Surah Ruqyah Syar'iyyah: Intisari Penyembuhan Spiritual dalam Islam

Ruqyah Syar'iyyah adalah metode pengobatan dan perlindungan spiritual yang bersumber langsung dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, bertujuan untuk mengusir gangguan setan, menawar sihir (sihr), mencegah mata jahat (al-'ain), serta menyembuhkan berbagai penyakit fisik maupun mental. Landasan utama dari ruqyah adalah keyakinan mutlak bahwa firman Allah memiliki kekuatan penyembuhan yang tak terbatas (Syifa').

Penggunaan surah-surah dan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an sebagai sarana ruqyah merupakan praktik yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Ini bukan sekadar pembacaan biasa, melainkan interaksi spiritual yang mendalam, menuntut keyakinan kuat (yaqin) dari pembaca dan pasien terhadap kekuasaan dan rahmat Allah semata.

I. Pilar-Pilar Dasar Ruqyah Syar'iyyah

Agar sebuah ruqyah dianggap sah dan syar'i, ia harus memenuhi tiga syarat fundamental yang disepakati oleh ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Melanggar salah satu syarat ini dapat menjatuhkan praktik tersebut ke dalam wilayah bid'ah atau, bahkan, syirik (penyekutuan terhadap Allah).

1. Menggunakan Kalamullah, Nama, dan Sifat Allah

Materi ruqyah harus murni berasal dari ayat-ayat Al-Qur'an, Hadits Nabi yang shahih, atau doa-doa yang menggunakan nama dan sifat Allah. Tidak diperbolehkan menggunakan jampi-jampi yang tidak diketahui maknanya atau berasal dari sumber selain syariat Islam. Ini memastikan bahwa fokus penyembuhan hanya tertuju kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

2. Menggunakan Bahasa Arab yang Jelas atau Bahasa Lain yang Dipahami

Apabila doa tersebut tidak berasal dari Al-Qur'an atau Hadits, maknanya harus jelas dan tidak mengandung unsur kesyirikan, pemujaan kepada makhluk halus, atau permintaan pertolongan kepada selain Allah. Ketidakjelasan makna dapat membuka celah bagi campur tangan setan.

3. Keyakinan Bahwa Ruqyah Hanya Sebab, Penyembuh Mutlak Adalah Allah

Ini adalah pilar terpenting. Pelaku ruqyah (Raqi) dan pasien harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa ruqyah hanyalah perantara atau sebab. Kekuatan penyembuhan sepenuhnya berada di tangan Allah (tawakkal). Jika seseorang meyakini bahwa ayat itu sendiri yang menyembuhkan tanpa kehendak Allah, maka ini sudah termasuk syirik kecil.

II. Surah-Surah Inti (Ruqyah Asasiyyah)

Terdapat beberapa surah dan ayat yang secara spesifik ditekankan dalam sunnah Nabi sebagai bagian terpenting dari Ruqyah Syar'iyyah, baik untuk perlindungan harian maupun pengobatan saat terjadi gangguan.

1. Surah Al-Fatihah: Ummul Kitab dan Penyembuh

Surah Al-Fatihah, yang dikenal sebagai ‘Ummul Kitab’ (Induk Al-Qur'an), memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam ruqyah. Dalam hadits riwayat Abu Sa'id Al-Khudri, Al-Fatihah disebut sebagai ruqyah (penyembuh) yang sah. Kekuatan penyembuhannya terletak pada pengakuan tauhid yang murni, pengagungan Allah, dan permohonan bantuan kepada-Nya.

Detail Pengobatan Al-Fatihah

Al-Fatihah mencakup seluruh inti ajaran Islam: tauhid (ayat 1-4), ibadah (ayat 5), dan petunjuk (ayat 6-7). Ketika seseorang membaca Al-Fatihah dengan pemahaman mendalam tentang setiap kalimatnya—terutama pengakuan bahwa segala puji hanya milik Allah (Alhamdulillah) dan bahwa hanya kepada-Nya kita menyembah dan memohon pertolongan (Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in)—keyakinan ini akan memecahkan benteng-benteng gangguan spiritual. Pembacaan berulang Al-Fatihah (misalnya tujuh kali) telah terbukti efektif dalam banyak kasus pengobatan ruqyah, sebagaimana dicontohkan oleh para sahabat ketika mengobati sengatan kalajengking.

2. Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah Ayat 255)

Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Kekuatan Ayat Kursi terletak pada deskripsinya yang sempurna mengenai kekuasaan, keagungan, dan keesaan Allah. Ayat ini adalah benteng terkuat melawan setan dan jin.

Keutamaan Perlindungan Ayat Kursi

Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa setan tidak akan mendekati rumah atau individu yang membacanya sebelum tidur hingga pagi hari. Energi spiritual dari Ayat Kursi memancarkan cahaya tauhid yang sangat dibenci oleh energi gelap (setan dan jin). Mengulang-ulang Ayat Kursi saat merasa cemas, takut, atau menghadapi gangguan sihir, bertindak sebagai tameng spiritual yang kokoh. Penggunaan Ayat Kursi dalam ruqyah sihir sangat vital karena Ayat Kursi menegaskan bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah ('Allahu Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyum'), yang secara langsung meniadakan kekuatan sihir atau kekuatan makhluk lain.

3. Tiga Surah Perlindungan (Al-Mu'awwidzat)

Tiga surah terakhir dalam Al-Qur'an adalah pilar utama dalam praktik ruqyah sehari-hari, khususnya untuk mencari perlindungan (ta'awwudh).

a. Surah Al-Ikhlas (Tauhid Murni)

Surah ini mengandung inti tauhid, yaitu pernyataan bahwa Allah Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Keikhlasan dan kemurnian tauhid adalah racun bagi setan dan jin. Dengan mengakui tauhid murni, seseorang memutuskan ikatan spiritual yang mungkin digunakan oleh sihir atau setan.

b. Surah Al-Falaq (Perlindungan dari Kejahatan Makhluk)

Surah ini memohon perlindungan kepada Tuhan waktu subuh (Al-Falaq) dari kejahatan yang diciptakan Allah, kejahatan malam ketika gelap gulita, dan kejahatan ahli sihir yang meniup pada buhul-buhul. Fokus surah ini adalah perlindungan dari sihir dan bahaya fisik di dunia nyata.

c. Surah An-Nas (Perlindungan dari Bisikan Setan)

Surah ini memohon perlindungan kepada Tuhan manusia (An-Nas) dari kejahatan bisikan (waswas) setan, baik dari golongan jin maupun manusia. Ini adalah benteng pertahanan utama melawan serangan psikologis dan penyakit hati seperti waswas, depresi, atau ketakutan yang tidak beralasan.

Rasulullah ﷺ sangat menekankan pembacaan Al-Mu'awwidzat setiap malam sebelum tidur, dan setelah setiap shalat wajib. Praktik ini menunjukkan bahwa perlindungan spiritual adalah kebutuhan harian, bukan hanya saat menghadapi penyakit. Ketika Rasulullah ﷺ sakit, beliau meniupkan ketiga surah ini ke tangannya lalu mengusapkan ke seluruh tubuhnya.

III. Surah dan Ayat Tambahan untuk Ruqyah Khusus

Selain surah-surah inti di atas, terdapat ayat-ayat dan surah-surah panjang yang memiliki keutamaan luar biasa dalam mengusir gangguan spiritual, khususnya sihir, kerasukan (mass), dan mata jahat (ain).

1. Surah Al-Baqarah: Pemimpin Surah Ruqyah

Surah Al-Baqarah adalah benteng pertahanan terkuat dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa membaca Al-Baqarah di rumah akan mengusir setan. Setan tidak akan masuk ke rumah yang dibacakan surah ini selama tiga hari. Karena panjangnya dan kandungannya yang kaya akan hukum dan tauhid, surah ini menjadi senjata ampuh melawan sihir yang terikat.

