Mempelajari Al-Quran adalah sebuah perjalanan spiritual yang penuh berkah. Bagi banyak pemula, langkah pertama yang sering diambil adalah menghafal surat-surat pendek dari Juz 'Amma. Surat-surat ini tidak hanya singkat dan mudah dihafal, tetapi juga sarat dengan makna dan pelajaran fundamental dalam ajaran Islam. Untuk memfasilitasi proses belajar, terutama bagi mereka yang belum lancar membaca aksara Arab, transliterasi Latin menjadi jembatan yang sangat membantu. Artikel ini menyajikan kumpulan surat-surat pendek dalam tulisan Latin yang jelas dan mudah diikuti, lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia serta ulasan singkat mengenai kandungan maknanya, agar proses belajar menjadi lebih mendalam dan bermakna.
Penting untuk diingat bahwa tulisan Latin adalah alat bantu. Tujuannya adalah untuk membantu pelafalan hingga seseorang mampu membaca teks Arab aslinya dengan benar. Setiap huruf dan harakat dalam bahasa Arab memiliki kekhasan bunyi yang tidak selalu dapat diwakili secara sempurna oleh huruf Latin. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mendengarkan bacaan dari seorang qari' yang fasih atau belajar langsung dengan guru mengaji untuk menyempurnakan tajwid dan makhrajul huruf (tempat keluarnya huruf). Mari kita mulai perjalanan ini dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui firman-firman-Nya.
1. Surah Al-Fatihah (Pembukaan)
Surah Al-Fatihah adalah surah pertama dalam Al-Quran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari shalat. Terdiri dari 7 ayat, surah ini digolongkan sebagai surah Makkiyah. Al-Fatihah disebut juga "Ummul Quran" (Induk Al-Quran) karena merangkum seluruh isi pokok ajaran Al-Quran, mulai dari tauhid, keimanan pada hari akhir, hingga pedoman hidup.
Bacaan Latin Surah Al-Fatihah
1. Bismillaahir rahmaanir rahiim
2. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin
3. Arrahmaanir rahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin
6. Ihdinash shiraathal mustaqiim
7. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
- Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
- Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
- Pemilik hari pembalasan.
- Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
- Tunjukilah kami jalan yang lurus.
- (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Al-Fatihah adalah dialog langsung antara hamba dengan Tuhannya. Ayat pertama menegaskan pentingnya memulai segala sesuatu dengan nama Allah. Ayat kedua adalah pengakuan mutlak bahwa segala bentuk pujian dan kesempurnaan hanya milik Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara seluruh alam semesta. Ayat ketiga dan keempat menegaskan dua sifat utama Allah: kasih sayang-Nya yang tak terbatas (Ar-Rahman Ar-Rahim) dan keadilan-Nya yang mutlak sebagai penguasa Hari Kiamat. Puncak dari surah ini ada di ayat kelima, yang merupakan ikrar fundamental seorang Muslim: seluruh ibadah dan permohonan pertolongan hanya ditujukan kepada Allah semata, meniadakan segala bentuk perantara atau kesyirikan. Dua ayat terakhir adalah doa terpenting yang dipanjatkan seorang hamba: permohonan untuk senantiasa dibimbing di jalan yang lurus, yaitu jalan para nabi dan orang-orang saleh, serta permohonan agar dijauhkan dari jalan orang-orang yang mendapat murka Allah (karena mengetahui kebenaran tetapi menolaknya) dan jalan orang-orang yang sesat (karena beribadah tanpa ilmu).
2. Surah An-Nas (Manusia)
Surah An-Nas adalah surah ke-114 atau surah penutup dalam Al-Quran. Terdiri dari 6 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Bersama dengan Surah Al-Falaq, keduanya disebut "Al-Mu'awwidzatain", yaitu dua surah yang berisi permohonan perlindungan. Surah ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala bisikan jahat yang berasal dari jin dan manusia.
