Peraturan Resmi Permainan Bola Basket: Panduan Komprehensif

Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga tim yang paling dinamis dan populer di dunia. Untuk memastikan keadilan, integritas, dan kelancaran pertandingan, Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) menetapkan seperangkat peraturan yang sangat rinci dan ketat. Pemahaman mendalam terhadap peraturan ini tidak hanya penting bagi pemain dan pelatih, tetapi juga bagi penggemar yang ingin mengapresiasi setiap keputusan yang diambil di lapangan.

I. Lapangan, Peralatan, dan Para Pemain

1. Ukuran Lapangan Standar (FIBA)

Lapangan permainan harus berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang keras dan rata, bebas dari hambatan. Dimensi resmi yang ditetapkan adalah 28 meter panjang dan 15 meter lebar, diukur dari batas dalam garis pembatas. Garis-garis ini harus memiliki lebar 5 cm, berwarna kontras (biasanya putih), dan jelas terlihat.

Diagram Lapangan Bola Basket Lap. Belakang Lap. Depan

Gambar 1: Representasi Garis Lapangan Permainan Bola Basket.

2. Struktur Tim dan Ofisial

Setiap tim terdiri dari maksimal 12 orang pemain, di mana 5 pemain berada di lapangan dan sisanya adalah pemain cadangan. Selain itu, tim juga harus memiliki seorang Pelatih Kepala dan dapat didampingi oleh asisten pelatih, manajer, dan staf pendukung.

II. Prosedur Permainan dan Durasi

1. Durasi Pertandingan (Sesuai FIBA)

Pertandingan bola basket standar FIBA dibagi menjadi empat (4) kuarter, di mana setiap kuarter berdurasi 10 menit. Total durasi waktu bermain adalah 40 menit, belum termasuk perpanjangan waktu (overtime).

2. Memulai dan Menghentikan Permainan

Permainan dimulai dengan Jump Ball (lompatan) di lingkaran tengah. Dua pemain lawan melompat untuk memperebutkan bola yang dilempar oleh wasit. Jump ball hanya dilakukan untuk memulai pertandingan dan, dalam beberapa peraturan, untuk memulai setiap periode perpanjangan waktu.

Sistem kepemilikan bola selanjutnya (setelah Jump Ball awal) biasanya ditentukan menggunakan Alternating Possession Arrow (Panah Kepemilikan Bola Bergantian). Setelah Jump Ball pertama, setiap situasi lompatan bola (held ball) atau situasi khusus lainnya akan memberikan kepemilikan kepada tim yang ditunjukkan oleh panah tersebut, yang akan dibalik arahnya setelah setiap kepemilikan diberikan.

3. Status Bola (Live, Dead, Control)

Kapan pun keputusan mengenai pelanggaran atau poin harus dibuat, penting untuk menentukan status bola:

  1. Bola Hidup (Live): Bola menjadi hidup ketika diperebutkan dalam jump ball, ketika wasit melepaskannya untuk lemparan ke dalam (throw-in), atau setelah tembakan bebas (free throw) yang gagal dan bola disentuh oleh pemain.
  2. Bola Mati (Dead): Bola menjadi mati setelah peluit wasit berbunyi, setelah tembakan berhasil (gol), atau ketika waktu kuarter berakhir.
  3. Penguasaan Bola (Control): Tim dianggap menguasai bola ketika pemain mereka memegang bola atau menggiring bola. Penguasaan tim berhenti ketika lawan mendapatkan penguasaan, bola ditembak, atau bola menjadi mati.

III. Pelanggaran Waktu dan Gerakan (Violations)

Pelanggaran (Violation) adalah pelanggaran terhadap aturan permainan yang tidak melibatkan kontak fisik. Hukumannya adalah kehilangan penguasaan bola dan lawan melakukan lemparan ke dalam (throw-in) dari titik terdekat.

