Memahami Hukum Nun Sukun dan Tanwin dalam Ilmu Tajwid

Ilustrasi kaligrafi Arab untuk Nun Sukun dan Tanwin نْ ــًـ ــٍـ ــٌـ

Representasi grafis Nun Sukun (نْ) dan tiga bentuk Tanwin (Fathatain, Kasratain, Dhammatain).

Pendahuluan: Fondasi Bacaan Al-Qur'an yang Benar

Membaca Al-Qur'an adalah sebuah ibadah yang agung. Untuk menyempurnakan ibadah ini, kita dianjurkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu perlahan, jelas, dan sesuai dengan kaidah yang benar. Ilmu yang mengatur tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar disebut Ilmu Tajwid. Secara bahasa, tajwid berarti "memperindah" atau "melakukan sesuatu dengan baik". Dalam konteks Al-Qur'an, tajwid adalah ilmu tentang cara melafalkan setiap huruf dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan hak-hak dan sifat-sifat yang dimilikinya.

Salah satu pilar terpenting dalam ilmu tajwid adalah pemahaman mengenai hukum bacaan Nun Sukun dan Tanwin. Nun Sukun adalah huruf nun yang berharakat sukun (نْ), sedangkan Tanwin adalah harakat ganda di akhir kata (ـً , ـٍ , ـٌ) yang secara fonetik menghasilkan bunyi "n" mati. Karena kemiripan bunyinya, keduanya memiliki hukum bacaan yang sama.

Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu dari 28 huruf hijaiyah yang mengikutinya, akan timbul hukum bacaan yang berbeda. Perubahan cara baca ini sangat fundamental dan mempengaruhi keindahan serta kebenaran lantunan ayat suci Al-Qur'an. Menguasai hukum ini adalah langkah awal yang krusial bagi siapa pun yang ingin memperbaiki kualitas bacaannya. Terdapat empat hukum utama yang mengatur pertemuan ini: Izhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa'. Artikel ini akan mengupas tuntas keempat hukum tersebut secara mendalam, disertai dengan definisi, huruf-huruf terkait, cara pengucapan, dan contoh-contoh yang melimpah dari dalam Al-Qur'an.

Bab 1: Mengenal Nun Sukun dan Tanwin Secara Mendalam

Sebelum melangkah ke hukum-hukumnya, sangat penting untuk memahami esensi dari Nun Sukun dan Tanwin itu sendiri, baik dari segi penulisan (rasm) maupun bunyi (fonetik).

Definisi Nun Sukun (نْ)

Nun Sukun, atau sering disebut Nun Mati, adalah huruf Nun (ن) yang tidak memiliki harakat vokal (fathah, kasrah, dhammah), melainkan ditandai dengan harakat sukun ( ْ ) di atasnya. Harakat sukun menandakan bahwa huruf tersebut adalah konsonan murni tanpa diiringi bunyi vokal 'a', 'i', atau 'u'. Bunyi yang dihasilkan adalah 'n' yang jelas dan berhenti. Nun Sukun bisa berada di tengah kata maupun di akhir kata. Posisinya yang tetap sebagai bagian dari akar kata membedakannya dari Tanwin.

Definisi Tanwin (ـً , ـٍ , ـٌ)

Tanwin secara harfiah berarti "memberi nun". Ini adalah tanda baca (harakat) ganda yang hanya terletak di akhir sebuah kata benda (isim). Meskipun secara tulisan tidak ada huruf 'nun' yang tampak, secara pengucapan, tanwin menghasilkan suara Nun Sukun. Terdapat tiga jenis Tanwin:

Intinya, Tanwin adalah "Nun Sukun tambahan yang berada di akhir kata, diucapkan namun tidak dituliskan". Pemahaman ini adalah kunci mengapa hukum bacaan keduanya disatukan dalam pembahasan ilmu tajwid.

Bab 2: Hukum Pertama - Izhar Halqi (إِظْهَار حَلْقِي)

Hukum pertama dan yang paling sederhana adalah Izhar Halqi. Kata Izhar (إِظْهَار) berarti "jelas" atau "terang". Sedangkan Halqi (حَلْقِي) berarti "tenggorokan", karena huruf-hurufnya keluar dari makhraj tenggorokan (Al-Halq).

