Panduan Mendalam tentang Struktur, Klasifikasi, dan Tema Utama
Al-Quran adalah pedoman hidup yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab suci ini tersusun secara monumental dan sistematis, di mana setiap bagiannya disebut sebagai 'Surah'. Struktur Surah ini bukan hanya sekadar pembagian bab, melainkan unit tematik yang mengandung hikmah, hukum, kisah, dan ajaran fundamental yang utuh.
Secara keseluruhan, Al-Quran terdiri dari 114 Surah. Meskipun setiap Surah memiliki jumlah ayat yang bervariasi—mulai dari 3 ayat (seperti Al-Kautsar) hingga 286 ayat (Al-Baqarah)—keseluruhan Surah ini membentuk kesatuan tematik yang tak terpisahkan, dikenal dengan nama Nadzm (susunan) yang sempurna.
I. Klasifikasi Surah: Makkiyah dan Madaniyah
Pembagian 114 Surah yang paling fundamental didasarkan pada waktu dan tempat penurunannya, yaitu sebelum atau sesudah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Pemahaman klasifikasi ini sangat penting untuk menafsirkan konteks sejarah dan perkembangan syariat Islam.
1. Surah Makkiyah (Sebelum Hijrah)
Sebagian besar Surah Makkiyah diturunkan selama 13 tahun awal kenabian di Mekkah. Fokus utama pada periode ini adalah penetapan pondasi akidah dan tauhid (keesaan Allah), karena saat itu umat Muslim masih merupakan minoritas yang berhadapan dengan masyarakat penyembah berhala yang kuat.
Jumlah: Diperkirakan 86 Surah.
Ciri Khas Tema: Penekanan pada keesaan Allah (Tauhid), ancaman hari Kiamat dan Hari Pembalasan (Akhirat), kisah-kisah para nabi terdahulu (sebagai penguatan mental Nabi Muhammad dan para sahabat), gaya bahasa yang pendek, kuat, dan penuh sumpah.
Contoh: Al-A'raf, Al-An'am, dan sebagian besar Surah di Juz Amma (Juz 30).
2. Surah Madaniyah (Setelah Hijrah)
Surah Madaniyah diturunkan setelah Nabi berhijrah ke Madinah, di mana umat Islam telah mendirikan negara dan komunitas yang terorganisir. Oleh karena itu, tema-tema yang diangkat beralih dari akidah menjadi penetapan hukum dan pedoman sosial.
Jumlah: Diperkirakan 28 Surah.
Ciri Khas Tema: Penetapan hukum (Fiqh) seperti puasa, haji, warisan, pernikahan, dan jihad; pembentukan masyarakat Islam (Muamalah); pembahasan tentang munafik (orang-orang yang menampakkan Islam namun menyembunyikan kekafiran); ayat-ayat yang panjang dan detail.
Contoh: Al-Baqarah, An-Nisa, Al-Ma'idah, dan Al-Hujurat.
Perlu dicatat bahwa Surah Makkiyah dan Madaniyah tidak selalu berarti diturunkan *di* Mekkah atau Madinah. Klasifikasi ini merujuk pada *fase* kenabian, terlepas dari lokasi geografis spesifik penurunannya.
II. Pembagian Surah Berdasarkan Ukuran dan Kelompok Tematik
Para ulama juga membagi Surah-Surah Al-Quran ke dalam empat kelompok besar berdasarkan panjang ayatnya. Pembagian ini memudahkan dalam mempelajari struktur komprehensif dari mushaf:
1. Al-Sab'u at-Tiwal (Tujuh Surah yang Panjang)
Kelompok ini terdiri dari Surah-Surah dengan ayat terbanyak dan biasanya fokus pada penetapan syariat yang rinci serta narasi sejarah yang panjang. Tujuh Surah ini merupakan inti dari pembahasan hukum dan etika Islam di fase Madaniyah.
Al-Baqarah, Ali ‘Imran, An-Nisa, Al-Ma’idah, Al-An’am, Al-A’raf, dan terkadang Surah Al-Anfal/At-Taubah dianggap satu unit.
2. Al-Mi'un (Surah yang Berjumlah Sekitar Seratus Ayat)
Kelompok Surah yang memiliki jumlah ayat mendekati atau sedikit lebih dari seratus. Mereka seringkali berisi kombinasi antara penetapan hukum dan peringatan spiritual yang kuat.
3. Al-Matsani (Surah yang Pendek dan Berulang-ulang)
Surah-Surah yang jumlah ayatnya kurang dari seratus. Mereka dinamakan Al-Matsani (yang diulang-ulang) karena sering dibaca dalam shalat atau karena mengandung kisah-kisah yang berulang dari para nabi. Surah-surah ini menjembatani antara kelompok panjang dan kelompok pendek.
Contoh: Adz-Dzariyat hingga An-Naba'.
4. Al-Mufashshal (Surah yang Dipisahkan/Juz Amma)
Kelompok Surah yang paling pendek, terletak di akhir Al-Quran (dari Surah Qaf atau Al-Hujurat hingga An-Nas). Mereka dicirikan oleh jeda (fasilah) yang sering, ritme yang cepat, dan fokus intens pada Hari Kiamat, pembalasan, dan penegasan tauhid mutlak.