1. Traveling (Pelanggaran Langkah)

Traveling terjadi ketika seorang pemain yang menguasai bola bergerak melebihi batasan yang diizinkan saat kaki pivot ditetapkan. Definisi traveling sangat rinci:

2. Pelanggaran Dribbling (Menggiring Bola)

Menggiring bola adalah aksi pemain yang maju dengan mendorong bola ke lantai. Pelanggaran dribbling mencakup:

3. Peraturan Waktu yang Mendesak

Aturan waktu adalah inti dari kecepatan permainan basket. Pelanggaran waktu mengakibatkan pergantian kepemilikan bola.

A. Aturan 24 Detik (Shot Clock)

Setiap tim hanya memiliki 24 detik untuk melakukan tembakan ke ring lawan. Tembakan dianggap memenuhi syarat jika bola meninggalkan tangan pemain sebelum waktu 24 detik berakhir dan bola menyentuh ring.

B. Aturan 8 Detik (Backcourt Violation)

Tim yang menguasai bola di lapangan belakang (backcourt) hanya memiliki 8 detik untuk memindahkan bola melintasi garis tengah ke lapangan depan (frontcourt). Jika bola masih berada di lapangan belakang setelah 8 detik, kepemilikan bola diserahkan kepada lawan.

C. Aturan 3 Detik (Restricted Area)

Seorang pemain penyerang tidak boleh berada di dalam area kunci (free throw lane/restricted area) lawan lebih dari 3 detik secara terus-menerus saat timnya sedang menguasai bola di lapangan depan. Jika pemain menembak, mengoper, atau meninggalkan area 3 detik tersebut, hitungan ulang akan dimulai. Pelanggaran 3 detik terjadi jika pemain bertahan secara ilegal di area tersebut.

4. Bola Kembali ke Lapangan Belakang (Backcourt)

Setelah bola dibawa melewati garis tengah ke lapangan depan, tim penyerang tidak boleh mengembalikan bola (dengan dribel atau operan) ke lapangan belakang lagi. Jika hal ini terjadi, kepemilikan bola diserahkan kepada lawan dari garis tengah. Aturan ini mendorong permainan menyerang di area yang sempit.

IV. Kesalahan Pribadi dan Tim (Fouls)

Kesalahan (Foul) adalah pelanggaran terhadap peraturan yang melibatkan kontak fisik yang tidak sah dengan lawan atau perilaku yang tidak sportif. Fouls jauh lebih serius daripada Violations dan dapat berujung pada tembakan bebas atau pergantian kepemilikan.

1. Kesalahan Pribadi (Personal Foul)

Kesalahan pribadi melibatkan kontak fisik ilegal antara dua pemain. Wasit menilai apakah kontak tersebut menghalangi pergerakan normal lawan atau memberikan keuntungan yang tidak adil.

A. Definisi Utama Kontak Ilegal

B. Hukuman untuk Kesalahan Pribadi

  1. Jika dilakukan pada pemain yang tidak dalam posisi menembak: Lemparan ke dalam bagi tim yang dilanggar.
  2. Jika dilakukan pada pemain yang sedang dalam aksi menembak (shooting foul):
    • Jika tembakan berhasil, gol dihitung dan 1 tembakan bebas diberikan.
    • Jika tembakan gagal (2 poin), 2 tembakan bebas diberikan.
    • Jika tembakan gagal (3 poin), 3 tembakan bebas diberikan.
  3. Foul Kelima (Limit): Pemain yang melakukan 5 kesalahan pribadi (atau teknis) akan dikeluarkan dari pertandingan (Disqualified).

2. Kesalahan Tim (Team Fouls)

Semua kesalahan pribadi yang dilakukan oleh pemain (kecuali kesalahan menyerang/charging) dihitung sebagai kesalahan tim dalam setiap kuarter. Batasan untuk kesalahan tim adalah 4 kesalahan per kuarter.

Setelah tim mencapai batas 4 kesalahan (mulai dari kesalahan ke-5), setiap kesalahan pribadi defensif yang dilakukan tim tersebut (non-shooting foul) akan dihukum dengan dua tembakan bebas bagi tim lawan. Ini dikenal sebagai situasi Bonus atau Penalty.