Bacaan Latin Surah An-Nas
1. Qul a'uudzu birabbin naas
2. Malikin naas
3. Ilaahin naas
4. Min syarril waswaasil khannaas
5. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas
6. Minal jinnati wan naas
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
- Raja manusia,
- Sembahan manusia,
- dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
- yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
- dari (golongan) jin dan manusia."
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini dibuka dengan perintah untuk mencari perlindungan kepada Allah dengan menyebut tiga sifat-Nya yang agung: Rabb (Tuhan yang memelihara), Malik (Raja yang menguasai), dan Ilah (Sembahan yang haq). Tiga penyebutan ini menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk melindungi manusia. Objek perlindungan yang diminta adalah dari "kejahatan bisikan setan yang bersembunyi". Kata "al-khannas" berarti setan yang mundur dan bersembunyi ketika seorang hamba mengingat Allah, namun akan kembali membisikkan kejahatan saat hamba tersebut lalai. Bisikan ini ditujukan ke dalam "dada manusia", pusat perasaan dan niat, untuk menimbulkan keraguan, was-was, dan mendorong kepada perbuatan maksiat. Ayat terakhir menjelaskan bahwa sumber bisikan jahat ini bisa berasal dari golongan jin (setan) dan juga dari golongan manusia yang memiliki sifat seperti setan.
3. Surah Al-Falaq (Waktu Subuh)
Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam Al-Quran. Terdiri dari 5 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Surah ini merupakan pasangan dari Surah An-Nas dalam "Al-Mu'awwidzatain". Fokusnya adalah memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai kejahatan yang bersifat eksternal atau datang dari luar diri manusia.
Bacaan Latin Surah Al-Falaq
1. Qul a'uudzu birabbil falaq
2. Min syarri maa khalaq
3. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab
4. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad
5. Wa min syarri haasidin idzaa hasad
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
- dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
- dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
- dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
- dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Kita diperintahkan berlindung kepada "Tuhan yang menguasai subuh". Subuh adalah simbol harapan dan terbebasnya dari kegelapan, menandakan kekuasaan Allah untuk menyingkirkan segala keburukan. Permohonan perlindungan ini mencakup empat hal spesifik. Pertama, "dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan," sebuah permohonan yang sifatnya umum mencakup segala keburukan dari manusia, jin, binatang, dan lainnya. Kedua, "dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," karena malam seringkali menjadi waktu di mana kejahatan dan marabahaya lebih mudah terjadi. Ketiga, "dari kejahatan penyihir yang meniup pada buhul-buhul," ini merujuk pada praktik sihir dan segala bentuk usaha jahat yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi untuk mencelakai orang lain. Keempat, "dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki," karena kedengkian adalah penyakit hati yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan jahat demi menghilangkan nikmat dari orang lain. Surah ini adalah benteng bagi seorang mukmin dari ancaman-ancaman fisik dan metafisik dari luar.
4. Surah Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
Surah Al-Ikhlas adalah surah ke-112 dalam Al-Quran. Terdiri dari 4 ayat dan merupakan surah Makkiyah. Surah ini memiliki kedudukan yang sangat agung karena kandungan utamanya adalah pemurnian tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT. Keutamaannya bahkan disebut setara dengan sepertiga Al-Quran karena ia menjelaskan sifat-sifat Allah yang paling fundamental.
Bacaan Latin Surah Al-Ikhlas
1. Qul huwallaahu ahad
2. Allaahush shamad
3. Lam yalid wa lam yuulad
4. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah tempat meminta segala sesuatu.