Ayat-Ayat Khusus dalam Al-Baqarah:

2. Surah Yunus dan Al-A'raf: Membatalkan Sihir

Beberapa ayat dari Surah Yunus dan Surah Al-A'raf digunakan secara khusus untuk membatalkan ikatan sihir (talbis as-sihr), karena ayat-ayat ini mengisahkan pertarungan antara Nabi Musa AS dengan para penyihir Fir'aun.

a. Surah Yunus (Ayat 79-82):

Kisah ketika Nabi Musa menantang para penyihir. Ayat yang sangat kuat adalah: وَقَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥ (Musa berkata: "Apa yang kamu datangkan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan membatalkannya.") Ayat ini memiliki kekuatan deklaratif bahwa sihir, betapapun kuatnya, tidak akan pernah menang melawan kehendak Allah. Ayat-ayat ini dibaca dengan niat membatalkan ikatan sihir yang telah diletakkan.

b. Surah Al-A'raf (Ayat 117-122):

Menggambarkan bagaimana sihir para penyihir langsung lenyap seketika setelah Nabi Musa melempar tongkatnya yang berubah menjadi ular besar. Ayat ini memberikan penekanan bahwa mukjizat dan kekuatan Allah mengungguli trik dan ilusi sihir. Pembacaannya ditujukan untuk memutus ilusi optik dan mental yang ditimbulkan oleh sihir.

3. Surah Taha (Ayat 65-70): Kekuatan Menghancurkan

Bagian lain dari kisah Musa dan penyihir, di mana penyihir akhirnya tunduk dan beriman setelah melihat kebenaran yang mutlak. Ayat-ayat ini penting karena menegaskan bahwa orang-orang yang berbuat sihir tidak akan beruntung, dimanapun mereka berada. Ini adalah penegasan teologis yang sangat kuat untuk menghilangkan keraguan pasien tentang hasil ruqyah.

IV. Metodologi dan Tata Cara Ruqyah Mandiri

Meskipun ruqyah yang dilakukan oleh Raqi (pelaku ruqyah) profesional sangat membantu, setiap Muslim didorong untuk melakukan ruqyah mandiri (self-ruqyah) sebagai perlindungan harian dan pengobatan awal. Ruqyah mandiri adalah bentuk ibadah dan tawakkal yang luar biasa.

1. Niat dan Persiapan

Niat harus murni karena Allah, meyakini bahwa hanya Allah yang menyembuhkan. Bersihkan diri dari hadas (berwudu) dan carilah tempat yang tenang. Fokus pikiran harus sepenuhnya kepada makna ayat yang dibaca.

2. Teknik Pembacaan

Ayat-ayat dibaca dengan tartil (pelan, jelas, dan benar), menghayati maknanya. Beberapa metode yang disyariatkan:

3. Waktu Paling Mustajab

Ruqyah hendaknya dilakukan secara konsisten, terutama pada waktu-waktu yang memiliki keutamaan: setelah shalat wajib, sebelum tidur, dan pada sepertiga malam terakhir (waktu terbaik untuk berdoa).

V. Analisis Mendalam Mengenai Kekuatan Al-Baqarah dalam Ruqyah

Kebutuhan untuk mencapai kedalaman kajian mengharuskan kita mengurai mengapa Surah Al-Baqarah (Sapi Betina) begitu dominan dalam praktik ruqyah, terutama yang berkaitan dengan gangguan jin kronis dan sihir yang sudah lama berakar.

1. Panjangnya Surah dan Ujian Kesabaran

Al-Baqarah adalah surah terpanjang dalam Al-Qur'an. Pembacaan seluruh surah membutuhkan waktu yang signifikan. Konsistensi membaca surah ini setiap tiga hari sekali di rumah, sebagaimana anjuran Nabi, memerlukan kesabaran dan keistiqamahan yang tinggi. Kesabaran ini sendiri adalah bentuk pertahanan spiritual. Energi yang dihasilkan dari pembacaan panjang dan kontinyu ini secara efektif "membersihkan" rumah dan diri dari akumulasi energi negatif.

2. Konten Teologis dan Hukum

Al-Baqarah mencakup berbagai topik fundamental: kisah penciptaan Adam, kisah Nabi Musa dan Bani Israel, penetapan kiblat, hukum puasa, haji, riba, utang, dan yang paling penting, deskripsi yang sangat rinci tentang tiga golongan manusia: Mukmin, Kafir, dan Munafik.