3. Kesalahan Teknis (Technical Foul)

Kesalahan teknis berkaitan dengan pelanggaran prosedur, perilaku tidak sportif, atau interaksi yang tidak pantas dengan ofisial atau lawan. Contohnya termasuk:

Hukuman Teknis: Satu tembakan bebas bagi lawan, diikuti oleh kepemilikan bola yang diserahkan kepada tim yang dilanggar di garis tengah. Dua kesalahan teknis yang dilakukan oleh pemain, pelatih, atau asisten pelatih akan mengakibatkan diskualifikasi dari pertandingan.

4. Kesalahan Tidak Sportif (Unsportsmanlike Foul)

Kesalahan yang dinilai wasit sebagai kontak fisik yang berlebihan dan tidak sah yang disengaja atau tidak ada upaya yang sah untuk memainkan bola. Ini mencerminkan kurangnya rasa hormat terhadap semangat dan keamanan permainan. Contoh: kontak keras saat fast break tanpa ada pemain bertahan lain yang siap membantu.

Hukuman Unsportsmanlike: Dua tembakan bebas (atau tiga, tergantung situasi tembakan) dan kepemilikan bola kembali di garis tengah. Pemain yang melakukan dua kesalahan tidak sportif akan didiskualifikasi.

5. Kesalahan Diskualifikasi (Disqualifying Foul)

Kesalahan yang paling serius, melibatkan tindakan fisik agresif, kekerasan, atau perilaku yang sangat tidak bermoral. Pemain yang dijatuhi kesalahan diskualifikasi harus segera meninggalkan area pertandingan (bench dan lapangan).

Hukuman Diskualifikasi: Dua (atau tiga) tembakan bebas, kepemilikan bola kembali, dan pemain dilarang bermain sisa pertandingan. Hukuman ini sering disertai denda atau larangan bermain di pertandingan selanjutnya.

Pemain Melakukan Tembakan dan Wasit Memberi Sinyal Foul Pemain Penyerang Wasit (Sinyal Foul)

Gambar 2: Ilustrasi Aksi Menembak dan Sinyal Kesalahan.

V. Prosedur Lemparan Bebas dan Pencetakan Angka

1. Penilaian Angka

Sistem penilaian adalah salah satu aspek paling dasar dalam peraturan:

2. Pelaksanaan Lemparan Bebas (Free Throw)

Lemparan bebas diberikan sebagai hukuman atas pelanggaran tertentu. Prosedur pelaksanaannya sangat ketat:

  1. Pemain yang akan melakukan tembakan bebas harus berdiri di belakang garis tembakan bebas. Ia memiliki 5 detik untuk melepaskan tembakan setelah bola diserahkan oleh wasit.
  2. Selama tembakan bebas, pemain lain harus berbaris di posisi rebound di sepanjang area kunci, sesuai urutan yang ditentukan. Empat posisi ditempati oleh tim bertahan, dan dua posisi (terdekat dengan penembak) ditempati oleh tim penyerang.
  3. Pemain di posisi rebound tidak boleh bergerak atau memasuki area kunci sebelum bola menyentuh ring atau backboard.
  4. Tembakan Bebas Terakhir: Jika tembakan bebas adalah yang terakhir dalam serangkaian tembakan (misalnya tembakan kedua dari dua), bola akan menjadi hidup setelah bola menyentuh ring, dan permainan dilanjutkan. Jika tembakan bebas gagal dan bola tidak menyentuh ring, itu adalah pelanggaran, dan bola diserahkan kepada lawan (kecuali tembakan bebas teknis).

Jika terjadi pelanggaran oleh tim penyerang saat tembakan bebas, tembakan tersebut dibatalkan. Jika pelanggaran dilakukan oleh tim bertahan, tembakan bebas yang berhasil tetap dihitung, dan tembakan tambahan mungkin diberikan tergantung pada situasinya.