Jadi, Izhar Halqi adalah hukum bacaan di mana Nun Sukun atau Tanwin harus dibaca dengan jelas dan tegas tanpa ada unsur dengung (ghunnah) yang ditahan. Bunyi 'n' dari Nun Sukun atau Tanwin diucapkan secara sempurna sebelum beralih ke huruf berikutnya.

Huruf-huruf Izhar Halqi

Hukum ini berlaku jika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf tenggorokan berikut:

Contoh Penerapan Izhar Halqi

Berikut adalah contoh-contoh detail dari Al-Qur'an untuk setiap huruf Izhar Halqi.

Huruf Contoh dengan Nun Sukun (نْ) Contoh dengan Tanwin (ـً , ـٍ , ـٌ)
Hamzah (ء) يَنْأَوْنَ
(yan-awna)
عَذَابٌ أَلِيمٌ
(‘ażābun alīm)
Ha' (ه) مِنْهُمْ
(min-hum)
جُرُفٍ هَارٍ
(jurufin hār)
'Ain (ع) أَنْعَمْتَ
(an-‘amta)
سَمِيعٌ عَلِيمٌ
(samī'un ‘alīm)
Ha' (ح) وَانْحَرْ
(wan-ḥar)
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(‘azīzun ḥakīm)
Ghain (غ) فَسَيُنْغِضُونَ
(fasayun-giḍūna)
قَوْلًا غَيْرَ
(qaulan gaira)
Kha' (خ) وَالْمُنْخَنِقَةُ
(wal-mun-khaniqatu)
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
(‘alīmun khabīr)

Bab 3: Hukum Kedua - Idgham (إِدْغَام)

Idgham (إِدْغَام) secara bahasa berarti "memasukkan" atau "meleburkan". Dalam tajwid, Idgham adalah meleburkan bunyi Nun Sukun atau Tanwin ke dalam huruf berikutnya sehingga kedua huruf tersebut seolah-olah menjadi satu huruf yang bertasydid.

Huruf-huruf Idgham ada enam, yang terkumpul dalam kata يَرْمَلُوْنَ (yarmalūna). Keenam huruf tersebut adalah: Ya' (ي), Ra' (ر), Mim (م), Lam (ل), Waw (و), dan Nun (ن). Hukum Idgham terbagi menjadi dua jenis.

1. Idgham Bighunnah (إِدْغَام بِغُنَّةٍ)

Idgham Bighunnah berarti "meleburkan dengan dengung". Artinya, bunyi Nun Sukun atau Tanwin dilebur ke huruf berikutnya sambil diiringi dengan suara dengung (ghunnah) yang keluar dari pangkal hidung, biasanya ditahan selama dua harakat (ketukan).

Huruf-huruf Idgham Bighunnah

Ada empat huruf untuk Idgham Bighunnah, terkumpul dalam kata يَنْمُوْ (yanmū):

Huruf Contoh dengan Nun Sukun (نْ) Contoh dengan Tanwin (ـً , ـٍ , ـٌ)
Ya' (ي) مَنْ يَعْمَلْ
(may ya'mal)
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
(wujūhuy yauma'iżin)
Nun (ن) مِنْ نِعْمَةٍ
(min ni'mah)
يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ
(yauma'iżin nā'imah)
Mim (م) مِنْ مَالٍ
(mim māl)
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ
(qaulum ma'rūf)
Waw (و) مِنْ وَالٍ
(miw wāl)
رَحْمَةً وَذِكْرَىٰ
(raḥmataw wa żikrā)

Pengecualian: Izhar Mutlaq

Idgham Bighunnah tidak berlaku jika Nun Sukun bertemu dengan huruf Waw (و) atau Ya' (ي) dalam satu kata yang sama. Jika ini terjadi, maka bacaannya kembali menjadi jelas (Izhar) dan disebut Izhar Mutlaq. Hal ini untuk menjaga keutuhan makna kata tersebut. Dalam Al-Qur'an, hanya ada empat kata yang memenuhi kriteria ini:

2. Idgham Bilaghunnah (إِدْغَام بِلَا غُنَّةٍ)

Idgham Bilaghunnah berarti "meleburkan tanpa dengung". Di sini, bunyi Nun Sukun atau Tanwin dileburkan secara sempurna ke dalam huruf berikutnya tanpa disertai dengung sama sekali. Huruf berikutnya dibaca seolah-olah memiliki tasydid.