Contoh: Al-A’la, Al-Fajr, Al-Ikhlas, An-Nas.
III. Analisis Mendalam 114 Surah (Per Kelompok Tematik)
Untuk mencapai pemahaman yang komprehensif, kita akan meninjau setiap Surah, mengelompokkannya berdasarkan tema sentral, dimulai dari yang terpanjang hingga yang terpendek, mencakup keseluruhan spektrum 114 Surah yang membentuk Al-Quran.
Kelompok A: Tujuh Surah Terpanjang (Al-Sab'u at-Tiwal)
1. Al-Fatihah (Pembukaan) - 7 Ayat (Makkiyah)
Surah pembuka ini adalah inti dari seluruh Al-Quran, mencakup Tauhid, janji ibadah, dan doa permohonan petunjuk lurus. Al-Fatihah wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat, menjadikannya 'Ummul Kitab' (Induk Kitab). Ia merupakan ringkasan sempurna ajaran Islam: pujian kepada Allah, pengakuan terhadap hari pembalasan, dan permohonan bantuan serta hidayah.
2. Al-Baqarah (Sapi Betina) - 286 Ayat (Madaniyah)
Surah terpanjang, fondasi hukum Islam. Mengandung pembahasan tentang pergantian kiblat, kisah Bani Israel, hukum puasa (Shaum), haji, utang (Ayat terpanjang dalam Al-Quran), riba, pernikahan, perceraian, dan warisan. Surah ini menetapkan struktur komunitas Muslim Madinah dan memisahkan mereka dari kaum munafik dan Yahudi Madinah. Ayat 255 (Ayat Kursi) adalah bagian paling utama dari Surah ini, menekankan kekuasaan mutlak Allah.
3. Ali 'Imran (Keluarga Imran) - 200 Ayat (Madaniyah)
Melanjutkan tema hukum dan komunitas. Fokus utamanya adalah perbandingan antara Islam dan Kristianitas (terutama terkait kisah Isa/Yesus dan Maryam), serta pembahasan tentang jihad dan pelajaran dari Perang Uhud. Surah ini memberikan instruksi moral yang mendalam, menekankan pentingnya persatuan umat dan bahaya mengikuti hawa nafsu.
4. An-Nisa (Wanita) - 176 Ayat (Madaniyah)
Surah yang secara detail membahas hukum sosial, terutama hak-hak wanita, anak yatim, dan warisan. Surah ini menetapkan regulasi pernikahan, poligami (dengan syarat ketat), dan perlakuan adil. An-Nisa juga membahas masalah hukum pidana (seperti pembunuhan) dan penanganan kaum munafik dalam komunitas.
5. Al-Ma'idah (Hidangan) - 120 Ayat (Madaniyah)
Mengandung banyak hukum praktis final, seperti penyempurnaan wudu, larangan memakan bangkai, penetapan hukuman bagi pencuri, serta larangan khamar dan judi. Surah ini juga secara eksplisit mengacu pada ajaran Taurat dan Injil, serta penetapan Islam sebagai agama yang sempurna.
6. Al-An'am (Binatang Ternak) - 165 Ayat (Makkiyah)
Ini adalah salah satu Surah Makkiyah terpanjang, yang hampir seluruhnya fokus pada Tauhid dan penolakan syirik. Surah ini menyajikan argumen rasional yang kuat tentang keberadaan dan keesaan Allah, membantah klaim kaum musyrikin Mekkah yang menyembah berhala dan mempersembahkan binatang ternak kepada selain Allah.
7. Al-A'raf (Tempat Tertinggi) - 206 Ayat (Makkiyah)
Membahas dialog antara penghuni Surga dan Neraka, serta mereka yang berada di Al-A'raf (dinding pemisah). Surah ini melanjutkan penegasan Tauhid dan kisah para nabi (Nuh, Hud, Saleh, Luth, Syu’aib, dan Musa) sebagai peringatan bagi kaum Quraisy.
Kelompok B: Surah dengan Tema Kenabian dan Peringatan
Kelompok ini sebagian besar Makkiyah, berfokus pada kisah umat terdahulu dan bukti kenabian Muhammad SAW.
8. Al-Anfal (Harta Rampasan Perang) - 75 Ayat (Madaniyah)
Surah pertama yang membahas secara detail hukum perang, khususnya terkait Perang Badar. Menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul, serta pembagian yang adil dari harta rampasan.
9. At-Taubah (Pengampunan) - 129 Ayat (Madaniyah)
Satu-satunya Surah yang tidak diawali dengan Basmalah. Dikenal karena kekerasan bahasanya terhadap kaum musyrikin yang melanggar perjanjian dan kaum munafik. Surah ini menetapkan perintah pemutusan perjanjian dengan kaum musyrikin dan kewajiban jihad.