Jin dan setan seringkali menggunakan celah kemunafikan dan keraguan dalam diri manusia untuk masuk dan mengganggu. Ayat-ayat yang memerinci ciri-ciri orang munafik berfungsi sebagai "detektor" dan penawar terhadap penyakit hati. Ketika ayat-ayat ini dibaca, setan yang bersarang dalam keraguan dan kebohongan dipaksa keluar atau melemah, karena cahaya kebenaran menembus tempat persembunyian mereka.

3. Ayat-Ayat Mengenai Keraguan (Ayat 6-20)

Bagian awal Al-Baqarah membahas orang-orang yang hatinya tertutup dan orang-orang munafik. Dalam konteks ruqyah, banyak gangguan jin bermanifestasi dalam bentuk bisikan keraguan (waswas) terhadap akidah atau ibadah. Pembacaan ayat-ayat ini berfungsi sebagai terapi kognitif spiritual yang melawan keraguan tersebut, menstabilkan iman pasien.

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Ayat seperti ini yang menggambarkan hati yang tertutup, seringkali dibaca dengan harapan bahwa hati yang ditutup oleh sihir atau jin akan terbuka kembali kepada petunjuk Allah.

4. Penekanan pada Tawakkal Mutlak (Akhir Al-Baqarah)

Dua ayat terakhir Al-Baqarah, آمَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ (Amanarrasulu), merangkum janji perlindungan dari Allah. Kedua ayat ini mengajarkan kepasrahan total kepada semua yang diturunkan Allah, pengakuan atas rasul-Nya, dan permohonan ampunan. Ini adalah titik klimaks spiritual yang menegaskan bahwa beban takdir dan ujian hanya bisa dihadapi dengan pertolongan Allah, sehingga menghilangkan rasa putus asa yang sering menyertai penyakit spiritual.

VI. Surah-Surah Lain yang Relevan untuk Kondisi Khusus

Ruqyah tidak hanya terbatas pada surah-surah inti. Banyak surah atau ayat lain yang digunakan berdasarkan keutamaan yang disebutkan dalam sunnah atau berdasarkan pengalaman klinis para Raqi yang berpegangan pada syariat.

1. Surah Yasin (Jantung Al-Qur'an)

Meskipun sering dikaitkan dengan kematian, Surah Yasin memiliki kekuatan pembersih dan penghidupan spiritual. Dalam konteks ruqyah, Yasin sering digunakan untuk kasus-kasus gangguan berat atau untuk "menghidupkan" kembali hati yang mati rasa akibat sihir atau penyakit rohani yang kronis. Ayat-ayat tentang hari kiamat dan kebangkitan (ayat 51-53) seringkali memiliki efek yang kuat pada jin yang mencoba bersembunyi.

2. Surah Ash-Shaffat (Barisan)

Surah Ash-Shaffat berisi ayat-ayat yang secara eksplisit membahas hukuman bagi setan yang mencoba mencuri dengar berita langit, yang digambarkan dilempari panah api. Ayat-ayat ini sangat efektif dalam ruqyah ketika menghadapi jin yang sombong atau jin yang bekerja sama dengan penyihir.

وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطَٰنٍ مَّارِدٍ

Pembacaan ayat-ayat awal Ash-Shaffat dipercaya dapat menimbulkan reaksi kuat pada jin dan memaksa mereka keluar karena ketakutan terhadap hukuman api yang digambarkan dalam surah tersebut.

3. Surah Al-Hasyr (Pengusiran)

Tiga ayat terakhir Surah Al-Hasyr, yang mengandung nama-nama dan sifat-sifat Allah yang agung, sering dibaca sebagai penutup ruqyah atau sebagai perlindungan harian. Ayat-ayat ini mengukuhkan keagungan Allah, yang menempatkan segala penyakit dan gangguan di bawah kendali mutlak-Nya.

Mengulang-ulang nama-nama Allah seperti Al-Malik (Raja), Al-Quddus (Maha Suci), Al-Mu'min (Pemberi Keamanan), dan Al-Jabbar (Maha Memaksa), memberikan rasa aman dan menekan kekuatan setan yang merasa dirinya kuat.

VII. Mengatasi Tiga Musuh Utama: Sihir, Ain, dan Jin

Meskipun metode ruqyah seringkali serupa, penekanan pada ayat-ayat tertentu harus disesuaikan dengan jenis gangguan spiritual yang dihadapi. Memahami karakteristik musuh spiritual membantu dalam pemilihan surah ruqyah yang paling optimal.