Huruf-huruf Idgham Bilaghunnah

Hanya ada dua huruf untuk hukum ini:

Huruf Contoh dengan Nun Sukun (نْ) Contoh dengan Tanwin (ـً , ـٍ , ـٌ)
Lam (ل) مِنْ لَدُنْهُ
(mil ladunhu)
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
(hudal lilmuttaqīn)
Ra' (ر) مِنْ رَبِّهِمْ
(mir rabbihim)
غَفُورٌ رَحِيمٌ
(gafūrur raḥīm)

Pengecualian: Saktah

Terdapat pengecualian pada bacaan riwayat Hafs dari 'Asim, yaitu pada Surah Al-Qiyamah ayat 27: وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ. Di sini, Nun Sukun pada kata مَنْ bertemu Ra' (ر). Seharusnya dibaca Idgham Bilaghunnah, tetapi karena ada tanda Saktah ( ۜ ) yang berarti berhenti sejenak tanpa mengambil napas, maka hukum Idgham tidak berlaku. Bacaannya menjadi jelas: "wa qīla man... rāq".

Bab 4: Hukum Ketiga - Iqlab (إِقْلَاب)

Iqlab (إِقْلَاب) secara bahasa berarti "mengubah" atau "mengganti". Dalam ilmu tajwid, Iqlab adalah hukum bacaan di mana bunyi Nun Sukun atau Tanwin diubah menjadi bunyi huruf Mim (م) jika bertemu dengan satu huruf tertentu.

Huruf Iqlab

Hukum Iqlab hanya memiliki satu huruf, yaitu:

Cara Membaca Iqlab

Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf Ba' (ب), cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi 'n' menjadi bunyi 'm' yang ringan. Proses ini disertai dengan ghunnah (dengung) yang ditahan selama kurang lebih dua harakat. Saat melafalkannya, bibir atas dan bawah dirapatkan dengan lembut (tidak ditekan kuat) untuk menghasilkan bunyi 'm', kemudian baru dibuka untuk melafalkan huruf Ba' (ب). Dalam mushaf standar, hukum ini biasanya ditandai dengan huruf mim kecil (م) yang diletakkan di atas Nun Sukun atau di samping harakat Tanwin.

Kondisi Contoh dari Al-Qur'an Penjelasan Bacaan
Nun Sukun bertemu Ba' مِنْ بَعْدِهِمْ Dibaca: "mim ba'dihim", dengan dengung pada 'm'.
Nun Sukun bertemu Ba' أَنْبِئْهُمْ Dibaca: "ambi'hum", dengan dengung pada 'm'.
Tanwin bertemu Ba' سَمِيعٌ بَصِيرٌ Dibaca: "samī'um baṣīr", dengan dengung pada 'm'.
Tanwin bertemu Ba' بِذَنْبِهِمْ Dibaca: "biżambihim", dengan dengung pada 'm'.

Bab 5: Hukum Keempat - Ikhfa' Haqiqi (إِخْفَاء حَقِيْقِي)

Hukum terakhir dan yang memiliki huruf paling banyak adalah Ikhfa' Haqiqi. Ikhfa' (إِخْفَاء) secara bahasa berarti "menyembunyikan" atau "menyamarkan". Dalam tajwid, Ikhfa' adalah membaca Nun Sukun atau Tanwin dengan cara yang samar-samar, yaitu antara Izhar (jelas) dan Idgham (lebur).

Bunyi 'n' dari Nun Sukun atau Tanwin tidak diucapkan secara penuh, melainkan disamarkan sambil mempersiapkan lidah dan mulut untuk mengucapkan huruf berikutnya. Proses ini wajib diiringi dengan ghunnah (dengung) yang ditahan selama dua harakat.

Huruf-huruf Ikhfa' Haqiqi

Terdapat 15 huruf untuk Ikhfa', yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf-huruf Izhar, Idgham, dan Iqlab. Huruf-huruf tersebut adalah:

Contoh Penerapan Ikhfa' Haqiqi

Berikut adalah contoh-contoh detail untuk setiap huruf Ikhfa'.