10. Yunus (Nabi Yunus) - 109 Ayat (Makkiyah)
Menekankan kebenaran wahyu dan ancaman bagi yang mendustakannya, berfokus pada kisah Nabi Yunus AS dan kaumnya yang diselamatkan setelah mereka bertobat.
11. Hud (Nabi Hud) - 123 Ayat (Makkiyah)
Menggali kisah-kisah nabi secara lebih mendalam (Nuh, Hud, Saleh, Luth, Syu'aib, Musa). Tema sentralnya adalah kesabaran dan konsekuensi mendustakan rasul.
12. Yusuf (Nabi Yusuf) - 111 Ayat (Makkiyah)
Seluruh Surah mengisahkan kehidupan Nabi Yusuf AS secara terperinci, dari sumurnya hingga menjadi menteri di Mesir. Kisah ini mengajarkan tentang kesabaran, ujian, dan takdir Allah, yang sekaligus menghibur Nabi Muhammad SAW di tengah kesulitan di Mekkah.
13. Ar-Ra'd (Guruh) - 43 Ayat (Madaniyah/Makkiyah)
Menyajikan bukti-bukti kekuasaan Allah di alam semesta (seperti guruh dan kilat) untuk membuktikan keesaan-Nya dan kebenaran hari kebangkitan.
14. Ibrahim (Nabi Ibrahim) - 52 Ayat (Makkiyah)
Berisi doa-doa Nabi Ibrahim AS, terutama doanya bagi kota Mekkah. Surah ini menyoroti pentingnya bersyukur atas nikmat Allah dan azab bagi orang-orang yang kufur.
15. Al-Hijr (Daerah Hijr) - 99 Ayat (Makkiyah)
Memuat kisah kaum Tsamud (penduduk Al-Hijr) dan menegaskan bahwa Al-Quran adalah penjaga yang mutlak dari penyimpangan. Juga berisi kisah penciptaan Adam dan pembangkangan Iblis.
Kelompok C: Surah yang Menguatkan Iman dan Akhlak
Surah-surah ini banyak mengandung dialog spiritual, adab, dan deskripsi Hari Akhir, sebagian besar turun di fase Makkiyah.
16. An-Nahl (Lebah) - 128 Ayat (Makkiyah)
Dikenal sebagai Surah Nikmat, berisi daftar panjang nikmat Allah di alam semesta (hewan, air, madu lebah) sebagai bukti keesaan-Nya. Menyentuh hukum-hukum terkait sumpah dan adab berdakwah.
17. Al-Isra (Perjalanan Malam) - 111 Ayat (Makkiyah)
Dimulai dengan kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Bagian tengahnya adalah hukum-hukum moral (adab) yang fundamental, seperti larangan durhaka kepada orang tua, larangan berzina, dan pentingnya menepati janji.
18. Al-Kahfi (Penghuni Gua) - 110 Ayat (Makkiyah)
Sangat dianjurkan untuk dibaca setiap Jumat. Mengandung empat kisah sentral: Ashabul Kahfi (pemuda gua), dua pemilik kebun, Nabi Musa dan Khidir, serta Dzulqarnain. Keempat kisah ini membahas godaan: harta, kekuasaan, ilmu, dan akidah.
19. Maryam (Maryam) - 98 Ayat (Makkiyah)
Fokus pada mukjizat kelahiran Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Menyajikan kisah Maryam secara indah dan mendalam, menegaskan kekuasaan Allah yang melampaui hukum alam.
20. Thaha (Thaha) - 135 Ayat (Makkiyah)
Bermula dengan huruf muqatta’ah (potongan). Sebagian besar isinya adalah kisah detail Nabi Musa AS, dari masa kanak-kanak hingga dialognya dengan Fir’aun, serta kisah Samiri dan penyembahan anak sapi.
21. Al-Anbiya (Para Nabi) - 112 Ayat (Makkiyah)
Secara ringkas menyebutkan berbagai nabi yang diutus Allah (termasuk Ibrahim, Luth, Nuh, Ayyub, Yunus, Zakariya), menunjukkan bahwa risalah para nabi adalah satu kesatuan: Tauhid.
22. Al-Hajj (Haji) - 78 Ayat (Madaniyah/Makkiyah)
Satu-satunya Surah yang memiliki dua ayat sujud tilawah. Menggambarkan kedahsyatan hari Kiamat dan menetapkan hukum-hukum tentang ibadah haji, sebagai simbol ketaatan universal.
23. Al-Mu'minun (Orang-orang Mukmin) - 118 Ayat (Makkiyah)
Mencantumkan ciri-ciri utama orang mukmin yang beruntung (khusyu dalam salat, menjauhi perbuatan sia-sia, menjaga kemaluan), diikuti oleh deskripsi penciptaan manusia dan hari kebangkitan.
24. An-Nur (Cahaya) - 64 Ayat (Madaniyah)
Surah yang sangat penting dalam hukum sosial Madinah. Menetapkan hukum cambuk bagi pezina, pentingnya menjaga kehormatan (termasuk kasus fitnah), dan adab meminta izin masuk rumah. Ayat Cahaya (Ayat 35) adalah metafora keagungan Allah.
