Memahami Surat Yasin, Jantungnya Al-Qur'an
Surat Yasin (يس) adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an. Terdiri dari 83 ayat, surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di kota Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nama "Yasin" diambil dari ayat pertama surat ini, yang merupakan bagian dari huruf muqatta'at atau huruf-huruf misterius di awal beberapa surat Al-Qur'an. Makna sesungguhnya dari huruf ini hanya Allah SWT yang mengetahui, namun para ulama memberikan berbagai interpretasi, salah satunya adalah sebagai panggilan kepada Nabi Muhammad, "Wahai Manusia Sempurna".
Surat Yasin memiliki kedudukan yang sangat istimewa di hati umat Islam. Ia sering disebut sebagai "Qalbul Qur'an" atau jantungnya Al-Qur'an. Sebagaimana jantung adalah organ vital yang memompa kehidupan ke seluruh tubuh, Surat Yasin mengandung pokok-pokok ajaran Islam yang paling fundamental. Kandungannya merangkum pilar-pilar keimanan, mulai dari tauhid (keesaan Allah), tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, kebenaran risalah kenabian, hingga pembahasan mendalam tentang hari kebangkitan dan pembalasan. Membaca dan merenungi Surat Yasin diibaratkan seperti menghidupkan kembali hati yang lalai dan menguatkan kembali ruh keimanan dalam diri seorang Muslim.
Secara garis besar, tema utama surat ini adalah untuk meneguhkan tiga pilar akidah: mengesakan Allah (Tauhid), meyakini kerasulan Nabi Muhammad SAW (Risalah), dan mempercayai adanya hari akhir (Kiamat dan Kebangkitan). Surat ini dimulai dengan sumpah Allah demi Al-Qur'an yang penuh hikmah untuk menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang utusan yang berada di jalan yang lurus. Kemudian, surat ini menyajikan kisah penduduk suatu negeri (Ashabul Qaryah) sebagai pelajaran bagi kaum yang mendustakan para rasul. Kisah ini menjadi ibrah tentang akibat dari penolakan terhadap kebenaran.
Bagian tengah surat ini dipenuhi dengan pemaparan ayat-ayat kauniyah—tanda-tanda kekuasaan Allah yang terhampar di alam semesta. Mulai dari bumi yang mati lalu dihidupkan, pergantian siang dan malam, peredaran matahari dan bulan pada orbitnya, hingga fenomena kapal yang berlayar di lautan. Semua ini diajukan sebagai bukti tak terbantahkan akan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa, yang juga berkuasa untuk membangkitkan manusia setelah kematian. Argumentasi logis ini bertujuan untuk meruntuhkan keraguan kaum kafir terhadap konsep kebangkitan. Pada bagian akhir, surat ini menggambarkan dengan jelas suasana hari kiamat, penyesalan orang-orang kafir, dan kebahagiaan para penghuni surga. Surat ditutup dengan penegasan kembali akan kekuasaan Allah yang mutlak, yang mampu menciptakan segala sesuatu hanya dengan firman-Nya "Kun Fayakun" (Jadilah, maka terjadilah).
Keutamaan dan Manfaat Membaca Surat Yasin
Surat Yasin tidak hanya kaya akan kandungan makna, tetapi juga diyakini memiliki banyak keutamaan bagi siapa saja yang membacanya dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah. Berbagai riwayat, meskipun sebagian diperdebatkan statusnya oleh para ulama hadis, telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat Muslim mengenai fadhilah surat ini.
-
Mendapatkan Ampunan Dosa
Salah satu keutamaan yang paling sering disebut adalah pengampunan dosa. Diriwayatkan bahwa barangsiapa membaca Surat Yasin pada suatu malam dengan niat tulus karena Allah, maka dosa-dosanya di pagi hari akan diampuni. Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah bagi hamba-Nya yang mendekatkan diri melalui firman-firman-Nya. Membaca Yasin di malam hari menjadi momen introspeksi, memohon ampunan atas kesalahan yang telah diperbuat sepanjang hari.
-
Dimudahkan Segala Urusan
Membaca Surat Yasin juga diyakini dapat menjadi wasilah (perantara) untuk memohon kemudahan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Banyak orang yang mengamalkannya ketika menghadapi masalah pelik, ujian berat, atau ketika memiliki hajat penting. Dengan bertawassul melalui lantunan ayat-ayat suci ini, seorang hamba berharap Allah membukakan jalan keluar dan memberikan solusi terbaik atas permasalahannya.
-
Meringankan Sakaratul Maut
Surat Yasin sering dibacakan di sisi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Amalan ini didasarkan pada hadis yang menganjurkan untuk membacakan Yasin kepada orang yang akan meninggal. Diyakini bahwa bacaan ini dapat memberikan ketenangan bagi jiwa yang akan berpulang dan memudahkan proses keluarnya ruh dari jasad, atas izin Allah.