VI. Aturan Spesifik dan Prosedur Ofisial

1. Bola Keluar Batas (Out-of-Bounds)

Bola dianggap keluar batas (out-of-bounds) ketika bola menyentuh pemain yang berada di luar batas, menyentuh lantai di luar batas, atau menyentuh objek di luar lapangan. Kepemilikan bola diberikan kepada tim lawan untuk lemparan ke dalam (throw-in) dari titik terdekat bola keluar.

Pemain yang melakukan lemparan ke dalam harus berdiri di luar lapangan dan memiliki 5 detik untuk melepaskan bola ke lapangan. Jika ia bergerak dari titik lemparan atau gagal melepaskan bola dalam 5 detik, itu adalah pelanggaran, dan kepemilikan diserahkan kepada lawan.

2. Situasi Perebutan Bola (Held Ball)

Jika dua pemain lawan memegang bola secara bersamaan dengan kontrol yang sama sehingga tidak ada yang bisa menguasainya, wasit akan meniup peluit dan menandai "Held Ball". Dalam situasi ini, kepemilikan bola ditentukan oleh Panah Kepemilikan Bola Bergantian (Alternating Possession Arrow) yang telah ditetapkan sebelumnya. Panah akan dibalik segera setelah kepemilikan diberikan.

3. Peran Wasit dan Sistem Tinjauan Ulang (IRS)

Wasit memiliki otoritas penuh atas permainan. Keputusan mereka adalah final. Namun, dalam banyak kompetisi besar, wasit diizinkan menggunakan Instant Replay System (IRS) atau Tinjauan Ulang Video untuk memverifikasi beberapa keputusan kritis:

Prosedur IRS harus dilakukan dengan cepat dan hanya untuk situasi yang jelas dan signifikan, demi menghindari penundaan permainan yang berkepanjangan.

4. Substitusi (Penggantian Pemain) dan Timeouts

A. Substitusi

Pemain pengganti harus melaporkan diri ke meja ofisial dan siap untuk masuk ke lapangan. Substitusi hanya diizinkan ketika bola mati, setelah peluit wasit berbunyi (misalnya setelah foul atau timeout), dan wasit memberikan sinyal. Pemain pengganti harus menunggu sampai pemain yang digantikan sepenuhnya meninggalkan lapangan.

B. Timeouts (Waktu Istirahat)

Pelatih berhak meminta timeout. Dalam pertandingan FIBA, setiap tim diberikan beberapa timeout yang dapat digunakan dalam durasi tertentu. Umumnya, dua (2) timeout di babak pertama, tiga (3) di babak kedua, dan satu (1) per periode perpanjangan waktu. Timeout berdurasi 1 menit.

Timeout hanya dapat diberikan kepada tim yang menguasai bola atau setelah bola mati (setelah gol, foul, atau pelanggaran). Pelatih harus memberi sinyal yang jelas kepada ofisial meja untuk meminta timeout.

VII. Detail Teknis Mendalam Mengenai Pelaksanaan Aturan

1. Interpretasi Prinsip Kontak Vertikal (Verticality)

Prinsip Vertikalitas adalah konsep krusial dalam pertahanan yang sah. Seorang pemain bertahan memiliki hak untuk menggunakan ruang vertikal di atasnya (silindernya). Jika pemain bertahan berada dalam posisi yang sah dan melompat lurus ke atas dalam silindernya sendiri untuk menantang tembakan, kontak apa pun yang terjadi dengan pemain penyerang yang bergerak menyamping atau ke depan di udara (menembus silinder lawan) akan dianggap sebagai kesalahan menyerang (charging) oleh penyerang, bukan blocking oleh pemain bertahan.

Namun, jika pemain bertahan tidak menetapkan posisi yang sah (terlalu dekat, bergerak, atau memiliki kaki di bawah penyerang), ia akan dihukum dengan kesalahan blocking. Keseimbangan antara charging dan blocking seringkali menjadi keputusan paling sulit bagi wasit.