25. Al-Furqan (Pembeda) - 77 Ayat (Makkiyah)
Memuji Al-Quran sebagai pembeda antara hak dan batil. Membahas keraguan kaum musyrikin terhadap kenabian Muhammad dan diakhiri dengan deskripsi rinci sifat-sifat 'Ibadurrahman' (hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang).
Kelompok D: Surah yang Berisi Dialog dan Sastra
Surah yang kuat dalam gaya bahasa, banyak kisah yang disajikan melalui dialog nabi dan kaumnya.
26. Asy-Syu'ara (Para Penyair) - 227 Ayat (Makkiyah)
Menggunakan pola pengulangan 'Tidakkah mereka bertakwa?' Surah ini menyajikan kisah-kisah nabi (Musa, Ibrahim, Nuh, Hud, Saleh, Luth, Syu’aib) untuk menentang klaim bahwa Muhammad hanyalah penyair.
27. An-Naml (Semut) - 93 Ayat (Makkiyah)
Berisi kisah Nabi Sulaiman AS, terutama pertemuannya dengan Ratu Balqis dan dialognya dengan semut. Fokus pada keagungan kerajaan Sulaiman yang tunduk pada kekuasaan Allah.
28. Al-Qasas (Kisah-kisah) - 88 Ayat (Makkiyah)
Menyajikan kisah Nabi Musa AS secara lebih rinci, terutama masa mudanya di istana Fir'aun, pelariannya, dan masa pernikahannya. Diakhiri dengan kisah Qorun yang sombong, sebagai pelajaran tentang bahaya kekayaan.
29. Al-'Ankabut (Laba-laba) - 69 Ayat (Makkiyah)
Mengingatkan bahwa keyakinan harus diuji (fitnah). Menggunakan metafora rumah laba-laba untuk menggambarkan kerapuhan perlindungan selain Allah. Mengandung hukum jihad dan hijrah.
30. Ar-Rum (Bangsa Romawi) - 60 Ayat (Makkiyah)
Sebuah Surah profetik yang memprediksi kemenangan Romawi atas Persia, menunjukkan kebenaran janji Allah. Menekankan tanda-tanda keesaan Allah di alam (penciptaan pasangan, tidur malam).
31. Luqman (Luqman) - 34 Ayat (Makkiyah)
Menyajikan nasihat bijak Luqman kepada putranya, berfokus pada larangan syirik (dosa terbesar), pentingnya berbuat baik kepada orang tua, dan kesadaran akan Hari Kiamat.
32. As-Sajdah (Sujud) - 30 Ayat (Makkiyah)
Menegaskan kebenaran penciptaan dan hari kebangkitan. Menggambarkan sifat-sifat orang beriman yang bersujud dan berinfaq.
33. Al-Ahzab (Golongan-golongan yang Bersekutu) - 73 Ayat (Madaniyah)
Menyajikan peristiwa Perang Khandaq (Perang Parit) di mana berbagai golongan bersekutu melawan Muslim. Menetapkan hukum terkait istri-istri Nabi dan adab berpakaian (jilbab).
34. Saba (Kaum Saba') - 54 Ayat (Makkiyah)
Menceritakan kisah kaum Saba' yang kaya raya namun dihancurkan karena tidak bersyukur. Menghadirkan perbandingan antara kerajaan Sulaiman yang bersyukur dan kaum Saba' yang kufur.
35. Fathir (Pencipta) - 45 Ayat (Makkiyah)
Menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta tunggal yang tidak membutuhkan bantuan siapapun. Menggambarkan perbedaan antara pahala bagi orang beriman dan azab bagi orang kafir.
Kelompok E: Surah yang Menggambarkan Kekuatan dan Kedahsyatan
Surah-surah yang menggunakan sumpah alam (petir, angin, bintang) dan penuh dengan argumentasi kuat tentang Tauhid dan keniscayaan akhirat.
36. Yasin (Yasin) - 83 Ayat (Makkiyah)
Dikenal sebagai "Jantung Al-Quran" karena fokusnya yang intens pada akidah, kenabian, dan kebangkitan. Berisi kisah penghuni sebuah desa yang mendustakan rasul, dan deskripsi detail Hari Kiamat.
37. Ash-Shaffat (Barisan-barisan) - 182 Ayat (Makkiyah)
Dimulai dengan sumpah para malaikat yang berbaris. Membantah keyakinan musyrikin bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Mengandung kisah Nabi Ibrahim (korban Ismail) dan Nabi Yunus.
38. Shad (Shad) - 88 Ayat (Makkiyah)
Dimulai dengan huruf muqatta’ah 'Shad'. Berisi kisah-kisah Nabi Daud AS, Sulaiman AS, dan Ayyub AS, sebagai pelajaran bagi Nabi Muhammad SAW. Juga membahas kisah Iblis yang menolak sujud kepada Adam karena kesombongan.
