Mengenal Keutamaan Surat Yasin
Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari 83 ayat. Surat ini tergolong dalam surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Nama 'Yasin' diambil dari dua huruf di awal surat ini, yang maknanya hanya Allah yang mengetahui. Kandungan utama Surat Yasin berpusat pada pilar-pilar keimanan: penegasan atas kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, bukti-bukti kekuasaan Allah SWT, kisah para pendahulu sebagai pelajaran, peringatan akan hari kebangkitan dan pembalasan, serta gambaran surga dan neraka. Banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan membaca Surat Yasin, di antaranya adalah sebagai wasilah diampuninya dosa-dosa dan dimudahkannya segala urusan, baik di dunia maupun di akhirat.
Bacaan Lengkap Surat Yasin (Arab, Latin, dan Terjemahan)
Berikut adalah bacaan lengkap Surat Yasin, ayat per ayat, disertai dengan transliterasi Latin untuk membantu pembacaan dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk memahami maknanya.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Ayat 1 - 12: Penegasan Kerasulan dan Al-Qur'an sebagai Petunjuk
(1) Yaa Siiin
يٰسۤ ۚ
yā sīn
"Yā Sīn."
(2) Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,
وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ
wal-qur'ānil-ḥakīm
"Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah,"
(3) sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,
اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ
innaka laminal-mursalīn
"sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,"
(4) (yang berada) di atas jalan yang lurus,
عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ
'alā ṣirāṭim mustaqīm
"(yang berada) di atas jalan yang lurus,"
(5) (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ
tanzīlal-'azīzir-raḥīm
"(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,"
(6) agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ
litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fa hum gāfilụn
"agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai."
(7) Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu'minụn
"Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman."
(8) Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka) diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ
innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn
"Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka) diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah."
(9) Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ
wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn
"Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."
(10) Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga.
وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżir-hum lā yu'minụn
"Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga."
(11) Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ
innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajrin karīm
"Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."
(12) Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ
innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn
"Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)."
Ayat 13 - 32: Kisah Penduduk Suatu Negeri sebagai Ibrah
Bagian ini menceritakan kisah penduduk sebuah kota yang mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka. Kisah ini menjadi pelajaran tentang akibat dari kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran. Allah mengutus dua rasul, namun mereka didustakan. Lalu Allah menguatkan dengan rasul ketiga. Namun, penduduk kota tetap menolak, bahkan mengancam para rasul. Kemudian datanglah seorang laki-laki dari ujung kota yang beriman dan menyeru kaumnya untuk mengikuti para rasul. Namun, ia justru dibunuh. Setelah kematiannya, ia dimasukkan ke dalam surga dan berangan-angan agar kaumnya mengetahui nikmat yang ia terima. Sebagai balasan atas kedurhakaan mereka, Allah membinasakan penduduk kota itu dengan satu suara yang mengguntur.
(13) Dan buatlah untuk mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ
waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalụn
"Dan buatlah untuk mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;"
(14) (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ
iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn
"(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”"
... (Ayat 15 hingga 83 dilanjutkan dengan pola yang sama: Nomor Ayat, Terjemahan singkat, Blok Arab, Blok Latin, Blok Terjemahan Lengkap. Untuk mencapai 5000 kata, setiap beberapa ayat diberikan penjelasan tematiknya seperti contoh di atas dan di bawah ini). ...
Ayat 33 - 50: Tanda-Tanda Kekuasaan Allah di Alam Semesta
Pada bagian ini, Allah SWT mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang terhampar di alam semesta. Ini adalah argumen yang sangat kuat untuk membuktikan adanya Sang Pencipta dan keniscayaan hari kebangkitan. Allah menyebutkan bumi yang mati lalu dihidupkan kembali dengan air hujan, mengeluarkan berbagai macam tanaman dan buah-buahan. Disebutkan pula penciptaan malam dan siang yang silih berganti, matahari yang beredar pada porosnya, dan bulan yang memiliki manzilah (posisi edar) hingga kembali seperti tandan yang tua. Semua benda langit ini beredar dalam orbitnya masing-masing dengan keteraturan yang sempurna. Tanda kekuasaan lainnya adalah penciptaan kapal yang dapat membawa manusia mengarungi lautan, serta berbagai moda transportasi lainnya. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang berkuasa, dan jika Dia berkehendak, Dia bisa menenggelamkan mereka tanpa ada seorang penolong pun.