2. Peraturan Mengenai Goaltending dan Gangguan Ring

Aturan ini melindungi tembakan saat bola berada di atas ring atau memiliki peluang untuk masuk. Goaltending terjadi ketika pemain menyentuh bola saat:

Jika tim bertahan melakukan Goaltending, tembakan dianggap berhasil dan poin dihitung. Jika tim penyerang melakukan Goaltending (Interference), kepemilikan bola diserahkan kepada lawan. Batasan ini berlaku sepenuhnya setelah bola dilepaskan dalam tembakan.

3. Lebih Lanjut Mengenai Pelanggaran 8 Detik

Hitungan 8 detik dimulai segera setelah pemain menguasai bola di lapangan belakang. Bola dianggap berada di lapangan depan ketika bola (atau pemain yang menguasai bola) menyentuh lapangan depan, termasuk garis tengah. Jika pemain yang menggiring bola memiliki satu kaki di lapangan depan dan satu kaki di garis tengah, bola masih dianggap berada di lapangan belakang.

Penting untuk dicatat bahwa hitungan 8 detik tidak direset jika terjadi timeout, tetapi akan direset jika kepemilikan berpindah tangan atau terjadi foul yang memberikan lemparan ke dalam dari lapangan belakang.

4. Prosedur Pelanggaran Lemparan ke Dalam (Throw-in)

Saat lemparan ke dalam, pemain tidak boleh menginjak garis batas. Jika pemain melanggar batas sebelum melepaskan bola, kepemilikan diserahkan kepada lawan. Selain itu, pemain yang melempar ke dalam tidak boleh menyentuh bola kembali sebelum bola tersebut menyentuh pemain lain di lapangan.

Pemain di lapangan tidak boleh menghalangi pemain yang melakukan lemparan ke dalam. Jarak minimum yang harus dijaga oleh pemain bertahan adalah satu meter dari pelempar bola. Jika pemain bertahan melanggar jarak ini, dapat dikenakan kesalahan teknis.

VIII. Penekanan pada Semangat dan Integritas Permainan

1. Prinsip Kontak yang Sah (Legal Contact)

Basket adalah olahraga kontak, namun kontak tersebut harus sah. Kontak yang sah adalah kontak yang insidental atau kontak yang terjadi saat pemain bergerak sesuai dengan aturan, tanpa menggunakan tangan, lengan, bahu, pinggul, atau lutut secara berlebihan untuk mendapatkan keuntungan.

Wasit memiliki kewenangan untuk menilai intensitas dan tujuan kontak. Kontak yang keras namun terjadi saat pemain berusaha bermain bola (misalnya, berebut rebound yang agresif) mungkin tidak selalu dianggap foul, asalkan pemain berada dalam posisi vertikal yang sah.

2. Mempertahankan Ruang Dribbling dan Menembak

Pemain bertahan tidak boleh menggunakan tangannya untuk 'menahan' atau 'meraih' pemain penyerang yang menggiring bola (hand-checking). Kontrol yang berlebihan menggunakan tangan (hand-checking berulang) akan dihukum sebagai personal foul.

Demikian pula, saat pemain menembak, pemain bertahan harus menghindari kontak apa pun dengan tangan atau lengan penembak saat bola dilepaskan, karena ini hampir selalu menghasilkan shooting foul dan tembakan bebas.

3. Interpretasi Khusus Mengenai Kesalahan Tidak Sportif

FIBA menekankan perlindungan pemain dari kontak berbahaya. Kesalahan tidak sportif secara spesifik mencakup situasi di mana pemain bertahan:

Tujuan dari penegakan kesalahan tidak sportif yang ketat adalah untuk memastikan bahwa permainan tetap aman dan mempromosikan permainan bola basket yang murni berdasarkan keterampilan, bukan intimidasi fisik yang ilegal.

Keseluruhan peraturan ini menciptakan kerangka kerja yang kompleks namun terstruktur, memastikan bahwa setiap pertandingan bola basket dimainkan dengan standar profesional, mengedepankan keamanan, dan menjamin keadilan dalam persaingan.

🏠 Kembali ke Homepage