39. Az-Zumar (Rombongan-rombongan) - 75 Ayat (Makkiyah)
Menjelaskan bahwa manusia akan digiring ke Surga atau Neraka dalam rombongan-rombongan. Ayat-ayatnya menekankan keikhlasan dalam beribadah dan harapan akan rahmat Allah.
40. Ghafir (Maha Pengampun) - 85 Ayat (Makkiyah)
Satu dari tujuh Surah yang diawali dengan Ha Mim. Mengisahkan tentang seorang Mukmin dari keluarga Fir'aun yang menyembunyikan imannya, serta dialog antara penghuni Neraka.
41. Fushshilat (Yang Dijelaskan) - 54 Ayat (Makkiyah)
Menegaskan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Memberikan peringatan keras kepada mereka yang menolak mendengarkan wahyu.
42. Asy-Syura (Musyawarah) - 53 Ayat (Makkiyah)
Menetapkan prinsip musyawarah (syura) sebagai tata cara pengambilan keputusan bagi umat Islam. Menekankan persatuan risalah para nabi.
43. Az-Zukhruf (Perhiasan) - 89 Ayat (Makkiyah)
Mengkritik kecenderungan manusia untuk menyukai perhiasan duniawi dan menolak ajaran hanya karena pembawanya miskin. Mengandung kisah Nabi Isa AS dan Ibrahim AS.
44. Ad-Dukhan (Kabut) - 59 Ayat (Makkiyah)
Memberi peringatan tentang datangnya kabut/asap sebagai tanda Hari Kiamat. Kisah Fir’aun dan kaumnya yang dibinasakan sebagai pelajaran.
45. Al-Jatsiyah (Yang Berlutut) - 37 Ayat (Makkiyah)
Nama Surah ini diambil dari gambaran di mana semua umat akan berlutut di hadapan Allah pada Hari Kiamat untuk diadili.
Kelompok F: Surah tentang Perjuangan dan Hukum Komunitas
Surah-surah yang banyak membahas tentang jihad, akhlak dalam peperangan, dan hubungan antarsesama Muslim dan non-Muslim, didominasi Madaniyah.
46. Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir) - 35 Ayat (Makkiyah)
Kisah kaum 'Ad yang mendiami Al-Ahqaf. Menegaskan pentingnya berbakti kepada orang tua dan kebenaran hari berbangkit.
47. Muhammad (Nabi Muhammad) - 38 Ayat (Madaniyah)
Juga dikenal sebagai Surah Al-Qital (Perang). Menetapkan hukum-hukum terkait perang (jihad) dan membandingkan nasib orang beriman dengan orang kafir.
48. Al-Fath (Kemenangan) - 29 Ayat (Madaniyah)
Diturunkan setelah Perjanjian Hudaibiyah, yang dianggap sebagai kemenangan besar meskipun secara lahiriah terlihat merugikan Muslim. Memuji para sahabat yang berjanji setia di bawah pohon (Bai'at Ridhwan).
49. Al-Hujurat (Kamar-kamar) - 18 Ayat (Madaniyah)
Surah yang menetapkan etika sosial dan politik dalam komunitas Muslim: adab berbicara dengan Nabi, larangan berburuk sangka, mencari kesalahan orang lain, dan berdamai antar kelompok Muslim.
50. Qaf (Qaf) - 45 Ayat (Makkiyah)
Dimulai dengan sumpah demi Al-Quran. Fokus utama adalah menanggapi keraguan kaum kafir tentang kebangkitan setelah kematian, dengan menunjukkan bukti penciptaan alam.
51. Adz-Dzariyat (Angin yang Menerbangkan) - 60 Ayat (Makkiyah)
Menggunakan sumpah angin dan awan. Menggambarkan kedatangan Hari Kiamat dan kisah Nabi Ibrahim dengan para malaikat tamu yang akan menghancurkan kaum Luth.
52. Ath-Thur (Bukit) - 49 Ayat (Makkiyah)
Sumpah demi Bukit Thur (tempat Musa menerima Taurat). Menegaskan hukuman yang pasti bagi kaum kafir dan kenikmatan Surga bagi orang beriman.
53. An-Najm (Bintang) - 62 Ayat (Makkiyah)
Sumpah demi bintang. Surah pertama di mana Nabi Muhammad SAW melakukan sujud tilawah secara terbuka di Mekkah. Menegaskan bahwa Nabi tidak berbicara dari hawa nafsu, melainkan wahyu.
55. Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) - 78 Ayat (Madaniyah)
Dikenal karena pengulangan ayat: "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Surah ini membahas nikmat Allah di bumi dan di akhirat, menciptakan keseimbangan antara Surga dan Neraka.
56. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) - 96 Ayat (Makkiyah)
Fokus total pada deskripsi Hari Kiamat, pembagian manusia menjadi tiga golongan (golongan kanan, golongan kiri, dan golongan yang terdepan), dan detail Surga serta Neraka.
57. Al-Hadid (Besi) - 29 Ayat (Madaniyah)
Dinamakan Besi, yang melambangkan kekuatan dan kekerasan. Surah ini menekankan pentingnya berinfak di jalan Allah sebelum terlambat dan menjelaskan perbedaan cahaya antara orang beriman dan munafik.
