol dengan hati-hati. Energi yang berlebihan, terutama pada fase grower, akan menyebabkan deposisi lemak yang tidak perlu di rongga perut dan ovarium. Lemak berlebih mengganggu fungsi normal ovarium dan dapat menyebabkan kondisi seperti 'fatty liver syndrome' di masa produksi, yang menurunkan efisiensi. Peternak sering menerapkan program pembatasan pakan (skip-a-day atau pembatasan kuantitatif harian) untuk mengontrol asupan energi dan memastikan pertumbuhan yang terfokus pada otot dan kerangka.
Transisi pakan Pre-Layer pada 15-16 minggu sangat spesifik untuk kalsium. Diperlukan waktu sekitar 10 hari bagi ayam untuk mengaktifkan sistem enzim yang memungkinkan penyerapan kalsium secara efisien dan deposisi di tulang medula. Ayam juga memerlukan bentuk kalsium yang kasar (partikel besar, seperti grit) pada fase Pre-Layer. Kalsium kasar ini tetap berada di gizzard (ampela) dan dilepaskan perlahan pada malam hari, saat ayam membentuk cangkang telur. Jika kalsium hanya dalam bentuk halus, kalsium akan cepat dimetabolisme dan tidak cukup tersedia di malam hari, yang merupakan waktu pembentukan cangkang utama, berakibat pada cangkang yang tipis.
Kesalahan dalam manajemen cahaya adalah penyebab paling umum dari penundaan atau permulaan produksi yang buruk. Kesalahan sekecil apa pun dapat mengacaukan ritme hormonal seluruh kawanan.
Bukan hanya durasi, tetapi juga intensitas cahaya yang penting. Selama fase pullet, intensitas harus dijaga sangat rendah (2-5 lux). Rendahnya intensitas ini membantu memastikan bahwa bahkan jika ada sedikit kebocoran cahaya eksternal, stimulasi prematur tidak terjadi.
Saat stimulasi dimulai (18 minggu), intensitas harus ditingkatkan secara drastis menjadi 50-70 lux. Perubahan intensitas ini mengirimkan sinyal visual dan hormonal yang kuat bahwa lingkungan telah berubah menjadi sangat mendukung reproduksi.
Di negara tropis seperti Indonesia, banyak peternak menggunakan kandang terbuka yang mengandalkan cahaya matahari alami. Dalam sistem ini, peternak tidak memiliki kontrol penuh terhadap durasi cahaya. Solusinya adalah menggunakan pencahayaan tambahan pada pagi dan/atau sore hari untuk mencapai total 16 jam. Misalnya, jika matahari terbit pukul 06:00 dan terbenam pukul 18:00 (12 jam cahaya alami), peternak harus menambahkan 4 jam cahaya buatan, biasanya 2 jam di pagi hari (04:00-06:00) dan 2 jam di sore hari (18:00-20:00).
Diagram menunjukkan transisi dari durasi cahaya stabil (pullet) ke peningkatan durasi untuk merangsang produksi telur.
Bahkan dengan manajemen yang sempurna, peternak mungkin menghadapi beberapa masalah khas saat ayam mulai bertelur (usia 16-24 minggu). Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerugian produksi.
Prolaps (turunnya saluran telur) dapat terjadi jika ayam mulai bertelur terlalu dini atau jika ukuran telur pertama terlalu besar untuk ukuran tubuhnya. Telur pertama harusnya berukuran kecil. Prolaps menarik perhatian ayam lain dan dapat memicu kanibalisme. Ini sering dihindari dengan memastikan berat badan dan kerangka tubuh ayam telah matang sebelum stimulasi.
Telur yang hanya memiliki membran atau cangkang yang sangat tipis adalah tanda klasik dari kegagalan metabolisme kalsium. Penyebabnya bisa karena kalsium Pre-Layer diberikan terlambat, kekurangan Vitamin D3 (penting untuk penyerapan kalsium), atau ayam mulai bertelur sebelum tulang medula sepenuhnya terbentuk. Pakan harus segera diperiksa untuk kandungan kalsium, fosfor, dan vitamin D3.
Jika ayam mencapai 24 minggu tetapi tingkat produksinya jauh di bawah standar strain (misalnya, di bawah 50%), ini menunjukkan masalah manajemen pada fase pullet. Kemungkinan besar, ayam tidak mencapai berat badan target pada usia 16 minggu, keseragaman rendah, atau stimulasi cahaya tidak memadai. Pemulihan pada tahap ini sangat sulit; kerugian ini biasanya bersifat permanen sepanjang siklus produksi.