1. Ruqyah untuk Sihir (Sihr)

Sihir bertujuan untuk memutus hubungan, menimbulkan penyakit, atau menciptakan kebencian melalui ikatan atau perjanjian gelap. Surah-surah yang paling efektif adalah yang mengandung pembatalan ilusi dan penegasan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala hal, yaitu:

Dalam kasus sihir yang terikat pada benda fisik, Ayat Kursi dibaca berulang-ulang di atas air yang kemudian digunakan untuk merendam atau menyiram benda tersebut.

2. Ruqyah untuk Mata Jahat (Al-'Ain) dan Hasad

Al-'Ain adalah pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh pandangan mata orang yang dengki atau kagum, yang dapat menyebabkan kerugian fisik, finansial, atau mental. Hasad (kedengkian) adalah sifat hati yang memicu 'ain.

Ketika meruqyah 'ain, pembacaan harus sering disertai dengan permohonan agar keburukan pandangan dikembalikan kepada pelakunya atau dinetralkan oleh rahmat Allah.

3. Ruqyah untuk Gangguan Jin (Mass)

Gangguan jin, termasuk kesurupan, seringkali memerlukan bacaan yang lebih keras dan penegasan kekuasaan Allah. Jin dipengaruhi oleh ayat-ayat yang berbicara tentang keesaan Allah, penghinaan terhadap setan, dan api neraka.

Kunci keberhasilan dalam meruqyah jin adalah penekanan pada Tauhid. Setiap ayat yang dibaca harus dipancarkan dengan keyakinan bahwa jin yang mengganggu adalah makhluk lemah yang tidak memiliki kekuatan sejati di hadapan Penciptanya.

VIII. Memperkuat Fondasi Spiritual: Kekuatan di Balik Bacaan

Ruqyah tidak semata-mata bergantung pada jumlah ayat yang dibaca, melainkan pada kualitas koneksi spiritual yang dibangun oleh pembaca dan penerima. Kekuatan ruqyah sejati terletak pada tiga hal utama:

1. Yaqin (Keyakinan Mutlak)

Yakin bahwa setiap huruf Al-Qur'an adalah firman Allah yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan kebatilan. Keraguan sekecil apa pun dapat melemahkan efektivitas ruqyah. Keyakinan ini harus diwujudkan dalam kepasrahan total, menerima hasil apa pun yang Allah kehendaki.

2. Konsistensi dalam Ibadah (Istiqamah)

Seseorang yang ingin mendapatkan manfaat maksimal dari ruqyah harus menjaga ibadah wajibnya (shalat lima waktu, puasa) dan menjauhi maksiat. Dinding perlindungan spiritual paling kuat adalah ketaatan. Dosa berfungsi sebagai pintu masuk bagi setan, sementara ketaatan menutup pintu tersebut.

3. Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)

Penyakit spiritual sering kali disebabkan oleh penyakit hati, seperti dengki, kesombongan, atau cinta dunia berlebihan. Ruqyah harus disertai dengan introspeksi dan upaya membersihkan hati. Surah-surah ruqyah berfungsi ganda: sebagai pengusir jin eksternal dan sebagai pembersih racun internal dalam jiwa.

IX. Kajian Lanjutan Tentang Surah Al-Falaq dan An-Nas

Untuk melengkapi pemahaman yang mendalam, kita perlu mengkaji secara terpisah bagaimana Surah Al-Falaq dan An-Nas (Al-Mu’awwidzatain) beroperasi sebagai mekanisme pertahanan spiritual yang paripurna, karena keduanya merupakan permintaan perlindungan spesifik yang diajarkan oleh Jibril AS kepada Nabi ﷺ ketika beliau dirundung sihir.

1. Surah Al-Falaq: Menangani Sumber Kejahatan Eksternal

Al-Falaq berfokus pada kejahatan yang berasal dari luar diri manusia:

Struktur Al-Falaq adalah serangan langsung terhadap empat jenis musuh nyata yang mengancam keberlangsungan hidup dan kesehatan fisik serta mental.