Huruf Contoh dengan Nun Sukun (نْ) Contoh dengan Tanwin (ـً , ـٍ , ـٌ)
Ta' (ت) وَأَنْتُمْ
(wa an-tum)
جَنَّاتٍ تَجْرِي
(jannātin tajrī)
Tsa' (ث) مِنْ ثَمَرَةٍ
(min ṡamarah)
قَوْلًا ثَقِيلًا
(qaulan ṡaqīlā)
Jim (ج) أَنْجَيْنَاكُمْ
(an-jainākum)
خَلْقٍ جَدِيدٍ
(khalqin jadīd)
Dal (د) عِنْدَ
('inda)
قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
(qinwānun dāniyah)
Dzal (ذ) مُنْذِرٌ
(mun-żirun)
ظِلًّا ذِي
(ẓillan żī)
Zay (ز) أَنْزَلَ
(an-zala)
نَفْسًا زَكِيَّةً
(nafsan zakiyyah)
Sin (س) الإِنْسَانُ
(al-in-sānu)
قَوْلًا سَدِيدًا
(qaulan sadīdā)
Syin (ش) أَنْشَرَهُ
(an-syarahu)
عَذَابٌ شَدِيدٌ
(‘ażābun syadīd)
Shad (ص) يَنْصُرُكُمْ
(yan-ṣurukum)
رِيحًا صَرْصَرًا
(rīḥan ṣarṣarā)
Dhad (ض) مَنْضُودٍ
(man-ḍūd)
قَوْمًا ضَالِّينَ
(qauman ḍāllīn)
Tha' (ط) انْطَلِقُوا
(an-ṭaliqū)
كَلِمَةً طَيِّبَةً
(kalimatan ṭayyibah)
Zha' (ظ) يَنْظُرُونَ
(yan-ẓurūn)
ظِلًّا ظَلِيلًا
(ẓillan ẓalīlā)
Fa' (ف) فَانْفَلَقَ
(fan-falaqa)
خَالِدًا فِيهَا
(khālidan fīhā)
Qaf (ق) يَنْقَلِبُونَ
(yan-qalibūn)
سَلَامٌ قَوْلًا
(salāmun qaulā)
Kaf (ك) مُنْكَرًا
(mun-karā)
رِزْقًا كَرِيمًا
(rizqan karīmā)

Bab 6: Rangkuman dan Tabel Praktis

Untuk mempermudah mengingat dan mempraktikkan hukum-hukum Nun Sukun dan Tanwin, berikut adalah tabel rangkuman yang menyajikan informasi kunci dari keempat hukum bacaan yang telah kita bahas.

Hukum Tajwid Definisi Singkat Jumlah Huruf Huruf-huruf Cara Baca
Izhar Halqi Jelas / Terang 6 ء , ه , ع , ح , غ , خ Bunyi 'n' dibaca jelas tanpa dengung.
Idgham Bighunnah Melebur dengan Dengung 4 ي , ن , م , و Bunyi 'n' lebur ke huruf berikutnya, disertai dengung 2 harakat.
Idgham Bilaghunnah Melebur tanpa Dengung 2 ل , ر Bunyi 'n' lebur sempurna tanpa dengung.
Iqlab Mengubah / Mengganti 1 ب Bunyi 'n' diubah menjadi bunyi 'm' disertai dengung.
Ikhfa' Haqiqi Samar / Tersembunyi 15 ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك Bunyi 'n' dibaca samar-samar antara Izhar dan Idgham, disertai dengung.

Penutup: Jalan Menuju Bacaan yang Sempurna

Menguasai hukum Nun Sukun dan Tanwin adalah salah satu pencapaian besar dalam perjalanan mempelajari Al-Qur'an. Keempat hukum ini—Izhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa'—muncul berulang kali di hampir setiap halaman Kitabullah. Dengan memahami dan menerapkannya secara konsisten, bacaan kita tidak hanya akan menjadi lebih benar secara kaidah, tetapi juga akan terdengar lebih indah dan merdu, sesuai dengan tuntunan untuk memperindah suara saat membaca Al-Qur'an.

Tentu saja, teori saja tidaklah cukup. Kunci utama dari penguasaan ilmu tajwid adalah praktik yang terus-menerus (istiqamah) dan belajar langsung dari seorang guru yang kompeten (talaqqi). Guru dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan pelafalan yang mungkin tidak kita sadari. Semoga panduan lengkap ini dapat menjadi bekal yang bermanfaat dan memotivasi kita semua untuk terus bersemangat dalam memperbaiki dan menyempurnakan interaksi kita dengan Al-Qur'anul Karim.

🏠 Kembali ke Homepage