- (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
- Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini adalah jawaban tegas terhadap pertanyaan kaum musyrikin tentang sifat Tuhan. Ayat pertama, "Allah Maha Esa (Ahad)," menegaskan konsep tauhid paling murni. Kata 'Ahad' lebih dalam dari 'Wahid' (satu), karena 'Ahad' berarti esa yang unik, tunggal, tidak tersusun dari bagian-bagian dan tidak ada duanya. Ayat kedua, "Allahush shamad," menjelaskan bahwa Allah adalah tujuan akhir, tempat bergantungnya seluruh makhluk dalam segala kebutuhan mereka, sementara Dia sendiri tidak membutuhkan apapun. Ayat ketiga, "Lam yalid wa lam yuulad," menolak secara mutlak konsep ketuhanan yang antropomorfik (menyerupai manusia), seperti keyakinan bahwa Tuhan memiliki anak atau merupakan anak dari sesuatu. Ini adalah penolakan terhadap keyakinan trinitas maupun paganisme. Ayat keempat, "Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad," menyempurnakan konsep keesaan-Nya dengan menyatakan bahwa tidak ada satu pun di alam semesta ini yang setara, sebanding, atau serupa dengan Allah, baik dalam Dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Surah ini adalah fondasi akidah setiap Muslim.
5. Surah Al-Lahab (Gejolak Api)
Surah Al-Lahab, juga dikenal sebagai Surah Al-Masad (Sabut), adalah surah ke-111. Terdiri dari 5 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Surah ini secara spesifik menyebutkan nama musuh Nabi Muhammad SAW, yaitu paman beliau sendiri, Abu Lahab, dan istrinya. Ini menjadi pelajaran abadi tentang akibat dari permusuhan terhadap kebenaran dan dakwah Islam.
Bacaan Latin Surah Al-Lahab
1. Tabbat yadaa abii lahabiw watabb
2. Maa aghnaa 'anhu maaluhuu wamaa kasab
3. Sayashlaa naaran dzaata lahab
4. Wamra-atuhuu hammaalatal hathab
5. Fii jiidihaa hablum mim masad
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
- Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
- Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
- Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
- Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini turun sebagai respons langsung atas tindakan Abu Lahab yang menghina dan mencela dakwah Nabi Muhammad SAW di bukit Shafa. Ayat pertama adalah doa kebinasaan yang ditujukan langsung kepada Abu Lahab. "Binasalah kedua tangannya" merujuk pada perbuatannya, dan "benar-benar binasa dia" merujuk pada dirinya sendiri. Ayat kedua menegaskan bahwa kekayaan, kedudukan, dan segala usaha duniawinya tidak akan mampu menyelamatkannya dari azab Allah. Ini adalah pelajaran bahwa status sosial dan materi tidak ada nilainya jika digunakan untuk menentang kebenaran. Ayat ketiga memberikan kepastian tentang nasibnya di akhirat, yaitu neraka yang apinya bergejolak, sebuah permainan kata yang ironis dengan namanya "Abu Lahab" (Bapak Gejolak Api). Ayat keempat dan kelima menggambarkan nasib istrinya, Ummu Jamil, yang juga sangat memusuhi Nabi. Ia disebut sebagai "pembawa kayu bakar", sebuah kiasan yang bisa berarti penyebar fitnah untuk menyulut api permusuhan, atau makna harfiah bahwa ia akan membawa kayu bakar untuk nerakanya sendiri. Gambaran "tali dari sabut di lehernya" adalah deskripsi yang menghinakan tentang siksanya di neraka.
6. Surah An-Nasr (Pertolongan)
Surah An-Nasr adalah surah ke-110 dalam Al-Quran. Terdiri dari 3 ayat dan tergolong surah Madaniyah. Ini adalah salah satu surah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai pertanda dekatnya akhir tugas kerasulan beliau serta wafatnya.