Kelompok G: Surah yang Mengatur Hubungan dengan Pihak Lain
Sebagian besar Madaniyah, fokus pada hukum keluarga, hubungan dengan non-Muslim, dan karakter munafik.
58. Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan) - 22 Ayat (Madaniyah)
Membahas kasus seorang wanita yang menggugat suaminya (Khawlah binti Tsa’labah) terkait tradisi dzihar (penyerupaan istri dengan ibu). Menetapkan hukum sumpah dan adab berbisik.
59. Al-Hasyr (Pengusiran) - 24 Ayat (Madaniyah)
Menceritakan pengusiran Bani Nadhir (suku Yahudi) dari Madinah. Menetapkan hukum pembagian harta fai' (harta rampasan tanpa peperangan). Diakhiri dengan menyebutkan Asmaul Husna.
60. Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji) - 13 Ayat (Madaniyah)
Menetapkan hukum tentang hubungan dengan non-Muslim: melarang Muslim menjalin persahabatan dengan musuh Islam, namun memperbolehkan berbuat baik kepada mereka yang tidak memerangi Islam.
61. Ash-Shaff (Barisan) - 14 Ayat (Madaniyah)
Menegur orang-orang yang hanya pandai berkata tetapi tidak mengamalkan. Mendorong kaum Muslimin untuk berjuang dalam barisan yang kuat di jalan Allah, seperti barisan Nabi Isa AS.
62. Al-Jumu'ah (Jumat) - 11 Ayat (Madaniyah)
Menetapkan pentingnya salat Jumat dan kewajiban segera meninggalkan perdagangan saat panggilan salat dikumandangkan.
63. Al-Munafiqun (Orang-orang Munafik) - 11 Ayat (Madaniyah)
Membongkar ciri-ciri dan bahaya kaum munafik di Madinah, yang bersumpah palsu namun hatinya ingkar. Memberi peringatan agar tidak lalai karena harta dan anak.
64. At-Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan) - 18 Ayat (Madaniyah)
Nama Surah ini merujuk pada Hari Kiamat, hari di mana kekecewaan dan penyesalan akan ditampakkan bagi orang-orang kafir. Mengingatkan agar istri dan anak tidak menjadi penghalang ketaatan.
65. Ath-Thalaq (Perceraian) - 12 Ayat (Madaniyah)
Menetapkan hukum dan prosedur perceraian (talak) yang adil, terutama terkait masa iddah dan nafkah. Menekankan pentingnya bertakwa setelah perceraian.
66. At-Tahrim (Mengharamkan) - 12 Ayat (Madaniyah)
Membahas insiden di mana Nabi Muhammad mengharamkan sesuatu yang halal bagi dirinya karena menyenangkan istrinya. Surah ini menekankan kewajiban menjaga diri dan keluarga dari api Neraka.
Kelompok H: Surah Pendek Awal (Menuju Juz Amma)
Surah-surah yang pendek namun padat, fokus pada deskripsi Kiamat, kekuasaan Allah, dan janji Surga/Neraka.
67. Al-Mulk (Kerajaan) - 30 Ayat (Makkiyah)
Sangat dianjurkan dibaca sebelum tidur. Menekankan kekuasaan Allah atas seluruh kerajaan alam semesta dan mengajukan pertanyaan retoris kepada manusia yang lalai.
68. Al-Qalam (Pena) - 52 Ayat (Makkiyah)
Dimulai dengan sumpah demi pena dan apa yang dituliskan. Menanggapi tuduhan musyrikin bahwa Nabi Muhammad gila. Menceritakan kisah pemilik kebun yang serakah.
69. Al-Haqqah (Hari Kebenaran) - 52 Ayat (Makkiyah)
Menggambarkan kedahsyatan Hari Kiamat. Menceritakan hukuman yang menimpa kaum Tsamud dan 'Ad.
70. Al-Ma'arij (Tempat-tempat Naik) - 44 Ayat (Makkiyah)
Menggambarkan perjalanan naik para malaikat menuju Allah dan sifat-sifat orang beriman yang menahan diri dari sifat keluh kesah dan pelit.
71. Nuh (Nabi Nuh) - 28 Ayat (Makkiyah)
Seluruhnya berisi doa, keluhan, dan seruan dakwah Nabi Nuh kepada kaumnya selama 950 tahun.
72. Al-Jinn (Jin) - 28 Ayat (Makkiyah)
Menceritakan sekumpulan Jin yang mendengarkan Al-Quran dan kemudian beriman, sebagai bukti universalitas risalah Muhammad.
73. Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut) - 20 Ayat (Makkiyah)
Perintah awal kepada Nabi Muhammad SAW untuk bangun di malam hari (Tahajud) sebagai persiapan menghadapi beban dakwah yang berat.
74. Al-Muddatsir (Orang yang Berselubung) - 56 Ayat (Makkiyah)
Perintah lanjutan kepada Nabi untuk segera bangkit dan memberi peringatan kepada umat manusia. Ancaman terhadap orang-orang yang menentang Al-Quran.