2. Surah An-Nas: Menangani Ancaman Internal dan Waswas

An-Nas memiliki struktur unik di mana perlindungan diminta kepada Allah menggunakan tiga sifat-Nya yang merangkum hubungan-Nya dengan manusia (Rabb, Malik, Ilah). Surah ini fokus pada kejahatan internal, yaitu bisikan (waswas) yang merusak dari:

Ruqyah menggunakan An-Nas sangat penting untuk penyakit psikis atau hati, seperti OCD (gangguan obsesif kompulsif) keagamaan, kecemasan berlebihan, atau dorongan untuk berbuat maksiat. Surah ini membersihkan pikiran dari serangan halus yang seringkali lebih berbahaya daripada serangan fisik.

X. Aplikasi Praktis Surah Ruqyah dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan ruqyah surah sebaiknya menjadi bagian dari rutinitas harian (wirid) seorang Muslim, bukan hanya digunakan saat sakit. Ini adalah praktik pencegahan yang lebih baik daripada pengobatan.

1. Wirid Pagi dan Sore

Bacalah Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzatain (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) tiga kali di pagi hari (setelah Subuh) dan tiga kali di sore hari (setelah Ashar). Praktik ini menjamin perlindungan Allah dari segala kejahatan hingga waktu wirid berikutnya.

2. Wirid Sebelum Tidur

Membaca Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Untuk Mu'awwidzatain, tiupkan ke telapak tangan lalu usapkan ke seluruh tubuh, dimulai dari kepala dan wajah, sebanyak tiga kali. Ini menciptakan ‘lapisan pelindung’ saat tidur, waktu di mana manusia paling rentan terhadap gangguan jin.

3. Ruqyah untuk Rumah dan Keluarga

Membaca Surah Al-Baqarah secara keseluruhan di rumah setidaknya setiap tiga hari sekali. Jika tidak memungkinkan membaca secara penuh, perdengarkanlah rekamannya. Rumah yang dibacakan Al-Baqarah tidak akan dimasuki setan.

4. Saat Sakit Fisik

Ketika mengalami rasa sakit di bagian tubuh manapun, letakkan tangan di tempat yang sakit, bacalah doa Sunnah, dan ulangi pembacaan Al-Fatihah sebanyak tujuh kali. Al-Fatihah adalah Syifa' (obat) untuk segala penyakit, baik rohani maupun jasmani.

XI. Peringatan dan Kesalahan dalam Praktik Ruqyah

Meskipun ruqyah adalah ibadah yang mulia, terdapat banyak praktik yang menyimpang yang harus dihindari, yang dapat merusak akidah dan mengurangi manfaat penyembuhan.

1. Meminta Bantuan kepada Jin

Menggunakan jin Muslim untuk mendeteksi atau mengusir jin kafir adalah haram (syirik tersembunyi). Ruqyah harus murni meminta pertolongan kepada Allah. Jika seorang Raqi diketahui berbicara, bersekutu, atau menyuruh jin untuk bekerja, ini bukan lagi ruqyah syar'iyyah.

2. Penggunaan Jimat dan Azimat

Memakai kalung, gelang, atau kertas bertuliskan ayat Al-Qur'an (azimat) dengan keyakinan bahwa benda itu sendiri yang menolak bala adalah bentuk kesyirikan. Perlindungan hanya berasal dari bacaan dan keyakinan di dalam hati, bukan dari benda mati.

3. Keyakinan pada Waktu dan Tempat Khusus

Meyakini bahwa ruqyah hanya akan berhasil pada waktu atau tempat tertentu yang tidak didasari oleh syariat adalah bid'ah. Meskipun ada waktu mustajab untuk berdoa, kekuatan ruqyah terletak pada keagungan firman Allah, yang berlaku kapan saja dan di mana saja.

Ruqyah Syar'iyyah adalah manifestasi dari tauhid dalam penyembuhan. Ia adalah pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya pelindung dan pemberi kesembuhan. Surah-surah yang digunakan dalam ruqyah adalah alat untuk mengokohkan akidah, membersihkan jiwa, dan mencari perlindungan mutlak di bawah naungan kasih sayang Allah SWT.

🏠 Kembali ke Homepage