Bacaan Latin Surah An-Nasr
1. Idzaa jaa-a nashrullaahi wal fath
2. Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa
3. Fasabbih bihamdi rabbika wastaghfir, innahuu kaana tawwaabaa
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
- dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
- maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini berbicara tentang puncak keberhasilan dakwah Islam, yaitu Fathu Makkah (Pembebasan Mekkah). Ayat pertama menyebutkan dua hal: "pertolongan Allah" (nashrullah) dan "kemenangan" (al-fath). Kemenangan ini bukanlah hasil dari kekuatan manusia semata, melainkan murni pertolongan dari Allah. Ayat kedua menggambarkan dampak dari kemenangan tersebut, yaitu manusia dari berbagai kabilah dan suku berbondong-bondong memeluk Islam tanpa paksaan. Ini adalah buah dari kesabaran dan perjuangan selama bertahun-tahun. Ayat ketiga, alih-alih memerintahkan untuk merayakan kemenangan dengan euforia, Allah justru memberikan instruksi yang sangat mendalam: "bertasbihlah, memujilah, dan mohonlah ampunan". Ini mengajarkan etika kemenangan dalam Islam. Ketika kesuksesan diraih, seorang hamba harus segera mengembalikannya kepada Allah dengan menyucikan-Nya (tasbih), memuji-Nya (tahmid), dan menyadari segala kekurangan diri dengan memohon ampun (istighfar). Ini adalah pengingat bahwa tugas telah selesai, dan saatnya untuk mempersiapkan diri bertemu dengan-Nya. Surah ini adalah pelajaran tentang kerendahan hati di puncak kejayaan.
7. Surah Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir)
Surah Al-Kafirun adalah surah ke-109, terdiri dari 6 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Surah ini diturunkan untuk memberikan jawaban yang tegas dan final terhadap ajakan kompromi akidah dari kaum kafir Quraisy. Mereka menawarkan agar Nabi Muhammad SAW menyembah tuhan mereka selama setahun, dan mereka akan menyembah Allah selama setahun berikutnya. Surah ini menjadi deklarasi pemisahan total dalam hal peribadatan.
Bacaan Latin Surah Al-Kafirun
1. Qul yaa ayyuhal kaafiruun
2. Laa a'budu maa ta'buduun
3. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud
4. Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum
5. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud
6. Lakum diinukum waliya diin
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
- Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
- Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.
- Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
- Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
- Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini adalah manifesto tentang toleransi yang benar dalam Islam. Ayat pertama secara langsung menyapa "orang-orang kafir" yang menolak kebenaran. Ayat kedua adalah penegasan dari sisi Nabi: "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah," menolak praktik syirik mereka saat ini. Ayat ketiga adalah pernyataan tentang mereka: "Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah," karena cara dan objek ibadah mereka berbeda secara fundamental dengan tauhid. Ayat keempat dan kelima mengulangi penegasan ini dalam bentuk masa lalu dan masa depan untuk menghilangkan keraguan sedikit pun, menunjukkan konsistensi dan keteguhan akidah. Ayat terakhir, "Lakum diinukum waliya diin" (Untukmu agamamu, dan untukku agamaku), adalah puncak dari deklarasi ini. Ini bukanlah pernyataan persetujuan atas kebatilan, melainkan garis pemisah yang jelas. Ini adalah prinsip "tidak ada paksaan dalam agama" dan tidak ada kompromi dalam masalah akidah dan ibadah. Islam menghormati kebebasan berkeyakinan orang lain, namun pada saat yang sama, memegang teguh prinsip tauhid tanpa bisa ditawar.
8. Surah Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak)
Surah Al-Kautsar adalah surah ke-108 dan merupakan surah terpendek dalam Al-Quran, hanya terdiri dari 3 ayat. Surah Makkiyah ini diturunkan sebagai penghiburan bagi Nabi Muhammad SAW ketika beliau dihina oleh kaum kafir karena tidak memiliki keturunan laki-laki yang hidup hingga dewasa.