75. Al-Qiyamah (Hari Kiamat) - 40 Ayat (Makkiyah)
Sumpah demi hari Kiamat dan jiwa yang mencela diri sendiri. Deskripsi detail tentang proses kematian dan kebangkitan.
76. Al-Insan (Manusia) - 31 Ayat (Madaniyah)
Membahas penciptaan manusia dari setetes air. Menjelaskan pahala dan kenikmatan yang menanti orang-orang yang berbuat kebaikan, terutama puasa dan memberi makan.
77. Al-Mursalat (Malaikat-malaikat yang Diutus) - 50 Ayat (Makkiyah)
Menggunakan sumpah angin dan malaikat. Mengulang 10 kali ayat: "Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!"
Kelompok I: Juz Amma (Surah 78-114) - Tema Akhirat dan Tauhid Murni
Kelompok ini terdiri dari Surah-surah terpendek, ritme tercepat, dan fokus tertinggi pada penguatan akidah di fase awal dakwah.
78. An-Naba' (Berita Besar) - 40 Ayat: Menanyakan tentang berita besar (Hari Kiamat) dan memberikan bukti kekuasaan Allah di alam.
79. An-Nazi'at (Malaikat yang Mencabut) - 46 Ayat: Menggambarkan proses pencabutan nyawa oleh malaikat dan ringkasan kisah Fir’aun.
80. 'Abasa (Dia Bermuka Masam) - 42 Ayat: Menegur Nabi Muhammad karena bermuka masam kepada Abdullah bin Ummi Maktum (seorang tunanetra) yang ingin belajar, mengutamakan pembesar Quraisy.
81. At-Takwir (Menggulung) - 29 Ayat: Deskripsi dramatis tentang tanda-tanda Kiamat (matahari digulung, bintang jatuh).
82. Al-Infithar (Terbelah) - 19 Ayat: Kedahsyatan Kiamat yang menyebabkan langit terbelah dan kuburan dibongkar.
83. Al-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang) - 36 Ayat: Peringatan keras terhadap orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan (Madaniyah).
84. Al-Insyiqaq (Terbelah) - 25 Ayat: Gambaran lain tentang terbelahnya langit saat Kiamat dan pembagian catatan amal.
85. Al-Buruj (Gugusan Bintang) - 22 Ayat: Kisah Ashabul Ukhdud (pemilik parit) yang membakar orang beriman, sebagai penguatan bagi Muslim Mekkah yang tertindas.
86. Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari) - 17 Ayat: Sumpah demi bintang yang datang malam, menegaskan bahwa setiap jiwa memiliki penjaga.
87. Al-A'la (Yang Paling Tinggi) - 19 Ayat: Perintah untuk memuji Allah yang Maha Tinggi. Janji keberuntungan bagi yang menyucikan diri.
88. Al-Ghasyiyah (Hari Pembalasan yang Menyelubungi) - 26 Ayat: Kontras antara siksaan di Neraka dan kenikmatan di Surga.
89. Al-Fajr (Fajar) - 30 Ayat: Sumpah demi fajar dan malam. Menegaskan kehancuran kaum yang zalim (Ad, Tsamud, Fir’aun).
90. Al-Balad (Negeri) - 20 Ayat: Sumpah demi kota Mekkah. Menggambarkan perjuangan manusia untuk melalui jalan yang mendaki (berbuat kebaikan).
91. Asy-Syams (Matahari) - 15 Ayat: Sumpah demi matahari dan bulan. Menjelaskan pentingnya menyucikan jiwa.
92. Al-Lail (Malam) - 21 Ayat: Sumpah demi malam dan siang. Kontras antara orang yang dermawan dan yang pelit.
93. Adh-Dhuha (Waktu Dhuha) - 11 Ayat: Hiburan bagi Nabi Muhammad SAW setelah terputusnya wahyu. Janji masa depan yang lebih baik.
94. Al-Insyirah (Melapangkan) - 8 Ayat: Penegasan bahwa bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Dorongan untuk tetap beribadah setelah selesai urusan dunia.
95. At-Tin (Buah Tin) - 8 Ayat: Sumpah demi bukit-bukit suci. Menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk terbaik (Makkiyah).
96. Al-'Alaq (Segumpal Darah) - 19 Ayat: Lima ayat pertama adalah wahyu pertama yang diturunkan, perintah membaca dan belajar. Peringatan bagi yang menghalangi orang shalat.
97. Al-Qadr (Kemuliaan) - 5 Ayat: Menjelaskan keutamaan Malam Al-Qadr (Lailatul Qadr) yang lebih baik dari seribu bulan.
98. Al-Bayyinah (Bukti Nyata) - 8 Ayat: Menjelaskan bahwa ahli kitab yang kufur tidak akan berpisah sebelum datang bukti nyata (Nabi Muhammad). (Madaniyah/Makkiyah).
99. Az-Zalzalah (Guncangan) - 8 Ayat: Deskripsi bumi yang berguncang hebat pada Hari Kiamat dan pengadilan amal sekecil apapun.