-
Pahala yang Berlipat Ganda
Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa membaca Surat Yasin sekali setara dengan membaca Al-Qur'an sepuluh kali. Meskipun kualitas hadis ini menjadi bahan diskusi, ia tetap menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk rajin membaca surat ini. Ini dapat dipahami bukan secara harfiah, melainkan sebagai penekanan betapa besarnya pahala yang terkandung di dalamnya karena surat ini merangkum inti ajaran Al-Qur'an.
-
Memberikan Ketenangan Hati
Seperti halnya membaca Al-Qur'an secara umum, melantunkan ayat-ayat Surat Yasin dapat mendatangkan ketenangan dan kedamaian jiwa. Ayat-ayatnya yang berbicara tentang kekuasaan Allah, keindahan ciptaan-Nya, dan janji-janji-Nya bagi orang beriman mampu meredakan kegelisahan, mengurangi stres, dan menumbuhkan rasa optimisme serta tawakal kepada Allah SWT.
Tadabbur Singkat Kandungan Surat Yasin
Memahami makna yang terkandung dalam Surat Yasin akan memperdalam kekhusyukan kita saat membacanya. Berikut adalah ringkasan kandungan surat ini yang terbagi dalam beberapa bagian tematik.
Bagian 1: Penegasan Risalah dan Al-Qur'an (Ayat 1-12)
Surat ini dibuka dengan sumpah Allah SWT demi Al-Qur'an. Sumpah ini berfungsi untuk menghilangkan keraguan dan menegaskan kebenaran mutlak dari apa yang akan disampaikan selanjutnya, yaitu status Nabi Muhammad SAW sebagai seorang rasul yang diutus untuk memberi peringatan kepada kaum yang leluhurnya belum pernah mendapat peringatan. Ayat-ayat ini juga menjelaskan konsekuensi dari peringatan tersebut: ada yang beriman dan ada pula yang tetap dalam kekafiran karena kesombongan mereka. Allah menggambarkan kondisi orang kafir seperti orang yang lehernya dibelenggu, sehingga mereka tidak mampu menunduk pada kebenaran. Allah juga menegaskan bahwa segala amal perbuatan manusia, sekecil apapun, tercatat dengan rapi dalam "Kitab Induk yang nyata" (Lauh Mahfuzh).
Bagian 2: Kisah Penduduk Negeri (Ashabul Qaryah) (Ayat 13-32)
Bagian ini menyajikan sebuah perumpamaan melalui kisah tiga orang utusan Allah yang dikirim ke suatu negeri. Penduduk negeri tersebut mendustakan para utusan dan bahkan mengancam akan merajam mereka. Di tengah penolakan massal itu, muncullah seorang lelaki beriman dari ujung kota yang berlari untuk menasihati kaumnya agar mengikuti para rasul. Ia memberikan argumen logis dan tulus, namun kaumnya justru membunuhnya. Setelah kematiannya, ia langsung dimasukkan ke dalam surga oleh Allah. Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang kegigihan dalam dakwah, keberanian membela kebenaran, dan balasan surga bagi orang yang beriman, serta azab yang menimpa kaum yang ingkar.
Bagian 3: Ayat-Ayat Kauniyah, Bukti Kekuasaan Allah (Ayat 33-47)
Ini adalah bagian yang sangat indah, di mana Allah mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di alam semesta. Allah menunjukkan bagaimana Ia menghidupkan bumi yang tandus, mengeluarkan biji-bijian dan buah-buahan. Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat dan siang untuk mencari penghidupan. Matahari dan bulan, keduanya beredar pada garis edar yang telah ditetapkan dengan presisi luar biasa. Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, sebuah konsep yang baru dipahami ilmu pengetahuan modern. Allah juga mengingatkan manusia akan nikmat kemampuan berlayar di lautan dengan kapal, yang merupakan analogi perjalanan hidup manusia. Semua bukti ini disajikan untuk menegaskan bahwa Tuhan yang mampu menciptakan semua ini, tentu sangat mampu untuk membangkitkan manusia kembali setelah mati.
Bagian 4: Hari Kebangkitan dan Pembalasan (Ayat 48-83)
Bagian akhir surat ini berfokus pada peristiwa hari Kiamat. Dimulai dengan pertanyaan sinis dari orang-orang kafir, "Kapankah janji hari kebangkitan itu akan datang?" Allah menjawab bahwa Kiamat akan datang secara tiba-tiba dengan satu tiupan sangkakala. Semua manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka dan digiring menuju pengadilan Allah. Pada hari itu, mulut mereka akan dikunci, dan yang akan berbicara adalah tangan dan kaki mereka, menjadi saksi atas perbuatan mereka di dunia. Surat ini kemudian menggambarkan dua nasib yang kontras: para penghuni surga yang bersenang-senang dalam kenikmatan abadi, dan para penghuni neraka yang merasakan azab sebagai balasan atas kekafiran mereka. Surat Yasin ditutup dengan penegasan yang sangat kuat tentang kekuasaan Allah yang tak terbatas. Allah yang menciptakan manusia dari setetes mani mampu untuk menghidupkannya kembali. Kekuasaan-Nya cukup dengan berfirman "Kun" (Jadilah!), maka terjadilah apa yang Dia kehendaki. Maha Suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu, dan hanya kepada-Nya kita semua akan dikembalikan.