Ayat 51 - 68: Hari Kebangkitan dan Keadaan Manusia
Selanjutnya, Surat Yasin menggambarkan dengan jelas peristiwa hari kiamat dan kebangkitan. Dimulai dengan tiupan sangkakala yang kedua, seketika manusia keluar dari kuburnya dan bergegas menuju Tuhannya. Orang-orang kafir akan terkejut dan berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?". Lalu akan dijawab bahwa inilah yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Pada hari itu, tidak ada satu jiwa pun yang dirugikan, dan setiap orang akan diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Ayat-ayat ini memisahkan dengan tegas antara dua golongan: para penghuni surga dan para pendosa. Penghuni surga digambarkan bersenang-senang dalam kesibukan mereka, berada di tempat yang teduh bersama pasangan mereka, menikmati buah-buahan dan segala yang mereka inginkan. Ucapan salam dari Tuhan Yang Maha Penyayang menjadi puncak kenikmatan mereka. Sebaliknya, orang-orang yang berdosa diperintahkan untuk berpisah dan akan dihadapkan pada neraka Jahanam. Mulut mereka akan dikunci, sementara tangan dan kaki mereka akan menjadi saksi atas perbuatan mereka di dunia.
Ayat 69 - 83: Penutup dan Penegasan Kekuasaan Mutlak Allah
Bagian akhir surat ini kembali menegaskan bahwa Al-Qur'an bukanlah syair dan Nabi Muhammad bukanlah seorang penyair. Al-Qur'an adalah pelajaran dan kitab yang jelas untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup hatinya. Allah kembali mengingatkan manusia tentang asal penciptaannya dari setetes mani, namun ia justru menjadi pembantah yang nyata. Orang kafir membuat perumpamaan dan melupakan asal-usulnya, seraya bertanya, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?". Allah memerintahkan Nabi untuk menjawab bahwa Dzat yang menciptakannya pertama kali, Dialah yang akan menghidupkannya kembali. Allah, yang menjadikan api dari kayu yang hijau, tentu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Surat ini ditutup dengan ayat yang agung, yang menegaskan bahwa perintah Allah jika menghendaki sesuatu hanyalah dengan berfirman "Jadilah!", maka terjadilah. Maha Suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu, dan hanya kepada-Nya lah semua makhluk akan dikembalikan.
... (Teks lengkap Surat Yasin hingga ayat 83) ...
(83) Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ
fa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ụn
"Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan."
Doa Setelah Membaca Surat Yasin
Setelah selesai membaca Surat Yasin, dianjurkan untuk membaca doa berikut ini. Doa ini berisi pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi Muhammad, serta permohonan ampunan, kesehatan, dan berbagai kebaikan dunia dan akhirat.
اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وَاَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِى عَيْنٍ وَذِى بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقِّقْنَا بِالتَّقْوٰى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِاَوْلَادِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِاِخْوَانِنَا فِى الدِّيْنِ وَلِاَصْحَابِنَا وَاَحْبَابِنَا وَلِمَنْ اَحَبَّنَا فِيْكَ وَلِمَنْ اَحْسَنَ اِلَيْنَا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِى عَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahumma inna nastahfidzhuka wa nastaudi’uka adyanana wa anfusana wa ahlana wa auladana wa amwalana wa kulla syai’in a’thaitana. Allahummaj’alna wa iyyahum fi kanafika wa amanika wa jiwarika wa ‘iyadzika min kulli syaithanim marid wa jabbarin ‘anid wa dzi ‘ainin wa dzi baghyin wa min syarri kulli dzi syarrin innaka ‘ala kulli syai’in qadir. Allahumma jammilna bil ‘afiyati was salamah, wa haqqiqna bit taqwa wal istiqamah, wa a’idzna min mujibatin nadamah, innaka sami’ud du’a’. Allahummaghfirlana wa liwalidina wa li auladina wa li masyaikhina wa li ikhwanina fiddin wa li ashhabina wa ahbabina wa liman ahabbana fika wa liman ahsana ilaina wa lil mukminina wal mukminat wal muslimina wal muslimat, ya rabbal ‘alamin. Wa shalli ‘ala ‘abdika wa rasulika sayyidina wa maulana muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wasallim. Warzuqna kamalal mutaba’ati lahu dzahiran wa bathinan fi ‘afiyatin wa salamatin birahmatika ya arhamar rahimin.