Untuk melengkapi pembahasan mengenai rentang usia bertelur, penting untuk menggarisbawahi variasi detail antar strain komersial utama, yang masing-masing memiliki panduan manajemen yang sedikit berbeda untuk mencapai POL ideal.
Strain Hy-Line W-36 (putih) adalah ras yang sangat efisien dan cenderung sensitif terhadap manajemen cahaya. Mereka membutuhkan bobot yang tepat dan cahaya stabil. Mereka sering menargetkan POL sedini mungkin (16-17 minggu) karena ukuran telur mereka cenderung tetap kecil, sehingga memaksimalkan jumlah telur adalah fokus utamanya.
Sebaliknya, Hy-Line Brown memiliki tubuh yang lebih besar dan target POL mereka lebih konservatif (18-19 minggu) untuk memastikan telur cokelat yang dihasilkan memiliki ukuran yang baik sejak awal. Manual manajemen mereka menekankan kontrol berat badan yang sangat ketat antara minggu ke-10 dan ke-15 untuk menghindari kelebihan lemak.
Strain Lohmann dikenal memiliki ketahanan yang baik dan kurva produksi yang kuat. Mereka umumnya menargetkan POL pada 18 minggu. Panduan mereka sering menyoroti pentingnya ruang gerak yang cukup untuk pullet, karena manajemen ruang yang buruk meningkatkan stres dan dapat menunda POL hingga 2-3 minggu.
Ras cokelat (medium) memiliki kebutuhan kalsium total yang lebih tinggi sepanjang masa produksi dibandingkan ras putih (ringan). Ini karena mereka memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan cenderung menghasilkan telur dengan cangkang yang lebih tebal (untuk mempertahankan pigmen cokelat). Meskipun kedua ras mencapai POL di usia yang hampir sama, manajemen nutrisi kalsium mereka harus diperketat lebih awal dan lebih tinggi dosisnya pada ras cokelat saat transisi Pre-Layer.
Meskipun sering diabaikan dalam peternakan komersial, aspek sosial dan perilaku ayam juga memainkan peran dalam mencapai kematangan seksual yang optimal.
Pada usia 12 hingga 18 minggu, ayam sedang membentuk hierarki sosial mereka (pecking order). Pertarungan atau intimidasi yang berlebihan di antara ayam dapat menyebabkan stres kronis bagi individu yang berada di posisi bawah. Stres ini menghambat pertumbuhan, mengurangi asupan pakan, dan dapat menyebabkan penundaan kematangan. Memastikan kepadatan kandang yang ideal dan menyediakan titik pakan dan minum yang cukup membantu meredakan konflik sosial.
Kepadatan yang berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko penyebaran penyakit tetapi juga meningkatkan tingkat stres dan kompetisi. Sebuah studi menunjukkan bahwa kepadatan yang terlalu tinggi dapat menunda POL rata-rata 5-7 hari karena kompetisi yang intens terhadap sumber daya dan energi yang terpaksa dihabiskan untuk mempertahankan ruang.
Manajemen yang modern bergantung pada data. Peternak harus secara rutin mengukur dan membandingkan hasil mereka dengan standar genetik strain yang digunakan. Ini termasuk:
Usia di mana ayam petelur mulai bertelur, antara 16 hingga 24 minggu, bukanlah angka yang baku, melainkan jendela yang dapat dimanipulasi oleh peternak. Keberhasilan dalam mencapai Point of Lay yang ideal—yaitu di sekitar 18 hingga 20 minggu dengan berat badan dan keseragaman yang optimal—bergantung pada harmonisasi tiga pilar manajemen:
Pertama, Genetika, yang menentukan potensi dasar. Kedua, Nutrisi, khususnya transisi kalsium di fase Pre-Layer. Dan ketiga, Manajemen Cahaya, yang berfungsi sebagai pemicu hormonal utama.
Dengan menerapkan protokol yang disiplin, memprioritaskan pertumbuhan kerangka yang sehat, dan mengontrol stimulasi cahaya hanya ketika ayam secara fisik siap, peternak dapat memastikan awal produksi telur yang mulus, puncak produksi yang tinggi, dan profitabilitas yang maksimal sepanjang siklus hidup ayam petelur.