Bacaan Lengkap Surat Yasin: Arab, Latin, dan Terjemahan
Berikut adalah bacaan lengkap Surat Yasin dari ayat 1 hingga 83, dilengkapi dengan tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia agar dapat dipahami maknanya.
يٰسۤ ۚ
yā sīn 1. Yā Sīn.وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ
wal-qur'ānil-ḥakīm 2. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ
innaka laminal-mursalīn 3. sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ
'alā ṣirāṭim mustaqīm 4. (yang berada) di atas jalan yang lurus,تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ
tanzīlal-'azīzir-raḥīm 5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ
litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn 6. agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn 7. Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ
innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn 8. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ
wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn 9. Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn 10. Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ
innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm 11. Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ
innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn 12. Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang jelas (Lauh Mahfuzh).وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ
waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalūn 13. Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ
iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalūn 14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ
qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in in antum illā takżibụn 15. Mereka menjawab, “Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ
qālụ rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalụn 16. Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ
wa mā 'alainā illal-balāgul-mubīn 17. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ
qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīm 18. Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ
qālụ ṭā'irukum ma'akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn 19. Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ
wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīn 20. Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
ittabi'ụ mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadụn 21. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
wa mā liya lā a'budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja'ụn 22. Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan.ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ
a'attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai'aw wa lā yunqiżụn 23. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
innī iżal lafī ḍalālim mubīn 24. Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ
innī āmanntu birabbikum fasma'ụn 25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.”قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ
qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya'lamụn 26. Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ
bimā gafara lī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīn 27. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ
wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn 28. Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ
in kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidụn 29. (Azab mereka) itu hanyalah satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ
yā ḥasratan 'alal-'ibād, mā ya'tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi'ụn 30. Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ
alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji'ụn 31. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, (mereka) tidak kembali kepada mereka.وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ
wa in kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarụn 32. Dan setiap (umat) itu, semuanya akan dihadapkan kepada Kami.وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ
wa āyatul lahumul-arḍul-maitah, aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya'kulụn 33. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ
wa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyụn 34. Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
liya'kulụ min ṡamarihī wa mā 'amilat-hu aidīhim, afalā yasykurụn 35. agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ
sub-ḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamụn 36. Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ
wa āyatul lahumul-laīl, naslakhu min-hun-nahāra fa'iżā hum muẓlimụn 37. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ
wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm 38. dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjụnil-qadīm 39. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn 40. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ
wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn 41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ
wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụn 42. dan Kami ciptakan untuk mereka dari jenis itu apa yang mereka kendarai.وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ
wa in nasya' nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażụn 43. Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka, maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan,اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ
illā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīn 44. melainkan (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
wa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum tur-ḥamụn 45. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu (di dunia) dan azab yang akan datang (akhirat) agar kamu mendapat rahmat.”وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ
wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn 46. Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
wa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālal-lażīna kafarụ lil-lażīna āmanū anuṭ'imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ'amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn 47. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du in kuntum ṣādiqīn 48. Dan mereka berkata, “Kapankah janji (hari berbangkit) itu (terjadi) jika kamu orang yang benar?”مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ
mā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimụn 49. Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ
fa lā yastaṭī'ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ụn 50. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya.وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ
wa nufikha fiṣ-ṣụri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn 51. Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya.قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
qālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā, hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn 52. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ
in kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarụn 53. Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami.فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malụn 54. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ
inna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụn 55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ
hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā'iki muttaki'ụn 56. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ
lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ụn 57. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ
salāmun qaulam mir rabbir raḥīm 58. (Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ
wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụn 59. Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَ ۖاِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
alam a'had ilaikum yā banī ādama al lā ta'budusy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn 60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ
wa ani'budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm 61. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ
wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā, afalam takụnụ ta'qilụn 62. Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
hāżihī jahannamul-latī kuntum tụ'adụn 63. Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụn 64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.”اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụn 65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ
walau nasyā'u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụn 66. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ
walau nasyā'u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ụ muḍiyyaw wa lā yarji'ụn 67. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ
wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, afalā ya'qilụn 68. Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ
wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn 69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ
liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīn 70. agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ
awa lam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fa hum lahā mālikụn 71. Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ
wa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya'kulụn 72. Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
wa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib, afalā yasykurụn 73. Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ
wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarụn 74. Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ
lā yastaṭī'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn 75. Mereka (sesembahan itu) tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ
fa lā yaḥzungka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn 76. Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ
awa lam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn 77. Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata?وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ
wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīm 78. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa akan kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ
qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alīm 79. Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًا فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ
allażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa'iżā antum min-hu tụqidụn 80. Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ
awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm 81. Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar. Dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui.اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn 82. Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ
fa sub-ḥānal-lażī biyadihī malakụtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ụn 83. Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.