Bacaan Latin Surah Al-Kautsar
1. Innaa a'thainaakal kautsar
2. Fashalli lirabbika wanhar
3. Inna syaani-aka huwal abtar
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
- Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
- Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Ayat pertama adalah penegasan dari Allah bahwa Dia telah menganugerahkan "Al-Kautsar" kepada Nabi. "Al-Kautsar" memiliki banyak makna, di antaranya adalah telaga di surga, kebaikan yang sangat banyak, keturunan yang banyak melalui putrinya Fatimah, dan kenabian itu sendiri. Ini adalah jawaban atas hinaan bahwa beliau 'abtar' (terputus). Allah menegaskan bahwa justru Nabi-lah yang diberi kebaikan tak terhingga. Sebagai bentuk syukur atas nikmat agung ini, ayat kedua memerintahkan dua ibadah utama: shalat ("fashalli") dan berkurban ("wanhar"). Shalat adalah ibadah badan, sementara kurban adalah ibadah harta. Keduanya harus dilakukan semata-mata "lirabbika" (karena Tuhanmu), menunjukkan keikhlasan. Ayat ketiga membalikkan tuduhan kaum kafir. Allah menyatakan bahwa "inna syaani-aka" (sesungguhnya orang yang membencimu), dialah yang "huwal abtar" (yang terputus). Terputus dari rahmat Allah, terputus dari sejarah kebaikan, dan terputus dari kenangan baik. Sejarah membuktikan kebenaran ayat ini: nama Nabi Muhammad SAW terus disebut dan dihormati miliaran manusia, sementara para pembencinya lenyap ditelan zaman.
9. Surah Al-Ma'un (Bantuan Penting)
Surah Al-Ma'un adalah surah ke-107, terdiri dari 7 ayat. Ada perbedaan pendapat apakah surah ini Makkiyah atau Madaniyah, namun isinya sangat relevan di setiap waktu. Surah ini memberikan kritik tajam terhadap orang-orang yang ibadah ritualnya tidak berdampak pada kepedulian sosial mereka.
Bacaan Latin Surah Al-Ma'un
1. Ara-aital ladzii yukadzdzibu bid diin
2. Fadzaalikal ladzii yadu''ul yatiim
3. Wa laa yahudhdhu 'alaa tha'aamil miskiin
4. Fawailul lil mushalliin
5. Alladziina hum 'an shalaatihim saahuun
6. Alladziina hum yuraa-uun
7. Wa yamna'uunal maa'uun
Terjemahan Bahasa Indonesia
- Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
- Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
- dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
- Maka celakalah orang yang shalat,
- (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
- yang berbuat riya,
- dan enggan (memberikan) bantuan.
Kandungan dan Tafsir Ringkas
Surah ini dimulai dengan pertanyaan retoris yang kuat: "Tahukah kamu pendusta agama?" Jawabannya mengejutkan. Ciri pertama pendusta agama bukanlah orang yang tidak shalat, melainkan orang yang "menghardik anak yatim" dan "tidak mendorong memberi makan orang miskin." Ini menunjukkan bahwa bukti keimanan sejati adalah kepedulian sosial dan empati terhadap kaum lemah. Ibadah vertikal kepada Allah harus tercermin dalam kebaikan horizontal kepada sesama manusia. Bagian kedua surah ini memberikan ancaman "celakalah" bagi orang yang shalat, namun memiliki tiga sifat buruk. Pertama, "lalai terhadap shalatnya," yang bisa berarti menunda-nunda waktu shalat, tidak khusyuk, atau tidak memahami makna shalat sehingga tidak berpengaruh pada perilaku. Kedua, "berbuat riya," yaitu melakukan ibadah hanya untuk pamer atau dilihat orang lain, bukan karena Allah. Ketiga, "enggan memberikan bantuan (al-ma'un)." 'Al-Ma'un' adalah bantuan kecil dan remeh temeh sehari-hari seperti meminjamkan alat atau memberikan garam. Jika bantuan sekecil ini saja mereka enggan berikan, apalagi bantuan yang lebih besar. Surah ini adalah pengingat keras bahwa kualitas iman diukur dari kesalehan ritual dan kesalehan sosial yang berjalan seimbang.