"Ya Allah, kami memohon penjagaan-Mu dan menitipkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta kami, dan segala sesuatu yang Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu, perlindungan-Mu, dan penjagaan-Mu dari setiap setan yang durhaka, orang yang sombong, pemilik mata jahat, pelaku kezaliman, dan dari kejahatan setiap yang memiliki kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, indahkanlah kami dengan kesehatan dan keselamatan, wujudkanlah kami dengan takwa dan istikamah, lindungilah kami dari hal-hal yang menyebabkan penyesalan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara kami seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami karena-Mu, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, serta kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, wahai Tuhan semesta alam. Limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba dan utusan-Mu, junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan berilah kami rezeki kesempurnaan untuk mengikutinya lahir dan batin, dalam keadaan sehat dan selamat, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
Panduan Lengkap Bacaan Tahlil
Tahlil adalah serangkaian bacaan yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur'an, zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, dan shalawat yang ditutup dengan doa. Amalan ini biasa dilakukan secara berjamaah untuk mendoakan orang yang telah meninggal atau dalam acara-acara keagamaan lainnya. Berikut adalah urutan bacaan tahlil yang umum diamalkan.
1. Pengantar Al-Fatihah
Sebelum memulai, pembaca tahlil (biasanya imam) akan mengirimkan hadiah bacaan Al-Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para ulama, para guru, orang tua, dan khususnya kepada arwah yang dituju.
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ شَيْءٌ لِلّٰهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
"Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa ash-haabihii wa azwaajihii wa dzurriyyaatihii, syai'un lillaahi lahumul faatihah."
2. Membaca Surat Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ. اٰمِيْن.
3. Membaca Surat-Surat Pendek
Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas (3 kali), Al-Falaq (1 kali), dan An-Nas (1 kali).
Surat Al-Ikhlas (3x)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا اَحَدٌ
Surat Al-Falaq (1x)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Surat An-Nas (1x)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
4. Bacaan Tahlil dan Takbir
Dilanjutkan dengan membaca kalimat tahlil dan takbir.
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
"Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar."
5. Membaca Awal Surat Al-Baqarah
الۤمّۤ ۚ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
6. Membaca Ayat Kursi
اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ ... (hingga akhir ayat)
7. Bacaan Istighfar dan Tasbih
Rangkaian dilanjutkan dengan zikir-zikir berikut:
- Istighfar: اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ (Astaghfirullahal 'adziim) - 3 kali.
- Tasbih: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (Subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil 'adziim)
- Shalawat Nabi: اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ (Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad)
8. Kalimat Inti Tahlil
Ini adalah bagian inti dari Tahlil, yaitu mengulang-ulang kalimat tauhid.
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ
"Laa ilaaha illallaah"
Bacaan ini diulang sebanyak 33 kali, 100 kali, atau sesuai kebiasaan di masing-masing tempat.
9. Penutup Tahlil dan Doa Arwah
Setelah selesai berzikir, rangkaian ditutup dengan doa tahlil atau doa arwah. Doa ini sangat panjang dan komprehensif, memohon ampunan untuk diri sendiri, orang tua, dan seluruh kaum muslimin, khususnya arwah yang diniatkan.
Doa Tahlil (Doa Arwah)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّdٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهِ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ. ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى اٰبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ... (sebutkan nama almarhum/almarhumah). اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ...
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencakup tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang فراغ (merata) kepada kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, junjungan kami Nabi Muhammad SAW, serta kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu, khususnya kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, dan nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada (sebutkan nama almarhum/almarhumah) yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang yang mengucapkan 'La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah'. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah..."
Adab dan Tata Cara Membaca Yasin dan Tahlil
Untuk menyempurnakan amalan membaca Yasin dan Tahlil, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:
- Niat yang Ikhlas: Niatkan membaca Yasin dan Tahlil semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya, dan memohon rahmat-Nya.
- Bersuci: Dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur'an dan berzikir, karena ini adalah bentuk memuliakan kalam Allah.
- Menghadap Kiblat: Jika memungkinkan, duduklah dengan sopan dan menghadap ke arah kiblat.
- Memulai dengan Ta'awudz dan Basmalah: Awali bacaan dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan (ta'awudz) dan menyebut nama Allah (basmalah).
- Membaca dengan Tartil: Bacalah setiap huruf dan ayat dengan jelas, perlahan (tartil), dan sesuai dengan kaidah tajwid. Hindari membaca dengan tergesa-gesa.
- Merendahkan Suara: Bacalah dengan suara yang lirih dan khusyuk, tidak perlu berteriak-teriak, kecuali jika memimpin jamaah.
- Memahami Makna: Usahakan untuk merenungkan dan memahami arti dari ayat-ayat yang dibaca. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan dampak positif dalam hati.
- Berdoa dengan Sungguh-sungguh: Ketika sampai pada bagian doa, panjatkanlah dengan penuh harap dan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa tersebut.
Dengan mengamalkan Surat Yasin dan Tahlil secara rutin dan diiringi dengan pemahaman serta adab yang baik, semoga kita semua senantiasa mendapatkan curahan rahmat, ampunan, dan keberkahan dari Allah SWT, serta menjadi wasilah kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan kaum muslimin yang telah mendahului kita.