100. Al-'Adiyat (Kuda Perang yang Berlari Kencang) - 11 Ayat: Sumpah demi kuda perang. Menegur sifat manusia yang sangat mencintai harta.
101. Al-Qari'ah (Hari Kiamat) - 11 Ayat: Menggambarkan Hari Kiamat sebagai peristiwa menggetarkan, di mana manusia seperti laron yang bertebaran.
102. At-Takatsur (Bermegah-megahan) - 8 Ayat: Menegur manusia yang lalai karena terlalu sibuk bermegah-megahan hingga maut menjemput.
103. Al-'Ashr (Masa/Waktu) - 3 Ayat: Sumpah demi masa. Menegaskan bahwa semua manusia merugi kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
104. Al-Humazah (Pengumpat) - 9 Ayat: Ancaman Neraka Huthamah bagi para pengumpat, pencela, dan pengumpul harta yang pelit.
105. Al-Fil (Gajah) - 5 Ayat: Kisah tentara bergajah (Abrahah) yang dihancurkan saat menyerang Ka'bah, sebagai bukti perlindungan Allah atas rumah-Nya.
106. Quraisy (Suku Quraisy) - 4 Ayat: Mengingatkan suku Quraisy akan nikmat rasa aman dan mata pencaharian yang diberikan Allah, menuntut mereka untuk menyembah Tuhan pemilik Ka'bah.
107. Al-Ma'un (Barang-barang yang Berguna) - 7 Ayat: Mendeskripsikan sifat-sifat pendusta agama (tidak peduli anak yatim, riya dalam salat, enggan menolong dengan barang berguna).
108. Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak) - 3 Ayat: Surah terpendek. Merupakan penghiburan bagi Nabi, menjanjikan nikmat yang berlimpah dan memastikan bahwa musuh Nabi-lah yang terputus (abtar).
109. Al-Kafirun (Orang-orang Kafir) - 6 Ayat: Penetapan garis demarkasi yang jelas dalam Tauhid: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
110. An-Nashr (Pertolongan) - 3 Ayat (Madaniyah): Memprediksi kemenangan Islam (Fathu Mekkah). Perintah untuk bertasbih dan memohon ampunan ketika kemenangan itu tiba.
111. Al-Lahab (Gejolak Api) - 5 Ayat: Kecaman langsung terhadap Abu Lahab (paman Nabi) dan istrinya, yang menjadi musuh utama dakwah.
112. Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah) - 4 Ayat: Dikenal sebagai sepertiga Al-Quran. Pernyataan Tauhid murni: Allah Esa, tempat bergantung, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang setara dengan-Nya.
113. Al-Falaq (Waktu Subuh) - 5 Ayat: Permohonan perlindungan kepada Allah dari kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.
114. An-Nas (Manusia) - 6 Ayat: Permohonan perlindungan kepada Allah (Raja dan Tuhan manusia) dari bisikan jahat setan yang bersembunyi (khannas), baik dari golongan jin maupun manusia.
IV. Hikmah di Balik Susunan (Tartib) Surah
Susunan 114 Surah dalam mushaf yang kita kenal saat ini (disebut Tartib Utsmani) bersifat tauqifi—yaitu ditetapkan langsung oleh petunjuk ilahi, bukan berdasarkan kronologi waktu turunnya. Terdapat hikmah yang mendalam di balik penempatan Surah-Surah tersebut, yang menciptakan koherensi tematik yang luar biasa.
Beberapa contoh koherensi tematik:
Keseimbangan Makkiyah dan Madaniyah: Surah yang berdekatan sering kali saling melengkapi. Misalnya, Surah-Surah Makkiyah yang fokus pada Tauhid dan ancaman Kiamat diletakkan berdampingan dengan Surah Madaniyah yang fokus pada legislasi dan pembangunan masyarakat. Ini memastikan bahwa hukum Islam dibangun di atas dasar akidah yang kuat.
Hubungan Surah Berpasangan (Munâsabah): Banyak Surah memiliki hubungan erat dengan Surah sebelumnya dan sesudahnya. Sebagai contoh, Al-Baqarah (hukum) diikuti oleh Ali 'Imran (pemurnian akidah dan dialog), di mana keduanya sering disebut Az-Zahrawain (dua yang cemerlang).
Kontras Penutup dan Pembuka: Surah Al-Fatihah (meminta petunjuk lurus) diletakkan sebagai pembuka, sementara Surah An-Nas (memohon perlindungan dari bisikan jahat) diletakkan sebagai penutup, yang secara simbolis menunjukkan bahwa pencarian hidayah dan perlindungan adalah tugas berkelanjutan seorang Muslim sejak awal hingga akhir hayat.
Struktur 114 Surah ini memastikan bahwa ajaran Islam disampaikan secara bertahap, mulai dari pemurnian hati dan akidah (Makkiyah) hingga pembentukan masyarakat yang adil dan berhukum (Madaniyah), menciptakan sistem panduan yang lengkap dan utuh bagi seluruh umat manusia.